Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila 2 : Demokrasi Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 |
Nama Penyusun |
Diah Fuji Lestari Kadir,S.Pd |
Sekolah |
MAN 1 Bandar Lampung |
Tahun Ajaran/Semester |
2025-2026/1 |
Mata Pelajaran |
Pendidikan Pancasila |
Jenjang |
Madrasah Aliyah |
Kelas |
XI |
Alokasi waktu |
6 Pertemuan (2 x 45 menit JP) |
Tahapan |
Fase F |
Konten Utama |
Demokrasi Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 |
IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK |
Peserta didik kelas XI umumnya sudah memiliki pemahaman dasar tentang konsep demokrasi sebagai sistem pemerintahan. Mereka juga mungkin sudah mengenal beberapa aspek pelaksanaan demokrasi di Indonesia, terutama yang berkaitan dengan pemilihan umum. Namun, pemahaman mereka tentang “demokrasi berdasarkan UUD NRI Tahun 1945” secara spesifik, termasuk nilai-nilai, prinsip, serta tantangan dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari, mungkin belum mendalam. Minat peserta didik bisa bervariasi; ada yang tertarik pada isu-isu politik praktis, ada pula yang lebih fokus pada hak dan kewajiban warga negara. Latar belakang sosial dan pengalaman berdemokrasi mereka di lingkungan keluarga atau sekolah juga akan memengaruhi kesiapan belajar. Kebutuhan belajar akan disesuaikan, beberapa mungkin membutuhkan penekanan pada aspek teoritis, sementara yang lain lebih tertarik pada studi kasus dan proyek partisipatif. |
KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN |
Materi pelajaran ini membahas konsep demokrasi di Indonesia, khususnya yang berlandaskan pada UUD NRI Tahun 1945. Jenis pengetahuan yang akan dicapai meliputi: pemahaman definisi dan prinsip demokrasi Pancasila, analisis nilai-nilai demokrasi dalam UUD NRI Tahun1945, identifikasi ciri-ciri masyarakat demokratis, serta kemampuan mengidentifikasi tantangan dan berpartisipasi aktif dalam praktik demokrasi. Materi ini sangat relevan dengan kehidupan nyata peserta didik sebagai calon warga negara yang akan aktif dalam sistem demokrasi Indonesia. Tingkat kesulitan materi dianggap sedang hingga tinggi, terutama pada bagian analisis dan refleksi mendalam mengenai implementasi demokrasi. Struktur materi bersifat hierarkis, dimulai dari konsep dasar, prinsip, hingga implementasi dan partisipasi. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada nilai-nilai Pancasila seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial, serta karakter mandiri, bernalar kritis, kolaboratif, dan bertanggung jawab. |
DIMENSI PROFIL LULUSAN |
Dalam pembelajaran ini, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:
- Kewargaan: Peserta didik memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara demokratis serta berpartisipasi aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis permasalahan terkait praktik demokrasi di Indonesia dan menyajikan argumen yang logis dan beralasan.
- Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok untuk menganalisis isu- isu demokrasi, mencari solusi, dan merumuskan ide-ide partisipatif.
- Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan gagasan dan pendapat tentang demokrasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan, serta menghargai perbedaan pandangan.
|
DIMENSI KURIKULUM BERBASIS CINTA |
Cinta Diri dan Sesama Manusia: Ini adalah inti dari bab ini. Peserta didik akan belajar untuk memperlakukan semua orang dengan kasih sayang, empati, dan hormat, tanpa memandang perbedaan. Mereka akan menerapkan nilai-nilai ini dalam setiap interaksi sosial mereka.Cinta Tanah Air: Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk nyata dari cinta terhadap bangsa. Peserta didik akan memahami bahwa kerukunan dan harmoni di tingkat masyarakat adalah fondasi dari persatuan nasional.
Cinta Lingkungan: Peserta didik menyadari bahwa Pancasila juga mencakup tanggung jawab untuk menjaga lingkungan sekitar. Mereka akan termotivasi untuk berkontribusi dalam kegiatan gotong royong yang berfokus pada kebersihan dan kelestarian alam.
Cinta Ilmu: Peserta didik memiliki dorongan untuk mencari pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah sosial agar dapat memberikan solusi yang tepat. |
DIMENSI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI |
Tanggung Jawab: Peserta didik menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada kebaikan bersama. Mereka tidak hanya mengkritik masalah, tetapi juga aktif terlibat dalam menyelesaikannya.Keadilan: Peserta didik menjunjung tinggi keadilan dalam setiap interaksi dan berusaha untuk memastikan bahwa setiap individu diperlakukan secara adil.
