Perencanaan Pembelajaran 2 : Menimbang Mempersentasikan Ide Kewirausahaan
Nama Agnes Afrilia Nama Instansi MAN 1 Bandar Lampung Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas/Fase XII/F Semester Ganjil Alokasi Waktu 2 Pertemuan (4 x 45 menit) Identifikasi Kesiapan Peserta Didik Peserta […]

Nama | Agnes Afrilia |
Nama Instansi | MAN 1 Bandar Lampung |
Mata Pelajaran | Bahasa Indonesia |
Kelas/Fase | XII/F |
Semester | Ganjil |
Alokasi Waktu | 2 Pertemuan (4 x 45 menit) |
Identifikasi Kesiapan Peserta Didik | Peserta didik kelas XII umumnya memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang sudah cukup baik, baik lisan maupun tulisan. Namun, kemampuan dalam menyusun teks presentasi yang persuasif dan mempresentasikan ide secara efektif, terutama dalam konteks kewirausahaan yang memerlukan pemahaman pasar dan inovasi, mungkin masih perlu diasah. Minat mereka terhadap kewirausahaan bisa bervariasi; ada yang sudah memiliki ide bisnis, ada pula yang belum tertarik. Latar belakang ekonomi dan sosial juga dapat memengaruhi jenis ide kewirausahaan yang mereka miliki. Kebutuhan belajar akan didiferensiasi: beberapa mungkin membutuhkan bimbingan lebih dalam struktur dan kebahasaan teks presentasi, sementara yang lain membutuhkan fokus pada teknik presentasi yang menarik atau pengembangan ide bisnis. |
Karakterristik Materi Pelajaran | Materi pelajaran ini berfokus pada kemampuan menimbang (menganalisis) ide kewirausahaan dan mempresentasikannya secara persuasif. Jenis pengetahuan yang akan dicapai meliputi: pengetahuan faktual tentang unsur-unsur penting dalam ide kewirausahaan (masalah, solusi, target pasar, keunggulan produk/jasa) dan struktur teks presentasi; pengetahuan konseptual tentang prinsip-prinsip presentasi efektif (persuasif, komunikatif, menarik) dan strategi mengatasi keberatan; pengetahuan prosedural tentang langkah-langkah menyusun teks presentasi dan melakukan presentasi; serta pengetahuan metakognitif tentang bagaimana komunikasi yang baik menjadi kunci keberhasilan dalam dunia bisnis. Materi ini sangat relevan dengan persiapan peserta didik untuk terjun ke dunia kerja atau melanjutkan studi di bidang bisnis. Tingkat kesulitan materi ini cenderung sedang hingga tinggi, karena menggabungkan keterampilan berbahasa dengan pemikiran strategis bisnis. Struktur materi dari analisis ide, penulisan teks, hingga praktik presentasi. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada kreativitas, penalaran kritis, kolaborasi, kemandirian, percaya diri, dan komunikasi efektif. |
Dimensi Lulusan Pembelajaran | Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis kekuatan dan kelemahan idekewirausahaan, serta memberikan argumen yang logis. ● Kreativitas: Peserta didik mampu menghasilkan ide-ide kewirausahaan yang inovatif dan menyusun presentasi yang menarik. ● Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama dalam tim untuk mengembangkan ide bisnis dan mempersiapkan presentasi. ● Kemandirian: Peserta didik mampu secara mandiri merencanakan dan melaksanakan presentasi ide kewirausahaan. ● Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan ide kewirausahaan secara persuasif, jelas, dan efektif kepada audiens. |
Materi Insersi Kurikulum Berbasis Cinta |
|
