Home Mata Pelajaran Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila 2 : Demokrasi Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945
Mata Pelajaran

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila 2 : Demokrasi Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila 2 : Demokrasi Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 Nama Penyusun Diah Fuji Lestari Kadir,S.Pd Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran/Semester 2025-2026/1 Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila […]

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila 2 : Demokrasi Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945
Nama Penyusun Diah Fuji Lestari Kadir,S.Pd
Sekolah MAN 1 Bandar Lampung
Tahun Ajaran/Semester 2025-2026/1
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Jenjang Madrasah Aliyah
Kelas XI
Alokasi waktu 6 Pertemuan (2 x 45 menit JP)
Tahapan Fase F
Konten Utama Demokrasi Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945
IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK Peserta didik kelas XI umumnya sudah memiliki pemahaman dasar tentang konsep demokrasi sebagai   sistem  pemerintahan.   Mereka   juga   mungkin   sudah   mengenal   beberapa   aspek pelaksanaan demokrasi di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan pemilihan umum. Namun, pemahaman mereka tentang “demokrasi berdasarkan UUD NRI Tahun 1945” secara spesifik, termasuk nilai-nilai, prinsip, serta tantangan dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari, mungkin belum mendalam. Minat peserta didik bisa bervariasi; ada yang tertarik pada isu-isu politik praktis, ada pula yang lebih fokus pada hak dan kewajiban warga negara. Latar belakang sosial dan pengalaman berdemokrasi mereka di lingkungan keluarga atau sekolah juga akan memengaruhi kesiapan belajar. Kebutuhan belajar akan disesuaikan, beberapa mungkin membutuhkan penekanan pada aspek teoritis, sementara yang  lain  lebih  tertarik pada studi kasus dan proyek partisipatif.
KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN Materi pelajaran ini membahas konsep demokrasi di Indonesia, khususnya yang berlandaskan pada  UUD  NRI  Tahun  1945.  Jenis  pengetahuan  yang  akan  dicapai  meliputi:  pemahaman definisi dan prinsip demokrasi Pancasila, analisis nilai-nilai demokrasi dalam UUD NRI Tahun1945, identifikasi ciri-ciri masyarakat demokratis, serta kemampuan mengidentifikasi tantangan dan berpartisipasi aktif dalam praktik demokrasi. Materi ini sangat relevan dengan kehidupan nyata peserta didik sebagai calon warga negara yang akan aktif dalam sistem demokrasi Indonesia.  Tingkat  kesulitan  materi  dianggap  sedang  hingga  tinggi,  terutama  pada  bagian analisis  dan refleksi  mendalam  mengenai  implementasi demokrasi.  Struktur  materi bersifat hierarkis, dimulai dari konsep dasar, prinsip, hingga implementasi dan partisipasi. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, serta karakter mandiri, bernalar kritis, kolaboratif, dan bertanggung jawab.
DIMENSI PROFIL LULUSAN Dalam pembelajaran ini, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:

  • Kewargaan: Peserta didik memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara demokratis serta berpartisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
  • Penalaran Kritis:   Peserta  didik   mampu   menganalisis  permasalahan  terkait   praktik demokrasi di Indonesia dan menyajikan argumen yang logis dan beralasan.
  • Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok untuk menganalisis isu- isu demokrasi, mencari solusi, dan merumuskan ide-ide partisipatif.
  • Komunikasi:  Peserta   didik   mampu   menyampaikan   gagasan   dan   pendapat   tentang demokrasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan, serta menghargai perbedaan pandangan.
DIMENSI KURIKULUM BERBASIS CINTA Cinta Diri dan Sesama Manusia: Ini adalah inti dari bab ini. Peserta didik akan belajar untuk  memperlakukan semua orang  dengan kasih  sayang,  empati,  dan  hormat,  tanpa memandang perbedaan. Mereka akan menerapkan nilai-nilai ini dalam setiap interaksi sosial mereka.Cinta Tanah Air: Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk nyata dari cinta terhadap bangsa. Peserta didik akan memahami bahwa kerukunan dan harmoni di tingkat masyarakat adalah fondasi dari persatuan nasional.

