Home Mata Pelajaran Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 4, Pementasan Tari
Mata Pelajaran

Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 4, Pementasan Tari

Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 4, Pementasan Tari Nama Penyusun Sitta Yunita, S.Pd. Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Tahun Pelajaran/Semester 2025-2026/1 Mata Pelajaran Seni Tari Jenjang Madrasah Aliyah Kelas […]

Modul Ajar Deep Learning Seni Tari 4, Pementasan Tari
Nama Penyusun Sitta Yunita, S.Pd.
Sekolah MAN 1 Bandar Lampung
Tahun Pelajaran/Semester 2025-2026/1
Mata Pelajaran Seni Tari
Jenjang Madrasah Aliyah
Kelas X
Alokasi Waktu 5 Pertemuan (5 x 2 x 45 menit = 10 JP)
Tahapan Fase E
Konten Utama Pementasan Tari
Dimensi Profil Lulusan
  1. Penalaran Kritis: Mampu menganalisis kebutuhan pementasan, mengevaluasi pilihan desain, dan membuat keputusan yang tepat dalam manajemen pertunjukan.
  2. Kreativitas: Mampu mengembangkan ide-ide orisinal untuk konten tari, tata pentas, dan strategi promosi agar pertunjukan menarik.
  3. Kolaborasi: Bekerja sama secara efektif dalam tim kepanitiaan, saling mendukung, dan bertanggung jawab bersama atas keberhasilan pementasan.
  4. Kemandirian: Mampu mengelola tugas individu dalam kepanitiaan, menunjukkan inisiatif, dan menyelesaikan masalah yang timbul.
  5. Komunikasi: Mampu menyampaikan ide, instruksi, dan umpan balik dengan jelas dan efektif, baik secara lisan maupun tertulis, kepada seluruh tim dan pihak terkait.
Tema Kurikulum Berbasis Cinta
  • Tema: Cinta Budaya dan Jati Diri

Contoh Murid: Murid mengidentifikasi tari tradisi daerah asalnya (misalnya Tari Saman dari Aceh, Tari Gambyong dari Jawa, Tari Piring dari Sumatra Barat).

Materi: Makna dan simbol dalam gerak, busana, dan iringan tari tradisi daerah.

Aktivitas: Diskusi kelas tentang filosofi gerak tari; membuat mind map keterkaitan simbol dengan nilai budaya; presentasi hasil analisis.

Penekanan: Menumbuhkan rasa cinta, bangga, dan penghargaan terhadap budaya serta identitas diri bangsa.

  • Tema: Cinta Sesama dan Kerjasama

Contoh Murid: Murid dalam kelompok menggabungkan simbol dari beberapa tari tradisi berbeda untuk mencipta komposisi baru.

Materi: Perbandingan simbol tari dari berbagai daerah Nusantara.

Aktivitas: Latihan kolaboratif membuat tari gabungan; menampilkan hasil karya di depan kelas; refleksi tentang kerjasama dalam kelompok.

Penekanan: Menghargai perbedaan, menumbuhkan empati, toleransi, dan kebersamaan melalui seni.

  • Tema: Cinta Alam dan Kehidupan

Contoh Murid: Murid mengamati tari tradisi yang terinspirasi alam (misalnya gerak burung, ombak, atau ritual panen).

Materi: Hubungan tari tradisi dengan alam dan kehidupan masyarakat.

Aktivitas: Observasi lingkungan sekitar; menggali inspirasi simbol gerak dari alam; merancang tari yang bertema ekologis.

Penekanan: Kesadaran menjaga harmoni antara manusia dan alam; menumbuhkan rasa syukur pada kehidupan.

Capaian Pembelajaran Murid mampu menginterpretasi, mengaitkan, membandingkan makna dan simbol tari tradisi sebagai pengetahuan dasar untuk merancang dan mengomposisikan karya tari tradisi secara individu ataupun kelompok sebagai wujud aktualisasi diri.
Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1: Memahami Konsep Pementasan Tari dan Perencanaan Awal

  • Melalui diskusi kelompok dan studi kasus video pementasan tari, murid dapat menjelaskan konsep pementasan tari sebagai sebuah proyek kolaboratif dengan minimal 3 aspek penting. (Pengetahuan, Penalaran Kritis)
  • Dengan menganalisis contoh konten karya tari, murid dapat menentukan tema dan ide pokok untuk pementasan tari sederhana yang akan dikelola kelompoknya. (Kreativitas, Kolaborasi)
  • Melalui curah pendapat, murid dapat menyusun draf struktur kepanitiaan inti untuk pementasan tari kelompok, disertai minimal 3 peran utama dan deskripsi tugasnya. (Keterampilan, Kolaborasi)

Pertemuan 2: Menyusun Jadwal, Anggaran, dan Promosi

  • Dengan menggunakan contoh template, murid dapat menyusun draf jadwal kerja persiapan pementasan tari kelompok secara sistematis. (Keterampilan, Penalaran Kritis)
  • Melalui simulasi, murid dapat merancang draf anggaran biaya sederhana untuk pementasan tari kelompok, mencakup minimal 5 pos pengeluaran. (Keterampilan, Penalaran Kritis)
  • Dengan analisis contoh poster, murid dapat merumuskan ide awal strategi promosi dan membuat sketsa poster pertunjukan tari kelompok yang menarik. (Kreativitas, Komunikasi)

