Modul Ajar Antropologi 1, Pengantar Antropologi
Modul Ajar Antropologi 1, Pengantar Antropologi Nama Penyusun Amalia Fatmarini,S.Pd Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran/Semester 2025/2026/1 Mata Pelajaran Antropologi Jenjang Madrasah Aliyah Kelas XI (Sebelas) Alokasi Waktu 22 […]

Modul Ajar Antropologi 1, Pengantar Antropologi | |
Nama Penyusun | Amalia Fatmarini,S.Pd |
Sekolah | MAN 1 Bandar Lampung |
Tahun Ajaran/Semester | 2025/2026/1 |
Mata Pelajaran | Antropologi |
Jenjang | Madrasah Aliyah |
Kelas | XI (Sebelas) |
Alokasi Waktu | 22 Pertemuan (55 JP @45 menit), 1 JP=45 menit |
Tahapan | Fase F |
Konten Utama | Pengantar Antropologi |
Identitas Modul | Modul ajar ini dirancang untuk memfasilitasi pembelajaran pada Bab 1: Pengantar Antropologi. Fokus utama adalah membangun landasan pemahaman peserta didik mengenai hakikat ilmu antropologi, sejarah, prinsip-prinsip dasarnya, serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam konteks masyarakat Indonesia yang multikultural. Pembelajaran ditekankan pada pendekatan Deep Learning untuk menumbuhkan pemahaman yang mendalam, kritis, dan penuh empati. |
Dimensi Profil Lulusan | Bernalar Kritis-Menganalisis fenomena budaya secara objektif, membedakan antara perspektif emik dan etik, serta mengidentifikasi akar dari stereotip dan etnosentrisme. |
Identifikasi Murid | |
Pengetahuan Awal | Peserta didik diasumsikan telah memiliki pemahaman dasar mengenai konsep masyarakat dan keberagaman sosial dari pelajaran Sosiologi di kelas X. Namun, pemahaman mereka mengenai perspektif khas antropologi (seperti holisme, relativisme budaya, emik-etik) dan metode etnografi masih perlu dibangun dari dasar. |
Minat | Minat peserta didik beragam. Sebagian mungkin tertarik pada keunikan ritual adat, tradisi, dan kesenian. Sebagian lain mungkin lebih tertarik pada isu-isu kontemporer seperti budaya digital, identitas, dan interaksi antarbudaya. Ada pula yang mungkin penasaran dengan asal-usul manusia dan evolusi budaya. |
Kebutuhan Belajar | Peserta didik membutuhkan pembelajaran yang tidak hanya bersifat teoretis, tetapi juga kontekstual dan reflektif. Mereka perlu terlibat dalam aktivitas yang menghubungkan materi dengan pengalaman pribadi (meaningful), dikemas secara interaktif (joyful), dan melatih kepekaan observasi serta kesadaran diri (mindful). Pendekatan berbasis studi kasus dan proyek mini-etnografi sangat dibutuhkan untuk mengasah nalar kritis dan empati. |
Dimensi Profil Lulusan | Beriman, Bertakwa kepata Tuhan YME dan Berakhlak Mulia, Berkhebinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri, Bernalar Kritis, Kreatif. |
Tema KBC |
|
Materi Insersi KBC |
|
Capaian Pembelajaran | Peserta didik dapat memahami dan meningkatkan keterampilan inquiry dalam ruang lingkup antropologi, sehingga mampu menumbuhkan pemikiran kritis dan kesadaran kebhinekaan lokal saat mencermati beragam fenomena di sekitarnya. Pemahaman dan refleksi ini akan menghasilkan praktik keadaban publik (civic virtue) dan semangat kegotongroyongan tanpa membedakan kelompok dan entitas sosial primordialnya. |
