Profil Emma Hermawati, S.Si., M. Si.
Profil Emma Hermawati, S.Si., M.Si. Emma Hermawati, biasa dipanggil Ibu Emma oleh peserta didik MAN 1 Bandar Lampung. berdarah Sunda lahir di Serang, pada tahun 1973. Lahir dari ayah, Hi […]
Profil Emma Hermawati, S.Si., M.Si.
Emma Hermawati, biasa dipanggil Ibu Emma oleh peserta didik MAN 1 Bandar Lampung. berdarah Sunda lahir di Serang, pada tahun 1973. Lahir dari ayah, Hi Eddy Supardi seorang pegawai negeri sipil (PNS) dan Ibu H. I. Sulasiah adalah seorang ibu rumah tangga. Pendidikan dasar dan menengah sebagian besar ditempuhnya di Jawa Barat. SDN VI Cianjur, SMPN 1 Majalengka dan SMAKBo (Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor), barulah ketika memasuki perguruan tinggi di tahun 1994, memutuskan untuk memilih Universitas Lampung di pulau Sumatera dengan mengambil jurusan FMIPA Kimia. Disinilah cikal bakal Emma menetap di Lampung. Sementara orang tua dan keluarga besar yang lainnya masih tinggal di Jawa Barat.
Perjalanan karir Emma selepas menyelesaikan Strata 1, bekerja sebagai karyawan swasta di PT. PHILLIPS Seafoods, sebuah perusahaan asing yang bergerak di bidang pengalengan makanan laut/seafoods sebagai kepala penjamin mutu produk selama 7 tahun (1999 – 2006). Kemudian di tahun 2006 mencoba tes CPNS sebagai tenaga kependidikan di MAN 1 Bandar Lampung, Alhamdulillah diterima sebagai staff laboran.
Awal karir di MAN 1, sebagai tenaga struktural, bertugas me-manage laboratorium kimia dan administrasi pegawai. Kemudian tahun 2009 beralih menjadi tenaga fungsional guru mata Pelajaran Kimia s.d. sekarang.
Untuk meningkatkan kompetensi diri, tahun 2015 Emma meneruskan pendidikan S2 di Magister Kimia Universitas Lampung dan lulus tahun 2017 (1 tahun 9 bulan).
Pengalaman kerja dan organisasi selama di MAN 1 Bandarlampung, Emma pertama dipercaya menjadi pengurus Bimbel Quantum, kemudian menjadi Pengurus Koperasi Madaliansa, dimulai dari posisi sekretaris sampai sekarang menjadi ketua.
Ada banyak profesi yang bisa dicapai dan diinginkan oleh setiap pribadi ketika duduk di bangku sekolah, termasuk sosok Emma kecil. Cita-citanya bukan menjadi seorang guru tetapi menjadi dokter. Tapi ternyata Allah menggariskannya menjadi seorang pendidik/guru sampai sekarang. Ada kebanggaan menjalani profesi ini, karena menjadi guru konon katanya adalah, “akar dari beragam profesi.” Menjadi guru dituntut untuk terus belajar, selalu berhadapan dengan luasnya pengetahuan dan ikhlas dalam berbagi ilmu. Guru sejati pantang mengajar jika tidak belajar, terus belajar…belajar terus….Selain itu guru dituntut banyak berinteraksi dengan orang lain, dan lahan pembelajaran ketika menghadapi siswa hingga membantu mereka mencapai apa yang mereka cita-citakan.
Semoga bisa istiqomah, berkomitmen, dan selalu sehat dalam menjalani profesi ini. AAMIIN