Home Mata Pelajaran Perencanaan Pembelajaran 1 : Mengkritis Informasi dari Berbagai Sumber
Mata Pelajaran

Perencanaan Pembelajaran 1 : Mengkritis Informasi dari Berbagai Sumber

  Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indoensia 1 : Esai/Artikel Nama Agnes Afrilia Nama Instansi MAN 1 Bandar Lampung Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas/Fase XII/F Semester Ganjil Alokasi Waktu 2 JP (4×45 […]

 

Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indoensia 1 : Esai/Artikel
Nama Agnes Afrilia
Nama Instansi MAN 1 Bandar Lampung
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kelas/Fase XII/F
Semester Ganjil
Alokasi Waktu 2 JP (4×45 Menit)
Tahun Ajaran 2025/2026
Identifikasi Kesiapan Murid Murid kelas XII umumnya memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang sudah
cukup baik, baik lisan maupun tulisan. Namun, kemampuan dalam menyusun teks presentasi yang persuasif dan mempresentasikan ide secara efektif, terutama dalam konteks kewirausahaan yang memerlukan pemahaman pasar dan inovasi, mungkin masih perlu diasah. Minat mereka terhadap kewirausahaan bisa bervariasi; ada yang sudah memiliki ide bisnis, ada pula yang belum tertarik. Latar belakang ekonomi dan sosial juga dapat memengaruhi jenis ide kewirausahaan yang mereka miliki. Kebutuhan belajar akan didiferensiasi: beberapa mungkin membutuhkan bimbingan lebih dalam struktur dan kebahasaan teks presentasi, sementara yang lain membutuhkan fokus pada teknik, presentasi yang menarik atau pengembangan ide bisnis
Karakteristik Materi Pelajaran
  • Jenis Pengetahuan yang Akan Dicapai:
    • Konseptual: Murid akan memahami pengertian, ciri-ciri, fungsi, dan struktur hikayat. Mereka juga akan memahami berbagai nilai (agama, sosial, budaya, moral, edukasi) yang terkandung dalam hikayat dan relevansinya.
    • Prosedural: Murid akan menguasai langkah-langkah menganalisis unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat, mengidentifikasi nilai-nilai, serta mengalihwahanakan hikayat ke dalam bentuk cerita pendek atau drama radio modern.
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata Murid: Materi ini relevan karena hikayat, meskipun berasal dari masa lampau, mengandung nilai-nilai universal yang masih relevan dalam kehidupan sehari-hari Murid. Mereka akan belajar bagaimana nilai-nilai tersebut dapat membimbing perilaku, membentuk karakter, dan membantu mereka memahami akar budaya bangsanya. Keterampilan menganalisis cerita dan menemukan nilai juga berguna dalam memahami berbagai teks lainnya.
  • Tingkat Kesulitan: Materi disajikan secara bertahap, dimulai dari pengenalan konsep dasar hikayat, analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik, identifikasi nilai, hingga tahapan penulisan kreatif (mengalihwahanakan) yang lebih kompleks. Diferensiasi konten memungkinkan penyediaan contoh hikayat dengan tingkat kesulitan bahasa dan alur yang bervariasi.
  • Struktur Materi: Materi tersusun secara sistematis dari pengenalan (Pengertian, Ciri-ciri, Fungsi Hikayat), dilanjutkan dengan analisis (Unsur Intrinsik & Ekstrinsik, Nilai-nilai dalam Hikayat), kemudian implementasi (Menulis Cerpen/Naskah Drama Radio Berdasarkan Hikayat), dan diakhiri dengan penyajian/publikasi karya.
  • Integrasi Nilai dan Karakter:
    • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia: Dengan mengidentifikasi dan meneladani nilai-nilai kebaikan, keteguhan iman, kejujuran, dan keadilan yang terkandung dalam hikayat.
    • Bernalar Kritis: Menganalisis unsur-unsur cerita, membandingkan nilai antar hikayat, mengevaluasi relevansi nilai dengan kehidupan modern, dan mengambil pelajaran dari konflik dalam cerita.