Pertemuan 3: Merancang Tata Pentas dan Elemen Artistik

  • Melalui studi kasus visual, murid dapat mengidentifikasi minimal 4 elemen tata pentas (properti, kostum, rias, cahaya) dan fungsinya dalam pementasan tari. (Pengetahuan, Penalaran Kritis)
  • Secara berkelompok, murid dapat merancang sketsa tata pentas untuk pementasan tari kelompoknya, mencakup posisi penari dan properti. (Keterampilan, Kreativitas)
  • Melalui diskusi, murid dapat memilih ide dasar untuk kostum dan rias yang sesuai dengan tema tari mereka. (Keterampilan, Kolaborasi)

Pertemuan 4: Gladi Bersih dan Pemecahan Masalah

  • Setelah persiapan yang matang, murid dapat melaksanakan gladi bersih pementasan tari kelompok dengan memperhatikan transisi dan koordinasi antarperan. (Keterampilan, Kolaborasi)
  • Dengan observasi kritis, murid dapat mengidentifikasi minimal 3 permasalahan atau area perbaikan yang muncul selama gladi bersih. (Penalaran Kritis, Mindful Learning)
  • Secara kolaboratif, murid dapat mengusulkan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan yang teridentifikasi selama gladi bersih. (Penalaran Kritis, Kolaborasi)

