Qonita Nurhayati As’ad ,SH., Plt. Kepala Tata Usaha MAN 1 Bandar Lampung

 Serpihan Cahaya dari Tiuh Negeri Sakti

Di pagi yang hening, kala embun masih membasahi dedaunan dan doa-doa para ibu masih menggantung di langit-langit subuh, lahirlah seorang putri di sudut bumi Pesawaran, tepatnya di Desa Negeri Sakti, pada tahun 1975. Ia diberi nama Qonita Nurhayati As’ad—sebuah nama yang berakar dari makna keikhlasan dan kelembutan, nama yang kelak akan tumbuh bersama perannya sebagai pelayan masyarakat, penjaga tertib administrasi, dan pengabdi sunyi yang setia.

Pendidikan: Taman Awal Menyemai Ilmu dan Akhlak

Bersama desir angin  dan langkah kecil penuh harapan, Qonita kecil menapaki jenjang pertama dunia pendidikan di SDN 2 Jagabaya (1983–1988). Di balik kesederhanaan bangku sekolah dasar, ia telah menunjukkan tanda-tanda ketekunan dan kecintaan pada ilmu. Ia bukan hanya hadir sebagai murid yang patuh, namun sebagai siswi terbaik pertama, dari tiga puluh siswa—awal dari jejak prestasi yang kelak panjang terbentang.

Langkah itu kemudian berlanjut ke MTs Diniyyah Puteri Lampung (1989–1991), lembaga pendidikan Islam yang menanamkan nilai-nilai adab dan kecintaan terhadap Al-Qur’an. Di sini, Qonita menjelma menjadi pribadi yang seimbang: peringkat pertama secara akademik dari 40 siswa sekelasnya, dan penyandang nilai terbaik I secara tingkat MTs dengan 400 siswanya, sekaligus pemimpin OSIS yang disegani. Dalam bidang keagamaan, ia turut membanggakan almamaternya sebagai Juara II Musabaqah Fahmil Qur’an tingkat Provinsi Lampung tahun 1990—menandakan bahwa pikirannya tajam, dan ruhnya terjaga.

Tidak berhenti di situ, di MA Diniyyah Puteri Lampung (1992–1994), keunggulannya kian bersinar. Ia kembali meraih peringkat pertama dari 40 siswa dikelasnya dan penyandang juara umum, nilai terbaik I dari 450 siswa secara tingkat MA, memegang amanah Ketua OSIS, serta tampil sebagai Juara I MFQ tingkat Provinsi tahun 1992. Prestasi-prestasi itu adalah mata air yang mengalir tenang, namun memberi kehidupan bagi cita-cita dan martabat dirinya sebagai perempuan muslimah yang cerdas.

Waktu berjalan, musim berganti. Setelah bertahun-tahun mengabdi, ia membuktikan bahwa pembelajaran bukan milik usia muda semata. Tahun 2016, ia menapaki kembali lorong akademik, kuliah di Universitas Tulang Bawang mengambil Ilmu Hukum—sebuah pilihan yang menggambarkan ketajaman berpikir dan keteguhan dalam memahami keadilan administratif. Ia menyelesaikan studi tersebut hingga memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) pada tahun 2020, dengan kerja keras yang dijalani tanpa mengurangi semangat tugas dan tanggung jawab hariannya.

Karier:  Sebuah Narasi Pengabdian dalam Simfoni Waktu

Pengabdiannya dalam dunia birokrasi dimulai dari tanah yang sejuk dan sunyi, sebagai Staf Tata Usaha di MIN Sinar Semendo (1997–1998). Di tempat ini, ia bukan sekadar pengelola data, tetapi penjaga denyut administrasi, pembelajar yang setia akan ritme kerja, dan pengabdi yang sabar merawat sistem dari balik tumpukan dokumen.

Tahun 1998, pintu baru terbuka: ia dipercaya sebagai Staf Unit Kepegawaian di Kementerian Agama Kota Bandar Lampung. Selama tujuh tahun (1998–2005), ia merawat ratusan nama pegawai negeri, menyusun berkas kepegawaian dengan kejelian seorang perajin, serta memastikan bahwa setiap riwayat ASN tertulis dengan kejujuran dan ketepatan.