Lintas Disiplin Ilmu | Sejarah (konteks perkembangan ilmu), Sosiologi (struktur sosial), Bahasa Indonesia (analisis narasi budaya), Seni Budaya (pemahaman ritual dan artefak), Informatika (kajian budaya digital/netnografi). |
Tujuan Pembelajaran | 1. Mengemukakan antropologi sebagai ilmu yang mempelajari manusia dengan berbagai ragam kebudayaannya.2. Menjelaskan berbagai konsep dan perkembangan ilmu antropologi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Menggunakan prinsip dasar antropologi dalam melihat problematika masyarakat. 4. Menyimpulkan manfaat belajar antropologi dalam kehidupan sehari-hari. |
Pertanyaan Inti |
|
Prasyarat Pengetahuan/Keterampilan | Menguasai terkait Definisi, Fase Perkembangan, Prinsip Dasar dan Manfaat mempelajari Antropologi |
Praktik Pedagogis (Pendekatan Deep Learning) | Model Pembelajaran: Inquiry-Based Learning, Problem-Based Learning, dan Project-Based Learning (untuk tugas akhir bab).Metode:• Meaningful Learning: Analisis studi kasus nyata, diskusi reflektif yang mengaitkan materi dengan pengalaman siswa, proyek pengamatan lingkungan sekitar.• Joyful Learning: Diskusi kelompok interaktif, permainan peran (misal: menjadi etnografer), presentasi kreatif (galeri berjalan, poster), penggunaan media visual (film etnografi singkat).• Mindful Learning: Latihan observasi penuh kesadaran (mencatat detail), penulisan catatan lapangan reflektif, jeda singkat untuk refleksi pribadi setelah aktivitas, mendengarkan aktif saat diskusi. |
Pemanfaatan Digital | Pemanfaatan video etnografi dari platform seperti YouTube, portal Rumah Belajar Kemdikbud, akses artikel atau jurnal daring, penggunaan platform kolaboratif seperti Google Docs atau Padlet untuk kerja kelompok, dan aplikasi pembuat peta konsep (mind mapping). |
Pertemuan Ke 1-8(Fondasi Antropologi) | Blok 1: Fondasi Antropologi (Pertemuan 1-8) Fokus pada pengenalan konsep-konsep paling dasar dan membangun rasa ingin tahu. ● Pertemuan 1-2 (5 JP): Apa Itu Antropologi? ○ Kegiatan Awal (Mindful & Meaningful): Guru memulai dengan pertanyaan pemantik: “Pernahkah kalian merasa ‘aneh’ atau ‘unik’ saat melihat kebiasaan orang dari daerah/negara lain? Apa yang kalian rasakan dan pikirkan saat itu?” Dilanjutkan dengan sesi berbagi singkat. ○ Kegiatan Inti (Joyful & Meaningful): 1. Guru menayangkan beberapa gambar/video singkat yang menunjukkan keragaman budaya (misal: ritual makan, cara menyapa, pakaian adat). 2. Peserta didik dalam kelompok kecil mendiskusikan apa yang mereka lihat dan apa makna di baliknya. 3. Guru memperkenalkan definisi antropologi sebagai “ilmu yang mempelajari manusia dan keragamannya untuk memahami, bukan menghakimi”. 4. Peserta didik mengerjakan Lembar Kerja 1.1 & 1.2 (secara bertahap) untuk merefleksikan manfaat belajar antropologi dan menggali pemikiran para tokoh. Hasilnya dipajang dalam format “galeri berjalan” agar bisa saling melihat dan memberi komentar. ○ Kegiatan Penutup (Mindful): Refleksi singkat: “Tuliskan satu kata yang mewakili perasaanmu setelah mengenal antropologi hari ini. Mengapa kata itu?”Pertemuan 3-5 (8 JP): Meluruskan Miskonsepsi dan Memahami Ciri Khas ○ Kegiatan Awal (Meaningful): Guru menampilkan beberapa stereotip umum (misal: “Orang suku X itu pemalas”). Peserta didik diminta merespons secara anonim di papan tulis digital/fisik. ○ Kegiatan Inti (Joyful & Mindful): 1. Guru membahas stereotip tersebut dan mengaitkannya dengan “miskonsepsi” dalam memahami budaya. Antropologi hadir untuk membongkar miskonsepsi ini. 2. Guru menjelaskan ciri khas antropologi (holistik, komparatif, fokus pada budaya) sebagai alat untuk menghindari penilaian dangkal. 