Home Mata Pelajaran Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 3, Berkreasi Tari Dari Karya Seni Bentuk Lain
Mata Pelajaran

Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 3, Berkreasi Tari Dari Karya Seni Bentuk Lain

Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 3, Berkreasi Tari Dari Karya Seni Bentuk Lain Nama Penyusun Sitta Yunita, S.Pd. Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran/Semester 2025-2026/1 Mata Pelajaran Seni […]

Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 3, Berkreasi Tari Dari Karya Seni Bentuk Lain
Nama Penyusun Sitta Yunita, S.Pd.
Sekolah MAN 1 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran/Semester 2025-2026/1
Mata Pelajaran Seni Tari
Jenjang Madrasah Aliyah
Kelas X
Alokasi Waktu 8 Jam Pelajaran (4 pertemuan @2 JP)
Tahapan Fase E
Konten Utama Berkreasi Tari Dari Karya Seni Bentuk Lain
Dimensi Profil Lulusan
  1. Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME dan Berakhlak Mulia: Murid mensyukuri anugerah tubuh sebagai alat ekspresi seni, serta menggunakan tari sebagai sarana menyampaikan nilai-nilai positif dan kearifan lokal.
  2. Penalaran Kritis: Murid mampu menganalisis elemen-elemen dari karya seni bentuk lain untuk diinterpretasikan ke dalam gerak tari, serta mengevaluasi keselarasan gerak dengan tema.
  3. Kreativitas: Murid mampu menghasilkan ide-ide gerak orisinal dan mengembangkan fragmen gerak menjadi sebuah karya tari sederhana yang utuh, terinspirasi dari bentuk seni lain.
  4. Kolaborasi: Murid mampu bekerja sama secara efektif dalam kelompok untuk mengembangkan gerak, mengatur ruang, waktu, dan tenaga, serta menyajikan karya tari secara harmonis.
  5. Kemandirian: Murid memiliki inisiatif dan kepercayaan diri dalam mengeksplorasi gerak individu, berlatih secara mandiri, dan bertanggung jawab terhadap kontribusinya dalam proyek tari.
  6. Kesehatan: Murid mampu melakukan gerak tari dengan kesadaran akan penggunaan tubuh yang baik, menjaga kebugaran fisik, dan memahami pentingnya pemanasan/pendinginan.
  7. Komunikasi: Murid mampu mengekspresikan ide, emosi, dan narasi melalui gerak tubuh, serta mendeskripsikan konsep dan proses di balik karya tari mereka.
Tema Kurikulum Berbasis Cinta
  • Tema: Cinta pada Budaya dan Warisan Leluhur

Contoh Murid: Murid kelas X yang sedang mempelajari tari tradisi daerah

Materi:

  • Makna simbol gerak tari tradisi
  • Filosofi dan nilai budaya dalam tari daerah

Aktivitas:

  • Mengamati video/pertunjukan tari tradisi
  • Diskusi kelompok menginterpretasi simbol gerak
  • Membandingkan makna tari dari dua daerah

Penekanan:

  • Rasa bangga pada identitas budaya
  • Menghargai keanekaragaman budaya Nusantara
  • Tema: Cinta pada Kreativitas dan Potensi Diri

Contoh Murid: Murid kelas X yang mulai mengembangkan karya tari

Materi:

  • Teknik dasar eksplorasi gerak tradisi
  • Prinsip komposisi tari (tema, ruang, waktu, dinamika)

Aktivitas:

  • Merancang ide gerak berdasarkan simbol tradisi
  • Workshop membuat rangkaian gerak kreasi
  • Menampilkan hasil karya individu

Penekanan:

  • Percaya diri dalam berkarya
  • Ekspresi diri melalui seni
  • Menghargai kreativitas diri dan orang lain
  • Tema: Cinta pada Kebersamaan dan Harmoni Sosial

Contoh Murid: Murid kelas X yang menyiapkan pertunjukan sekolah

Materi:

  • Unsur kerja sama dalam pertunjukan tari
  • Peran, tanggung jawab, dan koordinasi kelompok

Aktivitas:

  • Membentuk kelompok untuk merancang pertunjukan tari
  • Diskusi pembagian peran (penari, musik, kostum)
  • Menampilkan karya kolaboratif di kelas/sekolah

Penekanan:

  • Menghargai perbedaan
  • Menumbuhkan empati, gotong royong, dan kebersamaan
  • Belajar arti harmoni dalam karya seni
Capaian Pembelajaran Murid mampu menginterpretasi, mengaitkan, membandingkan makna dan simbol tari tradisi sebagai pengetahuan dasar untuk merancang dan mengomposisikan karya tari tradisi secara individu ataupun kelompok sebagai wujud aktualisasi diri.
Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1: Menemukan Inspirasi dari Karya Seni Bentuk Lain (2 JP)

  • Tujuan: Melalui pengamatan kritis dan diskusi, murid mampu:
    • Mengidentifikasi minimal 3 elemen utama (misalnya: warna, bentuk, suasana, ritme, narasi) dari sebuah karya seni bentuk lain (visual, auditif, sastra) yang dipilih sebagai sumber inspirasi.
    • Menentukan tema dan judul sederhana untuk karya tari yang akan diciptakan berdasarkan analisis karya seni inspirasi.
    • Mengeksplorasi minimal 5 fragmen gerak individu yang terinspirasi dari elemen-elemen yang ditemukan dalam karya seni tersebut.
    • Menunjukkan kepekaan dan kesadaran terhadap berbagai rangsang visual dan auditif sebagai pemicu gerak.

Pertemuan 2: Mengembangkan Gerak dan Struktur Tari Sederhana (2 JP)

  • Tujuan: Melalui praktik dan kolaborasi kelompok, murid mampu:
    • Menyusun fragmen gerak individu menjadi rangkaian gerak sederhana yang koheren (minimal 1 menit).
    • Menerapkan konsep ruang (level, arah, pola lantai), waktu (tempo, irama), dan tenaga (intensitas gerak) dalam menciptakan rangkaian gerak.
    • Menentukan iringan musik sederhana (bisa instrumental, vokal, atau suara alam) yang mendukung suasana atau narasi tari.
    • Menunjukkan kolaborasi yang efektif dalam menyelaraskan gerak dan ide dengan anggota kelompok.

Pertemuan 3: Merancang Tata Rias, Busana, dan Properti Sederhana (2 JP)

  • Tujuan: Melalui analisis dan diskusi, murid mampu:
    • Menjelaskan fungsi dan pentingnya tata rias dan busana dalam mendukung karakter atau tema tari.
    • Merancang konsep tata rias dan busana sederhana yang sesuai dengan tema dan gerak tari kelompoknya.
    • Memilih atau membuat properti sederhana (jika diperlukan) yang mendukung penyajian tari.
    • Menunjukkan kreativitas dan kemampuan adaptasi dalam memanfaatkan sumber daya yang tersedia.

Pertemuan 4: Penyajian dan Refleksi Karya Tari (2 JP)

