Home Mata Pelajaran Perencanaan Pembelajaran Sosiologi 3: Penelitian Sosial
Mata Pelajaran

Perencanaan Pembelajaran Sosiologi 3: Penelitian Sosial

Perencanaan Pembelajaran Sosiologi 3: Penelitian Sosial Nama Penyusun  Fatkhurohmah,S.Pd Sekolah  MAN 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran/Semester  2025-2026/1 Mata Pelajaran  Sosiologi Jenjang  Madrasah Aliyah Kelas  X (Sepuluh) Alokasi waktu  2 Pertemuan […]

Perencanaan Pembelajaran Sosiologi 3: Penelitian Sosial
Nama Penyusun  Fatkhurohmah,S.Pd
Sekolah  MAN 1 Bandar Lampung
Tahun Ajaran/Semester  2025-2026/1
Mata Pelajaran  Sosiologi
Jenjang  Madrasah Aliyah
Kelas  X (Sepuluh)
Alokasi waktu  2 Pertemuan (4 x 45 menit JP)
Tahapan  Fase E
Konten Utama  Penelitian Sosial
Identifikasi Kesiapan Murid
  • Pengetahuan Awal: Murid kemungkinan sudah familiar dengan konsep dasar “penelitian” dari mata pelajaran lain (misalnya, IPA, Geografi) yang mungkin melibatkan observasi atau pengumpulan data sederhana. Mereka mungkin juga pernah mengisi survei atau kuesioner. Namun, pemahaman mendalam tentang perbedaan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam konteks sosiologi, serta konsep mixed methods, kemungkinan masih minim.
  • Minat: Murid umumnya tertarik pada isu-isu sosial yang relevan dengan kehidupan mereka (misalnya, penggunaan media sosial, bullying, tren remaja, masalah lingkungan di komunitas). Minat ini dapat menjadi jembatan untuk memperkenalkan bagaimana penelitian sosial membantu memahami fenomena tersebut. Beberapa murid mungkin memiliki minat pada bidang statistik atau wawancara/diskusi.
  • Latar Belakang: Murid berasal dari latar belakang sosial yang beragam, sehingga pengalaman mereka dengan berbagai masalah sosial akan bervariasi. Pengalaman ini dapat menjadi sumber ide untuk topik penelitian sosial.
  • Kebutuhan Belajar:
    • Visual: Membutuhkan diagram alir penelitian, infografis perbandingan kualitatif-kuantitatif, contoh data (grafik, transkrip wawancara), video studi kasus penelitian.
    • Kinestetik: Akan menyukai kegiatan simulasi pengumpulan data (misalnya, role-play wawancara, membuat kuesioner), analisis data sederhana, atau membuat presentasi.
    • Beberapa murid mungkin memerlukan bimbingan lebih personal dalam memahami perbedaan filosofis antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif, atau dalam merumuskan pertanyaan penelitian yang tepat.
Karakteristik Materi Pelajaran
  • Jenis Pengetahuan: Materi ini melibatkan pengetahuan konseptual (memahami definisi, karakteristik, dan perbedaan metode kualitatif, kuantitatif, dan campuran), prosedural (mampu merumuskan masalah, memilih metode, menyusun instrumen, menganalisis data sederhana), dan metakognitif (merefleksikan etika penelitian dan pentingnya objektivitas). Ini juga mencakup pengetahuan faktual mengenai contoh-contoh penelitian sosial.
  • Relevansi dengan Kehidupan Nyata Murid: Kemampuan melakukan penelitian sosial sangat relevan karena membantu murid memahami isu-isu sosial di sekitar mereka secara sistematis, membuat keputusan berdasarkan data, dan menjadi konsumen informasi yang kritis. Keterampilan ini juga fundamental untuk pendidikan tinggi dan berbagai profesi di masa depan.
  • Tingkat Kesulitan: Tingkat kesulitan materi ini cukup tinggi karena melibatkan pemahaman konsep abstrak, kemampuan berpikir logis, dan penerapan langkah-langkah metodologis. Bagian yang menantang adalah membedakan secara mendalam kapan menggunakan metode tertentu, serta melakukan analisis data (walaupun sederhana).
  • Struktur Materi: Materi akan disajikan secara komparatif, dimulai dari pengertian penelitian sosial, kemudian mendalami karakteristik, kelebihan, kekurangan, serta instrumen dari metode kuantitatif dan kualitatif secara terpisah, dan diakhiri dengan pemahaman tentang mixed methods dan etika penelitian.
  • Integrasi Nilai dan Karakter:
    • Penalaran Kritis: Menganalisis informasi, mengevaluasi validitas data, dan menarik kesimpulan yang logis berdasarkan bukti.