Pertemuan 5: Pementasan dan Evaluasi Akhir

  • Murid dapat melaksanakan pementasan tari sederhana kelompok mereka di hadapan penonton (teman sekelas/guru lain) dengan koordinasi yang baik. (Keterampilan, Komunikasi)
  • Melalui diskusi dan kuesioner, murid dapat mengevaluasi secara mandiri dan kelompok terhadap keseluruhan proses dan hasil pementasan tari, serta mencatat pelajaran yang didapat. (Penalaran Kritis, Mindful Learning, Kemandirian)
  • Berdasarkan evaluasi, murid dapat merencanakan langkah-langkah perbaikan atau pengembangan untuk proyek pementasan tari di masa depan. (Penalaran Kritis, Kemandirian)
Topik Pembelajaran Kontekstual
  • Pertemuan 1: “Bagaimana sebuah konser musik atau acara sekolah bisa berjalan lancar? Apa saja tim di baliknya?”
  • Pertemuan 2: “Jika kita ingin membuat sebuah acara tari, berapa biaya yang dibutuhkan dan bagaimana kita bisa mempromosikannya agar banyak yang datang?”
  • Pertemuan 3: “Apa yang membuat sebuah tarian terlihat indah di panggung? Apakah hanya penarinya atau ada hal lain yang mendukung?”
  • Pertemuan 4: “Bagaimana kita memastikan pertunjukan berjalan sempurna? Apa yang harus dilakukan jika ada kendala di tengah jalan?”
  • Pertemuan 5: “Setelah semua usaha, apa pelajaran yang bisa kita ambil dari proses membuat sebuah pertunjukan tari?”
Praktik Pedagogik
  • Model Pembelajaran:
    • Project-Based Learning (PjBL): Seluruh unit pembelajaran berpusat pada proyek pembuatan pementasan tari sederhana, mulai dari perencanaan hingga evaluasi.
    • Cooperative Learning: Pembelajaran dilakukan secara berkelompok, menekankan interaksi positif dan tanggung jawab bersama.
    • Inquiry-Based Learning: Mendorong murid untuk menemukan solusi dan belajar dari pengalaman langsung selama proses pementasan.
  • Strategi Pembelajaran:
    • Simulasi & Peran: Murid memerankan berbagai peran dalam kepanitiaan dan melakukan simulasi rapat, gladi bersih, dll. (Meaningful Learning, Joyful Learning).
    • Studi Kasus: Menganalisis studi kasus pementasan tari sukses atau yang memiliki tantangan, untuk belajar dari pengalaman orang lain (Meaningful Learning, Penalaran Kritis).
    • Workshop Mini: Melakukan lokakarya singkat tentang teknik dasar penataan panggung, kostum/rias sederhana, atau pembuatan materi promosi (Joyful Learning).
    • Diskusi Terbimbing: Memfasilitasi diskusi tentang konsep, tantangan, dan solusi dalam manajemen pementasan (Mindful Learning, Komunikasi).
    • Refleksi Diri dan Kelompok: Mendorong murid untuk secara sadar merefleksikan proses, kontribusi, dan pembelajaran (Mindful Learning).
  • Metode Pembelajaran:
    • Diskusi Kelompok
    • Studi Kasus
    • Simulasi
    • Praktik Langsung (Gladi Bersih, Pementasan)
    • Presentasi Kelompok
    • Curah Pendapat
    • Jurnal Refleksi
Kemitraan Pembelajaran
  • Lingkungan Sekolah:
    • Guru mata pelajaran lain (misalnya, guru TIK untuk desain grafis, guru Bahasa Indonesia untuk penulisan naskah/promosi, guru Matematika untuk anggaran).
    • Staf sekolah (misalnya, penjaga sekolah untuk peminjaman/penataan kursi, teknisi untuk penggunaan sound system/lampu).
    • Ekstrakurikuler lain (misalnya, OSIS untuk promosi, klub fotografi/videografi untuk dokumentasi).
  • Lingkungan Luar Sekolah:
    • Praktisi seni pertunjukan lokal (misalnya, produser, penata panggung, penari profesional) yang dapat diundang sebagai narasumber atau memberikan workshop singkat.
    • Sanggar tari atau komunitas seni (untuk referensi atau studi banding).
    • Penyedia jasa persewaan alat (sound system, lighting) jika relevan untuk skala yang lebih besar.
  • Masyarakat:
    • Orang tua/wali yang memiliki keahlian di bidang manajemen acara, desain, atau promosi.
    • Komunitas lokal yang dapat diajak berpartisipasi sebagai penonton atau memberikan dukungan.
Lingkungan Belajar
  • Ruang Fisik:
    • Studio tari atau aula sekolah yang memadai untuk latihan gerak dan simulasi panggung.
    • Ruang kelas yang fleksibel untuk diskusi kelompok dan perencanaan (dengan meja/kursi yang mudah diatur).
    • Area presentasi (ruang multi-media) untuk menampilkan video dan desain promosi.
    • Ruang terbuka (lapangan sekolah) untuk simulasi tata panggung sederhana.
  • Ruang Virtual:
    • Akses internet stabil untuk riset referensi pementasan tari dari berbagai budaya, menonton tutorial (tata rias, tata cahaya dasar).
    • Platform kolaborasi daring (Google Docs/Sheets/Slides, Miro, Trello) untuk perencanaan bersama, berbagi jadwal, anggaran, dan ide desain.
    • Forum diskusi daring (Google Classroom, grup chat) untuk komunikasi antar anggota kelompok, berbagi progres, dan mengatasi kendala.
  • Budaya Belajar:
    • Membangun budaya kolaborasi dan saling percaya, dimana setiap kontribusi dihargai.
    • Mendorong sikap proaktif, bertanggung jawab, dan disiplin dalam mengelola proyek.
    • Menerima kesalahan sebagai peluang belajar dan mendorong pemecahan masalah secara kreatif.
    • Menekankan pentingnya komunikasi yang efektif dan terbuka dalam tim.
    • Membiasakan budaya evaluasi diri dan kelompok untuk peningkatan berkelanjutan.
Pemanfaatan Digital
  • Perpustakaan Digital: Mengakses e-book atau artikel tentang manajemen seni pertunjukan, sejarah pementasan tari, atau teknik tata pentas.
  • Forum Diskusi Daring: Google Classroom, grup chat (WhatsApp/Line) untuk koordinasi tim, berbagi dokumen, dan diskusi progres.
  • Penilaian Daring: Google Forms untuk kuesioner evaluasi diri dan teman sebaya, atau untuk pengumpulan tugas perencanaan (jadwal, anggaran).
  • YouTube/Vimeo: Menonton berbagai dokumentasi pementasan tari dari berbagai genre dan budaya, tutorial tata rias panggung, atau wawancara dengan stage manager.
  • Aplikasi Desain Grafis (Canva, Figma, Adobe Express): Untuk membuat desain poster promosi, tiket, atau backdrop panggung.
  • Aplikasi Manajemen Proyek Sederhana (Trello, Asana – versi gratis): Untuk membantu kelompok dalam membagi tugas, melacak progres, dan tenggat waktu.
  • Aplikasi Presentasi (Google Slides, Prezi): Untuk presentasi perencanaan dan evaluasi.
Langkah-langkah Pembelajaran Berdiferensi Pertemuan 1: Memahami Konsep Pementasan Tari dan Perencanaan AwalKegiatan Pendahuluan (20 menit)

  • Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning): Guru menampilkan video singkat dari pementasan tari yang sangat megah dan profesional, lalu video pementasan tari sederhana dari sekolah lain. “Apa yang kalian lihat? Apakah ada perbedaan? Apa yang membuat sebuah pementasan itu ‘berhasil’?” (memicu kesadaran akan kompleksitas dan keberagaman pementasan).
  • Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning): Guru menghubungkan pementasan tari dengan acara-acara besar yang sering mereka lihat (konser musik, acara televisi, upacara sekolah). “Pernahkah kalian berpikir, siapa saja yang bekerja di balik layar acara-acara itu?” (mengaitkan dengan pengalaman nyata).
  • Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning): Guru mengajak murid bermain “Tebak Peran”. Guru menyebutkan satu kegiatan di pementasan (misalnya, “memasang lampu”), murid menebak peran di kepanitiaan. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan semangat “menjadi produser pertunjukan”.