Cinta Lingkungan: Peserta didik menyadari bahwa Pancasila juga mencakup tanggung jawab untuk menjaga lingkungan sekitar. Mereka akan termotivasi untuk berkontribusi dalam kegiatan gotong royong yang berfokus pada kebersihan dan kelestarian alam.

Cinta   Ilmu:   Peserta   didik   memiliki   dorongan   untuk   mencari   pengetahuan   dan pemahaman  yang  mendalam  tentang  masalah-masalah  sosial  agar  dapat  memberikan solusi yang tepat.

DIMENSI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI Tanggung  Jawab: Peserta didik  menyadari bahwa mereka  memiliki tanggung  jawab untuk berkontribusi pada kebaikan bersama. Mereka tidak hanya mengkritik  masalah, tetapi juga aktif terlibat dalam menyelesaikannya.Keadilan: Peserta didik menjunjung tinggi keadilan dalam setiap interaksi dan berusaha untuk memastikan bahwa setiap individu diperlakukan secara adil.

Kejujuran: Peserta didik dilatih untuk bersikap jujur dalam setiap tindakan dan perkataan mereka, baik dalam forum formal maupun interaksi sehari-hari.

Empati:  Peserta  didik  mampu  merasakan  dan  memahami kesulitan  orang  lain,  yang menjadi motivasi untuk memberikan bantuan dan dukungan, bukan mencari keuntungan pribadi.

Dipercaya:  Dengan  konsisten  mengamalkan  nilai-nilai  Pancasila,  peserta  didik  akan menjadi   individu   yang   dapat   dipercaya   dan   diandalkan   di   lingkungan   mereka.

CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) Pada fase ini, peserta didik menganalisis cara pandang para pendiri negara, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi negara; merumuskan gagasan solutif untuk  mengatasi perilaku  yang  bertentangan  dengan  nilai Pancasila;  menerapkan perilaku taat hukum berdasarkan peraturan yang berlaku; menganalisis tataurutan peraturan perundang-undangan di Indonesia; menyajikan asal usul dan makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai modal sosial, membangun harmoni dalam keberagaman; dan mengenal gotong royong sebagai perwujudan sistem ekonomi Pancasila yang inklusif dan berkeadilan; menerapkan perilaku, peran dan kedudukan sesuai dengan hak dan kewajiban; memahami sistem pertahanan dan keamanan negara serta peran Indonesia dalam hubungan antarbangsa dan negara; menguraikan nilai-nilai Pancasila yang harus diwujudkan dalam pembangunan nasional.
LINTAS DISIPLIN ILMU YANG RELEVAN Sejarah: Untuk memahami sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia dan konteks perumusan UUD NRI Tahun 1945.

  • Sosiologi: Untuk menganalisis interaksi sosial dan dinamika masyarakat dalam konteks praktik demokrasi.
  • Ekonomi: Untuk memahami dampak kebijakan ekonomi dalam sistem demokrasi dan isu-isu kesejahteraan rakyat.
  • Bahasa  Indonesia:   Untuk  mengembangkan  kemampuan   menyampaikan  gagasan, berargumen, dan menulis esai atau laporan terkait isu demokrasi.
TUJUAN PEMBELAJARAN Pertemuan 1-2: Memahami Makna dan Prinsip Demokrasi Pancasila (Alokasi Waktu:2 x 90 menit)

  • Melalui diskusi kelompok dan studi kasus, peserta didik mampu menjelaskan makna demokrasi Pancasila sebagai wujud demokrasi di Indonesia dengan tepat.
  • Setelah menganalisis  beberapa  teks  dan  video,  peserta  didik  dapat  mengidentifikasi prinsip-prinsip  demokrasi  Pancasila  yang  terkandung  dalam  UUD  NRI  Tahun  1945 secara cermat.

