Home Mata Pelajaran Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila 3:Harmoni Dalam Keberagaman
Mata Pelajaran

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila 3:Harmoni Dalam Keberagaman

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila 3:Harmoni Dalam Keberagaman Nama Penyusun Dewi Kusumawari, M.Pd Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran/Semester 2025-2026/1 Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Jenjang Madrasah Aliyah Kelas XI Alokasi […]

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila 3:Harmoni Dalam Keberagaman
Nama Penyusun Dewi Kusumawari, M.Pd
Sekolah MAN 1 Bandar Lampung
Tahun Ajaran/Semester 2025-2026/1
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Jenjang Madrasah Aliyah
Kelas XI
Alokasi Waktu 6 Jam Pelajaran (3 Pertemuan @ 2 JP)
Tahapan Fase F
Konten Utama Menjiwai Pancasila
Identifikasi Kesiapan Peserta Didik Kesiapan peserta didik bervariasi. Secara umum, peserta didik memiliki pengetahuan dasar tentang keberagaman di Indonesia (suku, agama, ras, antargolongan) dari jenjang sebelumnya. Namun, pemahaman mendalam tentang konsep harmoni, tantangan keberagaman, serta peran Pancasila sebagai perekat persatuan mungkin masih perlu ditingkatkan. Minat peserta didik terhadap isu-isu sosial dan keberagaman umumnya cukup tinggi, terutama jika dikaitkan dengan fenomena di lingkungan sekitar atau media sosial. Latar belakang keluarga dan lingkungan tempat tinggal peserta didik sangat memengaruhi pengalaman mereka dengan keberagaman. Kebutuhan belajar mereka meliputi pengembangan sikap toleransi, kemampuan berpikir kritis dalam menyikapi perbedaan, keterampilan komunikasi antarbudaya, dan kemauan untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan harmoni
Karakteristik Maateri Pelajaran Materi “Harmoni dalam Keberagaman” berfokus pada pemahaman, penghayatan, dan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam konteks keberagaman bangsa Indonesia. Jenis pengetahuan yang akan dicapai meliputi pengetahuan konseptual (konsep keberagaman, harmoni, toleransi), prosedural (langkah-langkah menjaga kerukunan, strategi resolusi konflik), dan metakognitif (merefleksikan peran diri dalam menciptakan harmoni). Relevansi materi sangat tinggi dengan kehidupan nyata peserta didik, mengingat Indonesia adalah negara multikultural yang sering dihadapkan pada isu-isu keberagaman. Tingkat kesulitan materi moderat, karena melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Struktur materi akan diawali dengan identifikasi bentuk-bentuk keberagaman, memahami pentingnya harmoni, mengidentifikasi tantangan dan solusi, hingga praktik menjaga kerukunan. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada nilai religius (menghargai perbedaan agama), nasionalisme (persatuan Indonesia), toleransi, gotong royong, keadilan, dan tanggung jawab sosial.
Dimensi Profil Lulusan Berdasarkan tujuan pembelajaran, dimensi lulusan yang akan dicapai adalah:

  • Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan: Peserta didik menghargai perbedaan agama dan keyakinan sebagai karunia Tuhan.
  • Kewargaan: Peserta didik memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara yang menjaga kebhinekaan.
  • Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis permasalahan terkait keberagaman dan menemukan solusi yang adil.
  • Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama dengan individu yang berbeda latar belakang untuk mencapai tujuan bersama.
  • Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan gagasan dan berinteraksi secara efektif dalam konteks keberagaman.
Dimensi Kurikulum Berbasis Cinta
  • Cinta Diri dan Sesama Manusia: Ini adalah inti dari bab ini. Peserta didik akan belajar untuk memperlakukan semua orang dengan kasih sayang, empati, dan hormat, tanpa memandang perbedaan. Mereka akan menerapkan nilai-nilai ini dalam setiap interaksi sosial mereka.
  • Cinta Tanah Air: Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk nyata dari cinta terhadap bangsa. Peserta didik akan memahami bahwa kerukunan dan harmoni di tingkat masyarakat adalah fondasi dari persatuan nasional.
  • Cinta Lingkungan: Peserta didik menyadari bahwa Pancasila juga mencakup tanggung jawab untuk menjaga lingkungan sekitar. Mereka akan termotivasi untuk berkontribusi dalam kegiatan gotong royong yang berfokus pada kebersihan dan kelestarian alam.
  • Cinta Ilmu: Peserta didik memiliki dorongan untuk mencari pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah sosial agar dapat memberikan solusi yang tepat.
Dimensi Pendidikan Anti Korupsi
  • Tanggung Jawab: Peserta didik menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada kebaikan bersama. Mereka tidak hanya mengkritik masalah, tetapi juga aktif terlibat dalam menyelesaikannya.
  • Keadilan: Peserta didik menjunjung tinggi keadilan dalam setiap interaksi dan berusaha untuk memastikan bahwa setiap individu diperlakukan secara adil.
  • Kejujuran: Peserta didik dilatih untuk bersikap jujur dalam setiap tindakan dan perkataan mereka, baik dalam forum formal maupun interaksi sehari-hari.
  • Empati: Peserta didik mampu merasakan dan memahami kesulitan orang lain, yang menjadi motivasi untuk memberikan bantuan dan dukungan, bukan mencari keuntungan pribadi.
  • Dipercaya: Dengan konsisten mengamalkan nilai-nilai Pancasila, peserta didik akan menjadi individu yang dapat dipercaya dan diandalkan di lingkungan mereka.
Capaian Pembelajaran (Cp) Nomor : 32 Tahun 2024 Pada fase ini, peserta didik menganalisis cara pandang para pendiri negara, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi negara; merumuskan gagasan solutif untuk mengatasi perilaku yang bertentangan dengan nilai Pancasila; menerapkan perilaku taat hukum berdasarkan peraturan yang berlaku; menganalisis tataurutan peraturan perundang-undangan di Indonesia; menyajikan asal usul dan makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai modal sosial, membangun harmoni dalam keberagaman; dan mengenal gotong royong sebagai perwujudan sistem ekonomi Pancasila yang inklusif dan berkeadilan; menerapkan perilaku, peran dan kedudukan sesuai dengan hak dan kewajiban; memahami sistem pertahanan dan keamanan negara serta peran Indonesia dalam hubungan antarbangsa dan negara; menguraikan nilai-nilai Pancasila yang harus diwujudkan dalam pembangunan nasional.
Lintas Disiplin Ilmu Yang Relevan Disiplin ilmu yang relevan dalam pembelajaran ini adalah:

  • Sosiologi: Menganalisis struktur masyarakat, interaksi sosial, dan dinamika kelompok dalam konteks keberagaman.
  • Sejarah: Memahami akar sejarah keberagaman Indonesia dan peristiwa-peristiwa yang membentuk persatuan bangsa.
  • Agama: Memahami ajaran agama terkait toleransi dan persatuan dalam konteks keberagaman.
  • Geografi: Memahami persebaran keberagaman suku dan budaya di wilayah Indonesia.
Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 (2 JP): Mengenali dan Memahami Esensi Keberagaman Bangsa Indonesia

  • Melalui observasi video/gambar dan diskusi kelompok, peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bentuk keberagaman di Indonesia (suku, agama, ras, budaya, gender) dengan tepat, dibuktikan dengan minimal 5 bentuk keberagaman teridentifikasi dan dijelaskan esensinya.
  • Setelah diskusi dan analisis kasus, peserta didik mampu menjelaskan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam bingkai keberagaman sesuai nilai-nilai Pancasila, dibuktikan dengan argumen yang logis dan relevan.

Pertemuan 2 (2 JP): Menganalisis Tantangan dan Solusi Harmoni dalam Keberagaman

  • Melalui studi kasus dan analisis berita, peserta didik mampu mengidentifikasi potensi konflik dan tantangan yang muncul akibat keberagaman, dibuktikan dengan minimal 3 contoh tantangan beserta analisis penyebabnya.
  • Setelah melakukan curah gagasan dan simulasi, peserta didik mampu mengusulkan solusi atau tindakan nyata untuk menjaga harmoni dan kerukunan di lingkungan sekolah dan masyarakat, dibuktikan dengan minimal 3 ide solusi yang konstruktif dan aplikatif.

Pertemuan 3 (2 JP): Mengimplementasikan Nilai-nilai Pancasila dalam Praktik Harmoni

  • Melalui proyek kelompok, peserta didik mampu merancang kampanye sederhana atau kegiatan kolaboratif yang mendorong toleransi dan persatuan di lingkungan sekolah, dibuktikan dengan proposal kegiatan yang terstruktur dan menunjukkan pemahaman nilai Pancasila.
  • Setelah presentasi dan refleksi, peserta didik mampu menunjukkan sikap proaktif dan bertanggung jawab dalam menjaga harmoni dan menghargai keberagaman dalam kehidupan sehari-hari, dibuktikan melalui partisipasi aktif dalam diskusi dan refleksi diri.
Topik Pembelajaran Kontekstual Topik pembelajaran kontekstual akan berpusat pada isu-isu keberagaman yang relevan dan terkini, baik di tingkat nasional maupun lokal, yang dapat memicu diskusi dan refleksi. Contohnya:

  • Fenomena intoleransi atau diskriminasi yang pernah terjadi di Indonesia.
  • Perayaan hari besar keagamaan atau budaya yang menunjukkan harmoni antarumat beragama/suku.
  • Peran pemuda dalam menjaga persatuan bangsa di era digital.
  • Berita atau kasus nyata yang melibatkan keberagaman di lingkungan sekitar peserta didik
  • Pengaruh media sosial terhadap pandangan tentang keberagaman
Kerangka PembelajaranPraktik Pedagogik:
  • Model Pembelajaran: Problem-Based Learning (PBL), Project-Based Learning (PjBL).
  • Strategi Pembelajaran: Diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, curah gagasan (brainstorming), presentasi.
  • Metode Pembelajaran: Diskusi, analisis, presentasi, proyek kolaboratif, refleksi.
  • Pendekatan Deep Learning:
    • Mindful Learning: Melalui aktivitas refleksi, mindfulness moment singkat di awal pelajaran, dan penulisan jurnal, peserta didik diajak menyadari emosi dan pikiran mereka terhadap isu keberagaman, serta dampaknya pada diri dan orang lain.
    • Meaningful Learning: Mengaitkan konsep harmoni dalam keberagaman dengan pengalaman pribadi peserta didik, fenomena sosial di sekitar, dan nilai-nilai Pancasila yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
    • Joyful Learning: Memanfaatkan media interaktif (video inspiratif, infografis), permainan peran/simulasi, diskusi yang melibatkan berbagi pengalaman, dan penggunaan alat digital yang menarik.
Kemitraan Pembelajaran
  • Lingkungan Sekolah: Guru Bimbingan dan Konseling (BK) untuk mendukung pengembangan karakter dan mediasi, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) untuk kegiatan terkait harmoni.
  • Lingkungan Luar Sekolah: Tokoh masyarakat atau pemuka agama setempat (jika memungkinkan) untuk sesi berbagi pengalaman tentang menjaga kerukunan, Komunitas pegiat toleransi atau perdamaian (jika ada).
    • Masyarakat: Melakukan observasi partisipatif sederhana tentang praktik-praktik toleransi di lingkungan tempat tinggal (opsional).
Lingkungan Belajar:
  • Ruang Fisik: Kelas yang dapat diatur fleksibel untuk diskusi kelompok, area diskusi outdoor (misalnya, taman sekolah) untuk sesi yang lebih santai.
  • Ruang Virtual: Platform Google Classroom untuk berbagi materi (artikel, video, infografis), forum diskusi daring, mengumpulkan tugas.
  • Budaya Belajar: Budaya saling menghargai perbedaan pendapat, empati, inklusivitas, berani menyampaikan gagasan, dan aktif berkontribusi.
Pemanfaatan Digital:
  • Perpustakaan Digital/Sumber Daring: Mencari artikel berita, video dokumenter, atau jurnal tentang keberagaman dan harmoni di Indonesia.
  • Forum Diskusi Daring: Google Classroom atau platform lain untuk melanjutkan diskusi di luar jam pelajaran, berbagi pandangan, dan memberikan komentar pada ide teman.
  • Kahoot/Mentimeter: Digunakan untuk kuis interaktif tentang keberagaman, survei pendapat anonim tentang isu sensitif, atau sesi refleksi cepat.
  • Google Docs/Slides/Jamboard: Untuk kolaborasi dalam pengerjaan studi kasus, pembuatan infografis, atau presentasi kelompok.
  • Aplikasi Pembuat Poster/Infografis (Canva, Piktochart): Untuk proyek kampanye atau visualisasi materi.
Langkah-Langkah Pembelajaran Berdiferensiasi Kegiatan Pendahuluan (15 Menit – Setiap Pertemuan)Prinsip Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning):

  • Guru memulai dengan “moment of silence” singkat atau meminta peserta didik untuk fokus pada satu objek di kelas, kemudian menarik napas dalam-dalam, untuk menenangkan diri dan hadir sepenuhnya.
  • Guru mengajukan pertanyaan reflektif: “Apa yang kamu rasakan ketika berinteraksi dengan orang yang sangat berbeda denganmu?”, “Bagaimana rasanya ketika pendapatmu berbeda dengan temanmu?”