Kegiatan Inti (140 menit)

Memahami (Understanding): Diferensiasi Konten:

  • Visual-Auditori: Guru memutarkan video singkat tentang ‘behind the scene’ persiapan pementasan tari/teater, menyoroti berbagai peran.
  • Baca-Tulis: Guru menyediakan infografis atau ringkasan dari buku ajar mengenai pengertian pementasan tari, tahapan umumnya, dan deskripsi peran-peran utama dalam kepanitiaan.
  • Aktivitas “Analisis Pertunjukan”: Murid dalam kelompok kecil (heterogen) menganalisis 1-2 video pementasan tari (guru menyediakan pilihan video dengan gaya dan skala berbeda) untuk mengidentifikasi konten karya (tema, jenis tari) dan membayangkan peran-peran yang terlibat.

Mengaplikasi (Applying): Diferensiasi Proses:

  • Kelompok A (Perlu Bimbingan Lebih): Guru memberikan daftar tema sederhana (misalnya, “perjuangan”, “persahabatan”, “lingkungan”) dan meminta mereka memilih satu untuk mengembangkan ide konten tari awal. Guru juga menyediakan template struktur kepanitiaan yang harus diisi.
  • Kelompok B (Cukup Mandiri): Murid diminta untuk mengembangkan ide konten tari dari minat pribadi atau isu sosial yang relevan, serta secara mandiri menyusun draf kepanitiaan dengan tugas yang lebih detail.

Produk Perencanaan Awal (Berdiferensiasi Produk): Setiap kelompok diminta untuk:

  • Produk 1 (Konsep Konten Karya): Membuat presentasi singkat (3-5 slide) atau poster digital berisi: Nama Pertunjukan, Tema, Ide Pokok Tari, dan sinopsis singkat tari yang akan dipentaskan.
  • Produk 2 (Draf Struktur Kepanitiaan): Membuat bagan kepanitiaan dengan minimal 5 peran kunci (misalnya, Pimpinan Produksi, Sutradara/Koreografer, Stage Manager, Desain Produksi, Promosi) beserta deskripsi tugas singkat untuk setiap peran.

Merefleksi (Reflecting):

  • Setiap kelompok mempresentasikan produk perencanaan awal mereka.
  • Diskusi: “Apakah ide tarian kita bisa terwujud dengan kepanitiaan ini?” “Tantangan apa yang mungkin muncul saat membagi tugas ini?”

Kegiatan Penutup (20 menit)

  • Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan umpan balik atas ide konten karya dan struktur kepanitiaan yang dibuat, menekankan pentingnya komunikasi dan pembagian tugas yang jelas. Guru meminta murid menuliskan “1 peran dalam kepanitiaan yang paling menarik bagiku dan mengapa” serta “1 hal yang aku sadari tentang betapa kompleksnya sebuah pementasan”.
  • Menyimpulkan Pembelajaran: Guru bersama murid menyimpulkan bahwa perencanaan awal dan pembentukan tim yang solid adalah fondasi penting dalam sebuah pementasan tari.
  • Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru meminta kelompok untuk mempersiapkan data awal (jumlah penari, durasi tari) untuk menyusun jadwal dan anggaran di pertemuan berikutnya.

Pertemuan 2: Menyusun Jadwal, Anggaran, dan Promosi

Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

  • Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning): Guru menampilkan jadwal harian atau jadwal acara besar di sekolah. “Bagaimana jadwal ini membantu kita menyelesaikan pekerjaan tepat waktu? Apa akibatnya jika tidak ada jadwal?” (memicu kesadaran akan pentingnya manajemen waktu).
  • Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning): Guru mengajukan pertanyaan: “Jika kalian ingin mengadakan acara sederhana, kira-kira butuh uang berapa dan bagaimana cara memberitahu banyak orang agar datang?” (mengaitkan dengan aspek praktis).
  • Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning): Guru mengajak bermain “Game Rencana”. Setiap kelompok diberi 3 kartu (kegiatan, durasi, tantangan) dan harus menyusun rencana singkat. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan semangat “menjadi perencana handal”.

Kegiatan Inti (105 menit)

Memahami (Understanding): Diferensiasi Konten:

  • Visual-Auditori: Guru menunjukkan contoh jadwal proyek dan tabel anggaran dari acara sekolah sebelumnya, serta beberapa contoh iklan/poster promosi yang efektif.
  • Baca-Tulis: Guru menyediakan lembar kerja dengan contoh format jadwal (timeline) dan template anggaran sederhana dari buku ajar, serta panduan singkat tentang elemen promosi (teks persuasif, visual menarik).
  • Aktivitas “Analisis Rencana”: Murid dalam kelompok menganalisis contoh jadwal, anggaran, dan materi promosi dari pementasan tari/acara lain. Mereka mengidentifikasi elemen-elemen penting dan keterkaitan antar bagian.

Mengaplikasi (Applying): Diferensiasi Proses:

  • Kelompok A (Perlu Bimbingan Lebih): Guru memberikan bantuan dalam menentukan prioritas kegiatan dan pos-pos anggaran dasar. Guru menyediakan beberapa pilihan template poster sederhana.
  • Kelompok B (Cukup Mandiri): Murid diminta untuk menyusun jadwal yang lebih detail dengan milestone, membuat anggaran yang lebih komprehensif, dan merancang konsep poster yang lebih kreatif dan orisinal.

