Home Mata Pelajaran Modul Ajar Penjasorkes Kelas X, Permainan Bulu Tangkis
Mata Pelajaran

Modul Ajar Penjasorkes Kelas X, Permainan Bulu Tangkis

PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES PERMAINAN BULU TANGKIS Nama Fenny Fitriani, S.Pd Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Mata Pelajaran Penjasorkes Jenjang Madrasah Aliyah Kelas X (Sepuluh) Alokasi Waktu @3JP x 45menit Tahapan […]

PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES
PERMAINAN BULU TANGKIS

Nama Fenny Fitriani, S.Pd
Sekolah MAN 1 Bandar Lampung
Mata Pelajaran Penjasorkes
Jenjang Madrasah Aliyah
Kelas X (Sepuluh)
Alokasi Waktu @3JP x 45menit
Tahapan Fase E
Konten Utama Permainan Bulu Tangkis

CAPAIAN Pembelajaran
Pada akhir Fase E, peserta didik menerapkan dan menghaluskan keterampilan gerak spesifik yang menantang dan menganalisis dampak penerapan konsep gerak pada capaian keterampilan gerak. Mereka juga mengembangkan dan menerapkan strategi gerak untuk kesuksesan capaian keterampilan gerak pada situasi gerak yang tidak asing dan menantang. Peserta didik memeragakan fair play, perilaku etis, pendekatan kepemimpinan, dan strategi kolaborasi dalam berbagai konteks gerak. Mereka menginvestigasidampak partisipasi terhadap kebugaran dan kesehatan dan serta merancang strategi peningkatan manfaatnya.
Lintas Disiplin Ilmu yang Relevan
  • Fisika: Prinsip gerak parabola pada shuttlecock (terutama lob dan smash), gaya dan kecepatan pukulan, aerodinamika shuttlecock.
  • Matematika: Perhitungan skor, geometri lapangan, sudut pukulan.
  • Biologi: Anatomi dan fisiologi tubuh terkait gerakan, koordinasi, dan daya tahan.
  • Sejarah: Sejarah dan perkembangan bulutangkis di Indonesia dan dunia.
  • Psikologi Olahraga: Konsentrasi, mental bertanding, strategi psikologis dalam permainan.
Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 (Pengenalan, Gerak Spesifik, dan Servis – 3 JP):

  1. Melalui diskusi dan tayangan video, peserta didik dapat menjelaskan sejarah singkat, peraturan dasar, dan etika permainan bulutangkis dengan benar. (Meaningful)
  2. Melalui demonstrasi guru dan latihan berpasangan, peserta didik dapat mempraktikkan gerak spesifik bulutangkis (posisi siap, footwork, pegangan raket forehand dan backhand) dengan koordinasi yang baik. (Joyful, Kinestetik, Mindful)
  3. Melalui latihan berulang, peserta didik dapat mempraktikkan teknik dasar servis pendek forehand dan backhand dengan akurasi dan mekanika gerak yang benar. (Meaningful, Kinestetik, Kemandirian)

Pertemuan 2 (Pukulan Dasar & Permainan – 3 JP):

  1. Melalui demonstrasi dan drill variatif, peserta didik dapat mempraktikkan teknik dasar pukulan clear/lob, dropshot, dan smash dengan timing dan penempatan shuttlecock yang sesuai. (Joyful, Kinestetik, Penalaran Kritis)
  2. Melalui latihan berpasangan dan simulasi permainan tunggal/ganda sederhana, peserta didik dapat mengaplikasikan kombinasi teknik pukulan dasar untuk memenangkan poin. (Meaningful, Kolaborasi, Komunikasi)
  3. Melalui sesi refleksi, peserta didik dapat mengevaluasi performa individu dan partner (jika bermain ganda) dalam permainan, serta mengidentifikasi strategi dan nilai-nilai sportivitas yang diterapkan. (Mindful, Penalaran Kritis, Kewargaan)
Kerangka Pembelajaran Praktik Pedagogik (Model, Strategi, Metode):

  • Model Pembelajaran: Game-Based Learning, Direct Instruction (untuk teknik dasar), Discovery Learning (untuk penempatan shuttlecock).
  • Strategi: Diferensiasi (konten, proses, produk), Pembelajaran Berpasangan/Kelompok Kecil, Pembelajaran Aktif.
  • Metode: Demonstrasi, drill berulang, permainan modifikasi, umpan balik, studi kasus (video).

