Home Mata Pelajaran Modul Ajar Antropologi 1, ANTROPOLOGI SOSIAL DAN ANTROPOLOGI BUDAYA
Mata Pelajaran

Modul Ajar Antropologi 1, ANTROPOLOGI SOSIAL DAN ANTROPOLOGI BUDAYA

Modul Ajar Antropologi 1, Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya Nama Penyusun Amalia Fatmarini,S.Pd. Nama Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Mata Pelajaran Antropologi Jenjang Madrasah Aliyah Kelas XII Alokasi Waktu 12 […]

Modul Ajar Antropologi 1, Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya
Nama Penyusun Amalia Fatmarini,S.Pd.
Nama Sekolah MAN 1 Bandar Lampung
Mata Pelajaran Antropologi
Jenjang Madrasah Aliyah
Kelas XII
Alokasi Waktu 12 JP (3 Pertemuan @ 4 JP)
Tahapan Fase F
Konten Utama Bab 1: Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya
Identifikasi Murid
Pengetahuan Awal Peserta didik telah memiliki pemahaman dasar mengenai konsep masyarakat dan kebudayaan dari pelajaran Sosiologi dan Sejarah di kelas X dan XI. Mereka diasumsikan memiliki gagasan umum tentang keragaman suku dan budaya di Indonesia, namun mungkin masih memiliki pandangan stereotip atau pemahaman yang kurang mendalam tentang kompleksitas interaksi sosial dan makna di balik praktik budaya.
Minat Minat peserta didik beragam. Sebagian mungkin tertarik pada aspek-aspek budaya yang populer dan terlihat (misalnya, K-Pop, festival budaya, kuliner).
Sebagian lain mungkin lebih tertarik pada isu-isu sosial kontemporer, seperti konflik antar kelompok, dinamika media sosial, dan bagaimana identitas
dibentuk dalam masyarakat global.
Kebutuhan Belajar Peserta didik membutuhkan pembelajaran yang mengaitkan konsep-konsep abstrak antropologi dengan realitas kehidupan mereka sehari-hari (Meaningful
Learning). Mereka perlu didorong untuk tidak hanya menghafal definisi, tetapi juga melakukan observasi, analisis kritis terhadap fenomena sosial di sekitar
mereka, dan berdiskusi secara terbuka. Penggunaan studi kasus relevan, media visual (video, infografis), dan kegiatan interaktif (Joyful Learning) sangat diperlukan untuk menjaga keterlibatan mereka.
Materi Pelajaran 1. Pengertian dan Ruang Lingkup Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya: Memahami perbedaan dan keterkaitan antara fokus pada interaksi sosial (Antropologi Sosial) dan fokus pada sistem gagasan serta hasil karya manusia (Antropologi Budaya).
2. Antropologi Terapan: Menjelajahi bagaimana pengetahuan antropologi diaplikasikan secara praktis dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bisnis, kesehatan, pembangunan, dan resolusi konflik.
3. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Lain: Menganalisis keterkaitan Antropologi dengan disiplin ilmu sosial lainnya (Sosiologi, Ekonomi, Politik) dalam memahami kompleksitas fenomena kemanusiaan.
Dimensi Profil Lulusan Beriman, bertakwa kepada
Tuhan YME, & Berakhlak
Mulia , Berkebinekaan Global, Gotong Royong, Mandiri, Bernalar Kritis, Kreatif.
Topik Kurikulum Berbasis Cinta • Cinta ilmu
• Cinta diri sendiri
• Cinta tanah air
Insersi Materi KBC 1. Cinta Ilmu → menguatkan semangat siswa untuk meneliti, menganalisis fenomena sosial-budaya, serta menjadikan antropologi sebagai bekal memahami manusia dan masyarakat.
2. Cinta Diri Sendiri dan Sesama Manusia → menumbuhkan empati, saling menghargai dalam
keberagaman sosial-budaya, serta menghindari stereotip.
3. Cinta Tanah Air → memperkuat kesadaran akan kekayaan budaya Indonesia serta tanggung
jawab melestarikan tradisi lokal di tengah globalisasi.
Capaian Pembelajaran Peserta didik memahami secara kreatif dan kritis terhadap pengertian dan ruang lingkup kebudayaan, sistem sosial dan perangkatnya, struktur dan perilaku sosial yang saling memengaruhi, pengenalan siklus kehidupan manusia dan segala upacara yang diadakan, relasi kuasa dan pembentukan legitimasi dari para pelaku. Pemahaman atas aspek antropologi sosial ini diharapkan mampu membawa para peserta didik pada suatu prinsip menciptakan keadaban, kegotongroyongan dalam berbagai nilai luhur
yang ditemukan dan digalinya, serta kesadaran atas kebhinekaan global yang menguatkan proses transformasi sosialnya.
Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan secara kreatif dan kritis pengertian serta ruang lingkup antropologi sosial dan antropologi budaya.2. Memberikan contoh praktik-praktik sosial dan budaya yang ada di lingkungan sekitarnya.

