Home Mata Pelajaran Perencanaan Pembelajaran Sosiologi 1: Pengantar Sosiologi (Sejarah Kelahiran dan Perkembangan)
Mata Pelajaran

Perencanaan Pembelajaran Sosiologi 1: Pengantar Sosiologi (Sejarah Kelahiran dan Perkembangan)

Perencanaan Pembelajaran Sosiologi 1PENGANTAR SOSIOLOGI: SEJARAH KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN Nama Penyusun  Fatkhurohmah,S.Pd Sekolah  MAN 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran/Semester  2025-2026/1 Mata Pelajaran  Sosiologi Jenjang  Madrasah Aliyah Kelas  X (Sepuluh) Alokasi […]

Perencanaan Pembelajaran Sosiologi 1PENGANTAR SOSIOLOGI: SEJARAH KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN
Nama Penyusun  Fatkhurohmah,S.Pd
Sekolah  MAN 1 Bandar Lampung
Tahun Ajaran/Semester  2025-2026/1
Mata Pelajaran  Sosiologi
Jenjang  Madrasah Aliyah
Kelas  X (Sepuluh)
Alokasi waktu  4 Pertemuan (8 x 45 menit JP)
Tahapan  Fase E
Konten Utama  Sejarah Kelahiran dan Perkembangan Sosiologi
Identifikasi Kesiapan Peserta Didik
  • Pengetahuan Awal: Murid umumnya memiliki pemahaman umum tentang interaksi sosial dan fenomena sosial sederhana dari pengalaman sehari-hari mereka (misalnya, perbedaan perilaku di rumah dan di sekolah, pengaruh teman sebaya, masalah kenakalan remaja). Namun, mereka mungkin belum mengenal Sosiologi sebagai sebuah disiplin ilmu atau tokoh-tokoh pentingnya.
  • Minat: Minat murid bervariasi. Beberapa mungkin tertarik pada isu-isu sosial aktual (misalnya, media sosial, bullying, kesenjangan sosial, dinamika kelompok), sementara yang lain lebih tertarik pada fenomena budaya. Ada juga yang lebih menyukai diskusi, debat, atau analisis kasus.
  • Latar Belakang: Murid berasal dari latar belakang sosial dan budaya yang beragam, yang akan memengaruhi cara mereka memahami fenomena sosial. Pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan kelompok yang berbeda dapat menjadi modal awal.
  • Kebutuhan Belajar:
    • Visual: Membutuhkan media pembelajaran berupa infografis, video dokumenter singkat tentang perubahan sosial, visualisasi konsep-konsep sosiologi.
    • Auditori: Membutuhkan penjelasan yang jelas, diskusi kelompok, pemutaran rekaman wawancara (jika ada).
    • Kinestetik: Membutuhkan kegiatan simulasi interaksi sosial, role-playing, atau proyek observasi sederhana.
    • Diferensiasi: Beberapa murid mungkin membutuhkan bimbingan lebih intensif dalam memahami pemikiran tokoh sosiologi klasik yang abstrak, sementara yang lain membutuhkan tantangan untuk menghubungkan teori dengan masalah sosial kompleks.
Karakteristik Materi Pelajaran
  • Jenis Pengetahuan: Materi ini mencakup pengetahuan konseptual (pengertian sosiologi, objek kajian, ciri, fungsi, peran sosiolog, akar sejarah sosiologi), pengetahuan faktual (peristiwa Revolusi Industri dan Revolusi Prancis sebagai pemicu kelahiran sosiologi, nama tokoh-tokoh penting dan pemikirannya), dan pengetahuan prosedural (cara berpikir sosiologis, mengidentifikasi gejala sosial).
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata: Materi ini sangat relevan karena sosiologi membantu murid memahami diri mereka sebagai bagian dari masyarakat, menganalisis berbagai fenomena sosial di sekitar mereka (mulai dari keluarga, sekolah, hingga isu global), serta mengembangkan empati dan toleransi terhadap perbedaan sosial. Memahami sejarah sosiologi juga membantu mereka menghargai mengapa ilmu ini penting untuk menganalisis masyarakat.
  • Tingkat Kesulitan: Tingkat kesulitan materi cukup moderat. Konsep dasar cenderung mudah dipahami jika dikaitkan dengan contoh konkret. Namun, pemahaman tentang latar belakang sejarah kelahiran sosiologi (Revolusi Industri dan Revolusi Prancis) serta pemikiran tokoh-tokoh klasik memerlukan analisis historis dan filosofis yang lebih dalam.
  • Struktur Materi: Materi tersusun secara kronologis dan logis, dimulai dari pengertian dan karakteristik dasar sosiologi, kemudian menelusuri latar belakang historis kelahirannya, mengenalkan tokoh-tokoh perintis dan pemikirannya, serta diakhiri dengan peran dan fungsi sosiologi dalam kehidupan.
  • Integrasi Nilai dan Karakter:
    • Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia: Menyadari kompleksitas ciptaan Tuhan dalam bentuk masyarakat dan pentingnya berinteraksi secara harmonis.
    • Bernalar Kritis: Menganalisis fenomena sosial secara objektif, tidak mudah percaya pada pandangan umum tanpa bukti, dan membuat kesimpulan yang rasional.
    • Kreatif: Mengembangkan ide-ide solusi untuk masalah sosial atau menyajikan analisis sosial dalam bentuk yang menarik.
    • Gotong Royong/Kolaborasi: Bekerja sama dalam kelompok untuk menelaah isu sosial atau merumuskan gagasan.
    • Kemandirian: Bertanggung jawab atas pemahaman mereka tentang masyarakat dan mampu berpikir mandiri.
    • Kewargaan: Memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta berkontribusi positif dalam masyarakat.
    • Komunikasi: Mengemukakan pandangan dan hasil analisis sosial dengan jelas dan santun.
Dimensi Profil Lulusan

