Home Mata Pelajaran Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia 4 : Teks Negoisasi
Mata Pelajaran

Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia 4 : Teks Negoisasi

  Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia 4 : Teks Negoisasi Nama Penyusun Sekolah Tahun Ajaran/Semester Mata Pelajaran Jenjang Kelas Alokasi Waktu Tahapan Identifikasi Murid Murid kelas X MAN 1 Bandar Lampung […]

 

Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia 4 : Teks Negoisasi
Nama Penyusun
Sekolah
Tahun Ajaran/Semester
Mata Pelajaran
Jenjang
Kelas
Alokasi Waktu
Tahapan
Identifikasi Murid Murid kelas X MAN 1 Bandar Lampung umumnya telah mengenal konsep dasar komunikasi persuasif dan interaksi sosial sejak jenjang sebelumnya. Mereka memiliki pengalaman awal mengamati berbagai bentuk percakapan tawar-menawar dalam kehidupan sehari-hari, namun masih perlu bimbingan dalam memahami struktur teks, kaidah kebahasaan, dan strategi negosiasi yang efektif untuk mencapai kesepakatan yang adil. Kesiapan belajar cukup baik, terutama jika materi disajikan melalui kegiatan pengamatan langsung, diskusi kelompok, dan penggunaan media visual yang menarik.
Materi Pembelajaran Teks Negoisasi
Dimensi Profil Lulusan
  1. Kolaborasi:Karena negosiasi memerlukan kemampuan bekerja sama dengan pihak lain untuk mencapai solusi bersama.
  2. Komunikasi:Karena inti dari negosiasi adalah pertukaran informasi dan argumen secara efektif.
  3. Penalaran Kritis:Karena siswa harus mampu menganalisis permasalahan, mengevaluasi tawaran, dan menyusun argumen yang logis.
Tema Kurikulum Berbasis Cinta
  1. Cinta kepada Diri Sendiri (Hubbunnafs)
  2. Cinta kepada Sesama (Hubbunnaas)
  3. Cinta kepada Bangsa dan Negara (Hubbul wathon wal bilad)
Materi Insersi KBC
  • Hubbunnafs & Hubbunnaas:Materi ini diinsersikan dengan menekankan bahwa negosiasi yang sukses adalah negosiasi yang tidak hanya mementingkan kepentingan diri sendiri (Hubbunnafs), tetapi juga memahami dan menghargai kepentingan orang lain (Hubbunnaas). Siswa diajak bernegosiasi secara jujur, adil, dan tanpa manipulasi, yang mencerminkan cinta dan penghargaan kepada diri sendiri dan sesama.
  • Hubbul wathon wal bilad:Contoh negosiasi yang diberikan akan mencakup konteks yang lebih luas, seperti negosiasi untuk musyawarah mufakat demi kepentingan masyarakat atau kesepakatan yang menguntungkan bagi kemajuan bangsa. Ini menanamkan kesadaran bahwa kemampuan negosiasi dapat menjadi alat untuk membangun dan memajukan negara.
Capaian Pembelajaran Siswa mampu mengevaluasi dan menciptakan teks negosiasi secara lisan dan tulisan sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan, serta menerapkan strategi yang tepat untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dalam berbagai konteks.
Lintas Disiplin Ilmu
  • Pendidikan Kewarganegaraan:Konsep musyawarah untuk mufakat, hak, dan kewajiban warga negara.
  • Ekonomi:Konsep dasar permintaan, penawaran, dan nilai tawar dalam jual-beli.
  • Sosiologi:Dinamika interaksi sosial, konflik, dan resolusi konflik.
Tujuan Pembelajaran
  • Pertemuan 1:Mampu mengidentifikasi struktur teks negosiasi dalam berbagai bentuk.
  • Pertemuan 2:Mampu menganalisis kaidah kebahasaan yang digunakan dalam teks negosiasi.
  • Pertemuan 3:Mampu menganalisis dan menentukan strategi negosiasi yang efektif dalam studi kasus.
  • Pertemuan 4:Mampu menciptakan teks negosiasi secara tertulis sesuai dengan konteks yang diberikan.
  • Pertemuan 5:Mampu menampilkan simulasi negosiasi secara lisan dengan memperhatikan etika dan prinsip KBC.
Topik Pembelajaran
  • Ciri-ciri dan tujuan teks negosiasi.
  • Struktur teks negosiasi (Orientasi, Pengajuan, Penawaran, Persetujuan, Penutup).
  • Kaidah kebahasaan teks negosiasi (kalimat persuasif, ungkapan persetujuan, dan penolakan).
  • Strategi negosiasi (kolaboratif vs. kompetitif).
  • Simulasi negosiasi dalam berbagai konteks kehidupan
Praktek Pedagogik
  • Model:Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
  • Strategi:Diskusi kelompok dan simulasi peran.
  • Metode: Analisis studi kasus dan latihan praktik.
Kemitraan Pembelajaran
  • Mitra:Praktisi atau pelaku UMKM lokal, mediator, atau perwakilan organisasi siswa.
  • Peran: Memberikan wawasan, contoh nyata, dan umpan balik langsung pada sesi simulas
Lingkungan Pembelajaran Pembelajaran akan berlangsung di ruang kelas yang disesuaikan menjadi area diskusi dan simulasi. Siswa akan diajak untuk membangun budaya belajar yang saling mendengarkan dan menghargai, di mana setiap pendapat dianggap penting dan memiliki nilai. Ruang kelas dirancang untuk memfasilitasi interaksi langsung, mendorong siswa untuk bergerak dan berkolaborasi.
Pemanfaatan Digital
  • Menggunakan video dokumenter atau film pendekyang menampilkan adegan negosiasi sebagai bahan ajar.
  • Memanfaatkan platform presentasi digital(seperti Google Slides atau Canva) untuk menyajikan materi dan hasil kerja kelompok.
  • Membuat forum diskusi daringdi Google Classroom untuk berbagi naskah negosiasi dan saling memberikan umpan balik di luar jam pelajaran.
Pengalaman Belajar Langkah-langkah Pembelajaran:

  • Kegiatan Awal (Berkesan & Bermakna):
  • Guru memulai dengan meminta siswa untuk duduk dengan tenang dan menutup mata sejenak selama 30 detik untuk menarik napas dalam.
  • Berkesadaran (Mindful):Guru meminta mereka untuk membayangkan pengalaman terakhir mereka di mana mereka harus meminta atau menawarkan sesuatu kepada orang lain, seperti meminta izin orang tua atau menawar harga.
  • Guru memutar klip video singkat tentang tawar-menawar di pasar tradisional atau negosiasi dalam film.
  • Bermakna (Meaningful):Guru mengajukan pertanyaan pancingan, “Apa yang kalian rasakan saat melihat mereka? Apa yang membuat salah satu pihak berhasil, dan yang lain tidak?” Hal ini mengaitkan pengalaman pribadi siswa dengan materi yang akan dipelajari.
    • Kegiatan Inti (Memahami, Mengaplikasi, Merefleksi):
  • Memahami:Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Setiap kelompok diberi satu contoh teks negosiasi otentik (misalnya, transkrip negosiasi jual-beli). Tugas mereka adalah mengidentifikasi bagian-bagian struktur dan kaidah kebahasaannya.
    • (Meaningful):Tugas ini terasa relevan karena mereka bekerja dengan teks asli, bukan teks buatan, yang menunjukkan bahwa negosiasi ada di mana-mana.
    • (Joyful):Guru menyajikan tugas dalam bentuk “misi detektif teks,” membuat suasana belajar lebih menyenangkan dan menantang.
  • Mengaplikasi:Setiap kelompok diberi skenario masalah (misalnya, “negosiasi untuk mendirikan proyek kebersihan di lingkungan sekolah”). Mereka harus merancang naskah negosiasi dan melakukan simulasi di depan kelas.
    • (Joyful):Kegiatan ini memicu kreativitas siswa, memungkinkan mereka berimprovisasi dan berkolaborasi secara aktif.
    • (Mindful):Selama simulasi, siswa harus mendengarkan dengan penuh perhatian (mindful) pada argumen pihak lawan sebelum merespons, melatih kesabaran dan empati.
  • Merefleksi:Setelah simulasi, guru memimpin diskusi. Siswa diminta untuk mengkritisi proses negosiasi, bukan hanya hasilnya.
    • (Meaningful):Diskusi ini mengaitkan praktik dengan teori, memungkinkan siswa menyadari bagaimana penerapan strategi yang baik dan etika KBC mempengaruhi hasil akhir.
  • Kegiatan Penutup (Berkesadaran):
  • Guru meminta siswa untuk kembali ke posisi duduk awal yang tenang.