3. Menganalisis kegunaan praktis (terapan) antropologi
dalam kehidupan sehari-hari.

4. Menjelaskan hubungan antara antropologi dengan ilmu-ilmu sosial lainnya.

Lintas Disiplin Ilmu Sosiologi (struktur sosial, interaksi sosial), Ekonomi (penerapan antropologi bisnis), Sejarah (konteks perkembangan budaya), Seni Budaya (analisis praktik budaya).
Praktik Pedagogis (Pendekatan Deep Learning) Model Pembelajaran: Inquiry-based Learning (Pembelajaran Berbasis Inkuiri) dan Problem-Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah).Metode:• Pembelajaran Bermakna (Meaningful):
Analisis studi kasus yang relevan dengan kehidupan remaja, observasi lingkungan sekitar (sekolah, komunitas), proyek mini analisis iklan/media sosial.

• Pembelajaran Menyenangkan (Joyful): Diskusi kelompok
interaktif, gallery walk, penggunaan media visual (klip film, video dokumenter pendek), permainan “Tebak Konsep”.

• Pembelajaran Penuh Kesadaran (Mindful): Latihan observasi partisipatif singkat (mengamati interaksi di kantin), sesi refleksi di awal dan akhir pelajaran
untuk menghubungkan materi dengan pengalaman pribadi.

Pemanfaatan Digital Platform kolaborasi (Google Docs, Padlet), sumber video (YouTube, TikTok Edukasi), akses ke artikel atau berita online, platform presentasi (Canva, Google Slides).
Pertemuan 1(Membedah Konsep: Melihat yang Tak Terlihat) Kegiatan Awal :• Salam, Doa, dan Presensi.

• Mindful & Meaningful Start: Guru mengajukan pertanyaan pemantik yang terhubung dengan pengalaman siswa: “Pernahkah kalian merasa ‘canggung’ atau harus beradaptasi saat masuk ke lingkungan baru (misal: sekolah baru, kelompok teman baru)? Aturan tak tertulis apa yang kalian sadari ada di sana?”

• Refleksi Awal: Siswa diminta berbagi pengalamannya secara singkat. Guru mengaitkan pengalaman tersebut dengan konsep “aturan sosial” dan “budaya” yang akan dipelajari.

Kegiatan Inti :

• Inquiry-based Learning: Guru menyajikan dua gambar atau video singkat yang kontras: (1) Suasana rapat formal di sebuah perusahaan, dan (2) Suasana komunitas penggemar (misal: K-Pop) yang sedang berkumpul.

• Diskusi
Kelompok: Dalam kelompok, siswa mendiskusikan: “Perbedaan apa yang paling menonjol dari kedua situasi tersebut? Bagaimana cara orang berinteraksi? Apa
saja ‘aturan’ yang tampaknya mereka ikuti?”

• Pengenalan Konsep: Guru
memperkenalkan konsep Antropologi Sosial (fokus pada pola interaksi dan struktur sosial seperti di rapat) dan Antropologi Budaya (fokus pada gagasan, nilai, dan ekspresi bersama seperti pada komunitas penggemar).

• Mindful
Observation: Guru memberikan tugas observasi singkat: “Amati interaksi di sekitar kalian selama 5 menit (di kelas atau melihat ke luar jendela). Catat satu pola perilaku yang menarik.” Ini melatih kepekaan dan kesadaran terhadap
lingkungan sosial.

Kegiatan Penutup :

• Presentasi Singkat: Beberapa siswa berbagi hasil observasi singkatnya.

•Refleksi Akhir (Meaningful): Guru mengajukan pertanyaan reflektif: “Setelah belajar hari ini, bagaimana cara pandang kalian berubah terhadap sebuah
‘perkumpulan’ atau ‘interaksi’ sederhana seperti mengobrol dengan teman?”

•Tugas: Siswa diminta mencari satu contoh berita atau artikel online tentang

Pertemuan 2(Antropologi di Dunia Nyata: Dari Bisnis hingga Forensik) Kegiatan awal :• Salam, Doa, dan Presensi.

• Joyful Review: Guru mengadakan kuis singkat
atau permainan “Tebak Konsep” menggunakan platform digital (seperti Kahoot/Quizziz) untuk mereviu konsep Antropologi Sosial dan Budaya.