Produk Perencanaan Lanjutan (Berdiferensiasi Produk): Setiap kelompok diminta untuk:

  • Produk 1 (Draf Jadwal Kerja): Membuat draf jadwal kerja persiapan pementasan (minimal 4 minggu ke depan) dengan menyebutkan kegiatan utama, penanggung jawab, dan tenggat waktu.
  • Produk 2 (Draf Anggaran Sederhana): Menyusun draf anggaran biaya, mencakup pos-pos seperti sewa tempat (jika ada), kostum, rias, properti, konsumsi, dan promosi (dengan perkiraan nominal).
  • Produk 3 (Sketsa Poster Promosi): Membuat sketsa poster promosi pementasan tari mereka, dilengkapi elemen visual utama dan informasi esensial (judul, tanggal, tempat, harga tiket jika ada).

Merefleksi (Reflecting):

  • Setiap kelompok menempelkan jadwal, anggaran, dan sketsa poster mereka.
  • Diskusi: “Bagian mana dari perencanaan ini yang paling menantang?” “Apakah anggaran kita realistis? Bagaimana cara mendapatkan dana jika kurang?” “Bagaimana poster kita bisa menarik perhatian?”

Kegiatan Penutup (20 menit)

  • Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan umpan balik atas kelengkapan dan realisme jadwal, anggaran, serta kreativitas ide promosi. Guru meminta murid menuliskan “1 hal baru yang aku pelajari tentang mengelola dana” dan “1 ide unik untuk promosi yang ingin aku coba”.
  • Menyimpulkan Pembelajaran: Guru dan murid menyimpulkan bahwa perencanaan waktu dan keuangan yang baik, serta promosi yang efektif, adalah kunci keberhasilan sebuah pementasan.
  • Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru meminta setiap kelompok untuk mulai memikirkan desain artistik pementasan (panggung, kostum, rias) dan mencari referensi visual.

Pertemuan 3: Merancang Tata Pentas dan Elemen Artistik

Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

  • Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning): Guru menampilkan gambar panggung kosong dan kemudian panggung yang sudah ditata dengan apik (lighting, properti, backdrop). “Apa bedanya? Apa yang membuat panggung terasa hidup?” (memicu kesadaran akan peran tata artistik).
  • Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning): Guru mengajak murid melihat koleksi properti sederhana di kelas atau meminta mereka menyebutkan properti yang sering mereka lihat dalam tarian. “Bagaimana benda-benda ini bisa ‘berbicara’ dalam tarian?”
  • Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning): Guru mengajak bermain “Fashion Show Kostum Imajinasi”. Murid secara berpasangan merancang kostum dan riasan untuk sebuah tarian dengan tema tertentu (tanpa perlu membuat, hanya mendeskripsikan dan berpose). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan semangat “menjadi desainer panggung”.

Kegiatan Inti (105 menit)

Memahami (Understanding): Diferensiasi Konten:

  • Visual-Auditori: Guru memutarkan video pendek tentang transformasi panggung dari kosong menjadi pementasan lengkap, menyoroti peran tata cahaya dan properti.
  • Baca-Tulis: Guru menyediakan infografis atau ringkasan dari buku ajar mengenai elemen-elemen tata pentas (properti, kostum, rias, cahaya) dan fungsinya dalam mendukung cerita tari.
  • Aktivitas “Galeri Inspirasi Tata Pentas”: Guru menyediakan berbagai gambar/video contoh tata pentas tari dari berbagai budaya dan gaya. Murid mengidentifikasi elemen-elemen yang digunakan dan bagaimana elemen tersebut mendukung tema tari.

Mengaplikasi (Applying): Diferensiasi Proses:

  • Kelompok A (Perlu Bimbingan Lebih): Guru memberikan beberapa pilihan tema panggung sederhana dan meminta mereka menggambar sketsa panggung dasar dengan 2-3 properti sederhana. Guru juga memberikan pilihan ide kostum dan rias yang jelas.
  • Kelompok B (Cukup Mandiri): Peserta didik diminta untuk merancang sketsa tata pentas yang lebih detail dan inovatif, termasuk kemungkinan penggunaan tata cahaya dan properti yang tidak biasa. Mereka juga mengembangkan ide kostum dan rias yang lebih kompleks sesuai tema.

Produk Desain Artistik (Berdiferensiasi Produk): Setiap kelompok diminta untuk:

  • Produk 1 (Sketsa Tata Pentas): Membuat sketsa tata pentas untuk pementasan mereka, menunjukkan layout panggung, posisi penari, dan penempatan properti.
  • Produk 2 (Desain Kostum dan Rias): Membuat sketsa/gambar desain kostum dan rias untuk penari, disertai penjelasan singkat tentang relevansinya dengan tema tari.
  • Produk 3 (Papan Ide Visual): Mengumpulkan gambar-gambar inspirasi (dari internet/majalah) untuk tata cahaya, properti, atau suasana panggung yang ingin mereka ciptakan.