Prinsip Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning):

  • Guru memutarkan video pendek inspiratif tentang keberagaman (misalnya, video kampanye toleransi, liputan tentang kerukunan antarumat beragama di suatu daerah).
  • Mengaitkan video atau pertanyaan pemantik dengan tujuan pembelajaran hari itu, menjelaskan relevansinya dengan kehidupan peserta didik dan masa depan bangsa.

Prinsip Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning):

  • Melakukan kuis cepat via Kahoot/Mentimeter dengan pertanyaan ringan tentang fakta-fakta keberagaman di Indonesia.
  • Guru menyapa peserta didik dengan hangat, memberikan affirmation positif, dan menciptakan suasana kelas yang rileks dan terbuka.

Kegiatan Inti (70 menit – setiap pertemuan)

Prinsip Pembelajaran Memahami (Understanding):

  • Diferensiasi Konten: Menyediakan materi dalam berbagai format: teks (buku, artikel), visual (infografis, gambar), audio (podcast, wawancara), atau video (dokumenter pendek, animasi).
  • Guru menyajikan konsep keberagaman dan harmoni melalui penjelasan interaktif, infografis, atau studi kasus nyata.
  • Peserta didik menganalisis data atau informasi terkait keberagaman dari berbagai sumber.

Prinsip Pembelajaran Mengaplikasi (Applying):

Diferensiasi Proses:

Kelompokkan peserta didik berdasarkan minat atau gaya belajar:

  • Kelompok A (Visual): Menganalisis keberagaman melalui infografis atau poster, kemudian membuat visualisasi temuan.
  • Kelompok B (Auditory): Menganalisis melalui podcast atau wawancara, kemudian menyajikan temuan secara lisan/diskusi.
  • Kelompok C (Kinestetik): Melakukan simulasi atau drama pendek yang menggambarkan interaksi dalam keberagaman.
    • Pertemuan 1: Peserta didik dalam kelompok menganalisis studi kasus tentang keberagaman (misalnya, video tentang perbedaan budaya di suatu daerah, cerita tentang gotong royong antarumat beragama). Mereka mengidentifikasi bentuk keberagaman dan pentingnya persatuan.
    • Pertemuan 2: Peserta didik berpasangan menganalisis berita/artikel tentang konflik yang disebabkan perbedaan. Mereka mengidentifikasi akar masalah dan menyusun solusi potensial. Kemudian, dilakukan sesi curah gagasan tentang “Bagaimana menjaga harmoni di sekolah dan masyarakat?”.
    • Pertemuan 3: Peserta didik dalam kelompok merancang sebuah proyek (misalnya, kampanye poster digital, video pendek, atau acara “hari keberagaman” di sekolah) yang bertujuan untuk mempromosikan toleransi dan persatuan. Mereka membuat proposal proyek yang mencakup tujuan, target audiens, dan kegiatan.

Diferensiasi Produk:

  • Produk analisis keberagaman bisa berupa: presentasi lisan, infografis, tulisan reflektif, atau mind map.
  • Produk solusi tantangan bisa berupa: problem-solution tree, esai singkat, atau presentasi ide inovatif.
  • Produk implementasi nilai Pancasila bisa berupa: proposal kampanye, rancangan kegiatan, skrip drama/simulasi, atau prototipe media edukasi.

Prinsip Pembelajaran Merefleksi (Reflecting):

  • Peserta didik didorong untuk menghubungkan konsep harmoni dengan nilai-nilai Pancasila.
  • Menggunakan exit ticket yang berisi pertanyaan: “Satu hal baru yang saya pelajari tentang keberagaman adalah…”, “Bagaimana saya bisa menjadi agen perdamaian di lingkungan saya?”, “Apa tantangan terbesar dalam menciptakan harmoni dan bagaimana saya mengatasinya?”.
  • Diskusi “Lingkaran Cerita”: peserta didik berbagi pengalaman personal terkait keberagaman (jika nyaman).

Kegiatan Penutup (10 menit – setiap pertemuan)

Umpan Balik Konstruktif:

  • Guru memberikan apresiasi atas partisipasi dan hasil kerja peserta didik.
  • Memberikan umpan balik spesifik terhadap proyek/hasil diskusi kelompok, menyoroti kekuatan dan area yang perlu ditingkatkan.
  • Menggunakan Mentimeter untuk mengumpulkan umpan balik anonim tentang proses pembelajaran dan pemahaman materi.

Menyimpulkan Pembelajaran:

  • Guru mengajak peserta didik untuk merangkum poin-poin penting yang telah dipelajari tentang harmoni dalam keberagaman.
  • Menekankan kembali peran Pancasila sebagai dasar persatuan.

Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya:

  • Guru memberikan informasi tentang topik atau aktivitas untuk pertemuan berikutnya.
  • Mendorong peserta didik untuk mengidentifikasi isu-isu keberagaman di lingkungan mereka dan mulai memikirkan solusi atau tindakan yang bisa dilakukan.
  • Memberikan tugas rumah yang relevan (misalnya, mencari contoh kasus toleransi di media sosial, mewawancarai anggota keluarga tentang pengalaman mereka dengan keberagaman).
Asesmen Pembelajaran Asesmen Awal Pembelajaran (Diagnostik):

  • Format: Kuesioner daring (Google Form) atau diskusi kelas singkat.
  • Pertanyaan/Tugas:
    • “Sebutkan 3 bentuk keberagaman yang kamu ketahui di Indonesia.”
    • “Menurutmu, mengapa Indonesia memiliki banyak keberagaman?”
    • “Apakah kamu pernah mengalami atau menyaksikan perbedaan pendapat/konflik karena perbedaan latar belakang?”
    • “Apa yang kamu ketahui tentang konsep toleransi dan persatuan?”
    • “Seberapa penting menjaga kerukunan di masyarakat menurutmu?”
  • Tujuan: Mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik, pengalaman pribadi, dan tingkat kesadaran mereka terhadap isu keberagaman.
Asesmen Proses Pembelajaran (Formatif):
  • Format: Observasi selama diskusi kelompok, penilaian presentasi kelompok, penilaian produk mini (infografis/peta pikiran), jurnal refleksi.
  • Pertanyaan/Tugas:
    • Observasi:
      • Partisipasi aktif dalam diskusi dan kerja kelompok.
      • Kemampuan berargumentasi dan mendengarkan pendapat orang lain.
      • Sikap menghargai perbedaan.
      • Kemampuan mengidentifikasi dan menganalisis masalah keberagaman.
    • Penilaian Produk Mini (Pertemuan 1 & 2):
      • Keakuratan identifikasi bentuk keberagaman dan esensinya.
      • Kelengkapan analisis tantangan dan kejelasan solusi yang diusulkan.
      • Kreativitas dan kejelasan penyajian (visualisasi).
    • Jurnal Refleksi: Kualitas refleksi tentang pemahaman materi, perubahan sikap, dan rencana tindakan pribadi terkait harmoni.
Asesmen Akhir Pembelajaran (Sumatif):
  • Format: Penilaian Proyek (Rancangan Kampanye/Kegiatan Harmoni) dan Tes Tertulis (Esai Reflektif).
  • Pertanyaan/Tugas:
    • Proyek Kelompok (Pertemuan 3):
      • Tugas: “Rancanglah sebuah proposal kampanye atau kegiatan (misalnya, seminar, diskusi, pertunjukan seni) yang bertujuan untuk mempromosikan harmoni dan toleransi antarwarga sekolah/masyarakat di lingkunganmu. Proposal harus mencakup: latar belakang, tujuan, target audiens, bentuk kegiatan, estimasi waktu/biaya (jika ada), dan bagaimana kegiatan tersebut mencerminkan nilai-nilai Pancasila.”
      • Kriteria Penilaian Proyek:
        • Relevansi dan urgensi isu yang diangkat.
        • Kreativitas dan orisinalitas ide kegiatan.
  • Kejelasan tujuan dan target audiens.
  • Keterpaduan dengan nilai-nilai Pancasila.
  • Potensi dampak positif bagi lingkungan sekolah/masyarakat.
  • Kerja sama tim dalam penyusunan proposal.
  • Tes Tertulis (Esai Reflektif Individu):
    • Tugas: “Sebagai seorang pelajar, jelaskan mengapa menjaga harmoni dalam keberagaman sangat penting di Indonesia. Berikan contoh nyata peranmu dalam menciptakan dan menjaga harmoni di lingkungan sekolah atau tempat tinggalmu, serta kaitkan dengan nilai-nilai Pancasila yang relevan.”
    • Kriteria Penilaian Esai:
      • Kedalaman pemahaman konsep harmoni dan keberagaman.
      • Kemampuan mengaitkan dengan nilai-nilai Pancasila.
      • Relevansi dan kejelasan contoh nyata.
      • Struktur dan tata bahasa tulisan.

Previously

Modul Pembelajaran Geografi 3 : Fenomena Geosfer (Litosfer, Atmosfer, Hidrosfer)

Next

Perencanaan Pembelajaran SKI 4, Khulafaur Rasyidin

MDC

MDC