Home Mata Pelajaran Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 2, Menafsirkan Makna Tari
Mata Pelajaran

Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 2, Menafsirkan Makna Tari

Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 2, Menafsirkan Makna Tari Nama Penyusun Sitta Yunita, S.Pd. Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran/Semester 2025-2026/1 Mata Pelajaran Seni Tari Jenjang Madrasah Aliyah […]

Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 2, Menafsirkan Makna Tari
Nama Penyusun Sitta Yunita, S.Pd.
Sekolah MAN 1 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran/Semester 2025-2026/1
Mata Pelajaran Seni Tari
Jenjang Madrasah Aliyah
Kelas X
Alokasi Waktu 10 Jam Pelajaran (5 Pertemuan @ 2 JP)
Tahapan Fase E
Konten Utama Menafsirkan Makna Tari
Dimensi Profil Lulusan
  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Berakhlak Mulia: Murid mensyukuri anugerah keberagaman seni tari sebagai manifestasi kekayaan budaya ciptaan Tuhan, serta memahami nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
  • Penalaran Kritis: Murid mampu menganalisis elemen-elemen tari (gerak, rias, busana, musik) untuk mengidentifikasi makna tekstual dan kontekstual, serta merumuskan penafsiran yang logis dan didukung oleh bukti.
  • Kreativitas: Murid mampu menyajikan penafsiran makna tari dengan cara yang inovatif (misalnya, melalui tulisan deskriptif, video ulasan, atau demonstrasi gerak yang mewakili makna).
  • Kolaborasi: Murid mampu bekerja sama dalam kelompok untuk menganalisis dan mendiskusikan makna tari dari berbagai perspektif.
  • Komunikasi: Murid mampu menyampaikan hasil penafsiran makna tari secara lisan maupun tertulis dengan jelas, sistematis, dan persuasif.
Tema Kurikulum Berbasis Cinta

Tema: Cinta pada Budaya dan Identitas Bangsa

Contoh Murid: Siswa kelas X yang sedang mempelajari tari tradisi daerahnya.

Materi:

  • Makna simbol dalam gerak tari tradisi (misal: gerakan tangan, pola lantai, busana).
  • Latar belakang nilai filosofis dalam tari tradisi daerah (contoh: tari Saman, tari Gambyong, tari Piring).

Aktivitas:

  • Murid mengamati video pertunjukan tari tradisi.
  • Diskusi kelompok untuk menginterpretasi makna gerakan dan simbol.
  • Membandingkan makna tari dari dua daerah berbeda.

Penekanan:

  • Menumbuhkan cinta pada identitas budaya.
  • Menghargai perbedaan simbol dan makna antar budaya Nusantara.

Tema: Cinta pada Kreativitas dan Ekspresi Diri

Contoh Murid: Siswa kelas X yang sudah mampu bereksplorasi gerak.

Materi:

  • Teknik dasar mengembangkan gerak tradisi menjadi kreasi baru.
  • Prinsip komposisi tari (tema, motif, dinamika, ruang, waktu).

Aktivitas:

  • Murid secara individu mencatat ide gerakan baru berdasarkan simbol tradisi.
  • Workshop membuat rangkaian gerak sederhana dari tari daerah.
  • Menampilkan hasil kreasi tari di kelas.

Penekanan:

  • Menumbuhkan rasa percaya diri dalam berkarya.
  • Menyalurkan ekspresi pribadi melalui seni.
  • Menghargai kreativitas diri dan orang lain.

Tema: Cinta pada Kebersamaan dan Kolaborasi

Contoh Murid: Siswa kelas X yang sedang menyiapkan pertunjukan sekolah.

Materi:

  • Unsur kerja sama dalam pertunjukan tari kelompok.
  • Tanggung jawab dan peran dalam tim seni pertunjukan.

Aktivitas:

  • Murid dibagi kelompok untuk merancang pertunjukan tari tradisi.
  • Setiap kelompok mendiskusikan simbol, kostum, musik, dan alur gerak.
  • Menampilkan pertunjukan tari hasil kolaborasi di depan kelas/sekolah.