Merefleksi (Reflecting):

  • Setiap kelompok mempresentasikan sketsa dan ide desain artistik mereka.
  • Diskusi: “Apakah desain ini mendukung cerita tarian kita?” “Apakah elemen-elemen ini bisa dibuat dengan sumber daya yang kita punya?” “Bagaimana tata cahaya bisa mengubah suasana tarian?”

Kegiatan Penutup (20 menit)

  • Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan umpan balik atas kreativitas dan kelayakan desain artistik, serta kemampuan mengintegrasikan elemen tata pentas dengan tema tari. Guru meminta murid menuliskan “1 elemen tata pentas yang paling menantang bagiku untuk didesain” dan “1 ide artistik yang ingin aku wujudkan”.
  • Menyimpulkan Pembelajaran: Guru dan murid menyimpulkan bahwa tata pentas dan elemen artistik adalah bagian integral yang memperkuat pesan dan estetika sebuah pementasan tari.
  • Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru meminta kelompok untuk mempersiapkan diri untuk gladi bersih di pertemuan berikutnya, dengan fokus pada koordinasi antarperan dan pemecahan

Pertemuan 4: Gladi Bersih dan Pemecahan Masalah

Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

  • Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning): Guru memutarkan video cuplikan gladi bersih yang “kacau” dan yang “lancar”. “Apa bedanya? Apa yang harus kita perhatikan agar gladi bersih berjalan efektif?” (memicu kesadaran akan pentingnya detail dan kesiapan).
  • Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning): Guru bertanya: “Apa yang paling kalian khawatirkan saat tampil di depan umum? Bagaimana cara mengatasinya?” (mengaitkan dengan persiapan mental dan praktis).
  • Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning): Guru mengajak bermain “Game Detektif Masalah”. Guru menyebutkan skenario masalah (misalnya, “musik tiba-tiba mati”), murid cepat-cepat menyumbang ide solusi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan semangat “menjadi pemecah masalah pementasan”.

Kegiatan Inti (105 menit)

Memahami (Understanding): Diferensiasi Konten:

  • Visual-Auditori: Guru menunjukkan video singkat tentang peran stage manager dan bagaimana ia mengelola kendala di panggung.
  • Baca-Tulis: Guru menyediakan daftar checklist untuk gladi bersih (audio, visual, transisi, properti, penari) dan panduan singkat tentang identifikasi masalah dan perumusan solusi.
  • Aktivitas “Skenario Masalah”: Guru memberikan beberapa skenario masalah yang mungkin terjadi saat gladi bersih (misalnya, properti hilang, musik telat, penari lupa gerakan). Kelompok berdiskusi dan merumuskan solusi cepat.

Mengaplikasi (Applying): Diferensiasi Proses:

  • Kelompok A (Perlu Bimbingan Lebih): Guru memberikan pendampingan lebih intens selama gladi bersih, membantu mengidentifikasi masalah secara langsung dan mengarahkan solusi.
  • Kelompok B (Cukup Mandiri): Murid diberikan kebebasan lebih untuk mengelola gladi bersih mereka sendiri, dengan guru hanya sebagai pengamat dan fasilitator. Mereka diminta untuk mencatat masalah secara detail dan merumuskan solusi kompleks.

Produk Gladi Bersih dan Analisis Masalah (Berdiferensiasi Produk): Setiap kelompok diminta untuk:

  • Produk 1 (Gladi Bersih Terstruktur): Melakukan gladi bersih pementasan tari kelompok mereka, dengan setiap anggota kepanitiaan menjalankan perannya.
  • Produk 2 (Catatan Evaluasi Gladi Bersih): Membuat catatan tertulis atau video singkat berisi:
  • Daftar minimal 3 masalah/kendala yang teridentifikasi selama gladi bersih.
  • Analisis singkat penyebab masalah.
  • Rencana solusi konkret untuk setiap masalah.

Merefleksi (Reflecting):

  • Setiap kelompok mempresentasikan catatan evaluasi gladi bersih mereka.
  • Diskusi: “Apakah kita sudah siap tampil? Apa yang paling perlu kita tingkatkan?” “Bagaimana perasaanmu setelah melihat masalah yang muncul? Apakah itu membuatmu lebih siap atau cemas?”

Kegiatan Penutup (20 menit)

  • Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan umpan balik atas kemampuan mengidentifikasi masalah, berpikir kritis, dan merumuskan solusi. Guru menekankan pentingnya mental yang kuat dan kemampuan beradaptasi. Guru meminta murid menuliskan “1 pelajaran penting dari gladi bersih ini” dan “1 hal yang membuatku lebih percaya diri untuk pementasan”.
  • Menyimpulkan Pembelajaran: Guru dan peserta didik menyimpulkan bahwa gladi bersih adalah tahapan krusial untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah sebelum pementasan sesungguhnya, membangun kesiapan dan kekompakan tim.
  • Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru meminta kelompok untuk melakukan perbaikan terakhir berdasarkan hasil gladi bersih dan mempersiapkan diri untuk pementasan di pertemuan terakhir.

