Home Guru Profil Guru Profil Agnes Afrilia, S.Pd
Profil Guru

Profil Agnes Afrilia, S.Pd

Profil Agnes Afrilia, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia MAN 1 Bandar Lampung        Secangkir teh menemaniku sore ini. Hal yang sudah biasa kulakukan, duduk di depan laptopku yang tentunya […]

Profil Agnes Afrilia, S.Pd.

Guru Bahasa Indonesia MAN 1 Bandar Lampung

 

Agnes Afrilia, S.Pd

     Secangkir teh menemaniku sore ini. Hal yang sudah biasa kulakukan, duduk di depan laptopku yang tentunya bukan laptop model terbaru, seperti kebanyakan orang yang mungkin sudah memilikinya. Aku memandangi gadis kecil yang sedang tertidur pulas di sampingku. Gadis itu begitu setia menemaniku, menungguku pulang setiap sore. Walaupun di tengah penantiannya menungguku terkadang ia tertidur juga. Wajah anakku mengingatkan ku pada masa kecilku.

     Agnes Afrilia nama yang diberikan oleh kedua orang tuaku. Mereka memanggilku Ines, entahlah harapan dan doa apa yang ingin mereka berikan melalui namaku. Sama seperti nama belakangku, lahir pada bulan April 1998. Aku lahir dan besar di Kalianda tepatnya di Kabupaten Lampung Selatan, menempuh Pendidikan TK, SD, SMP dan SMA pun di Kalianda. Aku memiliki begitu banyak kerabat juga teman. Hampir setiap hari kami selalu berkumpul. Teman dan keluargaku juga begitu terlihat akrab di setiap momen pertemuan mereka. Hari-hari itu kulalui dengan sangat menyenangkan, terukir banyak kenangan indah yang tak mungkin kulupakan hingga kini.

     Bagaimana aku tidak mencintai Kalianda kota kecilku itu, karena seluruhnya ada di sana, keluarga, kerabat, sahabat, hingga teman-teman. Hanya pada saat menempuh jenjang S1 lah aku meninggalkan kota kecil itu. Tepatnya di STKIP PGRI Bandar Lampung, mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Perjalanan dari Kalianda ke Bandar Lampung tidaklah terlalu jauh, hanya menempuh jarak sekitar 2 jam. Tetapi jarak 2 jam tidak lah sekedar kata “hanya,” karena jarak itulah yang membuatku tidak tinggal bersama seluruh orang yang ku kenal, keluarga, kerabat, sahabat hingga teman-temanku. Aku harus menahan rinduku untuk bertegur sapa dengan mereka selama 2 minggu sekali.

     Perjalananku menempuh jenjang S1 tidaklah sesimpel yang kubayangkan tetapi tidaklah sesulit yang ku fikirkan. Bagaimana tidak Ayahku pada saat itu harus berhenti dari pekerjaannya karena perusahaan tempat kerja ayahku bangkrut, dan gaji seorang guru honorer seperti ibuku tidaklah cukup untuk biaya hidup apalagi biaya kuliah ku. Saat itu aku masih semester 5, semester yang sedang membutuhkan banyak biaya, apalagi pada saat itu sedang ada kegiatan KKL dan membutuhkan biaya yang begitu besar. Belum ongkos, makan dan biaya tempat tinggal, Ingin berhenti kuliah pun rasanya tidak mungkin karena sudah sampai di tengah perjalanan. Aku ikut memikirkan bagaimana caraku bisa tetap kuliah dengan keadaan keluarga ku yang begini. Tetapi Ibuku hanya memintaku untuk fokus menyelesaikan kuliahku tanpa memikirkan yang lain seperti biaya semester, uang makan dan sebagainya, waktu tidak berjalan begitu cepat tidak juga begitu lambat dan, ternyata aku bisa lulus berkat usaha dan doa keluargaku. Ibuku benar, setiap ada niat pasti ada jalan, tentunya diiringi usaha dan doa ya, he he ….

     Usahaku saat itu adalah bekerja pada salah satu rental komputer tepatnya di SMP dan SMA yang ada di dekat rumahku. Sekaligus mengasah kemampuanku setiap hari harus mengerjakan banyak makalah juga proposal dari tugas anak sekolah sampai tugas orang kantoran. Liburnya anak kuliah itu panjang, kurang lebih sekitar 3 bulan, daripada kugunakan untuk bersantai di rumah lebih baik aku bekerja, hitung-hitung mencari uang jajanku sendiri, untuk membantu meringankan beban kedua orangtua ku. Pada saat selesai PPL/PKL pun aku menerima pekerjaan tambahan untuk mengajar di salah satu sekolah yang ada di Bandar Lampung. Sembari menunggu wisuda, aku sudah menyebar surat lamaran pekerjaan dan mendapat pekerjaan saat itu juga. Tepatnya di Madrasah Negeri yang ada di Lampung Selatan. Bukan hanya itu, akupun mengajar di SMP Negeri 1 Kalianda tempat ku bersekolah dulu. Bertemu dengan para guru yang mengajarku dan sekarang menjadi rekan kerja ku.