    • Kreativitas: Mengalihwahanakan hikayat ke dalam bentuk cerita modern atau drama radio dengan ide-ide orisinal dan pengembangan karakter.
    • Kolaborasi/Bergotong Royong: Bekerja dalam kelompok untuk menganalisis hikayat, mendiskusikan nilai, dan berkolaborasi dalam penulisan atau produksi karya.
    • Kemandirian: Melakukan analisis teks secara individual dan menyusun draf cerita secara mandiri.
    • Komunikasi: Mengembangkan kemampuan menginterpretasikan dan mempresentasikan nilai-nilai dalam hikayat, serta berkomunikasi secara efektif dalam diskusi kelompok.
    • Kewargaan: Memahami nilai-nilai luhur budaya bangsa yang terkandung dalam hikayat sebagai bagian dari identitas nasional.
Dimensi Lulusan Pembelajaran Penalaran Kritis: Murid mampu menganalisis secara mendalam berbagai
informasi, mengevaluasi validi tas dan kredibilitas sumber, serta merumuskan
kesimpulan yang logis dan objektif.● Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, argumen, dan informasi
secara jelas, efektif, dan bertanggung jawab, baik lisan maupun tulisan.
● Kewargaan: Murid memiliki kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga
negara digital yang aktif dalam memerangi misinformasi dan disinformasi demi
kebaikan bersama.
● Kemandirian: Murid memiliki inisiatif dan kemampuan untuk mencari,
memverifikasi, dan menyajikan informasi secara mandiri dengan menjunjung tinggi
etika.
Dimensi Kurikulum Berbasis Cinta
  • Cinta pada Diri Sendiri dan Sesama: Murid belajar bahwa perbedaan pendapat bukanlah, penghalang, melainkan dapat disatukan melalui toleransi dan musyawarah. Semangat ini mendorong mereka untuk berkolaborasi dan bergotong royong demi mengatasi isu-isu yang mengancam persatuan, sekaligus menunjukkan tanggung jawab sosial dalam menjaga nilai-nilai Pancasila.
  • Cinta pada Tanah Air: Murid tidak hanya menghargai perjuangan para pendiri bangsa, tetapi juga menyadari bahwa Pancasila adalah pondasi utama untuk menjaga persatuan di tengah keberagaman. Memahami dan mengamalkan Pancasila adalah wujud nyata dari tanggung jawab dan cinta mereka terhadap Indonesia.
  • Cinta pada Lingkungan: Murid merumuskan solusi bertanggung jawab untuk mengatasi masalah lingkungan, menunjukkan bahwa keadilan sosial juga berlaku bagi alam.
  • Cinta pada Ilmu: Intinya, cinta pada ilmu adalah kunci untuk memahami, menghargai, dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Dengan mencintai ilmu, peserta didik tidak hanya menjadi individu yang gigih belajar, tetapi juga mampu berpikir kritis, menganalisis gagasan-gagasan pendiri bangsa, dan berani mengkomunikasikan pemahaman mereka. Pada akhirnya, cinta pada ilmu mendorong mereka untuk aktif mencari solusi terhadap masalah sosial dan mengajak orang lain mengaktualisasikan Pancasila demi menjaga persatuan bangsa.
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase F, Murid memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan, konteks sosial, akademis, dan dunia kerja. Murid mampu memahami, mengolah, menginterpretasi, dan mengevaluasi informasi dari berbagai tipe teks tentang topik yang beragam. Murid mampu menyintesis gagasan dan pendapat dari berbagai sumber. Murid mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi dan debat. Murid mampu menulis berbagai teks untuk menyampaikan pendapat dan mempresentasikan serta menanggapi informasi nonfiksi dan fiksi secara kritis dan etis.
Lintas Disiplin Ilmu LINTAS DISIPLIN ILMU
● Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan: Konsep hak dan kewajiban warga
negara dalam berdemokrasi dan menjaga persatuan melalui literasi digital.● Sejarah: Mempelajari bagaimana narasi sejarah dapat dipengaruhi oleh sumber dan
sudut pandang.
● Sosiologi: Analisis dampak informasi (terutama hoaks) terhadap interaksi sosial dan
kelompok masyarakat.