Dimensi lulusan pembelajaran yang akan dicapai adalah:

  • Kewargaan: Murid memiliki kesadaran akan peran dan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat serta mampu memahami berbagai dinamika sosial.
  • Penalaran Kritis: Murid mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi gejala-gejala sosial di sekitarnya dengan menggunakan perspektif sosiologi.
  • Kolaborasi: Murid mampu bekerja sama dalam kelompok untuk mengamati, menganalisis, dan mempresentasikan fenomena sosial.
  • Komunikasi: Murid mampu menyampaikan ide dan hasil analisis tentang fenomena sosial secara jelas dan efektif, baik lisan maupun tulisan.
  • Kemandirian: Murid mampu mencari informasi mandiri tentang isu-isu sosial dan mengembangkan pemahaman pribadi tentang sosiologi.
Dimensi Kurikulum Berbasis Cinta
  • Cinta terhadap Diri dan Pengetahuan
  • Cinta terhadap Sesama dan Kehidupan Sosial
  • Cinta terhadap Kebenaran dan Nilai Kemanusiaan
Insersi Kurikulum Berbasis Cinta
  • Menumbuhkan cinta pada pengetahuan dan cinta pada kebenaran dengan melihat sosiologi sebagai alat untuk memahami masalah sosial secara objektif,
  • Menanamkan cinta pada ilmu dengan menekankan nilai kejujuran, objektivitas, dan kerendahan hati dalam melihat realitas sosial.
  • Menguatkan cinta pada keberagaman dan cinta pada kemanusiaan dengan mengajak siswa menghargai berbagai bentuk gejala sosial yang mencerminkan keragaman budaya, ekonomi, dan gaya hidup.
  • Mengasah cinta pada dialog dan persaudaraan, dengan membiasakan siswa berdiskusi secara sehat, saling menghargai pendapat, dan membangun sikap empati.
Capaian Pembelajaran Pada akhir Fase E, murid memahami konsep dasar berbagai bidang ilmu sosial sebagai ilmu yang mengkaji manusia dan lingkungannya untuk memberikan landasan berpikir kritis, analitis, kreatif, adaptif, dan solutif dalam merespons peristiwa dan fenomena sosial, budaya, dan ekonomi yang terjadi di masyarakat dalam lingkup lokal, nasional, dan global. Murid memahami peran dan potensi dirinya dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi. Murid secara mandiri maupun berkolaborasi menggali fenomena kehidupan manusia secara sistematis serta menemukan persamaan dan perbedaannya dalam dimensi ruang dan waktu. Murid menganalisis, menarik simpulan, mengomunikasikan informasi dan hasil analisis dari sumber primer dan/atau sekunder, hasil observasi dan dokumentasi. Murid mampu merefleksikan hasil analisis dari informasi, hasil observasi, dan hasil dokumentasi, serta menyusun rencana tindak lanjut.
Lintas Disiplin Ilmu 
  • Sejarah: Memahami latar belakang Revolusi Industri dan Revolusi Prancis, perkembangan pemikiran tokoh-tokoh.
  • Ekonomi: Dampak industrialisasi, kesenjangan ekonomi, kelas sosial.
  • Ilmu Politik: Struktur kekuasaan, revolusi, sistem pemerintahan.
  • Antropologi: Budaya, masyarakat tradisional vs. modern.
  • Filsafat: Dasar pemikiran sosiologi, filsafat sosial.
  • Psikologi: Perilaku individu dalam masyarakat, psikologi sosial.
  • Teknologi Informasi dan Komunikasi: Pengaruh teknologi terhadap interaksi sosial, media sosial sebagai objek kajian sosiologi.
Tujuan Pembelajaran

