Perencanaan Pembelajaran 5: Praktik Gotong Royong Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia |
Nama Penyusun |
Yosi Nurillahi Brillianti, S.Pd. |
Sekolah |
MAN 1 Bandar Lampung |
Tahun Ajaran/Semester |
2025-2026/2 |
Mata Pelajaran |
Pendidikan Pancasila |
Jenjang |
Madrasah Aliyah |
Kelas |
XII |
Alokasi Waktu |
8 Jam Pelajaran (4 Pertemuan @ 2 JP) |
Tahapan |
Fase F |
Konten Utama |
Praktik Gotong Royong Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia |
IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK |
Peserta didik kelas XII umumnya telah memiliki pemahaman dasar tentang nilai-nilai Pancasila, termasuk gotong royong, yang telah dipelajari di jenjang sebelumnya. Mereka juga mungkin memiliki pengalaman pribadi atau observasi tentang praktik gotong royong di lingkungan keluarga, sekolah, atau masyarakat. Minat peserta didik akan bervariasi; sebagian mungkin sangat antusias untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, sementara yang lain mungkin lebih cenderung pada aspek teoritis atau belum melihat relevansi gotong royong di era modern. Latar belakang sosial-ekonomi dan lingkungan tempat tinggal (pedesaan/perkotaan) juga dapat memengaruhi pengalaman mereka dengan gotong royong. Kebutuhan belajar akan mencakup pendalaman makna filosofis gotong royong, identifikasi bentuk-bentuk praktiknya, analisis tantangan dan peluang, serta pengembangan sikap partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat. |
KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN |
Materi “Praktik Gotong Royong dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia” mencakup jenis pengetahuan konseptual (filosofi gotong royong, nilai-nilai yang terkandung), faktual (contoh-contoh praktik gotong royong), dan prosedural (langkah-langkah partisipasi dalam gotong royong). Relevansinya dengan kehidupan nyata sangat tinggi karena gotong royong merupakan salah satu pilar kehidupan bermasyarakat Indonesia dan esensi dari sila ketiga Pancasila. Kemampuan bergotong royong sangat penting untuk membangun kohesi sosial, menyelesaikan masalah bersama, dan mencapai tujuan kolektif. Tingkat kesulitan materi ini moderat, karena membutuhkan kemampuan menganalisis konsep, mengaitkannya dengan realitas sosial, dan merefleksikan peran diri. Struktur materi akan disusun dari pemahaman konsep, eksplorasi bentuk-bentuk gotong royong, analisis tantangan, hingga perancangan aksi partisipasi. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada kebersamaan, persatuan, rela berkorban, tolong-menolong, musyawarah, kepedulian sosial, tanggung jawab, dan kemandirian. |
DIMENSI LULUSAN PEMBELAJARAN |
Dalam pembelajaran Bab 5 ini, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
- Kewargaan: Peserta didik mampu menghargai dan mempraktikkan nilai gotong royong sebagai identitas bangsa Indonesia.
- Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis tantangan dan peluang penerapan gotong royong di era modern.
- Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama secara efektif dalam kegiatan yang membutuhkan gotong royong.
- Kemandirian: Peserta didik memiliki inisiatif untuk berpartisipasi dan berkontribusi dalam kegiatan gotong royong.
- Komunikasi: Peserta didik mampu mengkomunikasikan ide-ide dan pengalaman terkait gotong royong dengan jelas dan persuasif.
|
DIMENSI KURIKULUM BERBASIS CINTA |
- Cinta Diri dan Sesama Manusia: Gotong royong adalah manifestasi nyata dari cinta dan kepedulian terhadap sesama. Peserta didik akan belajar bahwa membantu orang lain tanpa pamrih adalah wujud dari kasih sayang yang tulus.
- Cinta Lingkungan: Banyak praktik gotong royong berfokus pada kebersihan dan pelestarian lingkungan. Peserta didik akan memahami bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari tanggung jawab bersama dan wujud dari cinta terhadap alam.