Kejujuran: Peserta didik dilatih untuk bersikap jujur dalam setiap tindakan dan perkataan mereka, baik dalam forum formal maupun interaksi sehari-hari.
Empati: Peserta didik mampu merasakan dan memahami kesulitan orang lain, yang menjadi motivasi untuk memberikan bantuan dan dukungan, bukan mencari keuntungan pribadi.
Dipercaya: Dengan konsisten mengamalkan nilai-nilai Pancasila, peserta didik akan menjadi individu yang dapat dipercaya dan diandalkan di lingkungan mereka. |
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) |
Pada fase ini, peserta didik menganalisis cara pandang para pendiri negara, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi negara; merumuskan gagasan solutif untuk mengatasi perilaku yang bertentangan dengan nilai Pancasila; menerapkan perilaku taat hukum berdasarkan peraturan yang berlaku; menganalisis tataurutan peraturan perundang-undangan di Indonesia; menyajikan asal usul dan makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai modal sosial, membangun harmoni dalam keberagaman; dan mengenal gotong royong sebagai perwujudan sistem ekonomi Pancasila yang inklusif dan berkeadilan; menerapkan perilaku, peran dan kedudukan sesuai dengan hak dan kewajiban; memahami sistem pertahanan dan keamanan negara serta peran Indonesia dalam hubungan antarbangsa dan negara; menguraikan nilai-nilai Pancasila yang harus diwujudkan dalam pembangunan nasional. |
LINTAS DISIPLIN ILMU YANG RELEVAN |
Sejarah: Untuk memahami sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia dan konteks perumusan UUD NRI Tahun 1945.
- Sosiologi: Untuk menganalisis interaksi sosial dan dinamika masyarakat dalam konteks praktik demokrasi.
- Ekonomi: Untuk memahami dampak kebijakan ekonomi dalam sistem demokrasi dan isu-isu kesejahteraan rakyat.
- Bahasa Indonesia: Untuk mengembangkan kemampuan menyampaikan gagasan, berargumen, dan menulis esai atau laporan terkait isu demokrasi.
|
TUJUAN PEMBELAJARAN |
Pertemuan 1-2: Memahami Makna dan Prinsip Demokrasi Pancasila (Alokasi Waktu:2 x 90 menit)
- Melalui diskusi kelompok dan studi kasus, peserta didik mampu menjelaskan makna demokrasi Pancasila sebagai wujud demokrasi di Indonesia dengan tepat.
- Setelah menganalisis beberapa teks dan video, peserta didik dapat mengidentifikasi prinsip-prinsip demokrasi Pancasila yang terkandung dalam UUD NRI Tahun 1945 secara cermat.
Pertemuan 3-4: Mengidentifikasi Ciri-ciri dan Penerapan Demokrasi di Indonesia
(Alokasi Waktu: 2 x 90 menit)
- Melalui observasi dan analisis berita/artikel, peserta didik mampu mengidentifikasi ciri- ciri masyarakat demokratis sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari- hari dengan argumen yang kuat.
- Setelah menganalisis berbagai kasus, peserta didik dapat mengaitkan penerapan demokrasi berdasarkan UUD NRI Tahun 1945 dengan implementasi nilai-nilai persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial secara relevan.
Pertemuan 5-6: Berpartisipasi Aktif dalam Demokrasi Pancasila (Alokasi Waktu: 2 x
90 menit)
- Secara kolaboratif, peserta didik mampu merumuskan bentuk-bentuk partisipasi aktif dalam membangun kehidupan demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah dan masyarakat.
● Melalui proyek simulasi atau kampanye mini, peserta didik dapat mendemonstrasikan sikap kritis dan bertanggung jawab sebagai warga negara demokratis. |
TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL |
Topik pembelajaran akan berpusat pada studi kasus dan isu-isu aktual terkait praktik demokrasi di Indonesia. Contohnya dapat berupa:
- Penerapan demokrasi dalam pemilihan ketua OSIS/MPK.
- Peran aktif siswa dalam pengambilan kebijakan di sekolah.
- Isu-isu partisipasi pemuda dalam pemilihan umum atau kegiatan musyawarah di masyarakat.
- Kasus-kasus pelanggaran HAM atau penyalahgunaan kekuasaan yang bertentangan dengan prinsip demokrasi.
- Contoh keberhasilan praktik demokrasi lokal yang inspiratif.
|
KERANGKA PEMBELAJARAN |
PRAKTIK PEDAGOGIK:Model Pembelajaran: Problem-Based Learning (PBL) dan Project-Based Learning
(PjBL) untuk mendorong penalaran kritis dan partisipasi aktif.
