Home Silabus Pendidikan Pancasila Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila Kelas XII BAB I
Silabus Pendidikan Pancasila

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila Kelas XII BAB I

Perencanaan Pembelajaran 1: Ber-Pancasila Dalam Keseharian di Masyarakat Nama Penyusun Yosi Nurillahi Brillianti, S.Pd. Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran/Semester 2025-2026/1 Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Jenjang Madrasah Aliyah Kelas […]

Perencanaan Pembelajaran 1: Ber-Pancasila Dalam Keseharian di Masyarakat
Nama Penyusun Yosi Nurillahi Brillianti, S.Pd.
Sekolah MAN 1 Bandar Lampung
Tahun Ajaran/Semester 2025-2026/1
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Jenjang Madrasah Aliyah
Kelas XII
Alokasi Waktu 6 Jam Pelajaran (3 Pertemuan @ 2 JP)
Tahapan Fase F
Konten Utama Ber-Pancasila Dalam Keseharian di Masyarakat
IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK Peserta didik kelas XII telah memiliki pengetahuan dasar tentang nilai-nilai Pancasila yang didapatkan dari jenjang pendidikan sebelumnya. Mereka juga memiliki pengalaman interaksi sosial di berbagai lingkungan (sekolah, keluarga, masyarakat, media sosial). Minat peserta didik pada topik ini cenderung tinggi jika dikaitkan dengan isu-isu aktual yang mereka alami atau amati di lingkungan sekitar. Latar belakang sosial dan budaya peserta didik sangat beragam, yang dapat menjadi kekayaan dalam diskusi tetapi juga potensi tantangan dalam mencapai kesepahaman. Kebutuhan belajar mereka mencakup pemahaman mendalam tentang implementasi Pancasila, kemampuan menganalisis kasus pelanggaran nilai Pancasila, serta praktik nyata dalam mengamalkan Pancasila.
KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN Materi “Ber-Pancasila dalam Keseharian di Masyarakat” adalah jenis pengetahuan konseptual, prosedural, dan afektif. Pengetahuan konseptual meliputi pemahaman mendalam tentang setiap sila Pancasila dan implementasinya dalam konteks masyarakat multikultural. Pengetahuan prosedural mencakup langkah-langkah dalam menganalisis kasus pelanggaran Pancasila, merumuskan solusi, dan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam interaksi sosial. Pengetahuan afektif berfokus pada penanaman sikap toleransi, gotong royong, musyawarah, dan rasa cinta tanah air. Materi ini sangat relevan dengan kehidupan nyata peserta didik sebagai bagian dari masyarakat Indonesia yang majemuk, di mana mereka dituntut untuk mampu hidup berdampingan secara harmonis. Tingkat kesulitan materi moderat, dengan penekanan pada analisis kasus dan internalisasi nilai. Struktur materi tersusun dari pengenalan kembali nilai Pancasila, analisis kasus, hingga praktik pengamalan. Materi ini secara eksplisit mengintegrasikan nilai-nilai karakter seperti gotong royong, mandiri, bertanggung jawab, toleran, dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
DIMENSI LULUSAN PEMBELAJARAN
  • Kewargaan: Peserta didik memiliki kesadaran sebagai warga negara Indonesia yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
  • Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama secara efektif dan menghargai perbedaan dalam mencapai tujuan bersama berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
  • Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis kasus-kasus yang berkaitan dengan pengamalan Pancasila, mengidentifikasi akar masalah, dan merumuskan solusi yang relevan.
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan: Peserta didik menunjukkan keyakinan dan sikap beriman serta bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang terefleksi dalam toleransi dan keadilan sosial.
DIMENSI KURIKULUM BERBASIS CINTA
  • Cinta Diri dan Sesama Manusia: Ini adalah inti dari bab ini. Peserta didik akan belajar untuk memperlakukan semua orang dengan kasih sayang, empati, dan hormat, tanpa memandang perbedaan. Mereka akan menerapkan nilai-nilai ini dalam setiap interaksi sosial mereka.
  • Cinta Tanah Air: Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk nyata dari cinta terhadap bangsa. Peserta didik akan memahami bahwa kerukunan dan harmoni di tingkat masyarakat adalah fondasi dari persatuan nasional.
  • Cinta Lingkungan: Peserta didik menyadari bahwa Pancasila juga mencakup tanggung jawab untuk menjaga lingkungan sekitar. Mereka akan termotivasi untuk berkontribusi dalam kegiatan gotong royong yang berfokus pada kebersihan dan kelestarian alam.
  • Cinta Ilmu: Peserta didik memiliki dorongan untuk mencari pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah sosial agar dapat memberikan solusi yang tepat.
DIMENSI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
  • Tanggung Jawab: Peserta didik menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada kebaikan bersama. Mereka tidak hanya mengkritik masalah, tetapi juga aktif terlibat dalam menyelesaikannya.
  • Keadilan: Peserta didik menjunjung tinggi keadilan dalam setiap interaksi dan berusaha untuk memastikan bahwa setiap individu diperlakukan secara adil.
  • Kejujuran: Peserta didik dilatih untuk bersikap jujur dalam setiap tindakan dan perkataan mereka, baik dalam forum formal maupun interaksi sehari-hari.
  • Empati: Peserta didik mampu merasakan dan memahami kesulitan orang lain, yang menjadi motivasi untuk memberikan bantuan dan dukungan, bukan mencari keuntungan pribadi.
  • Dipercaya: Dengan konsisten mengamalkan nilai-nilai Pancasila, peserta didik akan menjadi individu yang dapat dipercaya dan diandalkan di lingkungan mereka.
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024 Pada fase ini, peserta didik mendeskripsikan rumusan dan keterkaitan sila-sila dalam Pancasila, kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara, identitas nasional, serta peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan global; menganalisis periodisasi pemberlakuan undang-undang dasar di Indonesia dan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; menunjukkan sikap demokratis berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam era keterbukaan informasi; menganalisis dan merumuskan solusi kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara; menganalisis potensi konflik dan bersama-sama memberi solusi yang berkeadilan terhadap permasalahan keberagaman di masyarakat; menginisiasi kegiatan bersama dengan prinsip gotong royong dalam praktik hidup seharihari; mendemonstrasikan praktik demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; menganalisis dan merumuskan solusi terkait ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG); menganalisis bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia, dan peran lembaga-lembaga negara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.
LINTAS DISIPLIN ILMU Disiplin ilmu yang relevan dengan materi ini antara lain:

  • Sosiologi: Analisis interaksi sosial, konflik sosial, dan integrasi masyarakat.
  • Sejarah: Memahami konteks sejarah perumusan Pancasila dan relevansinya hingga kini.
  • Pendidikan Agama (Islam/Kristen/Katolik/Hindu/Buddha/Konghucu): Penanaman nilai-nilai keagamaan yang sejalan dengan sila pertama Pancasila (Ketuhanan Yang Maha Esa) dan penerapannya dalam kehidupan sosial.
  • Bahasa Indonesia: Keterampilan berkomunikasi secara efektif, berargumen, dan menyajikan gagasan tentang pengamalan Pancasila.
TUJUAN PEMBELAJARAN Pertemuan 1 (2 x 45 menit): Memahami Nilai-Nilai Pancasila dalam Konteks Kehidupan Masyarakat

  • Melalui diskusi kelompok dan analisis berita, peserta didik mampu mengidentifikasi esensi nilai-nilai Pancasila (Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, Keadilan) dalam berbagai konteks kehidupan masyarakat dengan benar.
  • Setelah menyimak studi kasus, peserta didik mampu menganalisis implikasi pengamalan atau pelanggaran nilai-nilai Pancasila terhadap kehidupan sosial di masyarakat dengan kritis.
  • Dengan berpartisipasi aktif dalam kegiatan “role-playing” sederhana, peserta didik dapat mengemukakan contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam situasi sehari-hari di lingkungan mereka.