Pertemuan 1: Hakikat dan Objek Kajian Sosiologi

  • Melalui diskusi interaktif dan analisis video pendek, murid dapat menjelaskan pengertian sosiologi sebagai ilmu tentang masyarakat dengan bahasa sendiri dan mengidentifikasi objek kajiannya (masyarakat, interaksi sosial, gejala sosial) dengan cermat (Penalaran Kritis, Komunikasi).
  • Setelah mengamati fenomena sosial di lingkungan sekitar, murid dapat mengklasifikasikan ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu (empiris, teoretis, kumulatif, non-etis) dengan memberikan contoh yang relevan (Penalaran Kritis, Kemandirian).
  • Dengan rasa ingin tahu, murid dapat menyadari bahwa kompleksitas masyarakat adalah bagian dari ciptaan Tuhan yang harus dipahami (Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME).

Pertemuan 2: Sejarah Kelahiran Sosiologi (Revolusi Industri dan Revolusi Prancis)

  • Melalui studi kasus dan diskusi kelompok, murid dapat menganalisis Revolusi Industri dan Revolusi Prancis sebagai pemicu utama kelahiran ilmu sosiologi dengan menjelaskan dampaknya terhadap struktur sosial (Kolaborasi, Penalaran Kritis).
  • Setelah menelaah berbagai sumber, murid dapat menghubungkan kondisi sosial di Eropa pada abad ke-18 dan ke-19 dengan kebutuhan akan adanya ilmu yang mempelajari masyarakat (Penalaran Kritis).

Pertemuan 3: Tokoh-Tokoh Perintis Sosiologi dan Pemikirannya

  • Melalui penelusuran informasi dan presentasi mini, murid dapat mengidentifikasi tokoh-tokoh perintis sosiologi (misalnya, Auguste Comte, Emile Durkheim, Karl Marx, Max Weber) dan menjelaskan pokok-pokok pemikiran mereka yang menjadi dasar sosiologi (Kemandirian, Komunikasi).
  • Dengan membandingkan pemikiran, murid dapat menilai relevansi gagasan tokoh-tokoh tersebut terhadap fenomena sosial kontemporer (Penalaran Kritis).