● Informatika/TIK: Keterampilan mencari informasi secara efisien, mengidentifikasi
situs web yang kredibel, dan memahami algoritma media sosial.
Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 (2 x 45 menit): Memahami Berbagai Jenis Informasi dan Kredibilitas
Sumber
● Melalui diskusi kelompok dan analisis kasus, peserta didik mampu membedakan
fakta dan opini dalam berbagai teks informasi dengan tepat.
● Setelah melakukan penelusuran berbagai sumber berita, peserta didik mampu
mengidentifikasi ciri-ciri sumber informasi yang kredibel dan tidak kredibel secara
cermat.
● Dengan menganalisis contoh-contoh berita, peserta didik dapat mengidentifikasi bias
dalam penyampaian informasi dari berbagai sumber dengan argumen yang kuat.
Pertemuan 2 (2 x 45 menit): Menganalisis, Mengevaluasi, dan Menyajikan
Informasi Kritis● Melalui praktik verifikasi informasi, peserta didik mampu menerapkan langkah-
langkah mengkritisi informasi dari berbagai sumber dengan prosedur yang benar.● Dengan menyusun esai/artikel singkat, peserta didik mampu menyajikan informasi
yang telah dikritisi secara objektif, logis, dan bertanggung jawab.
● Setelah presentasi dan diskusi, peserta didik mampu menunjukkan sikap kritis dan
bijak dalam menyikapi serta menyebarkan informasi di era digital.
Topik Pembelajaran Kontekstual Fenomena hoaks dan disinformasi di media sosial (misalnya, terkait kesehatan,
politik, atau isu sosial).
● Berita sensasional vs. berita faktual.
● Pentingnya cek fakta (fact-checking) sebelum berbagi informasi.
● Peran jurnalisme investigatif dalam mengungkap kebenaran.
● Etika dalam menyebarkan informasi dan UU ITE.
● Pemanfaatan situs atau platform cek fakta (misalnya, Turn Back Hoax, Mafindo).
Kerangka Pembelajaran PRAKTIK PEDAGOGIK:
● Model Pembelajaran: Problem-Based Learning (PBL) dan Discovery Learning
untuk mendorong penalaran kritis dan kemandirian.
● Strategi Pembelajaran: Kooperatif (diskusi kelompok, peer review), inkuiri
(penelusuran informasi mandiri), dan reflektif.
● Metode Pembelajaran: Diskusi, tanya jawab, analisis kasus, studi literatur,
penelusuran web, menulis esai/artikel, presentasi.
KEMITRAAN PEMBELAJARAN:● Lingkungan Sekolah: Kolaborasi dengan guru TIK/Informatika untuk penguatan
keterampilan digital, guru PPKn untuk aspek etika dan kewargaan. Pemanfaatan
perpustakaan sekolah yang dilengkapi akses internet.
● Lingkungan Luar Sekolah/Masyarakat: Mengundang narasumber dari jurnalis,
pegiat literasi digital, atau perwakilan Kominfo/Dewan Pers (jika memungkinkan)
untuk berbagi wawasan. Mendorong peserta didik untuk berinteraksi dengan
komunitas cek fakta online.
LINGKUNGAN BELAJAR:
● Ruang Fisik: Kelas yang fleksibel untuk diskusi kelompok dan presentasi,
dilengkapi proyektor dan akses internet yang stabil. Penataan meja dan kursi yang
dapat diubah sesuai kebutuhan aktivitas.
● Ruang Virtual: Pemanfaatan Google Classroom sebagai LMS untuk berbagi materi,
tautan, pengumpulan tugas, dan forum diskusi asinkron. Akses ke portal berita online,
situs cek fakta, dan perpustakaan digital.
● Budaya Belajar: Mendorong budaya skeptis yang sehat, berani bertanya dan
menantang informasi yang meragukan, menghargai argumen logis, dan bertanggung
jawab dalam setiap tindakan digital.
PEMANFAATAN DIGITAL:
● Perpustakaan Digital: Mengakses jurnal online, artikel ilmiah, atau buku elektronik
yang relevan dengan literasi media dan informasi.