  • Tujuan: Melalui latihan dan presentasi, murid mampu:
    • Menyajikan karya tari sederhana kelompoknya di depan kelas dengan penghayatan gerak dan ekspresi yang sesuai.
    • Memberikan umpan balik konstruktif terhadap karya tari teman, mengacu pada kesesuaian tema, gerak, dan unsur pendukung.
    • Merefleksikan proses penciptaan tari dari awal hingga akhir, mengidentifikasi kekuatan dan area yang perlu dikembangkan.
    • Menunjukkan sikap apresiasi dan rasa percaya diri dalam berekspresi melalui tari.
Topik Pembelajaran Kontekstual
  • Tari dari Lukisan Favorit: Menerjemahkan garis, warna, dan ekspresi pada lukisan ke dalam gerak tubuh.
  • Puisi Bergerak: Mengubah bait-bait puisi menjadi rangkaian gerak yang ekspresif.
  • Irama Kota/Alam: Menciptakan tari berdasarkan suara-suara di lingkungan sekitar (hiruk pikuk kota, suara ombak, kicauan burung).
  • Tari dari Film/Drama: Menginterpretasikan adegan atau karakter dari film/drama ke dalam gerak.
  • Benda Mati Bercerita: Memberikan nyawa pada benda-benda tak bergerak (misalnya, meja, kursi, boneka) melalui gerak dan interaksi.
  • Musik Instrumental Menjadi Gerak: Menerjemahkan melodi, ritme, dan dinamika musik instrumental menjadi gerak tubuh.
Praktik Pedagogik
  • Mindful Learning: Aktivitas pemanasan yang melibatkan kesadaran tubuh, fokus pada sensasi gerak, pengamatan mendalam terhadap karya seni lain, refleksi diri tentang ekspresi.
  • Meaningful Learning: Mengaitkan tari dengan ekspresi emosi, cerita, atau isu sosial; menggunakan contoh tari dari berbagai budaya; memahami tari sebagai bentuk komunikasi non-verbal.
  • Joyful Learning: Eksplorasi gerak bebas, sesi jamming gerak, penggunaan musik yang beragam, permainan gerak, sesi berbagi ide kreatif dalam suasana positif. Metode: Demonstrasi gerak, eksplorasi gerak, diskusi kelompok, workshop gerak, kritik tari sederhana, brainstorming, presentasi kelompok.
Kemitraan Pembelajaran
  • Lingkungan Sekolah:
    • Guru Seni Rupa/Musik/Bahasa Indonesia/Seni Teater: Kolaborasi dalam pemilihan sumber inspirasi (lukisan, musik, puisi, drama) dan pemahaman konteks seni.
    • Guru Penjaskes: Bantuan dalam pemanasan, pendinginan, dan aspek keamanan gerak.
    • Ruang Seni/Aula/Lapangan: Ketersediaan ruang yang memadai untuk latihan tari.
    • OSIS/Ekstrakurikuler Seni: Berkolaborasi untuk penampilan karya cipta di acara sekolah.
  • Lingkungan Luar Sekolah:
    • Sanggar Tari Lokal/Komunitas Seni: Mengundang penari/koreografer lokal untuk berbagi pengalaman atau memberikan masterclass
    • Perpustakaan Umum/Galeri Seni: Mengunjungi untuk mencari inspirasi karya seni bentuk lain.
    • Orang Tua/Wali: Jika ada yang memiliki latar belakang tari atau seni pertunjukan, bisa diajak berbagi pengalaman.
  • Masyarakat: Mengajak peserta didik mengamati gerak dalam kehidupan sehari-hari (pekerjaan, ritual), atau bahkan menampilkan karya mereka di acara komunitas (jika memungkinkan).
Lingkungan Belajar
  • Ruang Fisik:
    • Ruang kelas yang luas, aula, atau lapangan olahraga yang memungkinkan murid bergerak bebas tanpa hambatan.
    • Permukaan lantai yang aman dan tidak licin.
    • Area untuk diskusi kelompok dan menonton video.
  • Ruang Virtual:
    • Google Classroom sebagai platform untuk berbagi materi (video tari, gambar karya seni, puisi), tugas, dan mengumpulkan video rekaman latihan.
    • YouTube, Vimeo, atau platform lain untuk referensi video tari dari berbagai genre dan inspirasi karya seni.
    • Spotify/aplikasi musik lainnya untuk mencari iringan tari.
  • Budaya Belajar:
    • Budaya eksperimen dan tidak takut mencoba gerak baru.
    • Budaya saling menghargai ekspresi dan perbedaan gerak.
    • Budaya kolaborasi, saling mendukung, dan memberikan umpan balik konstruktif.
    • Budaya disiplin dalam latihan dan menjaga kebugaran tubuh.
    • Budaya menghargai waktu dan energi dalam proses kreatif.’
Pemanfaatan Digital
  • Perpustakaan Digital: Mencari referensi buku, artikel, atau jurnal tentang teori tari, sejarah tari, atau seni pertunjukan lintas disiplin.
  • Forum Diskusi Daring (Google Classroom): Untuk berbagi ide gerak, konsep tari, atau saling memberikan masukan terhadap draf koreografi.
  • Penilaian Daring: Menggunakan Google Forms untuk kuis konsep atau survei refleksi, atau mengunggah video latihan untuk dinilai.
  • Platform Video (YouTube, Vimeo): Menonton contoh-contoh tari yang terinspirasi dari bentuk seni lain, mengunggah video latihan, atau video karya final.
  • Aplikasi Edit Video Sederhana (CapCut, InShot): Untuk mengedit video tari sederhana.
  • Aplikasi Musik: Mencari dan mengunduh musik untuk iringan tari.
Langkah-langkah Pembelajaran Berdiferensi Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