Pertemuan 4: Fungsi dan Peran Sosiologi dalam Masyarakat

  • Melalui diskusi dan analisis kasus, murid dapat merumuskan fungsi sosiologi dalam pembangunan, penelitian, dan pemecahan masalah sosial di tingkat lokal maupun global (Kewargaan, Kolaborasi).
  • Dengan merancang proyek sederhana, murid dapat mengusulkan peran sosiolog dalam menghadapi tantangan sosial di lingkungan mereka atau di Indonesia, dengan mempertimbangkan solusi yang kreatif dan berkelanjutan (Kreativitas, Kewargaan)
Topik Pembelajaran Kontekstual
  • Perubahan perilaku remaja akibat media sosial.
  • Fenomena bullying di sekolah atau lingkungan sekitar.
  • Dampak urbanisasi terhadap masyarakat di Tegal.
  • Pola interaksi dalam keluarga di era digital.
  • Munculnya berbagai komunitas atau kelompok minat di kalangan remaja.
  • Masalah kemacetan lalu lintas dan dampaknya pada interaksi sosial di kota.
  • Gerakan sosial kecil di lingkungan sekolah (misalnya, kampanye kebersihan).
Kerangka Pembelajaran 
  1. Praktik Pedagogik:
  • Model Pembelajaran:
    • Problem-Based Learning (PBL): Mengajukan masalah sosial nyata (misalnya, mengapa ada kesenjangan sosial di perkotaan?) untuk diselidiki dan dianalisis menggunakan kacamata sosiologi.
    • Project-Based Learning (PjBL): Mendorong murid membuat produk (misalnya, infografis tentang tokoh sosiologi, video pendek tentang fenomena sosial, proposal penelitian sosial sederhana).
    • Inquiry-Based Learning: Membimbing murid untuk mengajukan pertanyaan, mencari data, dan menyusun interpretasi mereka sendiri tentang fenomena sosial.
  • Strategi Pembelajaran:
    • Think-Pair-Share: Murid berpikir individu tentang suatu fenomena sosial, berpasangan untuk mendiskusikan, lalu berbagi dengan kelompok besar.
    • Studi Kasus: Menganalisis isu sosial dari berbagai perspektif sosiologis.
    • Debat Sederhana: Mendebatkan pandangan berbeda tentang penyebab atau solusi suatu masalah sosial.
    • Gallery Walk: Menampilkan hasil kerja kelompok (misalnya, poster infografis) dan murid saling mengapresiasi serta memberikan umpan balik.
    • Role Play: Mensimulasikan interaksi sosial atau peran sosiolog dalam suatu situasi.
  • Metode Pembelajaran:
    • Ceramah Interaktif
    • Diskusi Kelompok
    • Tanya Jawab
    • Penugasan
    • Presentasi
    • Analisis Video/Artikel Berita
    • Wawancara Sederhana (jika memungkinkan)

 

  1. Kemitraan Pembelajaran:
  • Lingkungan Sekolah: Guru mata pelajaran lain (Sejarah, PPKn, Bahasa Indonesia), Bimbingan Konseling (BK), komunitas siswa (OSIS, klub ilmiah/sosial).
  • Lingkungan Luar Sekolah:
    • Lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang sosial atau lingkungan.
    • Dinas Sosial setempat.
    • Tokoh masyarakat/pemuka adat.
    • Universitas/Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) terdekat.
  • Masyarakat: Orang tua (untuk berbagi pengalaman sosial), warga lokal (untuk observasi sederhana).

 

  1. Lingkungan Belajar:
  • Ruang Fisik: Kelas yang fleksibel (dapat diatur untuk diskusi kelompok, presentasi, atau simulasi), perpustakaan sekolah dengan koleksi buku sosiologi dan isu sosial, area dinding untuk pameran hasil proyek.
  • Ruang Virtual:
    • Platform LMS (Google Classroom) untuk berbagi materi (artikel ilmiah populer, video dokumenter sosial), mengumpulkan tugas, dan forum diskusi.
    • Sumber daya daring: Jurnal sosiologi daring, situs berita yang membahas isu sosial, video kuliah atau wawancara dengan sosiolog, platform media sosial (untuk analisis fenomena).
    • Perpustakaan digital sekolah atau platform e-book sosiologi.
  • Budaya Belajar (Mendukung Pembelajaran Mendalam):
    • Budaya Refleksi Diri: Mendorong murid untuk memahami posisi dan peran mereka dalam masyarakat.
    • Budaya Kritis-Analitis: Memicu murid untuk tidak menerima begitu saja informasi, tetapi menganalisis penyebab dan dampak fenomena sosial.
    • Budaya Empati dan Toleransi: Menumbuhkan penghargaan terhadap perbedaan dan keragaman sosial.
    • Budaya Partisipasi Aktif: Mendorong murid untuk terlibat dalam diskusi dan berkontribusi dalam pemecahan masalah sosial.
    • Budaya Apresiasi: Menghargai setiap upaya analisis dan kontribusi dalam memahami masyarakat.