Pertemuan  3-4:  Mengidentifikasi  Ciri-ciri  dan  Penerapan  Demokrasi  di  Indonesia

(Alokasi Waktu: 2 x 90 menit)

  • Melalui observasi dan analisis berita/artikel, peserta didik mampu mengidentifikasi ciri- ciri masyarakat demokratis sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- hari dengan argumen yang kuat.
  • Setelah  menganalisis   berbagai  kasus,   peserta  didik   dapat   mengaitkan  penerapan demokrasi   berdasarkan   UUD   NRI   Tahun   1945   dengan   implementasi   nilai-nilai persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial secara relevan.

Pertemuan 5-6: Berpartisipasi Aktif dalam Demokrasi Pancasila (Alokasi Waktu: 2 x

90 menit)

  • Secara kolaboratif, peserta didik mampu  merumuskan bentuk-bentuk partisipasi aktif dalam  membangun kehidupan demokrasi  yang  sesuai  dengan  nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah dan masyarakat.

●          Melalui proyek simulasi atau kampanye mini, peserta didik dapat mendemonstrasikan sikap kritis dan bertanggung jawab sebagai warga negara demokratis.

TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Topik  pembelajaran  akan  berpusat  pada  studi  kasus  dan  isu-isu  aktual  terkait  praktik demokrasi di Indonesia. Contohnya dapat berupa:

  • Penerapan demokrasi dalam pemilihan ketua OSIS/MPK.
  • Peran aktif siswa dalam pengambilan kebijakan di sekolah.
  • Isu-isu partisipasi  pemuda  dalam  pemilihan  umum  atau  kegiatan  musyawarah  di masyarakat.
  • Kasus-kasus pelanggaran  HAM  atau  penyalahgunaan  kekuasaan  yang  bertentangan dengan prinsip demokrasi.
  • Contoh keberhasilan praktik demokrasi lokal yang inspiratif.
KERANGKA PEMBELAJARAN PRAKTIK PEDAGOGIK:Model  Pembelajaran:  Problem-Based  Learning  (PBL)  dan  Project-Based  Learning

(PjBL) untuk mendorong penalaran kritis dan partisipasi aktif.

  • Strategi Pembelajaran: Diskusi kelompok, studi kasus, debat, simulasi, presentasi.
  • Metode Pembelajaran: Tanya jawab, curah pendapat, analisis artikel/video, wawancara (jika memungkinkan), penugasan proyek, presentasi.

KEMITRAAN PEMBELAJARAN:

  • Lingkungan  Sekolah:  Bekerja  sama  dengan  OSIS/MPK  untuk  mengamati  praktik demokrasi di sekolah, memanfaatkan perpustakaan untuk referensi.
  • Lingkungan Luar Sekolah:  Mendorong  peserta didik  untuk  mencari informasi dari sumber-sumber terpercaya (portal berita, situs KPU, lembaga pengawas pemilu), atau jika memungkinkan, mengundang narasumber dari KPU/Bawaslu setempat.
  • Masyarakat: Mengaitkan materi dengan isu-isu demokrasi yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar (misalnya, pemilihan RT/RW, musyawarah desa, partisipasi warga dalam pembangunan).

LINGKUNGAN BELAJAR:

  • Ruang Fisik:  Kelas  yang  diatur  untuk  memfasilitasi  diskusi  kelompok,  debat,  dan presentasi. Adanya papan tulis atau flip chart untuk mencatat ide.
  • Ruang Virtual:  Pemanfaatan  platform daring  (Google  Classroom,  grup  chat)  untuk berbagi materi, tautan berita, diskusi asinkron, dan mengumpulkan tugas.
  • Budaya Belajar: Mendorong budaya toleransi, menghargai perbedaan pendapat, berani mengemukakan argumen dengan santun, bertanggung jawab, dan antusias dalam belajar tentang kewarganegaraan.