Pada tahun 2005, ia mengemban tugas sebagai Bendahara di MIN Garuntang. Dunia keuangan adalah ruang yang sunyi, penuh godaan dan presisi. Namun Qonita menjalaninya dengan nurani yang terjaga. Ia bukan sekadar pencatat angka, tetapi penjaga amanah, memastikan bahwa setiap sen dan rupiah menyentuh tempat yang sah dan halal.

Kemudian, di Seksi Pendidikan Madrasah (Mapenda) Kemenag Kota Bandar Lampung (2009–2014), ia berkhidmat pada ranah pendidikan Islam. Di balik layar, ia menyusun data, laporan, dan dukungan administrasi untuk madrasah-madrasah di kota ini. Di sinilah ia menyatu dengan denyut nadi pendidikan, menjadi bagian dari jembatan antara harapan dan perwujudan mutu pembelajaran.

Dan akhirnya, pada tahun 2014, ia berlabuh di MAN 1 Bandar Lampung—madrasah unggulan yang menjadi simbol kemajuan pendidikan Islam modern. di sinilah ia menemukan ladang pengabdiannya yang paling kokoh Ia menjabat sebagai Pelaksana Tata Usaha, Bertahun-tahun ia menjalankan tugas sebagai pelaksana tata usaha  yang menghidupkan ketertiban administratif madrasah . Ia mengelola dengan tangan yang cekatan dan jiwa yang penuh dedikasi. Dalam institusi ini, ia bagaikan poros administrasi yang tak pernah letih berputar. Mengelola surat-menyurat dinas, mencatat, mengarsip, dan menjawab kebutuhan administrasi madrasah dengan ketepatan dan rasa hormat terhadap waktu dan aturan. Dengan keahlian dalam berbagai aplikasi seperti SIPKA, SPIP, SIMPEG, E-Kinerja, dan lain-lain, ia membuktikan bahwa ketertiban dan modernitas dapat berjalan beriringan.

Kini, dengan kepercayaan yang tumbuh dari ketulusan dan rekam jejak yang panjang, ia mengemban peran sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala Tata Usaha MAN 1 Bandar Lampung. Jabatan ini bukanlah mahkota, melainkan amanah yang berat namun mulia. Ia mengembannya dengan hati yang lapang, memimpin tanpa suara tinggi, mengarahkan tanpa menyakiti, dan tetap menjadi teladan dalam keheningan.

Jejak Pengabdian Seorang Perempuan yang Menyulam Waktu dengan Kesetiaan

Di balik segala pencapaiannya, Qonita tetap seorang perempuan bersahaja. Ia mencintai membaca, menyanyi, MC, menulis, memasak, dan memiliki kemampuan menulis indah untuk ijazah dan sertifikat—keterampilan langka yang memadukan estetika dan tanggung jawab.

Ia menguasai Microsoft Office, tata persuratan dinas, serta koordinasi antar aplikasi pelayanan Kemenag, menjadi sosok yang tak hanya menyelesaikan pekerjaan, tetapi menertibkan sistem dan menginspirasi rekan kerja dengan tanggung jawab yang konsisten.

Qonita Nurhayati As’ad, S.H. adalah perempuan yang tidak tumbuh dari panggung sorotan, tetapi dari taman sunyi bernama pengabdian. Ia adalah wangi melati di ruang birokrasi yang kaku. Ia adalah perajut sistem yang mengabdi bukan untuk dikenang, melainkan karena ia tahu: bekerja dengan jujur dan sepenuh hati adalah bentuk ibadah yang paling setia.

Setiap langkah dalam rekam jejaknya adalah butir waktu yang dipersembahkan untuk negeri. Ia tak mengukir nama di panggung megah, namun di ruang kerja yang tenang, tempat di mana kesetiaan diuji tanpa sorotan. Qonita Nurhayati As’ad bukan hanya pegawai negeri—ia adalah perempuan yang menjadikan pengabdian sebagai puisi panjang, ditulis dengan kerja, dan dibaca oleh generasi penerus melalui keteraturan dan keteladanan.

By QNA

Bumi Kampus Ceria, 9 Mei 2025