     Aku merasakan wisuda di tengah pandemi, juga merasakan bekerja secara daring. Semua begitu tidak efisien menurutku bagaimana kita merasa anak paham jika hanya melihat dari sekedar PRnya saja. Dunia digital sudah cukup canggih untuk mencari berbagai jawaban pertanyaan apalagi hanya sekedar tugas. Kurang lebih setahun aku harus melakukan pembelajaran secara daring. Mulai masuk kembali sekitar awal 2021, saat itu aku merasakan semangat yang sama seperti PPL. Bedanya aku sudah bekerja bukan praktik mengajar lagi. Tak pernah terbayangkan bahkan terfikirkan bahwa aku akan menggeluti pekerjaan sebagai guru, tetapi seiring berjalannya waktu aku mencintai pekerjaanku. Ini bukanlah hanya sekedar pekerjaan. Tapi tanggung jawab yang harus ku jalani, juga soal hobi yang ingin kugeluti. Aku sering sekali diminta menjadi pembina siswa-siswiku dalam membuat berbagai macam teks. Baik untuk lomba maupun untuk kegiatan sekolah seperti membuat teks pidato, teks wawancara, teks MC, naskah drama, cerpen dan masih banyak lagi. Aku juga dipercaya untuk menjadi salah satu pembina KTI. Serta selain mengajar Bahasa Indonesia, aku mengampu mata pelajaran Riset yang juga berkaitan dengan KTI. Menghasilkan banyak karya juga salah satu impianku terutama dibidang sastra.

     Berbicara soal karya, Aku sudah memiliki buku bersama anak-anak yang juga mungkin memiliki hobi yang sama denganku, dibalut dalam antalogi cerpen. Kurang lebih 2 tahun untuk mengerjakan proyek antalogi cerpen ini karena terbatasnya biaya yang kami miliki, bahkan buku ini selesai dicetak setelah aku menikah. Terselesaikan berkat dukungan banyak pihak. Mereka mendukung penuh karya ini karena menurut mereka ini juga bisa menjadi salah satu katagori untuk kenaikan Akreditasi tempat ku bekerja dulu. Selain itu aku bekerja sama dengan salah satu siswa untuk kegiatan lomba cerpen yang diadakan rutin setiap tahunnya olah perpustakaan daerah Bandar Lampung. Selama 2 tahun berturut-turut Aku berhasil membawanya pulang dengan gelar juara, sekaligus diajak untuk menulis buku oleh Bunda Literasi dalam ajang Literasi Selampung. Cukup banyak cerita di MAN 1 Lampung selatan jika harus ku jabarkan 1 persatu itu terlalu lama. Akan kuceritakan nanti jika sudah banyak mengobrol denganku ya hehe…

     Sekitar 4 bulan lalu aku telah pindah bekerja di MAN 1 Bandar Lampung dan sudah mulai mengajar saat ini. Aku telah berkumpul Bersama suami ku, juga Bersama gadis kecilku yang cantik. Begitu banyak syukur yang tidak bisa ku ucapkan disaat banyak orang yang ingin berkumpul dengan suami juga anaknya, aku diberi bonus mendapat pekerjaan dan penempatan yang 1 kota dengan suamiku bekerja. Selain usahaku, Aku percaya bahwa ini adalah hasil doa orang-orang yang menyayangiku. Aku sedang mencoba beradaptasi dan kupikir aku mampu. Sama seperti kalimatku sebelumnya walaupun tidak akan semudah yang kubayangkan tetapi juga tidak akan sesulit yang kufikirkan. Mungkin ini adalah harapan dan doa yang ingin mereka berikan melalui namaku, kini banyak siswa memanggilku dengan sebutan ”Bu Agnes.”

     Selanjutnya aku ingin terus melaksanakan tanggung jawabku sebagai seorang guru, terus berkarya. Aku tidak ingin berkontribusi untuk terlihat banyak orang, aku hanya ingin terus berkarya dengan tulus. Sehingga kreativitasku akan menjadi halus tanpa tergerus. Ku teguk Kembali gelas teh yang ada dihadapanku sembari tersenyum dan menyaksikan anakku menggeliat dalam tidurnya. Selain berkarya aku juga ingin terus melihat gadis kecilku tumbuh besar, ia akan menjadi wanita yang pantang menyerah meski  jalan yang dihadapinya nanti mungkin tak mudah.

Previously

Profil Nina Nabilah, S.Pd.

Next

PROFIL PUTRI NADIA, M.Pd.

Agnes Afrilia
Author

Agnes Afrilia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

MDC

advertisement
advertisement