PEMANFAATAN DIGITAL:

  • Perpustakaan Digital/Sumber Daring: Mengakses artikel berita, jurnal, infografis, dan video dokumenter tentang demokrasi dari situs berita terkemuka, situs resmi pemerintah, atau platform edukasi.
  • Forum Diskusi Daring: Menggunakan Google Classroom atau platform serupa untuk forum diskusi asinkron, berbagi opini, dan menanggapi pandangan teman.
  • Kuis Interaktif: Menggunakan  Kahoot  atau  Quizizz untuk  asesmen diagnostik  atau formatif yang menyenangkan dan cepat.
  • Presentasi Interaktif: Pemanfaatan platform seperti Google Slides, Canva, atau Prezi untuk menyajikan hasil analisis atau proyek simulasi.
  • Mentimeter: Untuk mengumpulkan ide atau pendapat secara cepat dan anonim di awal atau tengah pembelajaran.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI A. KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING)

  • Penyambutan dan Apersepsi (Mindful): Guru menyambut peserta didik dengan salam dan sapaan. Dimulai dengan “check-in” emosional singkat (misalnya, meminta peserta didik menggambarkan perasaan mereka dengan emoji atau satu kata) untuk membantu mereka hadir sepenuhnya.
  • Pengait (Joyful & Meaningful): Guru menampilkan video singkat atau gambar tentang peristiwa demokrasi yang sedang hangat atau inspiratif (misalnya, proses pemilihan yang damai, aksi masyarakat sipil yang positif, diskusi publik). Peserta didik diajak untuk memberikan kesan awal  atau  pertanyaan:  “Apa  yang  kalian  lihat?”,  “Apa  kaitannya dengan kehidupan kita?”.
  • Motivasi (Meaningful):  Guru  mengaitkan  tayangan  dengan  pentingnya  memahami demokrasi dalam UUD NRI Tahun 1945 untuk menjadi warga negara yang cerdas dan bertanggung jawab. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaatnya bagi masa depan peserta didik.
  • Cek Kesiapan  Belajar  (Diferensiasi  Proses):  Guru  melakukan  asesmen  diagnostik sederhana (misalnya, kuis singkat di Kahoot tentang pemahaman dasar demokrasi atau meminta peserta didik menuliskan “apa yang ingin kalian ketahui tentang demokrasi di Indonesia?” di secarik kertas) untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman dan minat awal peserta didik, lalu mengelompokkan mereka.
  • B. KEGIATAN INTI (MEMAHAMI, MENGAPLIKASI, MEREFLEKSI) PERTEMUAN 1-2:    MEMAHAMI    MAKNA    DAN    PRINSIP    DEMOKRASI PANCASILA

Memahami (Konsep & Analisis Sumber):

  • Guru menyajikan  berbagai sumber  informasi (teks  buku,  artikel berita,  video  pidato tokoh) tentang makna dan prinsip demokrasi Pancasila (diferensiasi konten – sumber bervariasi sesuai minat/gaya belajar).
  • Peserta didik secara individu membaca/menyimak dan membuat catatan penting.
  • Diskusi Kelompok (Diferensiasi Proses): Peserta didik dalam kelompok (heterogen) mendiskusikan temuan mereka dan merumuskan pemahaman tentang makna demokrasi Pancasila dan prinsip-prinsipnya. Guru memberikan panduan pertanyaan.

Mengaplikasi (Studi Kasus Sederhana):

  • Setiap kelompok  diberi  kasus  sederhana  terkait   penerapan  demokrasi  (misalnya, kebijakan di sekolah, musyawarah desa) dan diminta mengidentifikasi prinsip demokrasi Pancasila yang terlibat.
  • Guru memberikan scaffolding atau tantangan tambahan sesuai kebutuhan kelompok.
  • Merefleksi (Presentasi dan Umpan Balik):
  • Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisis studi kasus.
  • Diskusi kelas  untuk  menyamakan  persepsi  dan  memperdalam  pemahaman.  Guru memberikan umpan balik korektif dan apresiatif.

Pertemuan 3-4: Mengidentifikasi Ciri-ciri dan Penerapan Demokrasi di Indonesia

Memahami (Observasi & Diskusi):

  • Guru  menampilkan  gambar/video/artikel  berita  tentang  berbagai  aspek  kehidupan  di Indonesia (politik, sosial, budaya).
  • Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat yang demokratis dan non-demokratis dari contoh-contoh tersebut.
  • Diskusi kelas dipandu untuk mengaitkan ciri-ciri tersebut dengan nilai-nilai Pancasila.