 

  1. Pemanfaatan Digital:
  • Perpustakaan Digital: Akses e-book, jurnal, artikel ilmiah tentang sosiologi dan isu sosial dari perpustakaan digital sekolah atau sumber eksternal terpercaya.
  • Forum Diskusi Daring: Google Classroom atau grup chat untuk diskusi lanjutan, berbagi temuan, dan tanya jawab di luar jam pelajaran.
  • Penilaian Daring: Google Forms untuk kuis konsep, Kahoot! atau Mentimeter untuk kuis interaktif tentang tokoh/peristiwa penting dalam sosiologi.
  • Media Visualisasi: Pemutaran film/dokumenter sosial, video animasi tentang konsep sosiologi (misalnya, stratifikasi sosial, mobilitas sosial).
  • Alat Presentasi Digital: Google Slides, Canva, Prezi untuk membuat presentasi hasil analisis atau proyek sosial.
  • Simulasi Interaksi Sosial Daring: Jika ada platform yang relevan.
Langkah-Langkah Pembelajaran Berdiferensiasi
  1. Kegiatan Pendahuluan (Mindful Learning, Meaningful Learning, Joyful Learning):
  • Mindful Learning: Guru memulai dengan meminta murid untuk mengamati sekeliling kelas dalam diam selama 30 detik, memperhatikan bagaimana teman-teman duduk, berinteraksi, dan bagaimana suasana kelas secara keseluruhan. Setelah itu, guru bertanya: “Apa yang kalian amati? Mengapa ada perbedaan cara duduk atau berinteraksi? Apakah kalian merasa nyaman?” Ini membantu mereka merasakan kehadiran dan mempersiapkan diri untuk menganalisis fenomena sosial.
  • Meaningful Learning: Guru menampilkan gambar atau video singkat tentang sebuah fenomena sosial yang sedang viral atau relevan (misalnya, antrean panjang bantuan sosial, kerumunan saat konser, atau interaksi di media sosial). Guru bertanya: “Apa yang sedang terjadi di gambar/video ini? Mengapa orang-orang berperilaku seperti itu? Apa yang menarik dari fenomena ini?” Ini mengaitkan materi dengan isu yang akrab dan menarik bagi murid.
  • Joyful Learning: Guru dapat memulai dengan permainan singkat “True or False” tentang pernyataan umum mengenai masyarakat (misalnya, “Semua orang di Tegal suka makan tahu aci.” – benar/salah, alasannya) untuk memicu diskusi ringan dan menciptakan suasana yang santai.
  • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan menjelaskan bahwa sosiologi akan membantu mereka memahami lebih dalam tentang mengapa manusia berperilaku demikian dalam masyarakat.
  • Guru melakukan asesmen diagnostik awal dengan pertanyaan lisan atau tulisan singkat: “Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata ‘masyarakat’?” atau “Menurutmu, apa bedanya individu dan masyarakat?”

 

  1. Kegiatan Inti (Memahami, Mengaplikasi, Merefleksi):

Pertemuan 1: Hakikat dan Objek Kajian Sosiologi

Diferensiasi Konten

  • Guru menyediakan sumber belajar: video animasi singkat tentang pengertian sosiologi, ringkasan teks, infografis ciri-ciri sosiologi.
  • Untuk siswa yang suka membaca → artikel ringkas tentang peran sosiologi dalam memahami masyarakat.
  • Untuk siswa visual → peta konsep kosong untuk diisi setelah diskusi.

Memahami

  • Guru menjelaskan pengertian sosiologi dan objek kajian (masyarakat, interaksi sosial, gejala sosial).
  • Murid menonton video tentang fenomena sosial sederhana (misalnya: antrean di kantin, penggunaan media sosial).
  • Guru memandu diskusi: “Mengapa fenomena biasa bisa menjadi objek kajian sosiologi?”