  • Pembukaan & Sambutan (Joyful & Mindful):
    • Guru menyapa murid dengan antusias.
    • Melakukan pemanasan singkat yang berfokus pada kesadaran tubuh dan pernapasan (misalnya, peregangan ringan sambil merasakan setiap sendi bergerak) (Mindful).
    • Memutar cuplikan video singkat yang menampilkan berbagai karya seni (lukisan, patung, video musik dengan koreografi unik, fragmen film tanpa suara) secara acak dan cepat. Guru bertanya: “Apa yang kalian rasakan atau bayangkan saat melihat ini? Apakah kalian ingin bergerak seperti ini?” (Joyful).
  • Apersepsi (Meaningful):
    • Guru mengajukan pertanyaan pemantik: “Pernahkah kalian merasa sebuah lukisan ‘bercerita’ melalui warnanya, atau sebuah lagu ‘melukis’ suasana hati? Bisakah kita membuat cerita dan suasana itu ‘menari’?” (Meaningful).
    • Menghubungkan dengan pengalaman murid yang sering menonton video musik atau film: “Bagaimana penari dalam video musik bisa menyampaikan pesan hanya dengan gerak?”
    • Menyampaikan tujuan pembelajaran secara singkat: kita akan belajar menerjemahkan ide dari karya seni lain menjadi sebuah tarian.
  • Asesmen Awal (Diagnostik Kognitif dan Non-Kognitif):
    • Melalui pertanyaan lisan atau kuesioner singkat di Google Forms: “Apa genre tari favoritmu?”, “Apakah kamu punya hobi menari?”, “Dari mana kamu biasanya mendapatkan inspirasi gerak?”, “Apa yang paling sulit dalam membuat tarian menurutmu?”. (untuk mengidentifikasi pengetahuan awal, minat, tingkat kenyamanan bergerak, dan potensi bakat).

Kegiatan Inti (60-70 menit)