3. Aktivitas “Menjadi Detektif Budaya”: Dalam kelompok, peserta didik diberi satu studi kasus singkat (misal: tradisi minum teh di Jepang). Mereka harus menganalisisnya dari berbagai sisi (ekonomi, sosial, religi, sejarah) untuk mempraktikkan pendekatan holistik. 4. Peserta didik mengerjakan Lembar Kerja 1.3 & 1.4 untuk mengidentifikasi ciri khas antropologi. ○ Kegiatan Penutup (Meaningful): Diskusi: “Bagaimana pendekatan holistik bisa membantu kita lebih bijaksana dalam melihat berita atau informasi di media sosial?”Pertemuan 6-8 (5 JP): Menelusuri Sejarah Antropologi ○ Kegiatan Awal (Joyful): Guru menampilkan peta dunia dan meminta siswa menandai daerahdaerah yang pernah menjadi pusat penjelajahan Eropa. ○ Kegiatan Inti (Meaningful): 1. Guru menjelaskan bagaimana catatan para penjelajah menjadi cikal bakal ilmu antropologi (Fase 1 & 2). 2. Diskusi kritis: “Apa hubungan antara kolonialisme dengan perkembangan awal antropologi? Apa dampak positif dan negatifnya?” 3. Peserta didik secara berkelompok membuat lini masa (timeline) kreatif tentang 4 fase perkembangan antropologi, lengkap dengan tokoh dan temuan kunci (Lembar Kerja 1.5 & 1.6). ○ Kegiatan Penutup (Reflektif): “Pelajaran etis apa yang bisa kita ambil dari sejarah perkembangan antropologi, terutama terkait hubungan peneliti dengan masyarakat yang diteliti?” |
Pertemuan 9-17(Prinsip dan Alat Analisis Antropologi) | ● Pertemuan 9-13 (10 JP): Holisme, Emik, dan Etik ○ Kegiatan Awal (Mindful): Latihan observasi. Guru meminta siswa mengamati sebuah foto interaksi sosial selama 2 menit dan menuliskan semua detail yang mereka lihat. ○ Kegiatan Inti (Meaningful & Joyful): 1. Guru menjelaskan konsep Holisme, kemudian membahas hasil observasi siswa, menunjukkan bagaimana detail-detail kecil saling terhubung. 2. Permainan Peran “Insider vs. Outsider”: Satu kelompok berperan sebagai anggota sebuah “suku fiktif” dengan tradisi unik (misal: menyapa dengan menepuk bahu tiga kali). Kelompok lain berperan sebagai peneliti yang mengamati. 3. Kelompok “insider” menjelaskan makna tradisi mereka (perspektif emik). Kelompok “outsider” melaporkan apa yang mereka amati dan tafsirkan (perspektif etik). 4. Diskusi kelas untuk membedakan kedua perspektif tersebut (Lembar Kerja 1.7 & 1.8). ○ Kegiatan Penutup (Reflektif): “Dalam kehidupan sehari-hari, kapan kita lebih sering menggunakan perspektif emik? Kapan etik? Mana yang lebih sering menimbulkan salah paham?”● Pertemuan 14-17 (10 JP): Relativisme Budaya vs. Etnosentrisme ○ Kegiatan Awal (Meaningful): Guru menyajikan dua praktik budaya yang kontras (misal: cara makan dengan tangan vs dengan alat makan lengkap). Pertanyaan: “Manakah yang lebih ‘baik’ atau ‘beradab’? Mengapa?” ○ Kegiatan Inti (Joyful & Meaningful): 1. Debat terstruktur: Guru membagi kelas menjadi dua tim. Tim A berargumen dari sudut pandang etnosentris (budayaku paling benar). Tim B berargumen dari sudut pandang relativisme budaya (setiap budaya punya logika dan nilainya sendiri). 