Mengaplikasi

  • Murid dalam kelompok kecil mengklasifikasikan ciri sosiologi (empiris, teoretis, kumulatif, non-etis) dengan contoh fenomena nyata di sekolah/lingkungan.
  • Kelompok menyajikan contoh mereka secara singkat.

Diferensiasi Proses

  • Kelompok pemula: diberi daftar ciri-ciri sosiologi dengan contoh setengah jadi untuk dilengkapi.
  • Kelompok mahir: ditantang mengaitkan ciri sosiologi dengan fenomena global (misalnya urbanisasi, media digital).

Merefleksi

  • Murid menuliskan satu fenomena sosial di lingkungan sekitar yang sebelumnya dianggap sepele tetapi ternyata bisa dikaji sosiologi.

Pertemuan 2: Sejarah Kelahiran Sosiologi (Revolusi Industri & Revolusi Prancis)

Diferensiasi Konten

  • Guru menyediakan bacaan singkat sejarah Revolusi Industri & Revolusi Prancis, timeline visual, serta cuplikan film dokumenter pendek.
  • Murid dengan gaya belajar verbal membaca teks; yang visual menggunakan timeline kosong untuk diisi; yang auditori menonton cuplikan video.

Memahami

  • Guru menjelaskan singkat dampak Revolusi Industri & Revolusi Prancis terhadap perubahan sosial.
  • Murid dalam kelompok menganalisis studi kasus mini:
    • Dampak urbanisasi,
    • Munculnya kelas buruh,
    • Perubahan politik akibat revolusi.

Mengaplikasi

  • Kelompok menuliskan keterkaitan antara peristiwa tersebut dengan kebutuhan adanya ilmu yang mempelajari masyarakat → lahirnya sosiologi.

Diferensiasi Proses

  • Kelompok pemula: diberi pertanyaan panduan (Apa perubahan besar? Siapa yang terdampak? Mengapa perlu dipelajari?).
  • Kelompok mahir: diminta membuat analogi dengan kondisi sosial Indonesia (misalnya industrialisasi, gerakan reformasi).

Merefleksi

  • Murid menulis catatan singkat: “Bagaimana sejarah Eropa memberi pelajaran bagi kita dalam memahami perubahan masyarakat hari ini?”

Pertemuan 3: Tokoh-Tokoh Perintis Sosiologi & Pemikirannya

Diferensiasi Konten

  • Guru menyediakan bahan: kartu ringkasan tokoh (Comte, Durkheim, Marx, Weber), video biografi singkat, dan tabel perbandingan pemikiran.
  • Untuk pembelajar mandiri → artikel lebih detail.
  • Untuk pembelajar visual → bagan kosong untuk membandingkan tokoh.

Memahami

  • Murid dibagi kelompok, tiap kelompok mendapat satu tokoh.
  • Mereka mencari informasi dari kartu ringkasan, video, atau sumber tambahan.

Mengaplikasi

  • Setiap kelompok membuat presentasi mini (3 menit) tentang tokoh mereka: pengertian utama, konsep kunci, relevansi dengan fenomena sosial saat ini.
  • Setelah presentasi, guru memfasilitasi diskusi perbandingan antar tokoh.

Diferensiasi Proses

  • Kelompok pemula: diberi poin-poin utama untuk diuraikan.
  • Kelompok mahir: diminta menilai relevansi tokoh dengan isu kontemporer (misalnya ketimpangan ekonomi, globalisasi).

Merefleksi

  • Murid menuliskan: “Tokoh mana yang paling menurutmu cocok menjelaskan masalah sosial hari ini? Mengapa?”

Pertemuan 4: Fungsi dan Peran Sosiologi dalam Masyarakat

Diferensiasi Konten

  • Guru menyediakan studi kasus: masalah sampah di kota, fenomena bullying, atau dampak media sosial.
  • Sumber belajar berupa artikel singkat, infografis fungsi sosiologi, dan video wawancara sosiolog.

Memahami

  • Guru menjelaskan fungsi sosiologi (penelitian, pembangunan, pemecahan masalah sosial).
  • Murid dalam kelompok membaca/mengamati studi kasus.