Mengaplikasi (Proyek Analisis Berita):

  • Peserta didik dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok memilih satu berita/artikel/video tentang isu demokrasi di Indonesia (misalnya, partisipasi publik dalam kebijakan, isu HAM, kebebasan berpendapat).
  • Tugas:  Menganalisis   isu   tersebut   berdasarkan   prinsip   demokrasi   Pancasila   dan mengidentifikasi bagaimana nilai-nilai Pancasila (persatuan, kerakyatan, keadilan) diterapkan atau dilanggar.
  • Proses Scaffolding (Diferensiasi Proses): Guru menyediakan rubrik analisis yang jelas, memberikan contoh analisis, dan melakukan bimbingan saat kelompok bekerja.

Merefleksi (Debat/Diskusi Panel):

  • Setiap kelompok  menyajikan hasil analisis  mereka (bisa dalam  format  diskusi panel singkat atau debat mini).
  • Guru memfasilitasi sesi tanya jawab dan memberikan umpan balik kritis. Peserta didik merefleksikan peran mereka sebagai warga negara dalam isu tersebut.

PERTEMUAN 5-6: BERPARTISIPASI AKTIF DALAM DEMOKRASI PANCASILA

Memahami (Brainstorming & Contoh):

  • Guru memandu sesi curah pendapat tentang “Bagaimana kita bisa berpartisipasi dalam demokrasi di lingkungan sekolah/masyarakat?”.
  • Guru menyajikan contoh-contoh partisipasi aktif (misalnya, aktif di OSIS, mengikuti diskusi publik, mengadvokasi isu sosial, menjadi pemilih cerdas).

Mengaplikasi (Proyek Partisipasi/Simulasi):

  • Peserta didik dalam kelompok merancang sebuah proyek mini partisipasi demokrasi di lingkungan sekolah atau simulasi kegiatan demokratis (misalnya, kampanye mini tentang pentingnya suara dalam pemilihan OSIS, simulasi musyawarah kelas untuk suatu kebijakan, membuat poster/infografis edukasi tentang demokrasi).
  • Diferensiasi Produk:  Kelompok  bebas  memilih  bentuk  proyek  yang  paling  sesuai dengan minat dan kekuatan mereka (video pendek, podcast, drama singkat, kampanye media sosial, atau presentasi).
  • Guru  memberikan  bimbingan  dan  umpan  balik  selama  proses  perencanaan  dan pelaksanaan.

Merefleksi (Presentasi dan Penilaian Diri):

  • Setiap kelompok mempresentasikan atau menampilkan hasil proyek mereka.
  • Sesi umpan balik dari guru dan teman. Peserta didik diminta untuk melakukan penilaian diri tentang  partisipasi  dan  kontribusi  mereka  dalam  proyek,  serta  menulis  refleksi singkat tentang pembelajaran keseluruhan.
KEGIATAN  PENUTUP  (UMPAN  BALIK  KONSTRUKTIF,  KESIMPULAN, PERENCANAAN SELANJUTNYA)
  • Umpan Balik Konstruktif (Meaningful):Guru memberikan umpan balik komprehensif tentang pencapaian tujuan pembelajaran dan proses proyek. Guru juga memberikan ruang bagi peserta didik untuk memberikan umpan balik tentang modul ajar dan proses pembelajaran.
  • Kesimpulan (Mindful): Bersama-sama, guru dan peserta didik menyimpulkan kembali makna penting  demokrasi  Pancasila,  prinsip-prinsipnya,  dan  urgensi  partisipasi aktif warga negara.
  • Perencanaan Pembelajaran  Selanjutnya  (Meaningful  &  Joyful):  Guru  mengajak peserta didik untuk merencanakan langkah selanjutnya dalam mengamalkan nilai-nilai demokrasi di kehidupan nyata, misalnya: “Bagaimana kita bisa menerapkan nilai-nilai demokrasi ini di luar kelas?” atau “Isu apa lagi yang ingin kita pelajari lebih dalam?”. Guru memberikan tugas pengayaan berupa membaca berita atau artikel tentang isu demokrasi terkini dan membagikan pandangan mereka di forum diskusi kelas.
ASESMEN PEMBELAJARAN ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN (DIAGNOSTIK)

  • Format:    Tes    Lisan    (Tanya    Jawab    Singkat)    dan    Non-Tes    (Kuis    Cepat

Kahoot/Mentimeter).