Lintas Disiplin Ilmu | Prakarya dan Kewirausahaan: Materi inti tentang konsep bisnis, analisis SWT sederhana, dan pengembangan produk/jasa.● Ekonomi/Bisnis: Pemahaman tentang pasar, konsumen, nilai jual, dan strategi pemasaran dasar. ● Seni Budaya (Seni Rupa/Desain Komunikasi Visual): Untuk mendesain slide presentasi yang menarik dan visualisasi ide. ● TIK: Pemanfaatan perangkat lunak presentasi (PowerPoint, Google Slides, Canva), serta potensi penggunaan media digital untuk riset pasar dan promosi. |
Tujuan Pembelajaran | Pertemuan 1-2: Menemukan dan Menimbang Ide Kewirausahaan (Alokasi Waktu: 2 x 90 menit) ● Melalui diskusi kelompok dan riset sederhana, peserta didik mampu mengidentifikasi masalah di lingkungan sekitar yang dapat menjadi peluang ide kewirausahaan inovatif. ● Setelah menganalisis studi kasus ide bisnis, peserta didik dapat menimbang (menganalisis kelayakan) ide kewirausahaan berdasarkan kriteria sederhana (masalah yang dipecahkan, target pasar, keunggulan). ● Peserta didik menunjukkan sikap ingin tahu dan penalaran kritis dalam mengevaluasi ide. Pertemuan 3-4: Menyusun Teks Presentasi Ide Kewirausahaan yang Persuasif (Alokasi Waktu: 2 x 90 menit) ● Berdasarkan ide kewirausahaan yang telah ditimbang, peserta didik mampu menyusun kerangka dan teks presentasi ide kewirausahaan dengan struktur yang logis dan bahasa yang persuasif. ● Setelah mempelajari contoh-contoh teks presentasi, peserta didik dapat mengembangkan argumen pendukung dan mengatasi potensi keberatan audiens dalam teks presentasi mereka. ● Peserta didik menunjukkan ketelitian dan kreativitas dalam penulisan teks. Pertemuan 5-6: Mempersiapkan dan Mempresentasikan Ide Kewirausahaan secara Efektif (Alokasi Waktu: 2 x 90 menit) ● Peserta didik mampu merancang tampilan visual presentasi (slide) yang mendukung teks presentasi dan menarik perhatian audiens. ● Melalui latihan dan simulasi, peserta didik dapat mempresentasikan ide kewirausahaan dengan percaya diri, intonasi yang tepat, dan teknik komunikasi nonverbal yang efektif di depan kelas. ● Peserta didik menunjukkan kemampuan komunikasi yang baik, kemandirian, dan kolaborasi dalam mempersiapkan presentasi kelompok. |
Topik Pembelajaran Kontekstual | Isu Sosial dan Lingkungan di sekitar sekolah/tempat tinggal: Mencari ide bisnis yang solutif untuk masalah sampah, kemacetan, kebutuhan komunitas, dll. ● Tren Bisnis Digital dan Ekonomi Kreatif: Memanfaatkan platform online untuk memasarkan ide atau mengembangkannya sebagai bisnis digital. ● Tantangan dan Peluang Karir Masa Depan: Bagaimana keterampilan presentasi dan kewirausahaan relevan untuk berbagai profesi. ● Studi Kasus Startup Lokal/Nasional: Mempelajari bagaimana startup berhasil mempresentasikan ide mereka dan menarik investor/pelanggan. |
Kerengka Pembelajaran | PRAKTIK PEDAGOGIK: ● Model Pembelajaran: Project-Based Learning (PjBL) karena menghasilkan produk presentasi ide, Problem-Based Learning (untuk menemukan solusi bisnis dari masalah), dan Inquiry-Based Learning (untuk riset ide). ● Strategi Pembelajaran: Collaborative Learning (diskusi kelompok), Brainstorming, Design Thinking (fase ideation dan prototyping presentasi), Peer Coaching. ● Metode Pembelajaran: Diskusi kelompok, studi kasus, penulisan kolaboratif, simulasi presentasi, feedback session. KEMITRAAN PEMBELAJARAN: ● Lingkungan Sekolah: Berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Kewirausahaan untuk pendalaman konsep bisnis. Menggunakan aula/ruang serbaguna untuk simulasi presentasi. Mengundang guru mata pelajaran TIK untuk tips desain slide. ● Lingkungan Luar Sekolah: Mendorong peserta didik untuk melakukan riset pasar sederhana di