- Cinta Tanah Air: Gotong royong adalah salah satu nilai luhur bangsa Indonesia. Dengan mengamalkan praktik ini, peserta didik menunjukkan cinta dan kebanggaan terhadap identitas nasional mereka.
|
DIMENSI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI |
- Tanggung Jawab: Peserta didik memiliki tanggung jawab moral untuk berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong dan memberikan kontribusi terbaik mereka.
- Dipercaya: Gotong royong dibangun di atas rasa saling percaya. Peserta didik akan belajar untuk menjadi individu yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh komunitas mereka.
- Menghargai: Peserta didik mampu menghargai setiap kontribusi, besar maupun kecil, dari individu lain dalam sebuah proyek gotong royong.
- Keadilan: Dalam praktik gotong royong, keadilan berarti setiap orang berkontribusi sesuai dengan kemampuannya dan mendapatkan manfaat yang sama dari hasil kerja bersama.
|
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024 |
Pada fase ini, peserta didik mendeskripsikan rumusan dan keterkaitan sila-sila dalam Pancasila, kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara, identitas nasional, serta peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan global; menganalisis periodisasi pemberlakuan undang-undang dasar di Indonesia dan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; menunjukkan sikap demokratis berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam era keterbukaan informasi; menganalisis dan merumuskan solusi kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara; menganalisis potensi konflik dan bersama-sama memberi solusi yang berkeadilan terhadap permasalahan keberagaman di masyarakat; menginisiasi kegiatan bersama dengan prinsip gotong royong dalam praktik hidup seharihari; mendemonstrasikan praktik demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; menganalisis dan merumuskan solusi terkait ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG); menganalisis bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia, dan peran lembaga-lembaga negara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. |
LINTAS DISIPLIN ILMU |
- Sosiologi/Antropologi: Mengkaji gotong royong sebagai fenomena sosial dan budaya, serta peranannya dalam struktur masyarakat.
- Sejarah: Memahami akar sejarah gotong royong dalam masyarakat adat dan perjuangan bangsa Indonesia.
- Ekonomi: Menganalisis manfaat gotong royong dalam pembangunan ekonomi lokal dan kemandirian masyarakat.
- Bahasa Indonesia: Keterampilan berkomunikasi efektif dalam diskusi dan menyusun laporan kegiatan gotong royong.
|
TUJUAN PEMBELAJARAN |
Pertemuan 1: Memahami Esensi dan Nilai Gotong Royong
- Peserta didik dapat menjelaskan pengertian dan ciri-ciri gotong royong menurut pandangan para ahli dan nilai-nilai Pancasila.
- Peserta didik dapat mengidentifikasi nilai-nilai luhur yang terkandung dalam praktik gotong royong (misalnya, kebersamaan, persatuan, tolong-menolong, rela berkorban).
- Peserta didik dapat menunjukkan apresiasi terhadap gotong royong sebagai jati diri bangsa Indonesia melalui diskusi aktif.
Pertemuan 2: Mengeksplorasi Bentuk-Bentuk dan Tantangan Gotong Royong
- Peserta didik dapat mengklasifikasikan berbagai bentuk praktik gotong royong yang ada di lingkungan sekolah, masyarakat, dan berbagai daerah di Indonesia.
- Peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor yang menjadi tantangan dalam melestarikan dan mengembangkan gotong royong di era modern.
- Peserta didik dapat membedakan antara gotong royong yang otentik dengan praktik yang menyerupai tetapi berlandaskan motivasi lain.
Pertemuan 3: Merancang Proyek Partisipasi Gotong Royong
- Peserta didik dapat mengidentifikasi masalah atau kebutuhan di lingkungan sekitar (sekolah/masyarakat) yang dapat diselesaikan dengan semangat gotong royong.