- Strategi Pembelajaran: Diskusi kelompok, studi kasus, debat, simulasi, presentasi.
- Metode Pembelajaran: Tanya jawab, curah pendapat, analisis artikel/video, wawancara (jika memungkinkan), penugasan proyek, presentasi.
KEMITRAAN PEMBELAJARAN:
- Lingkungan Sekolah: Bekerja sama dengan OSIS/MPK untuk mengamati praktik demokrasi di sekolah, memanfaatkan perpustakaan untuk referensi.
- Lingkungan Luar Sekolah: Mendorong peserta didik untuk mencari informasi dari sumber-sumber terpercaya (portal berita, situs KPU, lembaga pengawas pemilu), atau jika memungkinkan, mengundang narasumber dari KPU/Bawaslu setempat.
- Masyarakat: Mengaitkan materi dengan isu-isu demokrasi yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitar (misalnya, pemilihan RT/RW, musyawarah desa, partisipasi warga dalam pembangunan).
LINGKUNGAN BELAJAR:
- Ruang Fisik: Kelas yang diatur untuk memfasilitasi diskusi kelompok, debat, dan presentasi. Adanya papan tulis atau flip chart untuk mencatat ide.
- Ruang Virtual: Pemanfaatan platform daring (Google Classroom, grup chat) untuk berbagi materi, tautan berita, diskusi asinkron, dan mengumpulkan tugas.
- Budaya Belajar: Mendorong budaya toleransi, menghargai perbedaan pendapat, berani mengemukakan argumen dengan santun, bertanggung jawab, dan antusias dalam belajar tentang kewarganegaraan.
PEMANFAATAN DIGITAL:
- Perpustakaan Digital/Sumber Daring: Mengakses artikel berita, jurnal, infografis, dan video dokumenter tentang demokrasi dari situs berita terkemuka, situs resmi pemerintah, atau platform edukasi.
- Forum Diskusi Daring: Menggunakan Google Classroom atau platform serupa untuk forum diskusi asinkron, berbagi opini, dan menanggapi pandangan teman.
- Kuis Interaktif: Menggunakan Kahoot atau Quizizz untuk asesmen diagnostik atau formatif yang menyenangkan dan cepat.
- Presentasi Interaktif: Pemanfaatan platform seperti Google Slides, Canva, atau Prezi untuk menyajikan hasil analisis atau proyek simulasi.
- Mentimeter: Untuk mengumpulkan ide atau pendapat secara cepat dan anonim di awal atau tengah pembelajaran.
|
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI |
A. KEGIATAN PENDAHULUAN (MINDFUL LEARNING, JOYFUL LEARNING)
- Penyambutan dan Apersepsi (Mindful): Guru menyambut peserta didik dengan salam dan sapaan. Dimulai dengan “check-in” emosional singkat (misalnya, meminta peserta didik menggambarkan perasaan mereka dengan emoji atau satu kata) untuk membantu mereka hadir sepenuhnya.
- Pengait (Joyful & Meaningful): Guru menampilkan video singkat atau gambar tentang peristiwa demokrasi yang sedang hangat atau inspiratif (misalnya, proses pemilihan yang damai, aksi masyarakat sipil yang positif, diskusi publik). Peserta didik diajak untuk memberikan kesan awal atau pertanyaan: “Apa yang kalian lihat?”, “Apa kaitannya dengan kehidupan kita?”.
- Motivasi (Meaningful): Guru mengaitkan tayangan dengan pentingnya memahami demokrasi dalam UUD NRI Tahun 1945 untuk menjadi warga negara yang cerdas dan bertanggung jawab. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaatnya bagi masa depan peserta didik.
- Cek Kesiapan Belajar (Diferensiasi Proses): Guru melakukan asesmen diagnostik sederhana (misalnya, kuis singkat di Kahoot tentang pemahaman dasar demokrasi atau meminta peserta didik menuliskan “apa yang ingin kalian ketahui tentang demokrasi di Indonesia?” di secarik kertas) untuk mengidentifikasi tingkat pemahaman dan minat awal peserta didik, lalu mengelompokkan mereka.
- B. KEGIATAN INTI (MEMAHAMI, MENGAPLIKASI, MEREFLEKSI) PERTEMUAN 1-2: MEMAHAMI MAKNA DAN PRINSIP DEMOKRASI PANCASILA
Memahami (Konsep & Analisis Sumber):
- Guru menyajikan berbagai sumber informasi (teks buku, artikel berita, video pidato tokoh) tentang makna dan prinsip demokrasi Pancasila (diferensiasi konten – sumber bervariasi sesuai minat/gaya belajar).