Kemitraan Pembelajaran:

  • Lingkungan Sekolah: Guru PJOK sebagai pelatih, siswa sebagai rekan berlatih dan penilai sebaya, pengelola sarana olahraga (lapangan/hall bulutangkis).
  • Lingkungan Luar Sekolah: Mengajak siswa mengamati pertandingan bulutangkis profesional (video), berdiskusi dengan pelatih atau atlet lokal (jika memungkinkan), atau mencari klub bulutangkis terdekat.
  • Masyarakat: Mengaitkan pentingnya sportivitas dan disiplin diri yang dapat dipelajari dari bulutangkis untuk kehidupan bermasyarakat.

Lingkungan Belajar:

  • Ruang Fisik: Lapangan bulutangkis (indoor/outdoor) yang memadai dengan net dan garis lapangan yang jelas. Raket dan shuttlecock yang cukup untuk seluruh siswa.
  • Ruang Virtual: Penggunaan proyektor untuk menayangkan video tutorial teknik atau highlight Grup chat (WhatsApp/Google Classroom) untuk berbagi instruksi atau jadwal latihan.
  • Budaya Belajar: Budaya disiplin, saling menghargai, sportivitas, berani mencoba dan belajar dari kesalahan, serta semangat pantang menyerah. Mendorong suasana yang kompetitif sehat dan joyful.

Pemanfaatan Digital:

  • Perpustakaan Digital: Pemanfaatan video tutorial teknik dasar bulutangkis dari kanal resmi (misalnya BWF, PBSI) atau pelatih profesional di YouTube, artikel tentang strategi permainan, atau peraturan resmi.
  • Forum Diskusi Daring: Google Classroom atau grup chat untuk berbagi video performa siswa (jika diizinkan), memberikan feedback antar teman, atau mendiskusikan taktik.
  • Penilaian Daring: Penggunaan Google Forms untuk self-assessment atau peer assessment terhadap penguasaan teknik tertentu.
  • Aplikasi Perekam Video: Memungkinkan siswa merekam gerakan mereka sendiri untuk dianalisis dan diperbaiki.
Langkah-Langkah Pembelajaran Berdiferensiasi Pertemuan 1-2 (Umum)

  1. Kegiatan Pendahuluan (Mindful Learning, Joyful Learning)
  • Penyambutan dan Kesadaran (Mindful): Guru menyapa siswa dengan antusias, menciptakan suasana yang dinamis, dan melakukan peregangan statis/dinamis yang relevan dengan bulutangkis. Mengajak siswa untuk fokus pada sensasi tubuh dan kesiapan mental.
  • Apersepsi Bermakna (Meaningful):
    • ○ Guru menampilkan highlight pertandingan bulutangkis dunia yang menegangkan atau video atlet idola Indonesia, kemudian bertanya, “Apa yang membuat mereka bisa melakukan pukulan-pukulan seperti itu? Keterampilan apa yang paling menonjol?”.
    • ○ Guru memancing diskusi tentang pengalaman siswa bermain bulutangkis, “Siapa yang di rumah suka bermain bulutangkis? Apa pukulan favorit kalian? Apa yang paling sulit?”.
    • ○ Guru menjelaskan bahwa bulutangkis bukan hanya tentang memukul, tetapi juga tentang strategi dan fisik.
  • Pemanasan (Joyful): Melakukan pemanasan yang melibatkan kelincahan dan koordinasi mata-tangan, seperti permainan “sentuh shuttlecock dengan tangan”, atau drill footwork sederhana tanpa raket.