Penekanan:

  • Membangun sikap saling menghargai dan empati.
  • Belajar pentingnya komunikasi dan koordinasi.
  • Menumbuhkan cinta terhadap kebersamaan dan gotong royong.
Capaian Pembelajaran Murid mampu menginterpretasi, mengaitkan, membandingkan makna dan simbol tari tradisi sebagai pengetahuan dasar untuk merancang dan mengomposisikan karya tari tradisi secara individu ataupun kelompok sebagai wujud aktualisasi diri.
Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1: Mengenal Tari sebagai Bahasa dan Konsep Makna (2 JP)

  • Melalui pengamatan berbagai video pertunjukan tari (tradisional dan kontemporer), murid mampu mengidentifikasi tari sebagai bentuk komunikasi non-verbal yang mengandung pesan.
  • Setelah diskusi kelompok, murid mampu menjelaskan definisi makna tari dan perbedaan antara makna tekstual dan kontekstual secara sederhana.
  • Murid mampu memberikan contoh awal tentang bagaimana elemen tari (gerak, rias, busana, musik) dapat menyampaikan suatu makna atau emosi.

Pertemuan 2: Menafsirkan Makna Tari Secara Tekstual (Analisis Gerak) (2 JP)

  • Melalui pengamatan cermat video pertunjukan tari yang dipilih, murid mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan variasi gerak (gerak murni, gerak maknawi) dan ekspresi penari.
  • Murid mampu menganalisis hubungan antara gerak, ekspresi, dan makna yang tersirat dalam tarian, dengan memberikan argumen berdasarkan bukti visual.
  • Murid mampu mencoba menirukan beberapa gerak dasar tari dan merasakan makna yang terkandung didalamnya secara personal.

Pertemuan 3: Menafsirkan Makna Tari Secara Tekstual (Analisis Elemen Pendukung) (2 JP)

  • Melalui pengamatan video tari, murid mampu mengidentifikasi dan mendeskripsikan rias, busana, properti, dan musik yang digunakan dalam tarian.
  • Murid mampu menganalisis peran dan fungsi rias, busana, properti, dan musik dalam memperkuat makna atau cerita tari.
  • Murid mampu menghubungkan keseluruhan elemen tekstual (gerak, rias, busana, properti, musik) untuk mendapatkan pemahaman makna tari yang lebih komprehensif.

Pertemuan 4: Menafsirkan Makna Tari Secara Kontekstual (2 JP)

  • Melalui studi literatur dan diskusi, murid mampu menjelaskan pengertian penafsiran makna tari secara kontekstual (fungsi sosial, latar belakang budaya, sejarah, nilai-nilai masyarakat).
  • Murid mampu mencari dan menganalisis informasi kontekstual dari berbagai sumber (artikel, buku, wawancara) untuk tari yang diamati.
  • Murid mampu menghubungkan makna tekstual dengan konteks budaya dan sejarah tari untuk merumuskan penafsiran makna tari yang lebih mendalam dan holistik.

Pertemuan 5: Menyajikan Penafsiran Makna Tari (2 JP)