    • Objektivitas: Berusaha untuk tidak bias dalam mengumpulkan dan menafsirkan data.
    • Integritas: Kejujuran dalam melaporkan hasil penelitian, menghindari plagiarisme.
    • Kolaborasi: Bekerja sama dalam tim penelitian.
    • Rasa Ingin Tahu: Mendorong untuk menggali lebih dalam fenomena sosial.
    • Kewargaan: Memahami masalah sosial di komunitas dan berkontribusi mencari solusi.
Dimensi Profil Lulusan
  • Penalaran Kritis: Murid mampu membedakan dan menganalisis karakteristik metode penelitian kualitatif dan kuantitatif, serta mengevaluasi kelebihan dan kekurangan masing-masing dalam konteks penelitian sosial.
  • Kreativitas: Murid mampu merumuskan pertanyaan penelitian yang inovatif, mendesain instrumen penelitian sederhana, dan menyajikan hasil analisis dengan cara yang menarik.
  • Kolaborasi: Murid mampu bekerja sama secara efektif dalam kelompok untuk merencanakan, melaksanakan, dan mendiskusikan mini proyek penelitian.
  • Komunikasi: Murid mampu menyampaikan ide-ide penelitian, metode, dan hasil analisis secara lisan maupun tulisan dengan jelas, sistematis, dan efektif.
Dimensi Kurikulum Berbasis Cinta
  • Cinta pada Proses Ilmiah
  • Cinta pada Masyarakat
  • Cinta pada Keadilan & Kebenaran
Insersi KBC
  • murid memilih topik penelitian yang bermanfaat untuk memahami, mengapresiasi, dan mencari solusi atas masalah sosial di lingkungannya.
  • menekankan pentingnya menyusun rencana penelitian dengan teliti, runtut, dan sesuai kaidah ilmiah.
  • instrumen harus disusun secara objektif, netral, dan tidak mengarahkan jawaban responden.
  • murid mengumpulkan data dengan sopan, menghargai privasi responden, dan menjaga etika penelitian.
  • murid dilatih mengolah data apa adanya, tidak memanipulasi, dan menggunakan metode yang tepat.
  • laporan disusun jujur, lengkap, dan transparan sehingga bisa dipertanggungjawabkan.
  • hasil penelitian dipresentasikan dengan tujuan memberi manfaat, bukan sekadar formalitas.
Capaian Pembelajaran Pada akhir Fase E, murid memahami konsep dasar berbagai bidang ilmu sosial sebagai ilmu yang mengkaji manusia dan lingkungannya untuk memberikan landasan berpikir kritis, analitis, kreatif, adaptif, dan solutif dalam merespons peristiwa dan fenomena sosial, budaya, dan ekonomi yang terjadi di masyarakat dalam lingkup lokal, nasional, dan global. Murid memahami peran dan potensi dirinya dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi. Murid secara mandiri maupun berkolaborasi menggali fenomena kehidupan manusia secara sistematis serta menemukan persamaan dan perbedaannya dalam dimensi ruang dan waktu. Murid menganalisis, menarik simpulan, mengomunikasikan informasi dan hasil analisis dari sumber primer dan/atau sekunder, hasil observasi dan dokumentasi. Murid mampu merefleksikan hasil analisis dari informasi, hasil observasi, dan hasil dokumentasi, serta menyusun rencana tindak lanjut.
Lintas Disiplin Ilmu
  • Matematika/Statistika: Konsep dasar statistik (rata-rata, persentase), interpretasi grafik dan tabel data kuantitatif.
  • Bahasa Indonesia: Kemampuan menulis laporan penelitian yang sistematis, menyusun pedoman wawancara, dan menyajikan hasil secara efektif.
  • Ilmu Komputer/TIK: Penggunaan perangkat lunak untuk pengolahan data (spreadsheet), pembuatan presentasi, dan analisis teks sederhana.
  • Psikologi: Memahami aspek perilaku individu dan kelompok dalam konteks data kualitatif (motivasi, persepsi).
  • Ekonomi: Menganalisis data sosial-ekonomi atau melakukan survei terkait perilaku konsumsi/produksi.
  • Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn): Memahami etika penelitian dan pentingnya menjaga privasi responden.
Tujuan Pembelajaran
  • Pertemuan 1:
    • Murid mampu membedakan konsep dasar penelitian sosial kuantitatif dan kualitatif berdasarkan karakteristik, tujuan, dan pendekatannya dengan tepat melalui diskusi studi kasus.
    • Murid mampu mengidentifikasi jenis-jenis instrumen pengumpulan data untuk penelitian kuantitatif (kuesioner, tes) dan kualitatif (pedoman wawancara, lembar observasi) dengan benar.
