Perencanaan Pembelajaran 2: Ber-Pancasila Dalam Kehidupan Global |
Nama Penyusun |
Yosi Nurillahi Brillianti, S.Pd. |
Sekolah |
MAN 1 Bandar Lampung |
Tahun Ajaran/Semester |
2025-2026/1 |
Mata Pelajaran |
Pendidikan Pancasila |
Jenjang |
Madrasah Aliyah |
Kelas |
XII |
Alokasi Waktu |
6 Jam Pelajaran (3 Pertemuan @ 2 JP) |
Tahapan |
Fase F |
Konten Utama |
Ber-Pancasila Dalam Keseharian Dalam Kehidupan Global |
IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK |
Peserta didik kelas XII umumnya telah memiliki pengetahuan dasar tentang Pancasila dari jenjang sebelumnya. Mereka juga mulai memiliki kesadaran akan isu-isu global dan tantangan masa depan. Minat mereka bervariasi, ada yang antusias terhadap isu sosial-politik, ada pula yang lebih tertarik pada aplikasi praktis nilai-nilai. Latar belakang sosial dan budaya peserta didik akan memengaruhi perspektif mereka dalam memahami kehidupan global. Kebutuhan belajar mereka meliputi pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila, kemampuan menganalisis isu global dari perspektif Pancasila, serta mengembangkan sikap toleransi, kritis, dan kolaboratif. Beberapa peserta didik mungkin lebih suka belajar melalui diskusi intensif, sementara yang lain lebih nyaman dengan tugas proyek yang melibatkan riset dan kreativitas. |
KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN |
Materi “Ber-Pancasila dalam Kehidupan Global” termasuk jenis pengetahuan konseptual, prosedural, dan sangat menekankan pada pengembangan sikap. Relevansinya sangat tinggi dengan kehidupan nyata peserta didik sebagai calon warga negara yang akan berkontribusi di era global. Materi ini membahas bagaimana nilai-nilai Pancasila dapat menjadi pedoman dalam menghadapi tantangan dan peluang di kancah internasional, serta mencegah dampak negatif globalisasi. Tingkat kesulitan materi ini moderat hingga tinggi, karena membutuhkan kemampuan berpikir kritis, analisis multidimensional, dan sintesis. Struktur materi mencakup pemahaman konsep globalisasi, tantangan dan peluang, peran Pancasila sebagai panduan, serta implementasi nilai-nilai Pancasila dalam berbagai dimensi kehidupan global. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada nasionalisme, patriotisme, toleransi, demokrasi, keadilan, dan kesatuan dalam keberagaman global. |
DIMENSI LULUSAN PEMBELAJARAN |
Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
- Kewargaan: Peserta didik mampu menunjukkan perilaku sebagai warga negara Indonesia yang berpancasila dalam konteks kehidupan global, menghargai keberagaman, dan berkontribusi positif.
- Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis isu-isu global dari perspektif nilai-nilai Pancasila, mengidentifikasi tantangan, dan merumuskan solusi.
- Kreativitas: Peserta didik mampu merumuskan ide-ide inovatif atau skenario penyelesaian masalah global dengan pendekatan Pancasila.
- Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama secara efektif dalam kelompok untuk menganalisis isu, merumuskan ide, dan mempresentasikan hasil.
- Komunikasi: Peserta didik mampu mengkomunikasikan pandangan, analisis, dan solusi mereka terkait isu global berdasarkan Pancasila secara jelas dan persuasif, baik lisan maupun tulisan.
|
DIMENSI KURIKULUM BERBASIS CINTA |
- Cinta Tanah Air: Seluruh bab ini adalah manifestasi langsung dari cinta terhadap negara. Peserta didik akan diajak untuk memahami bahwa mempertahankan dan mempromosikan Pancasila di dunia adalah bentuk pengabdian tertinggi kepada bangsa.