  • Melalui proyek kelompok, murid mampu menyusun hasil penafsiran makna sebuah tarian (tekstual dan kontekstual) dalam bentuk presentasi visual atau lisan.
  • Murid mampu mengomunikasikan penafsiran makna tari dengan jelas, sistematis, dan meyakinkan kepada teman-teman dan guru.
  • Murid mampu memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap penafsiran teman, serta menerima umpan balik untuk pengembangan diri.
Topik Pembelajaran Kontekstual
  • Tari Tradisional Lokal: Memilih satu tari tradisional dari daerah asal murid atau daerah terdekat (misalnya, tari Topeng Malangan, tari Serimpi, tari Saman) untuk dianalisis makna tekstual dan kontekstualnya.
  • Tari Kontemporer dengan Isu Sosial: Menganalisis makna tari kontemporer yang mengangkat isu-isu lingkungan, kesetaraan gender, atau kemiskinan.
  • Tari dalam Upacara Adat/Ritual: Memahami fungsi dan makna tari dalam konteks upacara adat (misalnya, tari reog, tari kecak).
  • Tari Populer (misalnya, K-Pop Dance, TikTok Dance): Meskipun bukan tari tradisional, dapat menjadi pintu masuk untuk menganalisis “makna” atau “pesan” yang ingin disampaikan (misalnya, ekspresi energi, kebebasan, tren).
  • Film/Video Klip dengan Unsur Tari: Menganalisis bagaimana tari digunakan dalam media lain untuk menyampaikan emosi atau narasi.
Praktik Pedagogik
  • Model Pembelajaran:
    • Inquiry-Based Learning (IBL): Murid diajak untuk mengamati, bertanya, dan menyelidiki sendiri makna di balik gerak tari dan elemen pendukungnya. (Mindful, Meaningful).
    • Project-Based Learning (PjBL): Murid mengerjakan proyek penafsiran makna tari, mulai dari pemilihan tari, analisis, hingga presentasi hasil. (Meaningful, Joyful, Kreativitas, Kolaborasi).
    • Apresiasi Tari: Mendorong murid untuk mengamati tari dengan kesadaran penuh dan merasakan dampaknya secara emosional. (Mindful).
  • Strategi Pembelajaran:
    • Pembelajaran Berdiferensiasi: Menyesuaikan materi, proses, dan produk berdasarkan kesiapan, minat, dan profil belajar murid.
    • Pembelajaran Kolaboratif: Mendorong kerja sama antar murid dalam kelompok untuk menganalisis dan mendiskusikan makna tari.
    • Pembelajaran Kontekstual: Menghubungkan konsep makna tari dengan tari-tarian yang ada di sekitar murid atau yang relevan dengan budaya mereka.
    • Refleksi Diri: Memberikan waktu bagi murid untuk merenungkan pemahaman pribadi mereka tentang makna tari dan proses penafsiran. (Mindful).
  • Metode Pembelajaran:
    • Mengamati Video Pertunjukan Tari: Visualisasi dan pengalaman langsung (virtual). (Joyful).
    • Diskusi Kelompok: Menganalisis, berbagi interpretasi, dan berargumen.
    • Studi Literatur/Riset Sederhana: Mencari informasi kontekstual tentang tari.
    • Wawancara (jika memungkinkan): Dengan penari/koreografer/budayawan lokal.
    • Presentasi: Melatih kemampuan komunikasi dan berbagi hasil.
    • Gerak Ekspresi Sederhana: Mencoba menirukan gerak untuk merasakan makna. (Joyful, Kinestetik).
Kemitraan Pembelajaran
  • Lingkungan Sekolah:
    • Guru Mata Pelajaran Lain: Kolaborasi dengan guru Sejarah/Sosiologi (konteks budaya), Seni Musik (analisis iringan), Bahasa Indonesia (penulisan deskripsi).
    • Ekstrakurikuler Tari/Sanggar Tari Sekolah: Mengundang anggota/pelatih untuk demonstrasi atau berbagi pengalaman.
    • Perpustakaan Sekolah: Sumber buku, artikel, atau video tari.
  • Lingkungan Luar Sekolah/Masyarakat:
    • Sanggar Tari Lokal/Komunitas Seni: Kunjungan edukatif atau mengundang seniman/budayawan sebagai narasumber.
    • Penyelenggara Event Seni Budaya: Mencari informasi tentang jadwal pertunjukan tari.
    • Seniman Tari/Koreografer Lokal: Wawancara untuk mendapatkan pemahaman langsung tentang proses kreatif dan makna tari.
    • Orang Tua/Wali Murid: Mengajak orang tua yang memiliki latar belakang tari/budaya untuk berbagi cerita atau pengalaman.
Lingkungan Belajar
  • Ruang Fisik:
    • Ruang Kelas Fleksibel: Penataan yang memungkinkan murid bergerak, berdiskusi kelompok, dan presentasi.
    • Aula/Ruang Tari (jika ada): Untuk sesi praktik gerak sederhana atau menonton pertunjukan dengan layar lebar.
    • Area dengan Akses Internet (Lab Komputer/Area Belajar): Untuk mencari video tari dan riset.
  • Ruang Virtual:
    • Learning Management System (LMS): Google Classroom, Moodle, atau platform lain untuk berbagi materi video, artikel, tugas, dan forum diskusi.
    • Platform Video Streaming: YouTube, Vimeo untuk mengakses berbagai pertunjukan tari dari seluruh dunia.
    • Platform Video Konferensi: Zoom, Google Meet untuk diskusi daring, mengundang narasumber jarak jauh, atau presentasi kelompok.
    • Platform Presentasi Online: Google Slides, Prezi, Canva untuk membuat presentasi hasil penafsiran.
  • Budaya Belajar (Mendukung Pembelajaran Mendalam):
    • Budaya Apresiasi: Mendorong sikap menghargai dan terbuka terhadap berbagai bentuk seni tari, serta memberikan umpan balik yang membangun.
    • Budaya Empati: Membangun kemampuan untuk merasakan dan memahami emosi yang disampaikan melalui tari.
    • Budaya Kritis dan Reflektif: Mendorong murid untuk tidak hanya menerima, tetapi juga menganalisis dan merenungkan makna.
    • Budaya Kolaborasi: Menekankan pentingnya diskusi dan pertukaran ide dalam memahami makna yang kompleks.
    • Budaya Keberagaman: Menghargai dan mempelajari tari dari berbagai latar belakang budaya.
    • Budaya Joyful Exploration: Menciptakan suasana yang menyenangkan dan bebas untuk bereksplorasi dalam menafsirkan seni.
Pemanfaatan Digital
  • Perpustakaan Digital/Sumber Online: Mengakses artikel, jurnal, atau video dokumenter tentang tari-tarian tradisional dan kontemporer, serta wawancara dengan seniman.
  • Forum Diskusi Daring: Menggunakan fitur forum di LMS untuk berdiskusi tentang interpretasi makna tari, berbagi temuan riset, atau bertanya.
  • Penilaian Daring: Menggunakan Google Form untuk kuesioner awal, kuis singkat, atau pengumpulan lembar refleksi.
  • YouTube/Vimeo: Sumber utama untuk menonton video pertunjukan tari dari berbagai genre dan asal.
  • Google Arts & Culture: Mengakses koleksi tari dari museum dan lembaga kebudayaan di seluruh dunia.
  • Google Classroom: Sebagai pusat manajemen pembelajaran, berbagi tautan video, mengumpulkan tugas, dan memberikan umpan balik.
  • Aplikasi Presentasi (Google Slides/Canva): Untuk membuat presentasi hasil penafsiran yang menarik.
  • Aplikasi Perekam Video/Suara: Untuk membuat video ulasan tari atau rekaman wawancara (jika ada).
Langkah-langkah Pembelajaran Berdiferensi Pertemuan 1: Mengenal Tari sebagai Bahasa dan Konsep Makna (2 JP)Kegiatan Pendahuluan (Mindful, Meaningful, Joyful):