lingkungan sekitar (wawancara dengan calon konsumen/pelaku usaha kecil). Jika memungkinkan, mengundang seorang entrepreneur muda atau profesional public speaking sebagai narasumber (virtual/langsung). ● Masyarakat: Mengidentifikasi kebutuhan atau masalah di masyarakat sekitar yang dapat menjadi peluang bisnis. LINGKUNGAN BELAJAR: ● Ruang Fisik: Kelas yang fleksibel untuk diskusi kelompok dan presentasi. Tersedia proyektor/layar, papan tulis, dan spidol. ● Ruang Virtual: Pemanfaatan Google Classroom untuk berbagi materi (contoh teks presentasi, rubrik penilaian, video presentasi inspiratif), mengumpulkan draf teks, forum diskusi daring untuk bertukar ide. Google Meet/Zoom untuk sesi coaching individu atau presentasi virtual jika diperlukan. ● Budaya Belajar: Mendorong budaya inovasi, kolaborasi, berani berpendapat, menerima kritik konstruktif, percaya diri, dan memiliki semangat kewirausahaan. PEMANFAATAN DIGITAL: ● Internet: Untuk riset ide bisnis, riset pasar, mencari contoh presentasi inspiratif (misalnya, TedTalks, pitch startup). ● Google Docs/Slides, Microsoft PowerPoint, Canva: Untuk menyusun teks presentasi dan mendesain slide. ● Platform Rekaman Video (Zoom, Google Meet, atau fitur kamera ponsel): Untuk merekam latihan presentasi dan mendapatkan umpan balik. ● Mentimeter/Slido: Untuk interaksi audiens saat presentasi (Q&A, polling). ● Google Forms: Untuk survei riset pasar sederhana atau umpan balik teman. |
Langkah-Langkah Pembelajaran Berdiferinsiasi | KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING) ● Penyambutan dan Apersepsi (Mindful): Guru menyapa peserta didik dan mengajak mereka untuk menyadari potensi ide-ide di sekitar mereka. Guru bisa memulai dengan pertanyaan: “Apa masalah kecil yang sering kamu temui di sekolah atau rumah, dan terpikirkan olehmu solusinya?”● Pengait (Joyful & Meaningful): Guru menampilkan video singkat “pitching” ide bisnis dari acara televisi populer (misalnya, Shark Tank versi Indonesia) atau cerita inspiratif tentang remaja yang sukses dengan ide bisnis sederhana. Guru bertanya: “Apa yang membuat ide ini menarik? Bagaimana cara mereka menyampaikannya?” ● Motivasi (Meaningful): Guru menjelaskan bahwa keterampilan ini tidak hanya untuk menjadi entrepreneur, tetapi juga berguna dalam berbagai aspek kehidupan (mempresentasikan ide proyek, melamar pekerjaan, meyakinkan orang lain). Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. ● Cek Kesiapan Belajar (Diferensiasi Proses): Guru memberikan kuesioner singkat: “Apa yang kamu ketahui tentang presentasi yang baik? Apakah kamu punya ide bisnis yang ingin dikembangkan? Apa tantangan terbesarmu dalam berbicara di depan umum?” Ini membantu guru mengelompokkan peserta didik atau memberikan bimbingan sesuai kebutuhan. |
KEGIATAN INTI (MEMAHAMI, MENGAPLIKASI, MEREFLEKSI) | PERTEMUAN 1-2: MENEMUKAN DAN MENIMBANG IDE KEWIRAUSAHAAN Memahami (Identifikasi Peluang & Analisis Studi Kasus): ● Guru memfasilitasi brainstorming ide kewirausahaan berdasarkan masalah/peluang di lingkungan sekolah/sekitar. ● Guru menyajikan beberapa studi kasus ide bisnis (dari buku siswa atau kasus nyata yang relevan) dan meminta kelompok menganalisisnya: “Masalah apa yang dipecahkan? Siapa target pasarnya? Apa keunggulan ide ini?” ● Diferensiasi Konten: Guru menyediakan panduan pertanyaan analisis studi kasus yang lebih terstruktur untuk kelompok yang membutuhkan. Bagi yang cepat, dapat diberikan studi kasus yang lebih kompleks