● Forum Diskusi Daring: Diskusi asinkron melalui Google Classroom untuk
memperdalam pemahaman dan berbagi temuan dari penelusuran informasi.
● Kahoot/Mentimeter: Digunakan untuk asesmen formatif (kuis interaktif) di awal
atau akhir sesi, mengumpulkan pendapat anonim, atau memicu diskusi tentang berita
viral.
● Google Classroom: Sebagai pusat distribusi materi, penugasan, pengumpulan karya,
dan sarana komunikasi antara guru dan peserta didik.
● Situs Berita Online Kredibel (misalnya: Kompas, Tempo, BBC Indonesia), Situs
Cek Fakta (misalnya: Turn Back Hoax, Mafindo): Sumber utama untuk studi
kasus dan latihan mengkritisi informasi.
Langkah-langkah Pembelajaran Berdiferensiasi PERTEMUAN 1:
MEMAHAMI BERBAGAI JENIS INFORMASI DAN KREDIBILITAS SUMBER
(MINDFUL LEARNING & MEANINGFUL LEARNING)
KEGIATAN PENDAHULUAN (15 MENIT) – BERKESADARAN (MINDFUL
LEARNING):
● Pembukaan: Guru mengucapkan salam, berdoa, dan melakukan presensi. (Fokus:
Menyadari kehadiran dan mempersiapkan diri).
● Apersepsi: Guru menampilkan sebuah kutipan atau gambar meme yang mengandung
informasi ambigu atau provokatif dari media sosial. Peserta didik diminta untuk
menyampaikan reaksi atau pendapat awal mereka. Guru memantik pertanyaan:
“Bagaimana perasaan kalian saat melihat informasi seperti ini? Apakah kalian
langsung percaya? Mengapa kita perlu berhati-hati?” (Fokus: Menghadirkan
kesadaran akan pentingnya literasi informasi di era digital).
● Ice Breaking (Joyful Learning): Permainan singkat “Detektif Kata” di mana gurumembacakan serangkaian kalimat, dan peserta didik cepat mengangkat kartu “Fakta”
atau “Opini”. (Fokus: Membangun suasana ceria dan melatih pembedaan dasar).
● Penyampaian Tujuan: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan
relevansinya dengan kehidupan peserta didik. (Fokus: Membangun makna belajar).
KEGIATAN INTI (60 MENIT) – MEMAHAMI, MENGAPLIKASI,
MEREFLEKSI:
Stimulasi & Identifikasi Masalah (Memahami & Mengaplikasi):
● Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok (diferensiasi kelompok
berdasarkan preferensi belajar visual/auditori/kinestetik atau kemampuan awal).
● Setiap kelompok diberikan kumpulan potongan berita dari berbagai sumber (koran
cetak, berita online, media sosial, blog pribadi) yang berisi campuran fakta dan opini,
serta beberapa di antaranya cenderung bias atau hoaks. (Diferensiasi Konten: Variasi
tingkat kesulitan dan jenis sumber).
● Peserta didik diminta untuk membaca dan mengidentifikasi informasi kunci serta
jenis-jenis informasi yang mereka temukan.
Pengumpulan Data & Pembuktian (Mengaplikasi):
● Setiap kelompok berdiskusi untuk menganalisis potongan berita, membedakan fakta
dan opini, serta mencoba mengidentifikasi ciri-ciri sumber yang kredibel atau tidak.
Mereka dapat menggunakan panduan pertanyaan: “Apakah informasi ini bisa
diverifikasi?”, “Siapa penulis/penerbitnya?”, “Apakah ada unsur keberpihakan?”.
● Peserta didik diberikan akses untuk melakukan penelusuran singkat di internet untuk
membandingkan informasi dari sumber lain atau mencari rekam jejak sumber berita.
(Diferensiasi Proses: Guru memberikan lembar kerja terstruktur untuk kelompok
yang membutuhkan lebih banyak panduan, dan memberikan kebebasan eksplorasi
bagi kelompok mandiri).