    • Murid mampu merumuskan pertanyaan penelitian sederhana yang cocok untuk pendekatan kuantitatif dan kualitatif berdasarkan fenomena sosial di lingkungan sekolah/sekitar.
  • Pertemuan 2:
    • Murid mampu menjelaskan konsep mixed methods (metode campuran) dalam penelitian sosial dan alasan penggunaannya dengan tepat.
    • Murid mampu menganalisis kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode (kualitatif, kuantitatif, dan campuran) dalam memecahkan masalah sosial tertentu.
    • Murid mampu merancang skema mini proyek penelitian sosial sederhana (pendekatan kuantitatif, kualitatif, atau campuran) yang relevan dengan isu sosial di lingkungan mereka dan mempresentasikan hasilnya secara kolaboratif.
Topik Pembelajaran Kontekstual
  • “Survei Minat Belajar Daring vs. Luring Murid Kelas X SMA/SMK X” (Kuantitatif)
  • “Studi Fenomenologi Pengalaman Murid Mengatasi Bullying di Sekolah” (Kualitatif)
  • “Analisis Efektivitas Program Literasi Digital di Kalangan Remaja: Perspektif Kuantitatif dan Kualitatif” (Mixed Methods)
  • “Persepsi Masyarakat Terhadap Kebersihan Lingkungan di Sekitar Sekolah: Studi Banding Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif”
  • “Dampak Penggunaan Media Sosial Terhadap Interaksi Sosial Remaja: Studi Kasus di Komunitas Sekolah”
Kerangka Pembelajaran
  1. Praktik Pedagogik:
    • Model Pembelajaran: Project-Based Learning (PjBL). Murid akan terlibat dalam proyek mini penelitian sosial, mulai dari merumuskan masalah hingga merancang metode.
    • Strategi Pembelajaran:
      • Comparative Analysis: Membandingkan metode kualitatif dan kuantitatif.
      • Case-Based Learning: Menganalisis studi kasus penelitian sosial.
      • Experiential Learning: Melakukan simulasi atau praktik sederhana dalam merancang penelitian.
      • Differentiated Instruction: Memberikan pilihan dalam produk akhir atau sumber belajar.
    • Metode Pembelajaran: Diskusi kelompok, simulasi, studi kasus, penugasan proyek (mini proposal penelitian), presentasi.
  1. Kemitraan Pembelajaran:
  • Lingkungan Sekolah: Guru mata pelajaran Matematika (untuk aspek statistik), guru Bahasa Indonesia (untuk penulisan), konselor sekolah (untuk isu-isu sosial remaja).
  • Lingkungan Luar Sekolah/Masyarakat: Narasumber (misalnya, mahamurid sosiologi/peneliti), pengurus RT/RW (untuk data demografi sederhana atau isu sosial lokal), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang sosial (untuk contoh proyek penelitian).
  1. Lingkungan Belajar:
  • Ruang Fisik: Kelas yang fleksibel untuk diskusi kelompok dan presentasi, perpustakaan sekolah untuk akses buku dan jurnal.
  • Ruang Virtual: Google Classroom untuk berbagi materi, tautan video, template tugas, dan pengumpulan laporan; YouTube untuk video tutorial atau contoh penelitian sosial; Google Scholar untuk mencari jurnal ilmiah sederhana; aplikasi survei online (misalnya, Google Forms, SurveyMonkey); platform video conference (Google Meet/Zoom) untuk diskusi dengan narasumber.
  • Budaya Belajar: Lingkungan yang mendukung pertanyaan kritis, kolaborasi, dan objektivitas dalam mencari kebenaran sosial. Guru mendorong murid untuk berani mengemukakan pendapat dan menghargai keragaman perspektif.
  1. Pemanfaatan Digital:
  • Perpustakaan Digital: Mengakses jurnal ilmiah, artikel, atau e-book terkait metode penelitian sosial.
  • Forum Diskusi Daring: Google Classroom untuk diskusi asinkron antarmurid dan guru, berbagi sumber belajar, atau sebagai tempat bertanya jawab.
  • Penilaian Daring: Google Forms untuk asesmen awal/akhir atau sebagai instrumen kuesioner. Kahoot! atau Mentimeter untuk kuis interaktif atau refleksi cepat.
  • Penyusunan Proposal/Laporan: Google Docs/Slides untuk kolaborasi dalam menyusun proposal atau laporan penelitian.
  • Visualisasi Data: Canva atau Piktochart untuk membuat infografis/peta konsep atau presentasi yang menarik.
Langkah-Langkah Pembelajaran Berdiferensiasi Pertemuan 1: Memahami Metode Kuantitatif dan Kualitatif (90 menit)