Pertemuan 2 (2 x 45 menit): Mempraktikkan Sikap dan Perilaku Ber-Pancasila dalam Keseharian

  • Melalui kolaborasi dalam proyek sederhana, peserta didik mampu merencanakan dan menyusun kampanye/aksi mini yang mengampanyekan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat secara kreatif.
  • Setelah melaksanakan proyek, peserta didik mampu menunjukkan sikap kolaboratif dan bertanggung jawab dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekitar.
  • Dengan presentasi hasil proyek, peserta didik dapat merefleksikan pengalaman ber-Pancasila dan dampak yang ditimbulkan terhadap diri dan lingkungan masyarakat secara jujur.
TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL Topik pembelajaran kontekstual untuk bab ini mencakup:

  • Kasus-kasus intoleransi atau diskriminasi di masyarakat.
  • Gerakan gotong royong di lingkungan sekitar (misalnya, kerja bakti, penanganan bencana).
  • Proses musyawarah dalam pengambilan keputusan di tingkat RT/RW atau organisasi kepemudaan.
  • Peran pemuda dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
  • Fenomena kesenjangan sosial dan upaya mewujudkan keadilan sosial.
  • Pentingnya etika bermedia sosial berdasarkan nilai Pancasila.
KERANGKA PEMBELAJARAN
  • PRAKTIK PEDAGOGIK:
    • Model Pembelajaran: Discovery Learning (untuk menemukan esensi nilai Pancasila) dan Project-Based Learning (untuk mempraktikkan pengamalan Pancasila).
    • Strategi Pembelajaran: Kooperatif (diskusi kelompok, simulasi), inkuiri (penelusuran kasus), dan reflektif.
    • Metode Pembelajaran: Diskusi, tanya jawab, studi kasus, role-playing, proyek mini (kampanye/aksi sosial sederhana), presentasi
  • KEMITRAAN PEMBELAJARAN:
    • Lingkungan Sekolah: Kolaborasi dengan guru mata pelajaran lain (Sejarah, Sosiologi, Agama) untuk integrasi materi. Pemanfaatan mading sekolah atau platform media sosial sekolah untuk publikasi hasil proyek.
    • Lingkungan Luar Sekolah/Masyarakat: Mengajak tokoh masyarakat (ketua RT/RW, tokoh agama, aktivis pemuda) sebagai narasumber atau mentor proyek. Mengamati kegiatan sosial di lingkungan sekitar sebagai referensi. LINGKUNGAN BELAJAR:
    • Ruang Fisik: Kelas yang nyaman untuk diskusi kelompok, dengan penataan yang fleksibel. Jika memungkinkan, penggunaan area sekolah (misalnya aula, lapangan) untuk simulasi atau presentasi proyek.
    • Ruang Virtual: Pemanfaatan Google Classroom untuk berbagi materi, pengumpulan tugas, dan forum diskusi. Penggunaan platform media sosial (terbatas dan diawasi) untuk menyebarkan kampanye proyek.
    • Budaya Belajar: Mendorong budaya toleransi, saling menghargai pendapat, berani berargumen dengan sopan, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial. Membangun lingkungan yang memungkinkan peserta didik merasakan langsung dampak positif pengamalan Pancasila.
  • PEMANFAATAN DIGITAL:
    • Perpustakaan Digital: Mengakses artikel, jurnal, atau berita online tentang isu-isu sosial yang relevan dengan Pancasila.
    • Forum Diskusi Daring: Diskusi asinkron melalui Google Classroom untuk membahas kasus-kasus atau berbagi ide proyek.
    • Kahoot/Mentimeter: Digunakan untuk asesmen formatif (kuis interaktif) atau mengumpulkan opini peserta didik tentang isu-isu Pancasila.
    • Google Classroom: Sebagai platform utama pengelolaan pembelajaran, tempat materi diunggah, tugas diberikan, dan kolaborasi tim proyek.
    • Aplikasi Desain Grafis (Canva/PosterMyWall) atau Video Editing (InShot/CapCut): Digunakan untuk pembuatan materi kampanye proyek (infografis, poster, video pendek).
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI PERTEMUAN 1: Memahami Nilai-nilai Pancasila Dalam Konteks Kehidupan Masyarakat (Mindful learning & Meaningful learning) Kegiatan Pendahuluan (15 MENIT) – Berdasarkan (Mindful learning):