Pengembangan & Presentasi (Mengaplikasi):
● Setiap kelompok merumuskan kriteria sumber informasi kredibel dan tidak kredibel
berdasarkan temuan mereka, serta mengidentifikasi bias dalam contoh berita yang
diberikan.
● Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.
Analisis & Evaluasi (Merefleksi):
● Kelompok lain memberikan tanggapan dan pertanyaan. Guru memfasilitasi diskusi,
mengklarifikasi konsep fakta, opini, kredibilitas sumber, dan bias informasi.
● Guru memberikan penguatan materi dengan menampilkan beberapa contoh kasus
nyata dan memberikan tips praktis untuk mengidentifikasi hoaks.
KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT) – UMPAN BALIK & PERENCANAAN
SELANJUTNYA (MEANINGFUL LEARNING & JOYFUL LEARNING):
● Refleksi Diri (Meaningful Learning): Guru meminta peserta didik menuliskan satu
kalimat refleksi singkat tentang “Satu hal baru yang saya pelajari tentang informasi
hari ini” di sticky notes atau menggunakan fitur polling di Mentimeter. (Umpan balik
konstruktif).
● Penyimpulan Pembelajaran: Guru bersama peserta didik menyimpulkan poin-poin
penting tentang perbedaan fakta dan opini serta pentingnya kredibilitas sumber.
● Tindak Lanjut & Perencanaan (Joyful Learning): Guru memberikan tugasmandiri (misalnya, mencari 2-3 contoh berita viral dan mencoba mengidentifikasi
unsur fakta/opini dan potensi biasnya). Guru mendorong peserta didik untuk
berpartisipasi dalam ide-ide aktivitas untuk pertemuan berikutnya.
PERTEMUAN 2:
MENGANALISIS, MENGEVALUASI, DAN MENYAJIKAN INFORMASI
KRITIS (MEANINGFUL LEARNING & JOYFUL LEARNING)
KEGIATAN PENDAHULUAN (15 MENIT) – BERKESADARAN (MINDFUL
LEARNING):
● Pembukaan: Guru mengucapkan salam, berdoa, dan presensi.
● Apersepsi: Guru menampilkan beberapa contoh “judul clickbait” atau informasi yang
sengaja dilebih-lebihkan. Guru bertanya: “Apa reaksi kalian saat melihat judul seperti
ini? Mengapa penulis berita terkadang membuat judul yang provokatif?” (Fokus:
Menghadirkan kesadaran tentang manipulasi informasi).
● Koneksi (Meaningful Learning): Guru meminta beberapa peserta didik berbagi
hasil tugas mandiri mereka tentang analisis berita viral. (Fokus: Mengaitkan
pengalaman pribadi dengan materi).
● Penyampaian Tujuan: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
KEGIATAN INTI (60 MENIT) – MEMAHAMI, MENGAPLIKASI,
MEREFLEKSI:
Eksplorasi (Memahami):
● Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok (diferensiasi kelompok sesuai
kebutuhan). Setiap kelompok diberikan satu “isu kontroversial” atau “berita hoaks”
yang sedang hangat dibicarakan. (Diferensiasi Konten: Isu yang berbeda untuk setiap
kelompok).
● Peserta didik diminta untuk mengeksplorasi isu tersebut, mencari berbagai sumber
informasi terkait, termasuk dari situs cek fakta.
Pembuktian & Perumusan (Mengaplikasi):
● Setiap kelompok menerapkan langkah-langkah mengkritisi informasi: (1) Verifikasi
sumber, (2) Bandingkan dengan sumber lain, (3) Cari tahu motif penyebaran, (4)
Identifikasi fakta dan opini.
● Berdasarkan hasil analisis, setiap kelompok menyusun draf esai/artikel singkat
(minimal 150 kata) yang menyajikan informasi yang telah dikritisi secara objektif dan
bertanggung jawab. (Diferensiasi Proses: Guru memberikan panduan kerangka
esai/artikel untuk kelompok yang membutuhkan, dan kebebasan struktur untuk
kelompok yang lebih mandiri).
Karya & Presentasi (Mengaplikasi & Joyful Learning):
● Peserta didik bekerja sama untuk menyempurnakan esai/artikel mereka.
● Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil analisis dan esai/artikel mereka.
Setelah presentasi, mereka juga harus menjelaskan bagaimana mereka sampai pada
kesimpulan tersebut dan sikap apa yang harus diambil terkait isu tersebut.
Analisis & Refleksi (Merefleksi):
● Guru dan peserta didik lain memberikan umpan balik konstruktif terhadap presentasi
dan hasil esai/artikel.● Guru menguatkan pemahaman tentang pentingnya komunikasi yang bertanggung
jawab dan etika dalam menyebarkan informasi.
KEGIATAN PENUTUP (15 MENIT) – UMPAN BALIK & PERENCANAAN
SELANJUTNYA (MEANINGFUL LEARNING & JOYFUL LEARNING):
● Refleksi & Apresiasi (Meaningful Learning): Guru meminta peserta didik untuk
menyampaikan satu keterampilan yang paling mereka rasakan meningkat hari ini.
Guru mengapresiasi kerja keras dan kemampuan berpikir kritis peserta didik. (Umpan
balik konstruktif dan membangun semangat).
● Penyimpulan Pembelajaran: Guru bersama peserta didik merangkum inti materi
tentang pentingnya mengkritisi informasi dan menyajikannya secara bertanggung
jawab.
● Tindak Lanjut & Perencanaan (Joyful Learning): Guru memberikan motivasi
untuk terus menjadi warga negara digital yang cerdas dan bertanggung jawab. Guru
mengajak peserta didik untuk mengidentifikasi topik atau jenis media lain yang ingin
mereka kritisi di luar pembelajaran (misalnya, iklan, film dokumenter, pidato).
Asesmen Pembelajaran ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN (DIAGNOSTIK)
● Format: Tes Lisan / Polling interaktif (Mentimeter/Google Forms).
● Tujuan: Mengukur pengetahuan awal peserta didik tentang literasi media,
pemahaman tentang berita, dan pengalaman mereka menghadapi informasi yang
meragukan.
Pertanyaan Contoh:
● “Apa yang kalian lakukan pertama kali saat menerima pesan berantai di grup
keluarga?”
● “Menurut kalian, apa bedanya ‘fakta’ dan ‘opini’?”
● “Sebutkan 3 sumber informasi yang paling sering kalian akses setiap hari!”
● “Apa yang kalian ketahui tentang istilah ‘hoaks’ atau ‘berita palsu’?”
B. ASESMEN PROSES PEMBELAJARAN (FORMATIF)
● Format: Observasi (saat diskusi kelompok, partisipasi aktif), Penilaian Diri,
Penilaian Antarteman, Kuis Singkat, Lembar Kerja Analisis Berita.
● Tujuan: Memantau pemahaman peserta didik selama proses pembelajaran,
mengidentifikasi kesulitan, dan memberikan umpan balik.
Pertanyaan/Tugas Contoh:
● Observasi Diskusi Kelompok: Catatan guru tentang kemampuan peserta didik
membedakan fakta/opini, mengidentifikasi bias, dan berargumen secara logis.
● Lembar Kerja Analisis Berita (Pertemuan 1): Peserta didik mengisi tabel
untuk membedah sebuah berita: Sumber (kredibel/tidak), Fakta yang ditemukan,
Opini yang ditemukan, Potensi Bias.
● Kuis Singkat (Pertemuan 1): “Manakah dari pernyataan berikut yang
merupakan fakta? A. Jakarta adalah ibu kota Indonesia. B. Menurut saya, Jakarta
terlalu macet.”
● Penilaian Diri (Pertemuan 2): “Sejauh mana saya telah berusaha untuk tidaklangsung percaya pada setiap informasi yang saya terima?” (Skala: Sangat setuju,
Setuju, Netral, Tidak setuju, Sangat tidak setuju).
● Penilaian Antarteman (Esai/Artikel): Peserta didik memberikan umpan balik
singkat tentang kejelasan, objektivitas, dan kekuatan argumen pada esai/artikel
teman.
Previously

Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling (Bidang Layanan Pribadi)

Next

Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Konseling (Bidang Layanan Sosial)

MDC

MDC