  1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
  • Mindful Learning: Guru memulai dengan menampilkan dua berita/artikel yang berbeda: satu dengan data statistik (misalnya, “70% Remaja Kecanduan Gadget”) dan satu dengan kutipan wawancara mendalam (misalnya, “Kisah Murid Korban Bullying”). Guru bertanya, “Apa perbedaan cara penyampaian informasi dari kedua berita ini? Mana yang lebih kalian pahami?” Ini memicu kesadaran tentang beragamnya cara memahami realitas sosial.
  • Joyful Learning: Memutarkan klip video lucu tentang orang yang mencoba memahami sesuatu secara numeric dan yang lain secara personal. Dilanjutkan dengan kuis singkat “Tebak Kata” (Mentimeter) tentang istilah-istilah yang terkait dengan penelitian (misalnya, data, survei, wawancara).
  • Meaningful Learning: Guru mengaitkan diskusi dengan pentingnya memahami berbagai metode untuk meneliti fenomena sosial secara sistematis. Guru menjelaskan bahwa hari ini mereka akan belajar membedakan dua pendekatan utama dalam penelitian sosial, yaitu kuantitatif dan kualitatif, yang akan sangat berguna untuk memahami masyarakat.
  • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan ini.

 

  1. Kegiatan Inti (60 menit)

Memahami (20 menit):

  • Guru memaparkan materi tentang pengertian penelitian sosial, karakteristik, tujuan, dan pendekatan dasar metode kuantitatif (berbasis angka, generalisasi) dan kualitatif (berbasis makna, mendalam). Guru menggunakan contoh nyata dari isu sosial yang relevan (misalnya, survei jumlah murid yang menggunakan transportasi umum vs. wawancara mendalam tentang alasan murid memilih transportasi tertentu).
  • Murid diminta membaca bagian yang relevan di buku teks IPS Kelas X tentang penelitian sosial, metode kuantitatif dan kualitatif.
  • Guru mendorong pertanyaan dari murid dan memfasilitasi diskusi komparatif.

Mengaplikasi (30 menit):

  • Murid dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (4-5 orang) secara heterogen.
  • Setiap kelompok diberi 3-4 “Kartu Kasus” (masing-masing kartu berisi deskripsi singkat fenomena sosial di sekolah/sekitar, misalnya: “Jumlah murid yang merokok di sekolah,” “Alasan murid sering terlambat sekolah,” “Pengaruh lingkungan keluarga terhadap motivasi belajar murid”).
  • Tugas kelompok adalah:
    1. Menentukan apakah fenomena tersebut lebih cocok diteliti dengan pendekatan kuantitatif, kualitatif, atau keduanya, dan mengapa.
    2. Merumuskan 1-2 pertanyaan penelitian yang sesuai untuk setiap pendekatan.
    3. Menentukan instrumen pengumpulan data yang relevan (misalnya, kuesioner, pedoman wawancara, lembar observasi).
  • Guru berkeliling membimbing setiap kelompok, memberikan umpan balik, dan memastikan pemahaman mereka.

Merefleksi (10 menit):

  • Setiap kelompok secara singkat mempresentasikan hasil analisis “Kartu Kasus” mereka di depan kelas.
  • Guru memberikan apresiasi dan penguatan, mengoreksi miskonsepsi, dan menekankan pentingnya memilih metode yang tepat sesuai masalah penelitian.