  • Pembukaan: Guru mengucapkan salam, berdoa bersama, dan melakukan presensi. (Fokus: Menyadari kehadiran dan mempersiapkan diri).
  • Apersepsi: Guru menampilkan sebuah video singkat atau gambar yang menggambarkan interaksi sosial yang menunjukkan nilai-nilai Pancasila (misalnya, gotong royong, musyawarah, kerukunan antarumat beragama) atau sebaliknya (misalnya, konflik akibat intoleransi). Peserta didik diminta untuk mengamati dan menyampaikan kesan pertama mereka. Guru memantik pertanyaan: “Apa yang kalian lihat dan rasakan dari video/gambar ini? Mengapa hal ini bisa terjadi di masyarakat kita?” (Fokus: Menghadirkan kesadaran akan realitas sosial dan relevansi Pancasila).
  • Ice Breaking (Joyful Learning): Permainan “Tebak Sila Pancasila” dari deskripsi singkat perilaku atau kasus. (Fokus: Membangun suasana ceria dan mengaktifkan pengetahuan awal).
  • Penyampaian Tujuan: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan bagaimana hal ini akan membantu mereka memahami peran Pancasila dalam keseharian. (Fokus: Membangun makna belajar).

Kegiatan Inti (60 MENIT) – Memahami, Mengaplikasikan, Merefleksi:

  • Stimulasi & Identifikasi Masalah (Memahami & Mengaplikasi):
    • Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok (diferensiasi kelompok berdasarkan minat pada isu tertentu atau gaya belajar).
    • Setiap kelompok diberikan satu studi kasus atau artikel berita tentang suatu fenomena sosial di masyarakat (misalnya, kasus intoleransi di suatu daerah, aksi gotong royong warga, musyawarah desa, atau demonstrasi menuntut keadilan). (Diferensiasi Konten: Variasi studi kasus sesuai tingkat kesulitan dan jenis sila yang dominan).
    • Peserta didik diminta untuk membaca studi kasus, mengidentifikasi masalah, dan merumuskan pertanyaan-pertanyaan awal terkait implementasi Pancasila.
  • Pengumpulan Data & Pembuktian (Mengaplikasi):
    • Setiap kelompok berdiskusi untuk menganalisis studi kasus, mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila yang terkandung atau dilanggar dalam kasus tersebut.
    • Peserta didik diminta untuk merujuk pada buku teks Pendidikan Pancasila (halaman relevan tentang makna setiap sila dan implementasinya) atau melakukan penelusuran singkat di internet untuk memperdalam pemahaman mereka.
    • Guru membimbing kelompok untuk mengaitkan kasus dengan esensi nilai-nilai Pancasila. (Diferensiasi Proses: Guru memberikan lembar kerja terstruktur dengan pertanyaan panduan bagi kelompok yang membutuhkan dukungan, dan membiarkan kelompok lain bereksplorasi lebih dalam).
  • Pengembangan & Presentasi (Mengaplikasi):
    • Setiap kelompok merumuskan hasil analisis mereka tentang studi kasus, menjelaskan implikasi pengamalan/pelanggaran Pancasila, dan memberikan contoh penerapan nilai-nilai Pancasila dalam situasi sehari-hari yang relevan.
    • Beberapa kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas.
  • Analisis & Evaluasi (Merefleksi):
    • Kelompok lain memberikan tanggapan dan pertanyaan. Guru memfasilitasi diskusi dan mengklarifikasi konsep.
    • Guru memberikan penguatan terhadap pemahaman nilai-nilai Pancasila dan urgensinya dalam kehidupan masyarakat, serta memberikan contoh-contoh nyata pengamalan Pancasila.

Kegiatan Penutup (15 menit) – Umpan Balik & Perencanaan Selanjutnya (Meaningful Learning & Joyful Learning):

  • Refleksi Diri (Meaningful Learning): Guru meminta peserta didik menuliskan satu kalimat refleksi singkat tentang “Bagaimana saya dapat berkontribusi mewujudkan nilai Pancasila di lingkungan saya?” (Umpan balik konstruktif).
  • Penyimpulan Pembelajaran: Guru bersama peserta didik menyimpulkan poin-poin penting tentang nilai-nilai Pancasila dalam konteks kehidupan masyarakat.
  • Tindak Lanjut & Perencanaan (Joyful Learning): Guru memberikan pengantar untuk pertemuan berikutnya yang akan fokus pada praktik nyata ber-Pancasila. Guru juga memberikan tugas mandiri (misalnya, mengidentifikasi satu masalah di lingkungan sekitar yang dapat diselesaikan dengan pendekatan Pancasila) dan mengajak peserta didik untuk memikirkan ide proyek mini.