  • Pembukaan & Ice Breaking (5 menit): Guru menyapa murid dengan antusias. Guru meminta murid untuk melakukan gerak sederhana yang menunjukkan emosi (misalnya, senang, sedih, marah) tanpa suara. Kemudian bertanya: “Apakah teman kalian bisa menebak emosi yang kalian sampaikan hanya dari gerak? Mengapa bisa?” (Joyful – aktivitas partisipatif, Mindful – fokus pada ekspresi non-verbal).
  • Apersepsi (5 menit): Guru menampilkan cuplikan video singkat tarian dari berbagai daerah (misalnya, tari pendet, tari saman, tari kontemporer). “Apa yang kalian rasakan atau pikirkan saat melihat tarian ini? Apakah ada pesan yang ingin disampaikan?” (Meaningful – menghubungkan dengan pengalaman visual).
  • Asesmen Diagnostik (5 menit): Guru memberikan pertanyaan singkat via Mentimeter atau lisan: “Sebutkan 3 jenis tari yang kamu ketahui!”, “Menurutmu, apa yang ingin ‘diceritakan’ oleh seorang penari?”, “Apakah kamu lebih suka menonton tari secara langsung atau di video? Mengapa?”. Ini membantu guru memetakan pengetahuan awal, minat, dan preferensi belajar.
  • Motivasi & Tujuan (5 menit): Guru menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini dan menjelaskan pentingnya menafsirkan makna tari sebagai cara untuk memahami budaya dan ekspresi manusia. “Memahami makna tari seperti membaca sebuah buku yang bergerak, ini akan membuka wawasan kita tentang kekayaan budaya dan cara manusia berkomunikasi.” (Meaningful).