 

  1. Kegiatan Penutup (15 menit)
  • Umpan Balik: Guru meminta murid untuk menuliskan 1 hal yang paling mereka pahami tentang perbedaan kualitatif dan kuantitatif, dan 1 hal yang masih membuat mereka bingung di kertas kecil (Exit Ticket).
  • Menyimpulkan: Guru bersama murid menyimpulkan poin-poin kunci tentang karakteristik dan perbedaan mendasar antara penelitian kuantitatif dan kualitatif.
  • Perencanaan Selanjutnya: Guru memberikan pengantar untuk pertemuan berikutnya, yaitu tentang metode campuran dan etika penelitian. Guru meminta murid untuk mencari contoh penelitian sosial yang menurut mereka menarik (bisa dari berita, artikel, atau hasil survei sederhana).

 

Pertemuan 2: Metode Campuran dan Merancang Mini Proyek Penelitian (90 menit)

  1. Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
  • Mindful Learning: Guru menampilkan kutipan dari seorang peneliti yang mengatakan, “Terkadang angka tidak menceritakan keseluruhan cerita, dan cerita tidak selalu bisa diukur.” Guru bertanya, “Apa maksud dari kutipan ini? Apakah ada cara untuk mendapatkan ‘angka’ dan ‘cerita’ dalam satu penelitian?” Ini memicu pemikiran tentang pendekatan komprehensif.
  • Joyful Learning: Memutarkan klip film pendek atau video animasi yang menunjukkan proses investigasi/penelitian (bisa fiksi atau non-fiksi). Melakukan sesi “Jawab Cepat” (Kahoot! atau Mentimeter) tentang metode kualitatif dan kuantitatif dari pertemuan sebelumnya.
  • Meaningful Learning: Guru mengaitkan diskusi dengan konsep mixed methods sebagai solusi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif. Guru menjelaskan bahwa hari ini mereka akan belajar tentang bagaimana menggabungkan metode penelitian untuk hasil yang lebih kaya, dan merancang mini proyek penelitian mereka sendiri.
  • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan ini.

 

  1. Kegiatan Inti (60 menit)

Memahami (20 menit):

  • Guru memaparkan materi tentang pengertian, karakteristik, dan desain mixed methods (misalnya, sekuensial eksploratori, sekuensial eksplanatori, konvergen paralel). Guru menggunakan contoh penelitian yang menggabungkan survei dengan wawancara mendalam (misalnya, survei tingkat kepuasan murid terhadap kantin sekolah, dilanjutkan dengan wawancara mendalam ke beberapa murid untuk menggali alasan di balik kepuasan/ketidakpuasan tersebut).
  • Guru juga membahas prinsip-prinsip etika penelitian sosial.
  • Murid diminta membaca bagian yang relevan di buku teks IPS Kelas X tentang mixed methods dan etika penelitian.

Mengaplikasi (30 menit):

  • Murid kembali ke kelompok yang sama.
  • Setiap kelompok diberi tugas proyek: “Rancanglah skema mini proyek penelitian sosial sederhana (pendekatan kuantitatif, kualitatif, atau campuran) tentang isu sosial yang relevan di lingkungan sekolah/sekitar tempat tinggal kalian. Skema harus mencakup: judul penelitian, rumusan masalah (minimal 2 pertanyaan), tujuan penelitian, metode penelitian yang dipilih (kualitatif/kuantitatif/campuran) beserta alasannya, dan instrumen pengumpulan data sederhana (misalnya, 3-5 butir pertanyaan kuesioner/wawancara).”
  • Guru memberikan template skema proposal mini penelitian dan memberikan panduan serta sumber referensi. Diferensiasi dapat diberikan dengan menyediakan daftar isu-isu sosial yang sudah diformulasikan atau membebaskan murid memilih isu mereka sendiri.

Merefleksi (10 menit):

  • Setiap kelompok mempresentasikan skema mini proyek penelitian mereka di depan kelas (dengan menampilkan hasil di Google Slides atau media lainnya).
  • Setelah presentasi, ada sesi tanya jawab dan umpan balik konstruktif antar kelompok dan dari guru. Guru mengarahkan diskusi pada “mengapa pendekatan ini cocok” dan “bagaimana penelitian ini bisa bermanfaat”.