Kegiatan Inti (Meaningful Learning, Mindful Learning, Joyful Learning)

  • Memahami (Meaningful Learning):
    • Eksplorasi Gerak Spesifik (Mindful): Guru mendemonstrasikan setiap teknik dasar (misalnya pegangan raket, footwork, servis forehand). Siswa mengamati dengan seksama, kemudian mencoba meniru gerakan tersebut tanpa shuttlecock terlebih dahulu. Guru memberikan feedback awal tentang posisi tubuh dan pegangan.
    • Prinsip Mekanika Pukulan: Guru menjelaskan prinsip dasar di balik setiap pukulan (misalnya pentingnya pergelangan tangan untuk dropshot, atau penggunaan kekuatan penuh dari bahu untuk smash).
    • Aturan Permainan: Guru menjelaskan aturan servis, sistem skor, dan pelanggaran dasar melalui contoh visual atau simulasi.
  • Mengaplikasi (Meaningful Learning):
    • Drill Berdiferensiasi (Proses):
      • Untuk Pemula/Kesulitan: Drill teknik dasar dengan fokus pada satu aspek saja (misalnya hanya servis ke area yang ditentukan, clear bola tinggi di tempat). Guru memberikan bimbingan personal dan repetisi lebih banyak.
      • Untuk Menengah: Drill dengan penambahan gerakan (footwork) dan target yang lebih spesifik. Misalnya, servis bergantian forehand-backhand, clear dari satu sisi ke sisi lain, dropshot yang melewati net tipis.
      • Untuk Mahir/Cepat Belajar: Drill kombinasi teknik yang lebih kompleks, simulasi situasi permainan (misalnya rally berpasangan dengan tujuan menyerang, smash dan follow-up), atau diminta menjadi demonstran/mentor bagi teman.
    • Permainan Modifikasi (Joyful): Mengadakan permainan bulutangkis dengan aturan yang dimodifikasi untuk menekankan penguasaan teknik tertentu (misalnya, hanya boleh menggunakan clear dan dropshot untuk mendapatkan poin, atau permainan tanpa servis tapi bola langsung dimainkan dari tengah). Ini membuat belajar lebih menyenangkan dan aplikatif.
    • Pemanfaatan Teknologi (Joyful): Siswa menggunakan ponsel untuk merekam diri mereka saat melakukan pukulan, lalu menonton ulang untuk identifikasi kesalahan (self-assessment). Guru juga dapat merekam dan memberikan feedback berbasis video.
  • Merefleksi (Mindful Learning):
    • Umpan Balik Antar Teman: Setelah setiap drill atau permainan, siswa saling memberikan feedback konstruktif tentang teknik pukulan atau penempatan shuttlecock teman mereka.
    • Refleksi Diri: Siswa mengisi jurnal refleksi singkat tentang progres penguasaan teknik, tantangan yang dihadapi, dan bagaimana mereka mengatasi kesulitan.
    • Diskusi Kelas: Guru memimpin diskusi tentang sportivitas selama permainan, pentingnya kejujuran, dan bagaimana strategi pukulan dapat mempengaruhi hasil pertandingan.
    • Ayo Berpikir Kritis: Mengajukan pertanyaan seperti “Mengapa footwork penting dalam bulutangkis?” atau “Bagaimana cara kita menjaga konsentrasi saat bermain?”
  1. Kegiatan Penutup (Meaningful Learning, Mindful Learning, Joyful Learning)
  • Umpan Balik Konstruktif (Meaningful):
    • ○ Guru memberikan umpan balik umum tentang performa kelas secara keseluruhan, menyoroti aspek positif (misalnya peningkatan akurasi servis) dan area yang masih perlu diperbaiki (misalnya kekuatan smash).
    • ○ Memberikan apresiasi atas usaha dan semangat sportivitas siswa.
  • Menyimpulkan Pembelajaran (Mindful):
    • ○ Guru bersama siswa menyimpulkan teknik-teknik dasar bulutangkis yang telah dikuasai, pentingnya footwork dan timing, serta nilai-nilai sportivitas.
    • ○ Menekankan kembali manfaat bulutangkis untuk kebugaran dan koordinasi tubuh.
  • Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya (Meaningful):
    • ○ Guru memberikan tugas penguatan di rumah (misalnya mencari video pertandingan bulutangkis, mengamati pola pukulan atlet profesional, atau berlatih footwork di rumah).
    • ○ Siswa diajak terlibat dalam perencanaan latihan atau permainan untuk pertemuan berikutnya (jika ada unit lanjutan), atau merefleksikan minat mereka terhadap olahraga lain.
    • Pendinginan dan Refleksi Akhir (Joyful): Melakukan pendinginan yang dipandu guru dengan peregangan otot-otot yang digunakan, disertai pesan positif tentang pentingnya menjaga kebugaran.
Asesmen Pembelajaran Asesmen akan dilakukan secara komprehensif untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik, disesuaikan dengan asesmen pada awal, proses, dan akhir pembelajaran.