Kegiatan Inti (Memahami, Mengaplikasi, Merefleksi):

  1. Stimulasi & Eksplorasi (20 menit – Memahami):
    • Diferensiasi Konten/Proses:
      • Kelompok A (Visual/Auditori): Guru memutarkan video lengkap tari tradisional (misalnya, Tari Saman) dan meminta murid untuk mencatat apa saja yang mereka lihat dan dengar (gerak, rias, busana, musik). Kemudian guru memberikan narasi singkat tentang cerita di balik tari tersebut.
      • Kelompok B (Analis/Verbal): Murid diberikan teks deskripsi sebuah tarian (tanpa video) dan diminta untuk membayangkan gerakannya, lalu mendiskusikan makna yang mungkin terkandung.
      • Kelompok C (Kinestetik/Interaktif): Murid mencoba beberapa gerak dasar tari yang sederhana (misalnya, gerak dari tari daerah setempat) dan diminta untuk merasakan emosi atau makna yang disampaikan dari gerak tersebut. (Joyful – pengalaman langsung).
    • Murid fokus pada bagaimana gerak dan elemen lain dapat menyampaikan pesan.
  2. Identifikasi Konsep & Pengumpulan Data (20 menit – Mengaplikasi):
    • Murid dalam kelompok (diferensiasi proses – kelompok heterogen, disesuaikan dengan asesmen diagnostik) mencatat elemen-elemen tari yang mereka amati atau rasakan dari aktivitas sebelumnya.
    • Guru membimbing dengan pertanyaan: “Apakah semua gerakan punya arti langsung? Apa bedanya gerak yang ‘murni’ (indah saja) dengan gerak yang ‘bermakna’ (ada artinya)?”
    • Setiap kelompok diminta merumuskan definisi awal tentang “makna tari” dan memberikan contoh dari tarian yang mereka amati/rasakan.
  3. Pengolahan Data & Diskusi Konseptual (25 menit – Memahami, Mengaplikasi):
    • Setiap kelompok berbagi temuan mereka.
    • Guru mengklarifikasi konsep makna tari, memperkenalkan istilah “makna tekstual” (makna yang terbaca langsung dari elemen tari) dan “makna kontekstual” (makna yang dipahami dari latar belakang budaya, sejarah, fungsi sosial).
    • Guru memberikan contoh dan memfasilitasi diskusi tentang bagaimana kedua jenis makna ini saling melengkapi.
  4. Aplikasi Awal (10 menit – Mengaplikasi, Merefleksi):
    • Guru menayangkan satu cuplikan video tari singkat lagi. Murid diminta menuliskan satu kalimat tentang “makna tekstual” yang mereka lihat dan satu kalimat tentang “makna kontekstual” yang mereka kira (jika ada pengetahuan awal).