- Cinta Diri dan Sesama Manusia: Peserta didik akan belajar untuk memperlakukan semua orang, tanpa memandang ras, agama, atau kebangsaan, dengan adil dan penuh empati, sesuai dengan sila kedua Pancasila. Ini juga mencakup menghargai martabat diri sendiri sebagai individu Pancasila.
- Cinta Ilmu: Peserta didik memiliki dorongan kuat untuk terus belajar tentang dinamika politik, ekonomi, dan sosial global agar dapat menganalisis dan beradaptasi dengan perubahan.
- Cinta Lingkungan: Peserta didik akan memahami pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam menjaga keberlanjutan lingkungan global. Mereka didorong untuk berkontribusi pada upaya perlindungan lingkungan sebagai wujud dari kasih sayang terhadap alam semesta
|
DIMENSI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI |
- Tanggung Jawab: Peserta didik menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga nama baik bangsa Indonesia di kancah global dengan bertindak jujur dan berintegritas.
- Keadilan: Peserta didik menjunjung tinggi keadilan dalam setiap interaksi, menolak segala bentuk ketidaksetaraan atau penindasan, baik dalam skala nasional maupun internasional.
- Keberanian: Peserta didik memiliki keberanian untuk menyuarakan kebenaran dan mengkritik praktik-praktik yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, meskipun menghadapi tekanan dari luar.
- Kejujuran: Peserta didik dilatih untuk bersikap jujur dalam setiap tindakan dan perkataan mereka, yang merupakan fondasi utama untuk membangun kepercayaan di tingkat global.
- Menghargai: Peserta didik belajar menghargai keberagaman ideologi, tetapi pada saat yang sama, tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila sebagai identitas diri bangsa.
|
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024 |
Pada fase ini, peserta didik mendeskripsikan rumusan dan keterkaitan sila-sila dalam Pancasila, kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara, identitas nasional, serta peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan global; menganalisis periodisasi pemberlakuan undang-undang dasar di Indonesia dan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; menunjukkan sikap demokratis berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam era keterbukaan informasi; menganalisis dan merumuskan solusi kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara; menganalisis potensi konflik dan bersama-sama memberi solusi yang berkeadilan terhadap permasalahan keberagaman di masyarakat; menginisiasi kegiatan bersama dengan prinsip gotong royong dalam praktik hidup seharihari; mendemonstrasikan praktik demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; menganalisis dan merumuskan solusi terkait ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG); menganalisis bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia, dan peran lembaga-lembaga negara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. |
LINTAS DISIPLIN ILMU |
Disiplin ilmu yang relevan dengan materi ini antara lain:
- Sosiologi/Antropologi: Memahami dinamika masyarakat global, budaya lintas batas, dan isu-isu sosial.
- Sejarah: Memahami konteks historis perkembangan hubungan internasional dan globalisasi.
- Ekonomi: Menganalisis dampak ekonomi globalisasi dan peran Indonesia dalam perekonomian dunia.
- Ilmu Politik/Hubungan Internasional: Memahami struktur dan dinamika politik global, diplomasi, dan peran negara.
- Geografi: Memahami konektivitas global dan isu-isu lingkungan.
- Bahasa Indonesia/Seni Budaya: Keterampilan komunikasi, penulisan esai, presentasi, dan apresiasi terhadap keragaman budaya.
|
TUJUAN PEMBELAJARAN |
Pertemuan 1: Pancasila dan Tantangan Kehidupan Global (3 JP)
- Menjelaskan makna dan hakikat globalisasi serta tantangan yang ditimbulkannya bagi nilai-nilai Pancasila.
- Menganalisis isu-isu global kontemporer (misalnya, perubahan iklim, konflik internasional, ketidakadilan ekonomi, hoaks) dari perspektif Pancasila.
- terhadap berbagai pandangan dalam menghadapi isu-isu global.
Pertemuan 2: Peran Pancasila sebagai Pedoman dalam Kehidupan Global (3 JP)
- Merumuskan peran strategis Pancasila sebagai pedoman hidup dalam menghadapi dinamika kehidupan global.
- Mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam menyelesaikan masalah global secara kolaboratif.
- Mempresentasikan hasil analisis dan solusi berbasis Pancasila secara persuasif.
Pertemuan 2 (2 x 45 menit): Mempraktikkan Sikap dan Perilaku Ber-Pancasila dalam Keseharian
- Melalui kolaborasi dalam proyek sederhana, peserta didik mampu merencanakan dan menyusun kampanye/aksi mini yang mengampanyekan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat secara kreatif.
- Setelah melaksanakan proyek, peserta didik mampu menunjukkan sikap kolaboratif dan bertanggung jawab dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekitar.
- Dengan presentasi hasil proyek, peserta didik dapat merefleksikan pengalaman ber-Pancasila dan dampak yang ditimbulkan terhadap diri dan lingkungan masyarakat secara jujur.
|
TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL |
Topik pembelajaran kontekstual untuk bab ini mencakup:
- Memahami Globalisasi: Hakikat, karakteristik, dan dampaknya (positif & negatif) terhadap bangsa Indonesia.
- Tantangan Global bagi Pancasila: Isu-isu lingkungan, krisis kemanusiaan, radikalisme, ketimpangan global, perkembangan teknologi, dan pergeseran nilai.
- Peluang Indonesia di Kancah Global: Diplomasi, kerja sama internasional, peran dalam organisasi global.
- Pancasila sebagai Filter dan Pedoman: Implementasi nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan dalam menyikapi isu global.
- Peran Aktif Warga Negara Berpancasila di Era Global: Literasi digital, toleransi antarbudaya, advokasi perdamaian, dan kontribusi nyata.
|
KERANGKA PEMBELAJARAN |
- Praktik Pedagogik:
- Model: Problem-Based Learning (PBL) untuk mendorong peserta didik menganalisis dan mencari solusi terhadap isu global, serta Collaborative Learning untuk membangun keterampilan kerja sama.
- Strategi: Pembelajaran berbasis kasus, inkuiri terbimbing, diskusi partisipatif, presentasi interaktif.
- Metode: Diskusi kelompok, studi kasus, analisis dokumen/berita, simulasi, proyek, presentasi.
- Pendekatan Deep Learning:
- Mindful Learning: Mengajak peserta didik merenungkan posisi diri dan Indonesia dalam kehidupan global, serta menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab sebagai warga negara. Penggunaan pertanyaan reflektif dan jeda refleksi.
- Meaningful Learning: Menghubungkan konsep Pancasila dengan isu-isu nyata dan relevan yang mereka temui dalam berita atau pengalaman pribadi. Membangun jembatan antara teori dan praktik.
- Joyful Learning: Menciptakan suasana belajar yang dinamis dan menarik melalui debat mini, simulasi peran, atau penggunaan media interaktif yang relevan dengan isu-isu global.
- Kemitraan Pembelajaran:
- Lingkungan Sekolah: Guru mata pelajaran lain (Sejarah, Sosiologi, Geografi, Bahasa Indonesia) dapat diajak berkolaborasi untuk memperkaya perspektif antarilmu. Pustakawan sekolah dapat membantu penyediaan sumber bacaan.
- Lingkungan Luar Sekolah: Mengundang praktisi/akademisi yang bergerak di bidang hubungan internasional, diplomat, atau aktivis NGO lokal/internasional (jika memungkinkan) untuk berbagi pengalaman.
- Masyarakat: Menggali contoh-contoh bagaimana masyarakat lokal menghadapi dampak globalisasi atau berpartisipasi dalam isu global.
- Lingkungan Belajar:
- Ruang Fisik: Kelas yang dapat diatur fleksibel untuk diskusi kelompok besar maupun kecil, serta area untuk presentasi. Tersedia akses ke perpustakaan sekolah.
- Ruang Virtual: Pemanfaatan Learning Management System (LMS) seperti Google Classroom untuk berbagi materi, tugas, forum diskusi, dan pengumpulan proyek.