atau diminta menemukan dalil dari buku bacaan lain. Mengaplikasi (Pengembangan Ide Kelompok & Uji Kelayakan Sederhana): ● Peserta didik dalam kelompok mengembangkan satu ide kewirausahaan yang paling menjanjikan dari hasil brainstorming atau studi kasus. ● Setiap kelompok membuat “sketsa ide” atau “elevator pitch” singkat tentang ide mereka (solusi, target pasar, keunggulan). ● Diferensiasi Proses: Guru memberikan coaching individu kepada kelompok yang kesulitan menemukan ide atau mengidentifikasi kelayakan. Kelompok yang sudah punya ide kuat bisa fokus pada detail dan riset awal. Merefleksi (Presentasi Awal Ide & Umpan Balik Teman): ● Setiap kelompok mempresentasikan “elevator pitch” ide mereka. ● Sesi umpan balik singkat dari teman (misalnya, menggunakan sticky notes: “Saya suka ini…”, “Saya masih bingung bagian…”). PERTEMUAN 3-4: MENYUSUN TEKS PRESENTASI IDE KEWIRAUSAHAAN YANG PERSUASIF Memahami (Struktur Teks Presentasi & Kebahasaan Persuasif): ● Guru menjelaskan struktur presentasi yang efektif (pembukaan menarik, masalah, solusi, keunggulan, target pasar, call to action, penutup).● Guru memberikan contoh kalimat persuasif, penggunaan data, dan bahasa yang efektif dalam presentasi. ● Diferensiasi Konten: Guru menyediakan contoh teks presentasi dari berbagai konteks (formal/informal) dan meminta peserta didik menganalisis gaya bahasanya. Mengaplikasi (Penulisan Draf Teks Presentasi & Peer Editing): ● Setiap kelompok mulai menyusun draf teks presentasi untuk ide kewirausahaan mereka, dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan persuasif. ● Dilakukan sesi peer editing antar kelompok untuk memberikan masukan konstruktif. ● Diferensiasi Proses: Guru memberikan template kerangka presentasi untuk kelompok yang kesulitan menyusun. Peserta didik yang kuat dalam menulis dapat ditugaskan untuk membantu mengedit tulisan temannya. Merefleksi (Refleksi Diri atas Argumen & Perbaikan): ● Peserta didik merefleksikan kekuatan argumen mereka dan potensi keberatan audiens. “Bagaimana saya bisa membuat audiens lebih yakin dengan ide saya?” ● Mereka melakukan revisi draf teks berdasarkan umpan balik dan refleksi diri. PERTEMUAN 5-6: MEMPERSIAPKAN DAN MEMPRESENTASIKAN IDE KEWIRAUSAHAAN SECARA EFEKTIF Memahami (Desain Visual & Teknik Presentasi): ● Guru menjelaskan prinsip dasar desain slide yang efektif (minimalis, visualisasi data, konsistensi). ● Guru mendemonstrasikan teknik presentasi yang baik (kontak mata, intonasi, gesture, mengatasi grogi). ● Diferensiasi Konten: Guru menyediakan tutorial singkat (video/infografis) tentang penggunaan fitur desain di PowerPoint/Canva. Mengaplikasi (Latihan & Simulasi Presentasi): ● Setiap kelompok menyiapkan slide presentasi mereka. ● Kelompok melakukan latihan presentasi di depan teman sekelompok atau kelompok lain, dan menerima umpan balik langsung. ● Simulasi presentasi resmi di depan kelas (guru sebagai “investor” atau “calon pelanggan”). ● Diferensiasi Proses: Guru memberikan bimbingan intensif bagi peserta didik yang merasa kurang percaya diri dalam berbicara di depan umum. Peserta didik yang mahir dapat diberi tantangan untuk mempresentasikan tanpa catatan atau merespons pertanyaan sulit. Merefleksi (Umpan Balik & Evaluasi Kinerja Presentasi):● Setelah presentasi, setiap kelompok mendapatkan umpan balik dari guru dan teman- teman (menggunakan rubrik). ● Peserta didik melakukan refleksi diri tentang kinerja presentasi mereka: “Apa yang |

Author