Mengaplikasi

  • Setiap kelompok diminta merancang mini-proyek: bagaimana sosiolog bisa berperan mengatasi masalah tersebut?
  • Bentuk bisa berupa poster, ide kampanye, atau rancangan penelitian sederhana.

Diferensiasi Proses

  • Kelompok pemula: diberi template langkah (identifikasi masalah → peran sosiolog → solusi sederhana).
  • Kelompok mahir: ditantang membuat solusi kreatif & berkelanjutan, mengaitkan dengan level lokal–global.

Merefleksi

  • Murid menjawab pertanyaan: “Mengapa peran sosiologi penting bagi masyarakat kita? Apa kontribusi yang bisa saya lakukan mulai dari lingkungan terdekat?”

 

  1. Kegiatan Penutup (Umpan Balik, Menyimpulkan, Perencanaan Lanjutan):
  • Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan umpan balik spesifik terhadap kualitas analisis dan presentasi kelompok, menyoroti pemahaman yang kuat dan area yang perlu ditingkatkan, terutama dalam membedakan ciri-ciri sosiologi.
  • Menyimpulkan Pembelajaran: Guru bersama murid merangkum poin-poin penting tentang hakikat dan objek kajian sosiologi. Guru dapat menggunakan teknik “Puzzle Konsep” di mana guru menyebutkan sebuah kata (misalnya, “masyarakat”, “interaksi”) dan murid menyebutkan konsep sosiologi terkait.
  • Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru menyampaikan topik pertemuan berikutnya (sejarah kelahiran sosiologi) dan memberikan tugas persiapan singkat (misalnya, mencari informasi dasar tentang Revolusi Industri atau Revolusi Prancis dari sumber terpercaya). Guru menanyakan: “Apa yang kalian ingin ketahui tentang asal mula ilmu sosiologi? Menurut kalian, apa saja yang menyebabkan sebuah ilmu pengetahuan lahir?” untuk melibatkan siswa dalam perencanaan.
Asesmen Pembelajaran
  1. Asesmen Awal Pembelajaran (Diagnostik):
  • Tujuan: Mengidentifikasi pengetahuan awal, minat, dan potensi miskonsepsi murid terhadap isu-isu sosial dan sosiologi.

Format:

  • Kuesioner Singkat (Google Forms/Lisan): Pertanyaan pilihan ganda atau terbuka tentang fenomena sosial umum.
  • Brainstorming Kata: “Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata ‘masyarakat’?”
  • Polling Cepat (Mentimeter): “Seberapa sering kamu mengamati perilaku orang di sekitarmu?” (Skala 1-5).

Contoh Pertanyaan/Tugas:

  • “Apa itu bullying menurut pandanganmu? Mengapa hal itu terjadi?”
  • “Sebutkan 3 masalah yang sering terjadi di lingkungan sekolah kita.”
  • “Apakah kamu tertarik untuk memahami mengapa orang berperilaku tertentu dalam kelompok?” (ya/tidak/mungkin, mengapa?)
  1. Asesmen Proses Pembelajaran (Formatif):
  • Tujuan: Memantau pemahaman murid selama proses pembelajaran, memberikan umpan balik berkelanjutan, dan menyesuaikan strategi mengajar.

Format:

  • Observasi Partisipasi Diskusi Kelompok: Mengamati keaktifan, kualitas argumen, dan kemampuan kolaborasi murid saat menganalisis studi kasus atau membahas pemikiran tokoh. (Daftar ceklis: aktif berpendapat, memberikan contoh, menghargai perbedaan pandangan)
  • Penilaian Lembar Kerja: Menilai ketepatan identifikasi ciri-ciri sosiologi, analisis dampak revolusi, atau rangkuman pemikiran tokoh.
  • Kuis Singkat/Permainan (Kahoot!/Quizizz): Pertanyaan tentang tokoh sosiologi, konsep dasar, atau peristiwa sejarah pemicu.
  • Jurnal Refleksi Diri: Murid menuliskan pemahaman, kesulitan, dan pertanyaan yang masih ada setelah setiap pertemuan.
  • Penilaian Presentasi Mini: Rubrik penilaian untuk kelengkapan materi, kejelasan penjelasan, dan kemampuan menjawab pertanyaan.