PERTEMUAN 2:

Mempraktikkan Sikap dan Perilaku Ber-Pancasila dalam Keseharian (Meaningful Learning & Joyful Learning)

Kegiatan Pendahuluan (15 menit) – Berkesadaran (Mindful Learning):

  • Pembukaan: Guru mengucapkan salam, berdoa, dan presensi.
  • Apersepsi: Guru menampilkan video pendek tentang “hero-hero” lokal yang mengamalkan Pancasila dalam keseharian (misalnya, penggerak toleransi, relawan sosial, atau pemuda yang berhasil membangun kebersamaan di lingkungannya). Guru bertanya: “Apa yang kalian rasakan saat melihat mereka? Apakah kita bisa melakukan hal serupa?” (Fokus: Membangun kesadaran akan potensi diri dan inspirasi).
  • Koneksi (Meaningful Learning): Guru meminta beberapa peserta didik berbagi hasil tugas mandiri mereka tentang masalah yang bisa diselesaikan dengan Pancasila. (Fokus: Mengaitkan pengalaman pribadi dengan materi).
  • Penyampaian Tujuan: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.

Kegiatan Inti (60 menit) – Memahami, Mengaplikasi, Merefleksi:

  • Eksplorasi & Perencanaan Proyek (Memahami & Mengaplikasi):
    • Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok. Setiap kelompok diminta untuk merumuskan ide proyek mini berupa kampanye atau aksi sederhana yang mengampanyekan atau mengimplementasikan salah satu atau beberapa nilai Pancasila dalam konteks kehidupan sehari-hari di masyarakat. Contoh: pembuatan poster digital tentang toleransi, video pendek tentang gotong royong, simulasi musyawarah kelas, atau kegiatan penggalangan dana sederhana untuk isu sosial.
    • Peserta didik menggunakan buku teks dan sumber digital untuk merancang kampanye/aksi mereka, termasuk target audiens, pesan kunci, media yang digunakan, dan langkah-langkah pelaksanaannya. (Diferensiasi Proses: Guru memberikan pilihan format proyek yang beragam agar sesuai dengan minat dan keterampilan peserta didik – visual, audio, kinestetik).
  • Pembuktian & Pelaksanaan Proyek (Mengaplikasi & Joyful Learning):
    • Peserta didik melaksanakan proyek mini mereka secara kolaboratif. Guru berperan sebagai fasilitator dan mentor, memberikan bimbingan sesuai kebutuhan. (Diferensiasi Produk: Fleksibilitas dalam produk akhir, misalnya ada yang fokus pada poster, ada yang pada video, ada yang pada simulasi langsung).
    • Dokumentasi proses dan hasil proyek (foto, video, catatan).
  • Karya & Presentasi (Mengaplikasi & Joyful Learning):
    • Setiap kelompok mempresentasikan hasil proyek mereka di depan kelas, menjelaskan tujuan, proses, tantangan, dan dampak yang diharapkan/terjadi.
    • Guru dan peserta didik lain memberikan umpan balik konstruktif terhadap proyek
  • Analisis & Refleksi (Merefleksi):
    • Guru memfasilitasi diskusi tentang pengalaman selama proyek, bagaimana nilai-nilai Pancasila diterapkan, dan tantangan yang dihadapi.
    • Guru menguatkan pemahaman tentang pentingnya tindakan nyata dalam mengamalkan Pancasila dan dampak positifnya bagi masyarakat.

Kegiatan Penutup (15 menit) – Umpan Balik & Perencanaan Selanjutnya (Meaningful Learning & Joyful Learning):