2. Setelah debat, guru memfasilitasi dekonstruksi argumen dan menjelaskan kedua konsep secara mendalam. 3. Analisis kasus (Lembar Kerja 1.9): Peserta didik menganalisis sebuah artikel berita tentang konflik antarbudaya dan mengidentifikasi pandangan etnosentris serta bagaimana relativisme budaya bisa menawarkan solusi. ○ Kegiatan Penutup (Mindful): Refleksi pribadi tertulis: “Identifikasi satu sikap etnosentris kecil yang pernah saya miliki atau lihat. Bagaimana saya bisa mengubahnya menjadi sikap yang lebih relatif?” |
Pertemuan 18-22(Relavansi dan Aplikasi Antropologi | Pertemuan 18-21 (8 JP): Peran Antropologi di Indonesia & Proyek Mini ○ Kegiatan Awal (Meaningful): Guru menampilkan logo “Bhinneka Tunggal Ika” dan bertanya, “Menurut kalian, apa tantangan terbesar dalam merawat ke-Bhinneka-an kita saat ini?” ○ Kegiatan Inti (Meaningful & Joyful): 1. Guru menjelaskan peran antropologi terapan dalam berbagai bidang di Indonesia (pembangunan, kesehatan, resolusi konflik, desain produk). 2. Peluncuran Proyek Mini “Antropolog Sehari”: Secara individu atau berpasangan, peserta didik memilih satu fenomena budaya sederhana di lingkungan sekolah atau rumah (misal: bahasa gaul di kantin, tradisi piket kelas, ritual nonton bareng di keluarga). 3. Mereka melakukan observasi singkat dan wawancara sederhana, lalu menulis laporan satu halaman yang menerapkan minimal dua prinsip dasar antropologi (misal: holisme dan emik). (Lembar Kerja 1.10 & 1.11). 4. Sesi presentasi proyek dalam format “Pameran Gagasan”. ○ Kegiatan Penutup (Reflektif): “Apa manfaat terbesar yang kamu rasakan setelah mencoba menjadi ‘antropolog sehari’?”Pertemuan 22 (2 JP): Evaluasi dan Refleksi Akhir Bab ○ Kegiatan Inti: Asesmen sumatif (bisa berupa tes esai analisis kasus atau penilaian akhir proyek mini). ○ Kegiatan Penutup (Mindful & Meaningful): Refleksi akhir bab. Peserta didik mengisi lembar refleksi dan guru memfasilitasi diskusi tentang keseluruhan proses belajar di Bab 1. |
Asesmen |
|
Asesmen Awal (Diagnostik) | Tanya jawab terarah di awal bab untuk memetakan pengetahuan awal. Peta konsep (mind mapping) sederhana tentang “budaya” menurut pemahaman siswa. |
Asesmen Formatif (Proses) | – Observasi: Rubrik penilaian keaktifan diskusi, kemampuan berkolaborasi, dan sikap menghargai pendapat.- Penilaian Kinerja: Penilaian analisis studi kasus dan presentasi kelompok (menggunakan rubrik).- Penilaian Produk: Penilaian lini masa sejarah, peta konsep, dan laporan proyek mini.- Penilaian Diri dan Rekan Sejawat: Formulir singkat untuk menilai kontribusi diri dan teman dalam kerja kelompok. |
Asesmen Sumatif (Akhir Bab) |
– Proyek: Penilaian laporan “Antropolog Sehari” menggunakan rubrik yang menilai kedalaman analisis, penerapan konsep, dan kualitas refleksi.- Tes Tertulis (Alternatif): Soal esai berbasis analisis kasus untuk mengukur pemahaman konsep secara individual (bukan hafalan). |
Author