- Peserta didik secara individu membaca/menyimak dan membuat catatan penting.
- Diskusi Kelompok (Diferensiasi Proses): Peserta didik dalam kelompok (heterogen) mendiskusikan temuan mereka dan merumuskan pemahaman tentang makna demokrasi Pancasila dan prinsip-prinsipnya. Guru memberikan panduan pertanyaan.
Mengaplikasi (Studi Kasus Sederhana):
- Setiap kelompok diberi kasus sederhana terkait penerapan demokrasi (misalnya, kebijakan di sekolah, musyawarah desa) dan diminta mengidentifikasi prinsip demokrasi Pancasila yang terlibat.
- Guru memberikan scaffolding atau tantangan tambahan sesuai kebutuhan kelompok.
- Merefleksi (Presentasi dan Umpan Balik):
- Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisis studi kasus.
- Diskusi kelas untuk menyamakan persepsi dan memperdalam pemahaman. Guru memberikan umpan balik korektif dan apresiatif.
Pertemuan 3-4: Mengidentifikasi Ciri-ciri dan Penerapan Demokrasi di Indonesia
Memahami (Observasi & Diskusi):
- Guru menampilkan gambar/video/artikel berita tentang berbagai aspek kehidupan di Indonesia (politik, sosial, budaya).
- Peserta didik diminta untuk mengidentifikasi ciri-ciri masyarakat yang demokratis dan non-demokratis dari contoh-contoh tersebut.
- Diskusi kelas dipandu untuk mengaitkan ciri-ciri tersebut dengan nilai-nilai Pancasila.
Mengaplikasi (Proyek Analisis Berita):
- Peserta didik dibagi dalam kelompok. Setiap kelompok memilih satu berita/artikel/video tentang isu demokrasi di Indonesia (misalnya, partisipasi publik dalam kebijakan, isu HAM, kebebasan berpendapat).
- Tugas: Menganalisis isu tersebut berdasarkan prinsip demokrasi Pancasila dan mengidentifikasi bagaimana nilai-nilai Pancasila (persatuan, kerakyatan, keadilan) diterapkan atau dilanggar.
- Proses Scaffolding (Diferensiasi Proses): Guru menyediakan rubrik analisis yang jelas, memberikan contoh analisis, dan melakukan bimbingan saat kelompok bekerja.
Merefleksi (Debat/Diskusi Panel):
- Setiap kelompok menyajikan hasil analisis mereka (bisa dalam format diskusi panel singkat atau debat mini).
- Guru memfasilitasi sesi tanya jawab dan memberikan umpan balik kritis. Peserta didik merefleksikan peran mereka sebagai warga negara dalam isu tersebut.
PERTEMUAN 5-6: BERPARTISIPASI AKTIF DALAM DEMOKRASI PANCASILA
Memahami (Brainstorming & Contoh):
- Guru memandu sesi curah pendapat tentang “Bagaimana kita bisa berpartisipasi dalam demokrasi di lingkungan sekolah/masyarakat?”.
- Guru menyajikan contoh-contoh partisipasi aktif (misalnya, aktif di OSIS, mengikuti diskusi publik, mengadvokasi isu sosial, menjadi pemilih cerdas).
Mengaplikasi (Proyek Partisipasi/Simulasi):
- Peserta didik dalam kelompok merancang sebuah proyek mini partisipasi demokrasi di lingkungan sekolah atau simulasi kegiatan demokratis (misalnya, kampanye mini tentang pentingnya suara dalam pemilihan OSIS, simulasi musyawarah kelas untuk suatu kebijakan, membuat poster/infografis edukasi tentang demokrasi).
- Diferensiasi Produk: Kelompok bebas memilih bentuk proyek yang paling sesuai dengan minat dan kekuatan mereka (video pendek, podcast, drama singkat, kampanye media sosial, atau presentasi).
- Guru memberikan bimbingan dan umpan balik selama proses perencanaan dan pelaksanaan.
Merefleksi (Presentasi dan Penilaian Diri):
- Setiap kelompok mempresentasikan atau menampilkan hasil proyek mereka.
- Sesi umpan balik dari guru dan teman. Peserta didik diminta untuk melakukan penilaian diri tentang partisipasi dan kontribusi mereka dalam proyek, serta menulis refleksi singkat tentang pembelajaran keseluruhan.
|
KEGIATAN PENUTUP (UMPAN BALIK KONSTRUKTIF, KESIMPULAN, PERENCANAAN SELANJUTNYA) |
- Umpan Balik Konstruktif (Meaningful):Guru memberikan umpan balik komprehensif tentang pencapaian tujuan pembelajaran dan proses proyek. Guru juga memberikan ruang bagi peserta didik untuk memberikan umpan balik tentang modul ajar dan proses pembelajaran.