  • Asesmen pada Awal Pembelajaran (Assessment for Learning – Diagnostik):
    • Observasi: Guru mengamati kemampuan gerak dasar siswa (misalnya cara memegang raket, kemampuan memukul shuttlecock sederhana) saat pemanasan atau warm-up game.
    • Pertanyaan Lisan:
      • ■ “Siapa di sini yang pernah bermain bulutangkis? Apa saja yang kalian tahu tentang olahraga ini?”
      • ■ “Menurut kalian, apa saja manfaat bermain bulutangkis?”
    • Mini Game Servis: Siswa melakukan beberapa kali servis sederhana ke target, guru mengamati akurasi awal.
  • Asesmen pada Proses Pembelajaran (Assessment for Learning – Formatif):
    • Observasi Kinerja (Penilaian Kinerja):
      • Form Observasi Drill: Guru menggunakan lembar observasi/rubrik untuk menilai teknik servis (misalnya posisi tubuh, ayunan raket, akurasi), teknik clear/lob (tinggi bola, jangkauan), dropshot (kehalusan pukulan, penempatan), dan smash (kekuatan, sudut).
      • Checklist Partisipasi dan Sportivitas: Mengamati keaktifan siswa dalam drill, kemampuan memberikan feedback kepada teman, dan sportivitas selama permainan atau drill
      • Koreksi Diri dan Peer Assessment:
        • ■ “Setelah melakukan servis, bagaimana perasaanmu? Apakah shuttlecock sudah melewati net dan masuk kotak servis lawan? Apa yang perlu kamu perbaiki?” (Self-assessment)
        • ■ “Amati temanmu saat melakukan dropshot. Apakah shuttlecock jatuh dekat net? Apa yang bisa dia lakukan agar lebih baik?” (Peer assessment)
      • Portofolio Video (Produk/Kinerja): Siswa mengumpulkan video singkat (via Google Classroom) saat mereka mempraktikkan teknik tertentu dan guru memberikan feedback
      • Pertanyaan Lisan/Diskusi:
        • ■ “Mengapa penting untuk mengembalikan shuttlecock ke belakang lapangan lawan (clear)?”
        • ■ “Bagaimana cara kalian memutuskan kapan harus melakukan smash atau dropshot?”
        • ■ “Apa tantangan terbesar saat bermain bulutangkis melawan teman?”
      • Asesmen pada Akhir Pembelajaran (Assessment of Learning – Sumatif):
        • Penilaian Kinerja (Permainan Modifikasi):
          • Rubrik Permainan Bulutangkis: Mengamati dan menilai kemampuan siswa dalam mengaplikasikan seluruh teknik dasar, footwork, penempatan shuttlecock, dan sportivitas selama permainan bulutangkis tunggal atau ganda yang dimodifikasi. (Contoh rubrik: Konsistensi servis, variasi pukulan, kemampuan membaca gerakan lawan, komunikasi dengan partner, sportivitas).
  • Tes Tulis (Pengetahuan Konseptual):
    • Pilihan Ganda: “Pukulan yang bertujuan menjatuhkan shuttlecock secepat mungkin di area kosong lawan adalah…”
    • Uraian Singkat:
      • ■ “Jelaskan perbedaan antara pukulan clear dan dropshot dalam bulutangkis!”
      • ■ “Mengapa footwork yang baik sangat penting dalam permainan bulutangkis?”
      • ■ “Sebutkan tiga aturan dasar servis dalam bulutangkis!”
    • Refleksi Akhir (Portofolio/Jurnal): Siswa menulis esai refleksi tentang pengalaman belajar mereka, peningkatan keterampilan, dan nilai-nilai yang mereka peroleh dari unit pembelajaran bulutangkis.
      • ■ “Apa momen paling menyenangkan bagimu selama belajar bulutangkis? Mengapa?”
      • ■ “Bagaimana kamu bisa terus berlatih dan meningkatkan kemampuan bulutangkismu di luar jam pelajaran?”

Previously

Modul Ajar Penjasorkes Kelas X, Permainan Sepak Bola

Next

Desty Yusniarti SA, M.Pd. Guru Geografi MAN 1 Bandar Lampung

MDC

MDC