- Peserta didik dapat merancang sebuah proyek sederhana berbasis gotong royong untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan tersebut.
- Peserta didik dapat menyusun rencana aksi proyek (tujuan, langkah-langkah, pembagian peran, sumber daya) dengan kolaboratif.
Pertemuan 4: Melaksanakan dan Merefleksikan Proyek Gotong Royong
- Peserta didik dapat melaksanakan proyek gotong royong yang telah direncanakan dengan penuh tanggung jawab dan kerja sama.
- Peserta didik dapat merefleksikan pengalaman bergotong royong, mengidentifikasi keberhasilan, tantangan, dan pembelajaran yang diperoleh.
- Peserta didik dapat menyajikan laporan atau portofolio proyek gotong royong dengan jelas dan persuasif.
|
TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL |
- Gotong Royong dalam Tradisi Lokal: Mengkaji praktik gotong royong di berbagai suku di Indonesia (misalnya, subak di Bali, mapalus di Minahasa, manunggal di Jawa, sasi di Maluku).
- Gotong Royong di Era Digital: Bagaimana semangat gotong royong dapat diwujudkan melalui platform daring atau kampanye sosial digital.
- Gotong Royong dalam Penanganan Bencana: Peran gotong royong masyarakat dalam menghadapi bencana alam dan membantu korban.
- Gotong Royong di Lingkungan Sekolah: Inisiatif siswa dalam menjaga kebersihan, membantu teman, atau mengelola kegiatan ekstrakurikuler.
|
KERANGKA PEMBELAJARAN |
- Praktik Pedagogik:
- Model Pembelajaran: Project-Based Learning (melalui proyek gotong royong), Problem-Based Learning (mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah bersama), Discovery Learning (menemukan esensi gotong royong).
- Strategi Pembelajaran: Kolaboratif (diskusi kelompok, kerja sama proyek), Inkuiri (mencari informasi), Reflektif (evaluasi diri dan kelompok).
- Metode Pembelajaran: Diskusi kelompok, Studi Kasus, Brainstorming, Kunjungan Lapangan (jika memungkinkan), Simulasi, Presentasi, Penulisan Jurnal Refleksi.
Kemitraan Pembelajaran:
- Lingkungan Sekolah: Bekerja sama dengan OSIS/MPK, guru lain (misalnya guru BK untuk proyek sosial), atau staf sekolah untuk proyek gotong royong di lingkungan sekolah.
- Lingkungan Luar Sekolah: Berkolaborasi dengan RT/RW setempat, karang taruna, lembaga swadaya masyarakat (LSM), atau tokoh masyarakat untuk proyek gotong royong di luar sekolah. Mengundang narasumber dari komunitas lokal yang aktif dalam gotong royong.
- Masyarakat: Mengamati atau berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong di lingkungan tempat tinggal (misalnya kerja bakti, penggalangan dana, kegiatan sosial).
Lingkungan Belajar:
- Ruang Fisik: Kelas yang dapat diatur untuk diskusi kelompok dan presentasi. Area yang relevan di sekolah atau masyarakat untuk pelaksanaan proyek gotong royong.
- Ruang Virtual: Google Classroom untuk berbagi materi (artikel, video, contoh proyek), mengunggah laporan, dan forum diskusi daring. Platform kolaborasi daring (misalnya Google Docs/Slides) untuk perencanaan proyek.
- Budaya Belajar: Budaya saling menghargai, kepedulian sosial, inisiatif, bertanggung jawab, mampu bekerja sama, dan semangat untuk berkontribusi positif bagi lingkungan.
Pemanfaatan Digital:
- Perpustakaan Digital/Internet: Mencari informasi tentang bentuk-bentuk gotong royong di berbagai daerah, berita atau studi kasus tentang gotong royong.
- YouTube/Platform Video: Menonton video dokumenter tentang praktik gotong royong atau kampanye sosial yang relevan.