 

  1. Kegiatan Penutup (15 menit)
  • Umpan Balik: Guru memberikan apresiasi atas kerja keras murid. Guru meminta murid untuk menuliskan satu “kesulitan terbesar” dalam merancang penelitian dan “bagaimana mereka mengatasinya”.
  • Menyimpulkan: Guru bersama murid menyimpulkan pentingnya penelitian sosial sebagai alat untuk memahami fenomena sosial, serta bagaimana berbagai metode penelitian (kualitatif, kuantitatif, dan campuran) dapat digunakan secara strategis.
  • Perencanaan Selanjutnya: Guru memberikan penugasan individu untuk membaca lebih lanjut tentang tahapan analisis data sederhana dan mendorong murid untuk menerapkan pola pikir peneliti dalam kehidupan sehari-hari.
Asesmen Pembelajaran Asesmen Awal Pembelajaran (Diagnostik):

  • Format: Kuis singkat lisan atau “Pre-test” tertulis (isian singkat/pilihan ganda) di awal pertemuan 1.
  • Pertanyaan/Tugas:
    • “Apa yang kalian pahami tentang ‘data’?”
    • “Jika kalian ingin tahu berapa banyak murid yang menyukai bakso di kantin, bagaimana cara kalian mencari tahu?”
    • “Jika kalian ingin tahu mengapa murid suka bakso, bagaimana cara kalian mencari tahu?”
    • “Apa perbedaan antara ‘jumlah’ dan ‘alasan’?”

Asesmen Proses Pembelajaran (Formatif):

  • Format:
    • Observasi: Guru mengamati partisipasi aktif murid dalam diskusi kelompok, kemampuan berkolaborasi, dan kemandirian dalam menganalisis kasus serta merancang skema penelitian.
    • Penilaian Kinerja: Penilaian terhadap proses analisis “Kartu Kasus” dan penyusunan skema mini proyek penelitian.
    • Jurnal Belajar/Refleksi Singkat: Murid menuliskan pemahaman dan tantangan yang dihadapi.
  • Pertanyaan/Tugas:
    • Observasi: Ceklis observasi partisipasi dan keterampilan berpikir kritis saat diskusi dan kerja kelompok.
    • Penilaian Kinerja (Rubrik):
      • Analisis Kartu Kasus (Pertemuan 1): Ketepatan penentuan metode, relevansi pertanyaan penelitian, pemilihan instrumen.
      • Skema Mini Proyek Penelitian (Pertemuan 2): Kejelasan judul dan rumusan masalah, kesesuaian pemilihan metode dengan masalah, relevansi instrumen, sistematika penyusunan.
      • Presentasi (Pertemuan 2): Kejelasan penyampaian, kemampuan menjawab pertanyaan, kekompakan kelompok, penggunaan visual yang menarik.
    • Jurnal Belajar: “Tuliskan satu kelebihan dan satu kekurangan dari metode kuantitatif/kualitatif.” “Kapan menurutmu metode campuran akan sangat berguna?”

Asesmen Akhir Pembelajaran (Sumatif):

  • Format:
    • Tes Tertulis: Esai atau studi kasus singkat untuk mengukur pemahaman konsep, perbandingan metode, dan penerapan dalam konteks.
    • Penilaian Proyek: Penilaian akhir terhadap skema mini proyek penelitian yang telah dibuat.
  • Pertanyaan/Tugas (Contoh untuk Tes Tertulis):
    • “Jelaskan perbedaan mendasar antara penelitian kuantitatif dan kualitatif, serta berikan contoh konkret kapan masing-masing metode lebih tepat digunakan untuk meneliti fenomena sosial tertentu!”
    • “Rancanglah sebuah penelitian sosial dengan pendekatan mixed methods untuk mengkaji masalah ‘penggunaan media sosial dan dampaknya terhadap kesehatan mental remaja’. Jelaskan mengapa mixed methods tepat untuk masalah ini, serta desain penelitian dan instrumen apa yang akan kamu gunakan!”
    • “Bagaimana etika penelitian berperan penting dalam menjaga integritas dan objektivitas hasil penelitian sosial? Berikan contoh pelanggaran etika dan dampaknya!”

Previously

Perencanaan Pembelajaran Sosiologi 2: Definisi, Objek Kajian, dan Fungsi Sosiologi

Next

Modul Pembelajaran Fiqih I, Jinayah

MDC

MDC