- Budaya Belajar: Mendorong budaya berdiskusi yang kritis namun santun, kolaboratif, inisiatif, dan berani mengemukakan pendapat dengan argumentasi yang kuat. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator.
- Pemanfaatan Digital:
- Google Classroom: Untuk distribusi materi, penugasan, pengumpulan tugas, dan forum diskusi daring.
- Berita Daring/Media Massa Digital: Sebagai sumber studi kasus isu-isu global kontemporer.
- YouTube/Video Dokumenter: Menampilkan video tentang isu global atau peran Indonesia di kancah internasional.
- Mentimeter/Kahoot: Untuk kuis interaktif atau survei pendapat singkat di awal/akhir pembelajaran.
- Canva/Infogram: Untuk membuat infografis atau presentasi visual yang menarik.
- Google Docs/Slides: Untuk kolaborasi dalam menyusun laporan atau materi presentasi proyek
|
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI |
Pertemuan 1: Pancasila dan Tantangan Kehidupan GlobalKegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning): Guru memulai dengan tayangan singkat (video atau gambar) yang menampilkan fenomena globalisasi (misal: penggunaan teknologi lintas negara, pertukaran budaya, berita konflik). Guru meminta peserta didik untuk mengamati sejenak dan menanyakan, “Apa yang kalian rasakan saat melihat hal-hal ini? Bagaimana ini memengaruhi kehidupan kita?” Guru memberikan waktu refleksi singkat.
- Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning): Guru mengaitkan tayangan dengan tema “Ber-Pancasila dalam Kehidupan Global”. Guru menjelaskan bahwa Pancasila bukan hanya untuk di dalam negeri, tetapi juga relevan dalam menghadapi dunia yang semakin terhubung. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
- Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning): Guru dapat menggunakan Mentimeter untuk membuat “word cloud” singkat tentang kata-kata yang terlintas saat mendengar “globalisasi” atau “Pancasila”. Ini menciptakan suasana interaktif dan menyenangkan.
Kegiatan Inti (110 menit)
Fase 1: Identifikasi dan Analisis Tantangan Global (Memahami)
- Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok (diferensiasi proses: berdasarkan preferensi topik isu global, atau secara heterogen untuk mendorong pertukaran ide).
- Setiap kelompok diberikan satu atau dua artikel berita/studi kasus (diferensiasi konten: artikel dengan tingkat kompleksitas bacaan yang berbeda) yang menggambarkan isu global kontemporer (misal: perubahan iklim, krisis pengungsi, penyebaran hoaks/radikalisme, ketidakadilan ekonomi global).
- Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi tantangan yang terkandung dalam isu tersebut dan memetakan bagaimana isu tersebut berpotensi memengaruhi nilai-nilai Pancasila.
Fase 2: Diskusi dan Keterkaitan Pancasila (Mengaplikasi)
- Setiap kelompok mendiskusikan hasil analisis mereka, mencoba menghubungkan isu global dengan sila-sila Pancasila mana yang paling relevan.
- Mereka diminta untuk merumuskan pertanyaan kritis terkait isu tersebut dari perspektif Pancasila.
- Diferensiasi Produk: Kelompok dapat memilih format untuk menyajikan hasil analisis awal mereka: daftar poin-poin penting, bagan alir, atau “sketsa ide” singkat.
Fase 3: Pleno dan Refleksi Awal (Merefleksi)
- Setiap kelompok mempresentasikan temuan analisis dan pertanyaan kritis mereka secara singkat di depan kelas.
- Guru memfasilitasi diskusi umum, mendorong peserta didik untuk saling memberikan tanggapan dan masukan.
- Guru mengarahkan diskusi untuk menyoroti urgensi peran Pancasila dalam menghadapi tantangan global.
Kegiatan Penutup (15 menit)
- Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan umpan balik umum mengenai kedalaman analisis dan partisipasi aktif peserta didik. Mengapresiasi kemampuan peserta didik dalam mengaitkan isu global dengan Pancasila.