Pertemuan 1: Menemukan Inspirasi dari Karya Seni Bentuk Lain

  • Eksplorasi Inspirasi (Memahami & Penalaran Kritis):
    • Guru menampilkan berbagai contoh karya seni bentuk lain (visual, auditif, sastra) melalui slide atau video. Contoh: lukisan abstrak, foto pemandangan, puisi pendek, musik instrumental (tanpa vokal), cuplikan adegan film yang minim dialog.
    • Murid dalam kelompok kecil (3-4 orang) memilih satu jenis karya seni sebagai sumber inspirasi mereka.
    • Guru membimbing diskusi kelompok: “Apa yang kalian lihat/dengar/rasakan dari karya ini?”, “Warna apa yang menonjol? Bentuk apa yang ada? Bagaimana ritmenya? Apa suasana yang ingin disampaikan?”
    • Diferensiasi Konten: Guru dapat menyediakan kartu “inspirasi” dengan berbagai jenis karya seni dan panduan pertanyaan spesifik untuk setiap jenis seni (misalnya, untuk lukisan: fokus pada garis, warna, bentuk; untuk puisi: fokus pada diksi, emosi, citra).
  • Alih Wahana & Eksplorasi Gerak (Mengaplikasi & Kreativitas):
    • Setiap kelompok mulai brainstorming tema dan judul tari berdasarkan inspirasi yang mereka pilih.
    • Mereka mulai mengeksplorasi gerak individu yang terinspirasi dari elemen-elemen karya seni tersebut. Contoh: jika dari lukisan garis lurus, gerak bisa kaku dan tegas; jika dari musik cepat, gerak bisa melompat.
    • Diferensiasi Proses:
      • Bagi yang kesulitan mengekspresikan diri, guru memberikan prompt gerak sederhana (misalnya, “Bagaimana cara tanganmu mengikuti garis lukisan ini?”, “Gerakkan tubuhmu sesuai ritme musik ini”).
      • Bagi yang sudah mahir, didorong untuk mencari gerak yang lebih kompleks atau mengembangkan motif gerak.
    • Sesi Berbagi Gerak & Refleksi (Kolaborasi & Merefleksi):
      • Setiap kelompok menampilkan beberapa fragmen gerak yang sudah mereka temukan.
      • Guru memfasilitasi umpan balik positif: “Gerak apa yang paling menarik?”, “Gerak ini mengingatkanku pada…”
      • Refleksi: “Apa tantangan terbesar saat mengubah ide visual/auditif menjadi gerak? Apa yang paling menyenangkan dari proses ini?”

Pertemuan 2: Mengembangkan Gerak dan Struktur Tari Sederhana

  • Pemanasan & Latihan Gerak Dasar (Kesehatan & Mindful):
    • Guru memimpin pemanasan yang lebih terfokus pada fleksibilitas dan kekuatan tubuh.
    • Melatih beberapa gerak dasar tari yang sederhana namun bervariasi (misalnya, gerak level tinggi, sedang, rendah; gerak memutar, lurus; gerak cepat, lambat).
  • Penyusunan Rangkaian Gerak (Mengaplikasi & Kolaborasi):
    • Kelompok kembali dengan fragmen gerak yang sudah ada. Mereka mulai menyusun fragmen-fragmen tersebut menjadi sebuah rangkaian gerak yang lebih panjang dan koheren.
    • Guru menjelaskan konsep ruang (pola lantai, level), waktu (tempo, irama), dan tenaga (intensitas). Kelompok diminta menerapkannya dalam tarian mereka.
    • Diferensiasi Proses:
      • Bagi kelompok yang kesulitan, guru dapat memberikan template struktur tari sederhana (misalnya, A-B-A’, atau pengulangan gerak).
      • Bagi kelompok yang lebih maju, didorong untuk mengembangkan gerak unison, kanon, atau kontrapung
    • Guru berkeliling, memberikan bimbingan teknis, dan mengamati interaksi kelompok.
  • Pemilihan Iringan Musik (Meaningful & Kreativitas):
    • Setiap kelompok mulai mencari atau memilih iringan musik sederhana yang sesuai dengan tema dan gerak tari mereka. Bisa musik instrumental, suara alam, atau bahkan soundscape yang mereka rekam sendiri.
  • Latihan & Refleksi (Merefleksi & Mandiri):
    • Kelompok berlatih rangkaian gerak dengan iringan musik.
    • Refleksi: “Apakah gerakmu sudah sinkron dengan musik? Apakah ceritamu sudah terlihat dari tarian ini?”