Contoh Pertanyaan/Tugas:

  • “Bagaimana dampak Revolusi Industri masih terasa dalam kehidupan sosial kita saat ini?” (Pertanyaan lisan saat diskusi)
  • “Jelaskan mengapa Auguste Comte disebut sebagai ‘Bapak Sosiologi’. Apa ide utamanya?” (Tugas individu)
  • “Identifikasi satu masalah sosial di Tegal dan tentukan apakah itu relevan untuk dikaji menggunakan pemikiran Karl Marx!” (Tugas kelompok)

 

  1. Asesmen Akhir Pembelajaran (Sumatif):
  • Tujuan: Mengukur pencapaian kompetensi murid secara menyeluruh pada akhir tema Pengantar Sosiologi.

Format:

  • Tes Tertulis (Esai Analisis): Pertanyaan yang memerlukan pemahaman konsep dan kemampuan analisis sosiologis.

Penilaian Proyek/Produk:

  • Proyek: “Peta Konsep Sejarah Sosiologi” – Murid membuat peta konsep visual yang menggambarkan garis waktu kelahiran sosiologi, tokoh-tokoh penting, dan gagasan utamanya.
  • Produk: Membuat “Video Pendek/Infografis Edukasi” tentang salah satu tokoh sosiologi dan relevansi pemikirannya di era modern.
  • Presentasi Kelompok: “Analisis Fenomena Sosial Kontemporer dengan Kacamata Sosiologi”.

Contoh Pertanyaan/Tugas:

Tes Tertulis:

  • “Jelaskan mengapa Revolusi Industri dan Revolusi Prancis menjadi faktor fundamental dalam kelahiran sosiologi sebagai ilmu pengetahuan!”
  • “Pilihlah dua tokoh sosiologi klasik yang telah Anda pelajari. Bandingkan dan kontraskan pemikiran mereka terkait pandangan tentang masyarakat dan perubahan sosial. Menurut Anda, siapa yang paling relevan untuk menganalisis masalah sosial di Indonesia saat ini? Jelaskan alasannya!”

Tugas Proyek:

  • “Buatlah ‘Peta Konsep Interaktif’ (menggunakan aplikasi seperti MindMeister, Miro, atau Prezi) atau poster infografis kreatif yang menggambarkan ‘Perjalanan Kelahiran Sosiologi’. Sertakan: latar belakang peristiwa sejarah, tokoh-tokoh penting, dan ide pokok masing-masing tokoh.”

Tugas Produk:

  • “Produksi sebuah ‘Video Pendek’ (maksimal 5 menit) atau ‘Podcast’ (maksimal 7 menit) yang memperkenalkan seorang tokoh sosiologi klasik (pilih salah satu dari yang dipelajari) dan menjelaskan pemikiran utamanya. Kemudian, hubungkan pemikiran tersebut dengan sebuah fenomena sosial aktual yang terjadi di Tegal atau Indonesia. Sajikan dengan bahasa yang menarik dan mudah dipahami!”

Presentasi Kelompok:

  • “Pilih satu fenomena sosial yang terjadi di lingkungan sekolah atau masyarakat Tegal (misalnya, maraknya penggunaan gadget di kalangan remaja, fenomena ‘ngabuburit’ di bulan Ramadhan, atau munculnya tren tertentu). Analisis fenomena tersebut menggunakan konsep-konsep dasar sosiologi yang telah dipelajari (misalnya, interaksi sosial, peran, norma, nilai). Jelaskan mengapa fenomena tersebut menarik untuk dikaji secara sosiologis dan apa implikasinya bagi masyarakat. Presentasikan hasil analisis kalian secara menarik!”

Previously

Eva Nuryana, S.Pd., M.Si, Guru Kimia MAN 1 Bandar Lampung

Next

Perencanaan Pembelajaran Sosiologi 2: Definisi, Objek Kajian, dan Fungsi Sosiologi

MDC

MDC