Pertemuan 5: Pementasan dan Evaluasi Akhir

Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

  • Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning): Guru mengajak murid melakukan meditasi singkat atau peregangan ringan untuk menenangkan diri dan fokus sebelum pementasan. “Mari kita rasakan energi yang ada dalam diri dan tim kita.” (membangun kesadaran diri dan tim).
  • Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning): Guru mengingatkan kembali tujuan utama pementasan. “Ingatlah semua kerja keras yang sudah kita lakukan. Ini saatnya kita berbagi karya kita!”
  • Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning): Guru mengajak semua murid bertepuk tangan dan saling menyemangati. “Hari ini kita adalah tim profesional! Mari berikan yang terbaik!” Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan semangat perayaan.

Kegiatan Inti (105 menit)

Memahami (Understanding): Diferensiasi Konten:

  • Visual-Auditori: Guru memutarkan video motivasi singkat tentang pentingnya kerjasama tim dan keberanian.
  • Baca-Tulis: Guru menyediakan lembar evaluasi pementasan untuk penonton dan panduan refleksi diri pasca-pementasan.
  • Aktivitas “Briefing Akhir”: Seluruh anggota kelompok melakukan briefing terakhir untuk memastikan semua siap, memahami peran masing-masing, dan mengatasi potensi masalah.

Mengaplikasi (Applying): Diferensiasi Proses:

  • Kelompok A (Perlu Bimbingan Lebih): Guru memberikan arahan lebih banyak selama pementasan dan memantau setiap tahapan secara dekat.
  • Kelompok B (Cukup Mandiri): Murid diberikan otonomi penuh dalam menjalankan pementasan, dengan guru sebagai fasilitator di belakang layar.

Produk Pementasan dan Evaluasi (Berdiferensiasi Produk): Setiap kelompok diminta untuk:

  • Produk 1 (Pementasan Tari Sederhana): Melaksanakan pementasan tari sederhana di hadapan penonton (teman sekelas, guru lain).
  • Produk 2 (Dokumentasi Pementasan): Mengambil foto atau video singkat (jika memungkinkan) selama pementasan sebagai bukti dan bahan evaluasi.

Merefleksi (Reflecting):

  • Setelah pementasan, murid mengisi kuesioner evaluasi diri dan kuesioner umpan balik dari penonton (jika ada).
  • Diskusi kelompok (setelah semua kelompok tampil): “Bagaimana perasaanmu setelah pementasan?” “Apa yang paling berhasil dan mengapa?” “Apa yang bisa ditingkatkan untuk pementasan berikutnya?” “Apa peran yang paling kamu nikmati?”

Kegiatan Penutup (20 menit)