Kegiatan Penutup (Umpan Balik, Kesimpulan, Perencanaan Selanjutnya):

  1. Refleksi Diri (10 menit – Umpan Balik, Merefleksi):
    • Murid menuliskan di sticky notes atau Google Form:
      • “3 hal baru yang saya pelajari tentang makna tari hari ini…”
      • “2 hal yang masih membuat saya penasaran tentang tari…”
      • “1 hal yang paling saya suka dari kegiatan hari ini…”
    • Guru membaca beberapa refleksi dan memberikan umpan balik umum atau individu. Ini memberikan umpan balik konstruktif dan melihat sejauh mana pemahaman tercapai.
  2. Kesimpulan (5 menit – Kesimpulan): Guru bersama murid menyimpulkan poin-poin penting pembelajaran tentang tari sebagai bahasa dan konsep makna (tekstual, kontekstual). “Hari ini kita sudah belajar bahwa tari itu bukan sekadar gerak, tapi juga sebuah bahasa yang bisa menyampaikan pesan dan makna. Ada makna yang terlihat dari gerakannya, dan ada juga makna yang kita pahami dari latar belakang budayanya.”
  3. Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya (5 menit – Perencanaan Selanjutnya): Guru menyampaikan topik untuk pertemuan berikutnya (penafsiran makna tari secara tekstual: analisis gerak) dan memberikan tugas pengamatan sederhana: “Coba tonton satu video tari tradisional pendek di YouTube. Perhatikan gerak-gerak khasnya. Apakah ada gerak yang menurut kalian punya arti khusus?” (Joyful – tugas yang memicu keingintahuan, Meaningful – persiapan untuk materi selanjutnya).

Pertemuan 2, 3, 4, dan 5 akan mengikuti kerangka yang serupa dengan penyesuaian pada konten dan aktivitas inti sesuai tujuan pembelajaran masing-masing pertemuan, dengan tetap menekankan prinsip Deep Learning (Mindful, Meaningful, Joyful) serta langkah-langkah berdiferensiasi.