- Menyimpulkan Pembelajaran: Guru bersama peserta didik menyimpulkan pemahaman tentang globalisasi dan tantangan yang dihadapi Pancasila.
- Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru menyampaikan bahwa pertemuan berikutnya akan fokus pada perumusan solusi berbasis Pancasila dan memberikan pengantar tugas proyek simulasi. Peserta didik diminta untuk mulai memikirkan ide-ide solusi.
- Jurnal Refleksi Singkat: Peserta didik menulis satu kalimat tentang “Satu hal yang paling menarik dari isu global yang saya pelajari hari ini adalah…”
Pertemuan 2:
Peran Pancasila sebagai Pedoman dalam Kehidupan Global
Kegiatan Pendahuluan (15 menit)
- Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning): Guru meminta peserta didik untuk kembali mengingat isu global yang telah mereka analisis di pertemuan sebelumnya. Guru dapat meminta mereka menyebutkan satu tantangan terbesar yang menurut mereka perlu diatasi.
- Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning): Guru mengaitkan bahwa Pancasila bukan hanya alat analisis, tetapi juga pedoman untuk bertindak. Guru menegaskan pentingnya peran aktif mereka sebagai warga negara global yang berpancasila. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan proyek hari ini.
- Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning): Guru menampilkan beberapa kutipan inspiratif dari tokoh nasional atau global tentang pentingnya persatuan, toleransi, atau keadilan. Guru meminta peserta didik memilih satu kutipan yang paling berkesan dan menjelaskan alasannya.
Kegiatan Inti (110 menit)
Fase 1: Perencanaan Proyek Solusi (Memahami)
- Peserta didik kembali ke kelompoknya masing-masing.
- Guru memberikan tugas proyek simulasi: “Bagaimana kelompok Anda, sebagai perwakilan Indonesia, akan merumuskan solusi atau sikap berbasis Pancasila untuk mengatasi isu global yang telah dianalisis sebelumnya?”
- Kelompok merencanakan proyek mereka: menentukan fokus solusi, bagaimana nilai Pancasila diimplementasikan, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan ide mereka (misal: simulasi pidato diplomatik, kampanye media sosial, proposal kebijakan).
- Diferensiasi Proses: Guru dapat memberikan bimbingan lebih intensif kepada kelompok yang kesulitan dalam merumuskan ide atau membantu mereka menemukan sumber daya yang relevan.
Fase 2: Pengerjaan Proyek dan Pengembangan Ide (Mengaplikasi)
- Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk mengembangkan solusi atau sikap berbasis Pancasila. Mereka diminta untuk menggunakan sumber informasi yang relevan dan memastikan nilai-nilai Pancasila terintegrasi dalam setiap langkah solusi.
- Guru berperan sebagai fasilitator, memberikan masukan, dan memastikan proyek sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Peserta didik didorong untuk memanfaatkan alat digital untuk kolaborasi dan visualisasi proyek mereka.
Fase 3: Presentasi dan Umpan Balik (Merefleksi)
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil proyek mereka di depan kelas. Mereka harus menunjukkan bagaimana Pancasila menjadi dasar pemikiran dan tindakan mereka dalam menghadapi isu global.
- Setelah presentasi, guru dan peserta didik lain memberikan umpan balik konstruktif dan pertanyaan untuk memperdalam pemahaman.
- Guru memfasilitasi refleksi bersama tentang keberhasilan dan tantangan dalam mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila di kancah global.
Kegiatan Penutup (15 menit)
- Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan apresiasi atas kreativitas dan kedalaman analisis dalam proyek. Guru memberikan saran untuk pengembangan lebih lanjut.
- Menyimpulkan Pembelajaran: Guru bersama peserta didik menyimpulkan pentingnya Pancasila sebagai pedoman dalam kehidupan global dan peran aktif mereka sebagai warga negara yang berpancasila.
- Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru memberikan pengantar untuk bab berikutnya atau meminta peserta didik untuk menuliskan satu komitmen pribadi tentang bagaimana mereka akan menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari sebagai bagian dari warga global.
Jurnal Refleksi Akhir: Peserta didik diminta menulis refleksi akhir tentang seluruh pembelajaran di Bab 2, termasuk pelajaran terpenting yang mereka dapatkan dan bagaimana hal itu mengubah cara pandang mereka terhadap Pancasila dan dunia. |
ASESMEN PEMBELAJARAN |
Asesmen Awal Pembelajaran (Diagnostik)
- Format: Brainstorming lisan atau kuis singkat (melalui Kahoot/Mentimeter) tentang isu-isu global yang mereka ketahui atau sejauh mana mereka mengaitkan Pancasila dengan dunia internasional.
Contoh Pertanyaan:
- “Sebutkan 3 isu global yang paling sering kamu dengar akhir-akhir ini.”
- “Menurutmu, apakah Pancasila relevan untuk menyelesaikan masalah di tingkat global?”
- “Apa yang kamu harapkan dari pembelajaran tentang Pancasila di era global ini?”
Asesmen Proses Pembelajaran (Formatif)
- Observasi: Guru mengamati keterlibatan peserta didik dalam diskusi kelompok, kemampuan berargumen, dan kolaborasi saat mengerjakan proyek. Menggunakan rubrik observasi.
- Penilaian Diri dan Penilaian Antar Teman: Formulir penilaian diri dan antar teman untuk menilai kontribusi individu dalam kelompok.
- Presentasi Mini (Pertemuan 1): Penilaian singkat terhadap kemampuan kelompok mengidentifikasi tantangan dan menghubungkan dengan Pancasila.
- Jurnal Refleksi: Membaca jurnal refleksi peserta didik untuk memahami pemahaman konsep, tantangan belajar, dan perkembangan sikap.
Contoh Pertanyaan/Tugas:
- “Bagaimana kelompokmu menghubungkan sila [sebutkan sila] dengan isu [sebutkan isu global]?” (Saat membimbing kelompok)
- “Apa yang kamu pelajari dari diskusi kelompok hari ini tentang pentingnya toleransi dalam isu global?” (Jurnal refleksi)
Asesmen Akhir Pembelajaran (Sumatif)
- Penilaian Proyek Simulasi/Presentasi: Penilaian terhadap kualitas proyek akhir (misalnya, simulasi pidato diplomatik, kampanye digital, atau proposal kebijakan) dan presentasi kelompoknya.
Format: Rubrik penilaian proyek yang mencakup kriteria:
- Relevansi dan Kedalaman Analisis: Sejauh mana isu global dianalisis secara mendalam dan relevan dengan Pancasila.
- Kreativitas Solusi: Keaslian dan kelayakan ide solusi berbasis Pancasila.
- Integrasi Pancasila: Seberapa baik nilai-nilai Pancasila diimplementasikan dalam solusi.
- Kolaborasi: Efektivitas kerja tim dalam proyek.
- Kualitas Komunikasi/Presentasi: Kejelasan, persuasif, dan kemampuan menjawab pertanyaan.
Tes Tertulis (Esai Analitis):
- Format: Tes tertulis berbentuk esai untuk menguji kemampuan penalaran kritis dan aplikasi konsep.
Contoh Pertanyaan:
- “Pilihlah satu isu global kontemporer (misalnya, polarisasi politik global, krisis lingkungan, atau penyebaran ideologi ekstrem). Analisislah isu tersebut dari perspektif nilai-nilai Pancasila. Jelaskan bagaimana Pancasila dapat menjadi pedoman bagi bangsa Indonesia untuk mengatasi tantangan tersebut dan berkontribusi pada solusi global.”
- “Sebagai warga negara Indonesia yang berpancasila di era global, sebutkan 3 perilaku konkret yang dapat Anda lakukan untuk mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan daring maupun luring. Jelaskan alasannya.”
|