- Kesimpulan (Mindful): Bersama-sama, guru dan peserta didik menyimpulkan kembali makna penting demokrasi Pancasila, prinsip-prinsipnya, dan urgensi partisipasi aktif warga negara.
- Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya (Meaningful & Joyful): Guru mengajak peserta didik untuk merencanakan langkah selanjutnya dalam mengamalkan nilai-nilai demokrasi di kehidupan nyata, misalnya: “Bagaimana kita bisa menerapkan nilai-nilai demokrasi ini di luar kelas?” atau “Isu apa lagi yang ingin kita pelajari lebih dalam?”. Guru memberikan tugas pengayaan berupa membaca berita atau artikel tentang isu demokrasi terkini dan membagikan pandangan mereka di forum diskusi kelas.
|
ASESMEN PEMBELAJARAN |
ASESMEN AWAL PEMBELAJARAN (DIAGNOSTIK)
- Format: Tes Lisan (Tanya Jawab Singkat) dan Non-Tes (Kuis Cepat
Kahoot/Mentimeter).
- Tujuan: Mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik tentang demokrasi dan isu-isu terkait.
- Pertanyaan/Tugas:
○ “Apa yang kamu ketahui tentang demokrasi?”
○ “Menurutmu, apa ciri-ciri negara yang demokratis?”
○ (Kahoot/Mentimeter) “Pilih salah satu kata yang paling menggambarkan ‘demokrasi’ bagimu.”
- B. ASESMEN PROSES PEMBELAJARAN (FORMATIF)
- Format: Observasi Partisipasi Diskusi Kelompok, Penilaian Kinerja (saat analisis kasus, debat), Jurnal Reflektif Singkat, Kuis Singkat.
- Tujuan: Memantau kemajuan belajar, memberikan umpan balik berkelanjutan, dan menyesuaikan strategi.
- Pertanyaan/Tugas:
○ (Observasi) “Apakah peserta didik aktif berargumen dalam diskusi? Apakah mereka mendengarkan pendapat teman?”
○ (Jurnal Reflektif) “Tuliskan satu hal baru yang kamu pelajari hari ini tentang prinsip demokrasi Pancasila.”
○ (Kuis Singkat) Pertanyaan tentang prinsip-prinsip demokrasi Pancasila atau ciri-ciri masyarakat demokratis.
- ASESMEN AKHIR PEMBELAJARAN (SUMATIF)
- Format: Penilaian Proyek (Produk dan Presentasi/Simulasi) dan Tes Tertulis (Esai
Analitis).
- Tujuan: Mengukur pencapaian tujuan pembelajaran secara komprehensif.
- Tugas Proyek:
○ Produk (Proyek Partisipasi/Simulasi Demokrasi):
■ Tugas: “Rancang dan wujudkan sebuah proyek mini (misalnya: kampanye edukasi, simulasi musyawarah, poster/infografis digital) yang menunjukkan bentuk partisipasi aktif dalam membangun demokrasi Pancasila di lingkungan sekolah atau masyarakat.”
■ Rubrik Penilaian Produk:
■ Relevansi dengan Prinsip Demokrasi Pancasila
■ Kreativitas dan Inovasi Proyek
■ Kejelasan Pesan dan Tujuan Proyek
■ Potensi Dampak Positif
○ Presentasi/Simulasi:
■ Tugas: “Presentasikan hasil proyek kalian di depan kelas atau demonstrasikan simulasi yang telah dirancang.”
■ Rubrik Penilaian Presentasi/Simulasi:
■ Kejelasan dan Efektivitas Komunikasi
■ Penguasaan Materi dan Argumen
■ Sikap Partisipatif dan Tanggung Jawab
■ Kerja Sama Tim (jika kelompok)
- Tes Tertulis (Esai Analitis):
○ Tugas: “Pilihlah salah satu isu demokrasi yang sedang hangat di Indonesia.
Analisislah isu tersebut berdasarkan prinsip dan nilai-nilai demokrasi Pancasila yang terkandung dalam UUD NRI Tahun 1945. Rubrik Penilaian Esai:
■ Kedalaman Analisis (keterkaitan dengan konsep demokrasi Pancasila)
■ Kelengkapan dan Akurasi Informasi
■ Struktur Argumen yang Logis dan Koheren
■ Kreativitas dan Orisinalitas Gagasan Solusi
■ Kualitas Bahasa dan Tata Tuli |