Sitta Yunita, S.Pd., Guru Seni Budaya MAN 1 Bandar Lampung
Sitta Yunita, S.Pd, Guru Seni Budaya MAN 1 Bandar Lampung Sitta Yunita, atau akrab dipanggil De Ita oleh keluarganya, lahir di Tanjung Karang pada tahun1983, tepat pada saat gerhana matahari […]
Sitta Yunita, S.Pd, Guru Seni Budaya MAN 1 Bandar Lampung

Sitta Yunita, atau akrab dipanggil De Ita oleh keluarganya, lahir di Tanjung Karang pada tahun1983, tepat pada saat gerhana matahari total. Sebuah momen langka yang seolah memberi warna tersendiri pada perjalanan hidupnya. Sebagai anak bungsu dari 6 (enam) bersaudara, Ita dibesarkan dalam keluarga sederhana dengan orang tua yang berprofesi sebagai guru. Pengalaman tumbuh di keluarga yang penuh kasih sayang dan kedisiplinan, membuatnya memiliki jiwa yang kuat dan selalu berusaha memberikan yang terbaik.
Sebagai seorang ekstrovert, Ita dikenal ramah dan mudah bergaul. Salah satu hobinya adalah shopping, traveling, dan hal yang paling disukai adalah jalan-jalan ke mall sendirian, waktu untuk dirinya sendiri tanpa gangguan. Kepribadiannya yang terbuka, suka dengan hal baru, dan suka bertemu orang baru, menjadikannya pribadi yang ceria dan menyenangkan.
Mengenai pendidikan, Ita menunjukkan dedikasi yang tinggi untuk mengejar cita-citanya. Setelah lulus dari SDN 2 Pahoman Bandar Lampung pada tahun 1995, ia melanjutkan ke SLTP Kartika II-2 dan SMKN 3 Bandar Lampung. Ita tidak pernah menyerah meski menghadapi kegagalan pertama kali saat mencoba masuk ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Kecewa? Tentu, tapi ia tidak membiarkan kegagalan menghalangi langkahnya. Setahun kemudian, dengan semangat yang lebih besar, Ita berhasil diterima menjadi Mahasiswi di UNY pada tahun 2002, di Fakultas Bahasa dan Seni dengan Jurusan Seni Tari. Bidang yang sangat ia cintai dan sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ita berhasil lulus kuliah pada tahun 2007.
Setelah lulus, Ita memulai karier mengajarnya sebagai guru honor di MAN 1 Bandar Lampung pada tahun 2008. Di tahun yang sama, Ita juga mencoba mengikuti tes untuk menjadi seorang ASN (Aparatur Sipil Negara) dan alhamdulillah diterima. Pada tahun 2009, ia resmi menjadi ASN di lingkungan Kementerian Agama, mengikuti jejak ayahandanya.
Meskipun awalnya merasa kurang percaya diri karena harus berhadapan dengan siswa menengah atas, Ita lama-lama semakin menikmati peran barunya sebagai seorang pendidik. Mengajar dan berinteraksi dengan para siswa memberikan kepuasan tersendiri baginya, karena menjadi guru adalah cita-cita yang ia impikan sejak kecil. Kini, Ita terus berusaha menjadi seorang guru yang lebih baik, yang dapat membimbing dan membantu siswa-siswinya tumbuh dan berkembang, serta memberikan dampak positif bagi dunia pendidikan.