Asesmen Pembelajaran
  1. Asesmen Awal Pembelajaran (Diagnostik)
  • Tujuan: Mengidentifikasi pengetahuan awal (jenis tari, elemen tari), minat, dan gaya belajar murid.
  • Format:
    • Kuesioner Online (Google Form/Mentimeter):
      • Contoh pertanyaan pengetahuan: “Sebutkan 3 elemen tari yang kamu ketahui!”, “Apakah setiap tarian punya cerita atau makna?”, “Bagaimana kamu biasanya belajar tentang budaya (membaca, menonton, mencoba)?”
      • Contoh pertanyaan minat: “Tari apa yang paling kamu suka? Mengapa?”, “Apakah kamu tertarik untuk menari atau belajar tentang tari?”
    • Diskusi Awal: Mengamati respon dan pertanyaan saat apersepsi.
  1. Asesmen Proses Pembelajaran (Formatif)
  • Tujuan: Memantau kemajuan belajar murid, memberikan umpan balik, dan menyesuaikan strategi mengajar.
  • Format:
    • Observasi Pengamatan Video Tari:
      • Mengamati ketelitian murid dalam mencatat elemen gerak, ekspresi, rias, busana, properti, dan musik.
      • Rubrik Observasi Pengamatan:
        • Kriteria: Ketelitian observasi, Kelengkapan catatan, Fokus.
        • Skala: Kurang, Cukup, Baik, Sangat Baik.
      • Diskusi Kelompok:
        • Penilaian lisan terhadap argumen murid dalam menafsirkan makna tekstual dan kontekstual.
        • Contoh Pertanyaan Pemandu Diskusi: “Menurut kelompokmu, apa makna simbolik dari gerak ‘sewu sabet’ pada tari ini?”, “Bagaimana sejarah tari ini memengaruhi penafsiran maknanya?”
      • Lembar Kerja Analisis Tari:
        • Murid mengisi lembar kerja yang berisi tabel atau kolom untuk mendeskripsikan elemen tari dan dugaan makna yang terkandung.
        • Contoh pada Pertemuan 2: “Identifikasi 3 gerak utama dari video Tari Topeng Betawi yang kalian tonton. Deskripsikan geraknya dan tuliskan dugaan makna yang terkandung.”
      • Jurnal Belajar/Refleksi Singkat:
        • Murid menuliskan pemahaman, kesulitan, dan pertanyaan di akhir setiap sesi.
        • Contoh Refleksi: “Saya sekarang lebih peka terhadap detail gerak. Tantangan saya adalah mencari informasi kontekstual yang mendalam.”
  1. Asesmen Akhir Pembelajaran (Sumatif)
  • Tujuan: Mengukur pencapaian tujuan pembelajaran secara komprehensif, terutama kemampuan menafsirkan dan menyajikan makna tari.
  • Format:
    • Penilaian Proyek (Presentasi Penafsiran Makna Tari):
      • Tugas Proyek: “Secara berkelompok, pilih satu tari (tradisional/kontemporer) yang menarik perhatianmu. Tonton beberapa kali video pertunjukannya. Lakukan analisis makna tari secara tekstual (gerak, rias, busana, musik) dan kontekstual (fungsi, sejarah, budaya). Susun hasil penafsiran kalian dalam bentuk presentasi yang menarik (misalnya, menggunakan video, gambar, dan narasi lisan/teks) dan sampaikan di depan kelas.”
      • Rubrik Penilaian Proyek Penafsiran Makna Tari:
        • Isi Penafsiran:
          • Kedalaman Analisis Tekstual: Akurasi deskripsi gerak dan elemen, keterkaitan elemen dengan makna.
          • Kedalaman Analisis Kontekstual: Akurasi informasi kontekstual, keterkaitan konteks dengan makna.
          • Ketepatan Interpretasi: Argumen yang logis dan didukung bukti.
          • Kelengkapan: Mencakup seluruh aspek yang diminta.
        • Penyajian (Presentasi):
          • Struktur: Jelas, sistematis, mudah diikuti.
          • Visual/Audio: Penggunaan media yang efektif dan mendukung.
          • Kreativitas: Cara penyajian yang inovatif dan menarik.
          • Komunikasi Lisan: Penguasaan materi, artikulasi, ekspresi, interaksi.
        • Kolaborasi: Kerja sama dan kontribusi anggota kelompok.
        • Skala: Belum Kompeten, Cukup Kompeten, Kompeten, Sangat Kompeten.
      • Tes Lisan (Diskusi Apresiasi):
        • Guru memutarkan satu video tari baru. Murid secara individu atau berpasangan diminta untuk mengutarakan penafsiran awal mereka secara lisan, dengan memberikan alasan berdasarkan apa yang mereka lihat.
        • Contoh Pertanyaan: “Dari tarian yang baru saja kamu tonton, menurutmu apa yang ingin disampaikan oleh penari melalui gerak ini? Bagaimana musiknya mendukung pesan tersebut?”
      • Penilaian Diri dan Penilaian Antarteman:
        • Menggunakan lembar refleksi diri atau penilaian teman untuk mengevaluasi kontribusi dalam kelompok dan pemahaman individu terhadap proses penafsiran makna tari.
        • Contoh Pertanyaan Penilaian Diri: “Saya sudah bisa mengidentifikasi elemen tari dengan cukup detail.”, “Bagian tersulit bagi saya adalah menghubungkan gerak dengan konteks budayanya.”
  • Contoh Pertanyaan Penilaian Antarteman: “Apa kelebihan penafsiran makna tari yang disampaikan oleh kelompok teman saya?”, “Saran apa yang bisa saya berikan agar teman saya lebih baik dalam menganalisis tari?”

Previously

MODUL AJAR DEEP LEARNING MATA PELAJARAN : SENI MUSIK UNIT: 2 APRESIASI MUSIK - BAGAIMANA KITA MEMANDANG MUSIK?

Next

Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 3, Berkreasi Tari Dari Karya Seni Bentuk Lain

MDC

MDC