Pertemuan 3: Merancang Tata Rias, Busana, dan Properti Sederhana

  • Diskusi Tata Rias & Busana (Memahami & Penalaran Kritis):
    • Guru menampilkan contoh-contoh tata rias dan busana tari yang berbeda (tradisional, modern, fantasi) dan mendiskusikan fungsinya dalam mendukung karakter atau tema tari.
    • Guru menjelaskan bahwa tata rias dan busana tidak harus mahal atau rumit, bisa memanfaatkan barang bekas atau sederhana.
  • Perancangan Konsep (Mengaplikasi & Kreativitas):
    • Setiap kelompok berdiskusi dan merancang konsep tata rias, busana, dan properti sederhana untuk tarian mereka. Ini bisa berupa sketsa, deskripsi tertulis, atau contoh gambar dari internet.
    • Mereka mempertimbangkan ketersediaan bahan dan kepraktisan dalam gerak.
    • Diferensiasi Proses:
      • Bagi kelompok yang kesulitan, guru dapat memberikan katalog ide tata rias/busana sederhana atau membantu menyederhanakan ide.
      • Bagi kelompok yang ingin mengeksplorasi lebih dalam, didorong untuk mencari tutorial make-up karakter sederhana atau ide DIY kostum dari barang bekas.
    • Persiapan Akhir (Kolaborasi & Kesehatan):
      • Kelompok berlatih tarian mereka dengan membayangkan tata rias, busana, dan properti yang akan digunakan. Ini juga kesempatan untuk pemantapan gerak.
      • Guru menekankan pentingnya pemanasan dan pendinginan sebelum/sesudah latihan.
    • Refleksi: “Apakah rias dan busana ini akan memperkuat pesan tarianmu? Bagaimana kalian berkolaborasi dalam menyiapkan ini?”

Pertemuan 4: Penyajian dan Refleksi Karya Tari

  • Pemanasan Bersama (Kesehatan & Mindful):
    • Guru memimpin pemanasan bersama untuk seluruh kelas, fokus pada persiapan fisik dan mental sebelum presentasi.
  • Penyajian Karya Tari (Komunikasi & Joyful):
    • Setiap kelompok menyajikan karya tari sederhana mereka di depan kelas. Guru dapat menyiapkan playlist musik yang sesuai.
    • Suasana dibuat mendukung, saling menghargai, dan menggembirakan.
    • Diferensiasi Proses:
      • Bagi kelompok yang sangat gugup, guru bisa memberikan opsi presentasi yang lebih intim atau rekaman video jika memungkinkan.
      • Bagi kelompok yang percaya diri, didorong untuk menampilkan dengan ekspresi maksimal.
    • Umpan Balik & Refleksi Akhir (Penalaran Kritis & Merefleksi):
      • Setelah setiap penampilan, guru memfasilitasi sesi umpan balik konstruktif dari teman: Apa yang menarik dari geraknya? Bagaimana pesan dari tarian ini tersampaikan? Bagaimana tata rias dan busana mendukung? (fokus pada observasi, interpretasi, dan saran).
      • Guru memfasilitasi diskusi refleksi: “Apa pelajaran terbesar yang kamu dapatkan dari proses menciptakan tari ini? Bagaimana perasaanmu saat melihat teman-temanmu menampilkan karya mereka?” (Mindful & Meaningful).

Kegiatan Penutup (15 menit)