- Google Docs/Slides/Forms: Untuk perencanaan proyek, penyusunan laporan, atau survei kebutuhan masyarakat.
- Media Sosial: Jika relevan, digunakan untuk kampanye kesadaran atau dokumentasi proyek (dengan pengawasan guru).
- Aplikasi Perekam Video/Foto: Untuk mendokumentasikan proses dan hasil proyek gotong royong.
|
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI |
Kegiatan Pendahuluan (Mindful Learning, Joyful Learning)Pembukaan (5 menit):
- Guru menyapa peserta didik dengan antusias.
- Guru memimpin doa bersama.
- Guru mengecek kehadiran dan kesiapan belajar peserta didik.
Apersepsi & Motivasi (10 menit):
- Joyful Learning: Guru menampilkan foto atau video singkat (1-2 menit) yang menunjukkan praktik gotong royong yang inspiratif di berbagai daerah Indonesia (misalnya, membangun rumah, membersihkan lingkungan, membantu korban bencana). Guru bisa bertanya: “Apa yang kalian rasakan saat melihat gambar/video ini?”
- Mindful Learning: Guru meminta siswa untuk berbagi satu pengalaman pribadi mereka (atau yang mereka saksikan) tentang membantu orang lain atau bekerja sama dalam kelompok. Guru bisa bertanya: “Bagaimana perasaan kalian setelah melakukan itu?”
- Guru mengaitkan pengalaman tersebut dengan nilai gotong royong sebagai karakter bangsa.
Pengaitan Materi & Tujuan (5 menit):
- Guru mengaitkan gotong royong dengan nilai-nilai Pancasila yang telah dipelajari.
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menekankan bahwa mereka akan tidak hanya memahami gotong royong tetapi juga mempraktikkannya.
Kegiatan Inti (Meaningful Learning, Mindful Learning)
Pertemuan 1:
Memahami Esensi dan Nilai Gotong Royong
Diskusi Konsep Gotong Royong (20 menit):
- Guru memandu diskusi tentang pengertian gotong royong dari berbagai sudut pandang (KBBI, pandangan ahli, nilai Pancasila).
- Meaningful Learning: Guru mengajukan pertanyaan: “Apa bedanya gotong royong dengan kerja bakti biasa?” “Mengapa gotong royong menjadi ciri khas bangsa Indonesia?”
- Berdiferensiasi Konten: Guru dapat menyediakan definisi gotong royong dari berbagai sumber (teks, infografis) untuk dibaca siswa.
Identifikasi Nilai-Nilai (25 menit):
- Peserta didik dalam kelompok menganalisis studi kasus singkat (teks atau video) tentang praktik gotong royong.
- Penalaran Kritis: Mereka mengidentifikasi nilai-nilai luhur (misalnya, kebersamaan, persatuan, tolong-menolong) yang terkandung dalam studi kasus tersebut dan mencatatkannya.
- Kolaborasi: Guru berkeliling memberikan bimbingan dan umpan balik pada setiap kelompok.
Presentasi dan Penguatan (20 menit):
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisis nilai-nilai yang ditemukan.
- Guru menguatkan pemahaman tentang esensi dan nilai gotong royong sebagai pilar kehidupan bermasyarakat.
Pertemuan 2:
Mengeksplorasi Bentuk-Bentuk dan Tantangan Gotong Royong
Eksplorasi Bentuk Gotong Royong (25 menit):
- Guru memberikan tugas kepada setiap kelompok untuk mencari informasi tentang bentuk-bentuk gotong royong yang ada di daerah mereka masing-masing atau di berbagai daerah di Indonesia.
- Berdiferensiasi Proses: Siswa dapat mencari informasi melalui wawancara singkat dengan orang tua/tokoh masyarakat, searching internet, atau membaca buku.
- Joyful Learning: Mendorong siswa untuk berbagi kisah-kisah unik dari daerah mereka.