Berkesadaran (Mindful): Guru mengajak siswa merenung, “Dari semua yang kita pelajari hari ini, apa satu prinsip negosiasi yang paling penting yang akan kalian terapkan dalam kehidupan kalian? Tuliskan di jurnal kalian, tanpa perlu memikirkan kata-kata yang rumit.” Hal ini mendorong siswa untuk menginternalisasi pembelajaran secara personal.

Mendeskripsikan Pengalaman Belajar
  • Memahami:Prinsip yang digunakan adalah bermakna dan menggembirakan. Siswa tidak sekadar menghafal struktur, tetapi memahami fungsinya dalam konteks nyata melalui kegiatan yang menyenangkan, seperti “misi detektif.”
  • Mengaplikasi:Prinsip yang digunakan adalah berkesadaran dan menggembirakan. Melalui simulasi, siswa belajar mengendalikan diri (mindful) dan berinteraksi secara efektif. Prosesnya dibuat menyenangkan (joyful) agar siswa dapat mencoba dan belajar tanpa rasa takut.
  • Merefleksi:Prinsip yang digunakan adalah berkesadaran dan bermakna. Refleksi pasca-simulasi membantu siswa merenungkan proses dan hasil negosiasi, serta mengaitkan pengetahuan baru dengan nilai-nilai (meaningful).
 Asesmen Pembelajaran Asesmen Awal Pembelajaran:

  • Bentuk:Tanya jawab lisan singkat dan kuis daring (pre-test) tentang pengetahuan dasar negosiasi.
  • Tujuan:Mengukur pengetahuan awal dan pengalaman siswa terkait teks negosiasi untuk memetakan kebutuhan belajar.

Asesmen Proses Pembelajaran (Formatif dan Penilaian Sikap):

  • Bentuk:
  • Penilaian Formatif:Rubrik observasi saat kerja kelompok dan simulasi, berfokus pada partisipasi aktif dan kemampuan kolaborasi.
  • Penilaian Sikap (berbasis KBC):Observasi guru terhadap sikap siswa selama diskusi, seperti kemampuan mendengarkan, sikap menghargai perbedaan, dan empati.

Asesmen Akhir Pembelajaran (Sumatif):

  • Bentuk:
  • Proyek:Siswa secara individu atau berpasangan membuat video pendek berdurasi 3-5 menit yang menampilkan simulasi negosiasi dengan tema yang ditentukan.
  • Uji Kinerja:Penilaian performa individu berdasarkan rubrik yang mencakup kelengkapan struktur, kaidah kebahasaan, strategi negosiasi, dan etika komunikasi yang diterapkan selama simulasi.

 

Previously

Perencanaan Pembelajaran 3 : Memahami dan Menulis Fenomena Kecerdasan Buatan

Next

Perencanaan Pembelajaran Sejaeraj 1 -PERANG DUNIA I DAN PERANG DUNIA II

MDC

MDC