  • Tujuan: Mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik tentang demokrasi dan isu-isu terkait.
  • Pertanyaan/Tugas:

○   “Apa yang kamu ketahui tentang demokrasi?”

○   “Menurutmu, apa ciri-ciri negara yang demokratis?”

○    (Kahoot/Mentimeter) “Pilih salah satu kata yang paling menggambarkan ‘demokrasi’ bagimu.”

  1. B. ASESMEN PROSES PEMBELAJARAN (FORMATIF)
  • Format: Observasi Partisipasi Diskusi Kelompok, Penilaian Kinerja (saat analisis kasus, debat), Jurnal Reflektif Singkat, Kuis Singkat.
  • Tujuan: Memantau  kemajuan  belajar,  memberikan  umpan  balik  berkelanjutan,  dan menyesuaikan strategi.
  • Pertanyaan/Tugas:

○    (Observasi) “Apakah peserta didik aktif berargumen dalam diskusi? Apakah mereka mendengarkan pendapat teman?”

○    (Jurnal Reflektif) “Tuliskan satu hal baru yang kamu pelajari hari ini tentang prinsip demokrasi Pancasila.”

○    (Kuis Singkat) Pertanyaan tentang prinsip-prinsip demokrasi Pancasila atau ciri-ciri masyarakat demokratis.

  1. ASESMEN AKHIR PEMBELAJARAN (SUMATIF)
  • Format:  Penilaian  Proyek  (Produk  dan  Presentasi/Simulasi)  dan  Tes  Tertulis  (Esai

Analitis).

  • Tujuan: Mengukur pencapaian tujuan pembelajaran secara komprehensif.
  • Tugas Proyek:

○   Produk (Proyek Partisipasi/Simulasi Demokrasi):

■    Tugas:  “Rancang  dan  wujudkan  sebuah  proyek  mini  (misalnya:  kampanye edukasi, simulasi musyawarah, poster/infografis digital) yang menunjukkan bentuk partisipasi aktif dalam membangun demokrasi Pancasila di lingkungan sekolah atau masyarakat.”

■   Rubrik Penilaian Produk:

■   Relevansi dengan Prinsip Demokrasi Pancasila

■   Kreativitas dan Inovasi Proyek

■   Kejelasan Pesan dan Tujuan Proyek

■   Potensi Dampak Positif

○   Presentasi/Simulasi:

■    Tugas: “Presentasikan hasil proyek kalian di depan kelas atau demonstrasikan simulasi yang telah dirancang.”

■   Rubrik Penilaian Presentasi/Simulasi:

■   Kejelasan dan Efektivitas Komunikasi

■   Penguasaan Materi dan Argumen

■   Sikap Partisipatif dan Tanggung Jawab

■   Kerja Sama Tim (jika kelompok)

  • Tes Tertulis (Esai Analitis):

○   Tugas:  “Pilihlah  salah  satu  isu  demokrasi  yang  sedang  hangat  di  Indonesia.

Analisislah isu tersebut berdasarkan prinsip dan nilai-nilai demokrasi Pancasila yang terkandung dalam UUD NRI Tahun 1945. Rubrik Penilaian Esai:

■   Kedalaman Analisis (keterkaitan dengan konsep demokrasi Pancasila)

■   Kelengkapan dan Akurasi Informasi

■   Struktur Argumen yang Logis dan Koheren

■   Kreativitas dan Orisinalitas Gagasan Solusi

■   Kualitas Bahasa dan Tata Tuli

Previously

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila 1 : Menjiwai Pancasila

Next

Eva Nuryana, S.Pd., M.Si, Guru Kimia MAN 1 Bandar Lampung

MDC

MDC