Analisis Tantangan (25 menit):
- Guru memandu diskusi tentang tantangan yang dihadapi gotong royong di era modern (misalnya, individualisme, kesibukan, teknologi, kurangnya komunikasi langsung).
- Penalaran Kritis: Peserta didik menganalisis bagaimana tantangan tersebut memengaruhi praktik gotong royong.
- Meaningful Learning: Mengaitkan tantangan dengan realitas kehidupan mereka.
Curah Pendapat Solusi (15 menit):
- Peserta didik secara berkelompok mencurahkan ide-ide solusi untuk mengatasi tantangan dan melestarikan gotong royong.
Pertemuan 3:
Merancang Proyek Partisipasi Gotong Royong
Identifikasi Masalah & Kebutuhan (20 menit):
- Mindful Learning: Guru meminta siswa untuk merenungkan dan mengidentifikasi masalah atau kebutuhan di lingkungan sekolah atau masyarakat sekitar yang dapat diselesaikan dengan semangat gotong royong (misalnya, kebersihan kelas/kantin, taman sekolah, penggalangan buku bekas untuk perpustakaan, membantu masyarakat yang membutuhkan).
- Berdiferensiasi Konten: Guru dapat memberikan daftar masalah umum yang dapat diidentifikasi sebagai referensi.
Perancangan Proyek (40 menit):
- Peserta didik dalam kelompok merancang sebuah proyek gotong royong sederhana. Proyek harus memiliki:
- Tujuan yang jelas.
- Target partisipan.
- Langkah-langkah pelaksanaan.
- Pembagian peran anggota kelompok.
- Estimasi sumber daya (waktu, alat, bahan).
- Kolaborasi: Setiap anggota kelompok harus memiliki peran yang jelas.
- Meaningful Learning: Merancang proyek yang memiliki dampak nyata.
- Berdiferensiasi Produk: Rencana proyek dapat disajikan dalam bentuk proposal mini, presentasi singkat, atau poster.
Presentasi Rencana Proyek (10 menit):
- Setiap kelompok mempresentasikan rencana proyek mereka untuk mendapatkan masukan dari guru dan kelompok lain.
Pertemuan 4:
Melaksanakan dan Merefleksikan Proyek Gotong Royong
Pelaksanaan Proyek (60 menit) – Bisa dilanjutkan di luar jam pelajaran:
- Peserta didik melaksanakan proyek gotong royong yang telah direncanakan di lingkungan sekolah atau area yang disepakati (dengan pengawasan guru jika di luar jam pelajaran).
- Kemandirian & Kolaborasi: Melatih siswa untuk mengambil inisiatif dan bekerja sama secara mandiri.
- Joyful Learning: Ciptakan suasana kerja yang positif dan menyenangkan.
Refleksi Pasca Proyek (20 menit):
- Setelah proyek selesai, peserta didik secara individu menulis jurnal refleksi tentang pengalaman mereka bergotong royong. Pertanyaan panduan: “Apa yang berhasil dalam proyek ini?”, “Apa tantangan yang dihadapi?”, “Bagaimana cara mengatasinya?”, “Apa yang saya pelajari tentang diri sendiri dan gotong royong?”, “Bagaimana perasaan saya setelah bergotong royong?”
- Mindful Learning: Menggali hikmah dari pengalaman nyata.
Presentasi Hasil dan Laporan (15 menit):
- Setiap kelompok menyajikan laporan atau portofolio proyek (foto, video singkat, narasi pengalaman) di depan kelas.
- Komunikasi: Melatih kemampuan presentasi dan pertanggungjawaban.
Kegiatan Penutup (Meaningful Learning, Mindful Learning, Joyful Learning)
Refleksi & Kesimpulan (10 menit):
- Guru meminta peserta didik untuk berbagi satu kata kunci yang menggambarkan pembelajaran mereka tentang gotong royong.
- Meaningful Learning: Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan pentingnya gotong royong sebagai fondasi persatuan bangsa dan kekuatan dalam menghadapi tantangan.