Kegiatan Inti :

• Problem-Based & Joyful Learning (Gallery Walk): 1. Guru
memperkenalkan konsep Antropologi Terapan. 2. Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok mendapat satu bidang terapan: Antropologi Bisnis, Antropologi Kesehatan, Antropologi Forensik, Antropologi
Pembangunan. 3. Tugas Kelompok: Setiap kelompok melakukan riset singkat (menggunakan gawai) untuk menjawab: “Bagaimana antropologi
membantu memecahkan masalah di bidang ini? Berikan satu contoh nyata!” 4. Membuat Artefak: Hasil riset dituangkan dalam bentuk poster digital sederhana atau infografis (menggunakan Canva atau platform sejenis). 5.
Gallery Walk: Setiap kelompok “mempamerkan” posternya. Satu anggota menjadi
“penjaga stan” untuk menjelaskan, sementara anggota lain berkeliling mengunjungi “stan” kelompok lain untuk bertanya dan belajar. Pengunjung memberikan “bintang” atau stiker virtual pada stan yang paling informatif dan
menarik.

Kegiatan Penutup :

• Diskusi Kelas (Meaningful): Guru memfasilitasi diskusi: “Aplikasi antropologi mana yang paling mengejutkan atau paling berguna menurut kalian? Mengapa pengetahuan tentang manusia dan budaya menjadi begitu penting di berbagai profesi?”

• Pengumuman Proyek Mini: Guru menjelaskan tugas untuk pertemuan berikutnya: menganalisis sebuah iklan.

Pertemuan 3 (Proyek mini : menjadi analisis budaya) Kegiatan awal :• Salam, Doa, dan Presensi.<br>• Meaningful Hook: Guru menayangkan dua contoh iklan: (1) Iklan produk global yang sukses diadaptasi untuk pasar Indonesia, dan (2) Iklan yang gagal atau menimbulkan kontroversi karena tidak peka budaya. Guru bertanya: “Mengapa iklan pertama berhasil dan yang kedua gagal?”

Kegiatan Inti :

• Project-Based & Meaningful Learning: 1. Siswa bekerja dalam kelompok yang sama. 2. Tugas Proyek Mini: Setiap kelompok memilih satu iklan (video atau cetak) dari produk yang mereka kenal. 3. Analisis: Mereka menganalisis iklan tersebut menggunakan panduan pertanyaan: – Siapa target audiens iklan ini? – Nilai-nilai budaya Indonesia apa yang coba ditampilkan
atau dimanfaatkan dalam iklan ini (misal: kekeluargaan, gotong royong, religi)? – Apakah ada simbol-simbol (bahasa, gambar, musik) yang khas Indonesia?- Menurut kalian, seberapa efektif iklan ini dalam ‘berbicara’
kepada masyarakat Indonesia? Jelaskan!  4. Persiapan Presentasi: Kelompok menyiapkan presentasi singkat (3-5 menit) untuk memaparkan hasil
analisis mereka.

Kegiatan Penutup :

• Presentasi & Umpan Balik: Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisisnya. Kelompok lain dan guru memberikan umpan balik.

• Refleksi
Bab (Meaningful & Mindful): Guru menutup bab dengan refleksi akhir: “Setelah melalui semua kegiatan di bab ini, apa satu wawasan terpenting yang kalian dapatkan tentang peran budaya dalam kehidupan sosial, dan bagaimana
pemahaman ini bisa kalian gunakan di masa depan?”

Asesmen
Asesmen Awal (Diagnostik) • Diskusi Kelas Terarah: Pada pertemuan pertama, melalui pertanyaan pemantik untuk memetakan pemahaman dan pengalaman awal siswa terkait konsep “budaya” dan “aturan sosial”.• Pemetaan Konsep (Opsional):
Siswa membuat peta konsep sederhana di awal bab tentang apa saja yang mereka ketahui tentang “Antropologi”.
Asesmen Formatif(Proses) • Observasi: Guru menggunakan lembar observasi sederhana untuk menilai keaktifan, kemampuan berargumen, dan kolaborasi siswa selama diskusi
kelompok dan gallery walk.• Penilaian Kinerja: Penilaian presentasi
proyek mini analisis iklan menggunakan rubrik yang mencakup: kedalaman analisis, kejelasan argumen, dan kreativitas penyajian.

• Penilaian Rekan Sejawat (Peer Assessment): Siswa memberikan umpan balik (misal: “bintang” atau komentar singkat) pada hasil kerja kelompok lain selama sesi gallery walk.

Asesmen
Sumatif (Akhir
Bab)
• Penilaian Proyek Mini: Hasil akhir analisis iklan (laporan singkat atau slide presentasi) dinilai sebagai asesmen sumatif utama untuk mengukur pemahaman
konsep dan kemampuan analisis.• Tes Esai Singkat (Alternatif): Soal esai berbasis analisis kasus singkat untuk mengukur pemahaman konsep secara
individual. Contoh: “Sebuah perusahaan teknologi ingin meluncurkan aplikasi untuk lansia di Indonesia. Sebagai seorang konsultan antropologi, saran apa yang akan Anda berikan terkait aspek sosial dan budaya yang perlu mereka
perhatikan?”

Previously

Perencanaan Pembelajaran SKI 3, Perjuangan Dakwah Rasulullah SAW di Madinah

Next

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila 1 : Menjiwai Pancasila

MDC

MDC