  • Refleksi & Apresiasi (Meaningful Learning): Guru meminta peserta didik untuk menuliskan satu kalimat tentang “Dampak kecil yang bisa saya ciptakan dengan ber-Pancasila” atau “Satu hal yang akan saya lakukan selanjutnya untuk mengamalkan Pancasila”. Guru mengapresiasi upaya dan hasil kerja peserta didik. (Umpan balik konstruktif dan membangun semangat).
  • Penyimpulan Pembelajaran: Guru bersama peserta didik merangkum inti materi tentang pentingnya praktik nyata pengamalan Pancasila dalam keseharian.
  • Tindak Lanjut & Perencanaan (Joyful Learning): Guru memberikan motivasi untuk terus menjadi agen perubahan yang positif di masyarakat dengan berlandaskan Pancasila. Guru mengajak peserta didik untuk mengidentifikasi area lain dalam hidup mereka di mana mereka bisa lebih mengamalkan Pancasila dan berpartisipasi dalam perencanaan kegiatan sekolah yang terkait dengan nilai-nilai kebangsaan.
 ASESMEN PEMBELAJARAN
  • Asesmen Awal Pembalajaran (Diagnostik) 
    • Format: Tes Lisan / Survei singkat tertulis / Polling interaktif (Mentimeter).
    • Tujuan: Mengukur pengetahuan awal peserta didik tentang nilai-nilai Pancasila dan pemahaman mereka tentang relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.
  • Pertanyaan Contoh:
    • “Menurut kalian, apa arti ‘gotong royong’ dalam kehidupan sehari-hari?”
    • “Sebutkan 3 contoh permasalahan sosial di sekitar kalian yang menurut kalian bisa diselesaikan dengan nilai Pancasila!”
    • “Bagaimana cara kalian menunjukkan rasa hormat kepada teman yang berbeda agama/suku?”
    • “Apa tantangan terbesar dalam mengamalkan Pancasila di era sekarang?”
  •  Asesmen Proses Pembelajaran (Formatif)
    • Format: Observasi (saat diskusi kelompok, role-playing, pelaksanaan proyek), Penilaian Diri, Penilaian Antarteman, Lembar Kerja Analisis Kasus.
    • Tujuan: Memantau pemahaman peserta didik selama proses pembelajaran, mengidentifikasi kesulitan, dan memberikan umpan balik.
  • Pertanyaan/Tugas Contoh:
    • Observasi Diskusi Kelompok: Catatan guru tentang partisipasi aktif, kemampuan menganalisis kasus, dan kolaborasi dalam kelompok.
    • Lembar Kerja Analisis Kasus (Pertemuan 1): Peserta didik mengisi tabel: Kasus, Nilai Pancasila yang Relevan (Sila ke berapa?), Implikasi Positif/Negatif, Solusi yang ditawarkan.
    • Penilaian Diri (Pertemuan 2): “Sejauh mana saya telah berkontribusi dalam tim proyek untuk mengamalkan Pancasila?” (Skala: Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang).
    • Penilaian Antarteman (Proyek): “Berikan 2 pujian dan 1 saran untuk kerja sama kelompok [Nama Kelompok] dalam proyek ini.”
  •  Asesmen Akhir Pembelajaran (Sumatif)
    • Format: Penilaian Proyek (Kampanye/Aksi Mini) dan Presentasi.
    • Tujuan: Mengukur pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan, terutama kemampuan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
  • Tugas Contoh:
    • Tugas Proyek (Kampanye/Aksi Mini):
    • “Rencanakan dan laksanakan sebuah kampanye/aksi mini (misalnya, pembuatan infografis/poster/video pendek, simulasi musyawarah, aksi kecil gotong royong di lingkungan sekolah/kelas) yang mengampanyekan atau mempraktikkan salah satu nilai Pancasila (misalnya, toleransi beragama, gotong royong, keadilan sosial) di lingkungan sekolah atau masyarakat terdekat. Dokumentasikan proses dan hasilnya.”
  • Kriteria Penilaian Proyek:
    • Relevansi proyek dengan nilai Pancasila yang dipilih.
    • Kreativitas dan orisinalitas ide proyek.
    • Perencanaan dan pelaksanaan yang sistematis.
    • Efektivitas pesan/dampak yang dihasilkan.
    • Sikap kolaboratif dan tanggung jawab dalam tim.
    • Kualitas dokumentasi dan penyajian.
  • Presentasi Proyek:
    • “Presentasikan hasil proyek kalian di depan kelas. Jelaskan tujuan proyek, bagaimana kalian menerapkan nilai Pancasila, tantangan yang dihadapi, dan apa dampak yang kalian rasakan dari proyek tersebut. Sertakan dokumentasi visual.”
  • Kriteria Penilaian Presentasi:
    • Kejelasan dan kelancaran penyampaian.
    • Kemampuan menjelaskan implementasi Pancasila.
    • Sikap percaya diri dan reflektif.
    • Kualitas visual pendukung presentasi.

Previously

Perencanaan Pembelajaran Biologi 4: Mengenal Virus dan Peranannya

Next

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila Kelas XII BAB II

MDC

MDC