Umpan Balik Konstruktif dari Guru (5 menit):
- Guru memberikan apresiasi atas partisipasi, inisiatif, dan kerja keras peserta didik dalam proyek gotong royong.
- Guru menekankan bahwa gotong royong bukan hanya materi pelajaran, tetapi gaya hidup.
Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya (5 menit):
- Guru menginformasikan tentang materi untuk bab selanjutnya.
- Guru dapat memberikan tantangan kepada siswa untuk terus mencari peluang bergotong royong di kehidupan sehari-hari.
Doa dan Penutup (5 menit):
- Guru memimpin doa penutup.
- Guru menutup pembelajaran dengan salam.
|
ASESMEN PEMBELAJARAN |
Asesmen Awal Pembelajaran (Diagnostik)
- Format: Pertanyaan Lisan Singkat atau Peta Konsep Awal.
- Tujuan: Mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik tentang gotong royong dan pengalaman mereka.
- Pertanyaan/Tugas:
- “Menurut kalian, apa itu gotong royong?”
- “Berikan contoh gotong royong yang pernah kalian lihat atau ikuti!”
- “Mengapa gotong royong itu penting bagi bangsa Indonesia?”
Asesmen Proses Pembelajaran (Formatif)
- Format: Observasi Partisipasi Diskusi Kelompok, Penilaian Rencana Proyek, Observasi Kinerja (saat pelaksanaan proyek).
- Tujuan: Memantau pemahaman peserta didik tentang konsep gotong royong, kemampuan merancang proyek, dan kerja sama dalam pelaksanaan.
- Pertanyaan/Tugas:
- Observasi: Pengamatan keaktifan dalam diskusi, kemampuan memberikan ide, dan sikap kolaboratif saat merancang proyek.
- Penilaian Rencana Proyek: Guru menilai kelengkapan, kejelasan, dan kelayakan rencana proyek yang dibuat kelompok.
- Observasi Kinerja: Guru mengamati partisipasi aktif, tanggung jawab, dan kerja sama setiap anggota kelompok selama pelaksanaan proyek.
Asesmen Akhir Pembelajaran (Sumatif)
- Format: Penilaian Proyek (Laporan/Portofolio Proyek Gotong Royong), Penilaian Jurnal Refleksi Individu.
- Tujuan: Mengukur pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan, termasuk kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan gotong royong.
- Pertanyaan/Tugas:
- Penilaian Proyek (Laporan/Portofolio Proyek Gotong Royong):
- Tugas: “Sajikan laporan atau portofolio proyek gotong royong kelompok Anda. Laporan harus mencakup: a) Latar Belakang dan Tujuan Proyek, b) Rencana Pelaksanaan, c) Dokumentasi Kegiatan (foto/video), d) Hasil yang Dicapai, e) Refleksi Kelompok (tantangan, solusi, pembelajaran), f) Saran Tindak Lanjut.”
- Rubrik Penilaian Proyek:
- Aspek: Relevansi Proyek dengan Masalah, Ketepatan Perencanaan, Kualitas Pelaksanaan, Kelengkapan Dokumentasi, Kedalaman Refleksi, Kebersamaan/Kolaborasi.
- Skala: Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang.
- Penilaian Jurnal Refleksi Individu:
- Tugas: “Buatlah jurnal refleksi pribadi tentang pengalaman Anda dalam proyek gotong royong. Jelaskan apa yang Anda rasakan, apa yang Anda pelajari, dan bagaimana Anda akan menerapkan nilai gotong royong dalam kehidupan sehari-hari.”
- Rubrik Penilaian Jurnal Refleksi:
- Aspek: Kedalaman Refleksi (pemikiran mendalam), Kejujuran, Keterkaitan dengan Nilai Gotong Royong, Kejelasan Penulisan.
- Skala: Sangat Baik, Baik, Cukup, Kurang.
|