  • Umpan Balik Konstruktif (Merefleksi):
    • Guru memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas usaha, keberanian, dan kreativitas semua murid dalam menciptakan dan menyajikan tari.
    • Melakukan sesi “My Dance Story”: Setiap murid menuliskan satu kalimat tentang “perjalanan gerakku” selama unit ini dan satu harapan untuk pengalaman menari selanjutnya (Mindful).
    • Guru memberikan umpan balik umum terhadap keseluruhan proses dan hasil pembelajaran di kelas, menyoroti peningkatan kepercayaan diri dan kemampuan kolaborasi.
  • Penyimpulan Pembelajaran (Meaningful):
    • Guru memfasilitasi murid untuk menyimpulkan bahwa tari adalah bentuk ekspresi yang dinamis, dapat terinspirasi dari berbagai sumber seni, dan membutuhkan kerja sama serta keberanian.
    • Menegaskan kembali pentingnya gerak sebagai bahasa universal yang dapat menyampaikan cerita dan emosi.
  • Refleksi & Perencanaan Selanjutnya (Joyful & Mindful):
    • Guru menanyakan: “Bagaimana tari bisa membantu kalian mengekspresikan diri di masa depan?”, “Apakah ada bentuk seni lain yang ingin kalian jadikan inspirasi tarian selanjutnya?” (Joyful).
    • Mengajak peserta didik untuk berpartisipasi dalam diskusi perencanaan: “Apakah kalian ingin mencoba genre tari yang berbeda di lain waktu?”, “Apakah kalian tertarik untuk membuat tarian yang lebih kompleks?”. (Memberdayakan peserta didik).
    • Memberikan motivasi untuk terus bergerak, berkreasi, dan menikmati seni tari.
    • Mengakhiri dengan ucapan terima kasih dan salam.
Asesmen Pembelajaran
  1. Asesmen Awal Pembelajaran (Diagnostik)
  • Tujuan: Mengidentifikasi pengetahuan awal, minat, dan tingkat kenyamanan murid dalam berekspresi melalui gerak.
  • Format:
    • Tes Lisan Singkat: Pertanyaan pemantik di awal pelajaran. Contoh: “Apakah kalian suka menari? Mengapa?”, “Menurutmu, apakah sebuah lukisan bisa menari?”, “Sebutkan jenis-jenis tari yang kamu tahu!”.
    • Kuesioner Minat/Pengalaman (Google Forms): Survei tentang pengalaman menari, menonton pertunjukan tari, atau preferensi genre tari.
    • Observasi: Mengamati ekspresi wajah dan bahasa tubuh murid saat guru menampilkan video tari atau karya seni lain.
  • Pertanyaan & Tugas:
    • “Jika kamu melihat sebuah patung, gerak apa yang terlintas di benakmu?”
    • “Apakah kamu merasa nyaman bergerak bebas di depan orang lain? Mengapa?”
    • “Dari mana kamu biasanya mendapatkan inspirasi untuk bergerak atau berekspresi?”
  1. Asesmen Proses Pembelajaran (Formatif)
  • Tujuan: Memantau pemahaman, keterampilan eksplorasi gerak, kolaborasi, dan kreativitas murid selama proses penciptaan tari.
  • Format:
    • Observasi Langsung (Penilaian Kinerja):
      • Keterlibatan dalam brainstorming ide dan diskusi kelompok.
      • Inisiatif dan keberanian dalam mengeksplorasi gerak individu.
      • Keterampilan kolaborasi dalam menyusun gerak dan menyelaraskan dengan anggota kelompok.
      • Kemampuan memberikan dan menerima umpan balik konstruktif.
      • Kesesuaian gerak dengan konsep ruang, waktu, dan tenaga.
    • Penilaian Produk (Jurnal Gerak/Sketsa Gerak, Video Fragmen Latihan):
      • Pertemuan 1: Jurnal atau sketsa berisi deskripsi/gambar gerak individu yang terinspirasi dari karya seni.
      • Pertemuan 2: Video singkat (15-30 detik) yang menunjukkan fragmen rangkaian gerak kelompok dengan iringan musik sederhana.
      • Rubrik Penilaian Draf/Latihan:
        • Kriteria:
          • Keberagaman gerak.
          • Kesesuaian gerak dengan ide/inspirasi.
          • Keterlibatan setiap anggota kelompok.
          • Penggunaan ruang, waktu, dan tenaga yang terlihat.
        • Diskusi Kelompok:
          • Diskusi yang difasilitasi guru untuk mengecek pemahaman dan kemajuan.
        • Jurnal Refleksi:
          • “Apa tantangan saat mencoba menerjemahkan sebuah lukisan menjadi gerak tari?”
          • “Bagaimana cara kelompokmu menyatukan ide-ide gerak yang berbeda?”
          • “Apa yang kamu pelajari tentang tubuhmu sendiri saat mencoba gerak baru?”
        • Pertanyaan & Tugas (Contoh):
          • Pertemuan 1:
            • “Pilih satu karya seni (lukisan/puisi/musik) yang kamu jadikan inspirasi. Deskripsikan 3 elemen yang paling mempengaruhimu dalam menciptakan gerak!”
            • “Demonstrasikan 3 gerak yang kamu temukan dari inspirasi tersebut!”
          • Pertemuan 2:
            • “Bagaimana kamu menyusun rangkaian gerak ini agar memiliki awal, tengah, dan akhir?”
            • “Jelaskan bagaimana tempo dan irama musik memengaruhi gerakmu dalam tarian ini!”
          • Pertemuan 3 (Selama proses):
            • “Mengapa kamu memilih warna busana ini untuk tarianmu? Apa maknanya?”
            • “Jika kamu punya properti, bagaimana properti itu akan berinteraksi dengan gerakmu?”
  1. Asesmen Akhir Pembelajaran (Sumatif)
  • Tujuan: Mengukur pencapaian kompetensi murid dalam menciptakan dan menyajikan karya tari yang terinspirasi dari karya seni lain, serta kemampuan refleksi dan komunikasi.
  • Format:
    • Penilaian Proyek (Produk/Karya Tari dan Presentasi):
      • Produk: Karya tari sederhana yang sudah tersusun dan siap disajikan (bisa direkam dalam video atau ditampilkan langsung). Termasuk konsep tata rias, busana, dan properti sederhana.
      • Presentasi: Penyajian karya tari oleh kelompok di depan kelas.
      • Rubrik Penilaian Proyek & Presentasi:
        • Kriteria:
          • Kreativitas & Orisinalitas: Keunikan ide, gerak, dan interpretasi dari sumber inspirasi.
          • Penguasaan Gerak: Keterampilan dalam melakukan gerak (kelenturan, kekuatan, keindahan, ketepatan).
          • Kesesuaian Tema & Gerak: Harmonisasi antara ide, gerak, musik, serta unsur pendukung.
          • Kolaborasi Kelompok: Keselarasan, kekompakan, dan kontribusi setiap anggota.
          • Ekspresi & Penghayatan: Kemampuan menyampaikan emosi/pesan melalui gerak dan mimik.
          • Tata Rias & Busana: Kesesuaian dan keberhasilan dalam mendukung tema.
        • Tes Tertulis (Essay Reflektif/Analitis):
          • Pertanyaan yang menguji pemahaman konseptual, kemampuan analisis, dan refleksi terhadap proses berkarya tari.
        • Pertanyaan & Tugas (Contoh):
          • Penilaian Proyek:
            • “Sajikanlah karya tari kelompokmu di depan kelas, terinspirasi dari [sebutkan karya seni bentuk lain pilihan kelompok]. Jelaskan konsep dan pesan di balik tarianmu.”
          • Tes Tertulis:
            • “Pilih salah satu karya seni (misalnya, lukisan atau puisi) yang kamu kagumi. Jelaskan bagaimana kamu akan menerjemahkan 3 elemen dari karya tersebut ke dalam gerak tari!” (Penalaran Kritis)
            • “Mengapa penting bagi seorang penari atau koreografer untuk memiliki kepekaan terhadap berbagai bentuk seni lain selain tari? Jelaskan dengan contoh!” (Meaningful, Penalaran Kritis)
            • “Bagaimana proses menciptakan tari ini telah memengaruhi cara pandangmu terhadap tubuhmu sendiri dan potensinya sebagai media ekspresi?” (Merefleksi, Kesehatan)
  • “Bagaimana perasaanmu saat menampilkan karyamu dan menerima umpan balik dari teman-teman?” (Komunikasi, Merefleksi)

Previously

Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 2, Menafsirkan Makna Tari

Next

MODUL AJAR DEEP LEARNING MATA PELAJARAN : SENI MUSIK UNIT: 3 KREASI MUSIK - BAGAIMANA MENGKREASI DAN MENGOLAH MUSIK?

MDC

MDC