  • Umpan Balik Konstruktif: Guru memberikan apresiasi setinggi-tingginya atas seluruh proses dan hasil pementasan, menekankan pada kerja keras, kolaborasi, dan pembelajaran yang didapat. Guru meminta murid menuliskan “1 momen paling berkesan dari pementasan ini” dan “1 hal yang ingin aku lakukan di pementasan berikutnya”.
  • Menyimpulkan Pembelajaran: Guru dan murid bersama-sama menyimpulkan bahwa pementasan tari adalah puncak dari proses kolaborasi yang panjang, di mana setiap anggota memiliki peran penting, dan bahwa pengalaman ini memberikan pelajaran berharga tentang manajemen, kreativitas, dan kerja tim.
  • Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: Guru mendorong murid untuk terus mengembangkan minat dan bakat di bidang seni tari, baik sebagai penari maupun di balik layar. Memberikan informasi tentang sanggar tari atau komunitas seni di luar sekolah yang dapat mereka ikuti.
Asesmen Pembelajaran
  1. Asesmen Awal Pembelajaran (Diagnostik)
  • Tujuan: Mengidentifikasi pengetahuan awal murid tentang manajemen pementasan, pengalaman sebelumnya, serta minat dan potensi peran dalam tim.
  • Format:
    • Kuesioner Minat dan Pengalaman (Daring/Luring):
      • Contoh Pertanyaan:
        1. Pernahkah kamu menonton pementasan tari secara langsung atau melalui media digital? Apa yang kamu perhatikan selain penarinya?
        2. Pernahkah kamu terlibat dalam kepanitiaan acara di sekolah atau luar sekolah? Apa peranmu?
        3. Menurutmu, apa saja hal yang perlu disiapkan agar sebuah pertunjukan tari bisa berjalan lancar?
        4. Peran apa dalam sebuah pementasan tari yang paling ingin kamu coba (misalnya, penari, penata musik, penata panggung, promosi, dsb.)? Mengapa?
        5. Seberapa percaya dirimu untuk bekerja dalam tim mengelola sebuah proyek? (Skala 1-5)
      • Diskusi Awal: “Bayangkan kalian akan mengadakan festival tari. Apa hal pertama yang akan kalian lakukan?”
  1. Asesmen Proses Pembelajaran (Formatif)
  • Tujuan: Memantau kemajuan belajar murid dalam setiap tahapan, memberikan umpan balik segera, dan menyesuaikan strategi pengajaran.
  • Format:
    • Observasi (Non-tes):
      • Lembar Observasi Partisipasi Kelompok: Mengamati keaktifan setiap anggota dalam diskusi, kontribusi ide, dan kemampuan bekerja sama dalam kelompok.
      • Lembar Observasi Keterampilan Manajerial: Mengamati inisiatif, tanggung jawab terhadap tugas, kemampuan memecahkan masalah, dan komunikasi dalam tim selama simulasi/praktik.
      • Catatan Anekdot Guru: Mencatat kemajuan individu, hambatan yang dihadapi, atau ide-ide cemerlang.
    • Penilaian Kinerja (Non-tes):
      • Rubrik Penilaian Draf Konsep Konten Karya dan Struktur Kepanitiaan (Pertemuan 1): Mengukur kelengkapan, relevansi, dan orisinalitas ide, serta kejelasan pembagian peran.
      • Rubrik Penilaian Draf Jadwal, Anggaran, dan Sketsa Poster (Pertemuan 2): Mengukur realisme, kelengkapan, dan kreativitas dalam perencanaan.
      • Rubrik Penilaian Sketsa Tata Pentas dan Desain Artistik (Pertemuan 3): Mengukur kesesuaian dengan tema, kreativitas, dan kelayakan implementasi.
      • Rubrik Penilaian Catatan Evaluasi Gladi Bersih (Pertemuan 4): Mengukur kemampuan identifikasi masalah, analisis, dan perumusan solusi.
    • Jurnal Refleksi Peserta Didik:
      • Contoh Pertanyaan: “Apa kontribusiku yang paling besar dalam kelompok minggu ini?” “Tantangan apa yang kami hadapi dan bagaimana kami mengatasinya?” “Apa yang aku pelajari tentang kerja tim?”
    • Umpan Balik Teman Sebaya: Murid saling memberikan umpan balik menggunakan format 2 bintang 1 harapan (2 hal positif dan 1 saran perbaikan) pada setiap hasil kerja kelompok atau saat simulasi.
  1. Asesmen Akhir Pembelajaran (Sumatif)
  • Tujuan: Mengukur pencapaian kompetensi murid secara keseluruhan dalam mengelola sebuah pementasan tari sederhana, serta kemampuan merefleksikan proses belajar.
  • Format:
    • Penilaian Proyek (Pementasan Tari Sederhana dan Laporan Proyek):
      • Tugas: “Pementasan Tari Kelas X: Dari Ide ke Panggung”
        • Deskripsi Tugas: Setiap kelompok bertanggung jawab untuk mengelola dan melaksanakan sebuah pementasan tari sederhana (durasi 3-5 menit) di kelas, berdasarkan semua perencanaan yang telah dibuat. Setelah pementasan, kelompok menyusun laporan proyek.
        • Produk:
          • Pementasan Tari Sederhana: Pelaksanaan pementasan yang menunjukkan koordinasi tim, penerapan perencanaan, dan kreativitas artistik.
          • Laporan Proyek Pementasan (Tertulis/Digital): Berisi:
            • Pendahuluan (latar belakang, tujuan pementasan).
            • Dokumentasi Proses (foto/video singkat dari setiap tahapan: perencanaan, latihan, gladi bersih).
            • Draf Jadwal dan Anggaran Final.
            • Desain Tata Pentas, Kostum, Rias (final).
            • Evaluasi Proses dan Hasil Pementasan (analisis keberhasilan/kegagalan, tantangan, solusi, dan pelajaran yang didapat).
            • Saran untuk Proyek Masa Depan.
          • Rubrik Penilaian Proyek:
            • Aspek Penilaian Pementasan:
              • Kualitas Koordinasi Tim (20%)
              • Penerapan Perencanaan (Jadwal, Anggaran, Tata Pentas) (20%)
              • Kreativitas dan Estetika Pementasan (20%)
            • Aspek Penilaian Laporan Proyek:
              • Kelengkapan dan Kejelasan Dokumentasi (15%)
              • Kedalaman Analisis dan Refleksi (15%)
              • Kualitas Bahasa dan Presentasi Laporan (10%)
            • Tes Lisan (Wawancara Reflektif):
              • Tugas: Wawancara mendalam tentang pengalaman belajar.
              • Deskripsi Tugas: Guru melakukan wawancara singkat (5-7 menit per murid) untuk menggali pemahaman individu tentang:
                1. Peran yang paling berkesan dan pelajaran dari peran tersebut.
                2. Satu masalah terbesar yang dihadapi dan bagaimana tim mengatasinya.
                3. Pentingnya kolaborasi dan komunikasi dalam sebuah pementasan.
                4. Pelajaran hidup yang didapat dari seluruh proyek pementasan tari.
              • Kriteria Penilaian:
                • Kemampuan mengkomunikasikan ide dan pengalaman dengan jelas.
                • Kedalaman refleksi dan pemahaman terhadap konsep.
                • Kemampuan mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman nyata.
                • Sikap kritis dan mandiri dalam menilai diri dan tim.

Previously

MODUL AJAR DEEP LEARNING MATA PELAJARAN : SENI MUSIK UNIT: 4 PERGELARAN MUSIK - MENYELENGGARAKAN SEBUAH PERGELARAN MUSIK

Next

PROFIL FISIKA CLUB MAN 1 BANDAR LAMPUNG

MDC

MDC