Home Mata Pelajaran Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila Kelas XII BAB VII
Mata Pelajaran

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila Kelas XII BAB VII

Perencanaan Pembelajaran 7: Menjadi Pelopor Pemilih Pemula Dalam Demokrasi Indonesia Nama Penyusun Yosi Nurillahi Brillianti, S.Pd. Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran/Semester 2025-2026/2 Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Jenjang Madrasah […]

Perencanaan Pembelajaran 7: Menjadi Pelopor Pemilih Pemula Dalam Demokrasi Indonesia
Nama Penyusun Yosi Nurillahi Brillianti, S.Pd.
Sekolah MAN 1 Bandar Lampung
Tahun Ajaran/Semester 2025-2026/2
Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila
Jenjang Madrasah Aliyah
Kelas XII
Alokasi Waktu 8 Jam Pelajaran (4 Pertemuan @ 2 JP)
Tahapan Fase F
Konten Utama Menjadi Pelopor Pemilih Pemula Dalam Demokrasi Indonesia
IDENTIFIKASI KESIAPAN PESERTA DIDIK Peserta didik kelas XII berada pada transisi menuju dewasa dan sebagian besar akan menjadi pemilih pemula dalam pemilihan umum berikutnya. Mereka mungkin memiliki pengetahuan awal tentang demokrasi dan Pemilu dari media massa atau obrolan keluarga, namun seringkali pemahaman mereka belum mendalam tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara, serta urgensi partisipasi dalam demokrasi. Minat mereka bisa bervariasi, dari yang sudah memiliki kesadaran politik hingga yang apatis. Latar belakang sosial-ekonomi dan lingkungan informasi yang mereka akses juga memengaruhi pandangan mereka terhadap politik. Kebutuhan belajar yang teridentifikasi adalah memberikan pemahaman yang komprehensif, kritis, dan aplikatif tentang peran pemilih pemula, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab dan keberanian untuk menjadi pelopor dalam demokrasi.
KARAKTERISTIK MATERI PELAJARAN Materi “Menjadi Pelopor Pemilih Pemula dalam Demokrasi Indonesia” ini mencakup jenis pengetahuan konseptual (tentang demokrasi, Pemilu, hak dan kewajiban warga negara), prosedural (tahapan Pemilu, cara menggunakan hak pilih), dan sangat kuat dalam aspek pembentukan sikap (partisipasi aktif, kritis, bertanggung jawab, anti-hoaks). Relevansi dengan kehidupan nyata peserta didik sangat tinggi karena mereka akan segera terlibat langsung dalam proses demokrasi. Tingkat kesulitan materi ini bersifat moderat secara konsep, namun menantang dalam aspek pembentukan kesadaran kritis dan sikap partisipatif yang bertanggung jawab. Struktur materi akan diawali dengan pemahaman konsep demokrasi dan pemilu, kemudian peran pemilih pemula, hingga strategi menjadi pelopor. Integrasi nilai dan karakter ditekankan pada nilai-nilai Pancasila, tanggung jawab, kritis, kolaborasi, dan nasionalisme.
DIMENSI LULUSAN PEMBELAJARAN Dalam pembelajaran ini, dimensi profil lulusan yang akan dicapai adalah:

  • Kewargaan: Peserta didik mampu memahami dan menginternalisasi hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik, serta berperan aktif dan bertanggung jawab sebagai pemilih pemula dalam demokrasi Indonesia.
  • Penalaran Kritis: Peserta didik mampu menganalisis informasi terkait Pemilu dan isu-isu politik dengan kritis, mengidentifikasi hoaks, dan membuat keputusan yang rasional berdasarkan informasi yang valid.
  • Kreativitas: Peserta didik mampu mengembangkan ide-ide inovatif untuk mengampanyekan pentingnya partisipasi pemilih pemula secara positif dan konstruktif.
  • Kolaborasi: Peserta didik mampu bekerja sama dalam kelompok untuk menyusun proyek-proyek edukasi bagi pemilih pemula lainnya.
  • Komunikasi: Peserta didik mampu menyampaikan gagasan, informasi, dan ajakan untuk berpartisipasi dalam demokrasi secara efektif dan persuasif, baik lisan maupun tulisan.
DIMENSI KURIKULUM BERBASIS CINTA
  • Cinta Tanah Air: Menjadi pemilih pemula yang bertanggung jawab adalah wujud nyata dari cinta tanah air. Peserta didik menunjukkan kepedulian terhadap kemajuan bangsa dengan menggunakan hak suara mereka dengan benar.
  • Cinta Ilmu: Peserta didik memiliki dorongan untuk terus belajar tentang sistem demokrasi, hak-hak politik, dan isu-isu sosial yang relevan. Ini menjadi motivasi mereka untuk mencari pengetahuan sebelum membuat pilihan.
  • Cinta Diri dan Sesama Manusia: Peserta didik memahami bahwa pilihan mereka memengaruhi kesejahteraan diri mereka dan masyarakat secara keseluruhan. Mereka memilih pemimpin yang dapat menjamin hak dan kesejahteraan seluruh rakyat.
DIMENSI PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
  • Tanggung Jawab: Peserta didik menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk memilih pemimpin yang berintegritas dan menolak segala bentuk politik uang atau janji palsu.
  • Kejujuran: Peserta didik dilatih untuk bertindak jujur pada diri sendiri dan nilai-nilai yang mereka yakini. Mereka tidak akan tergoda untuk menjual suara demi keuntungan pribadi.
  • Keberanian: Peserta didik memiliki keberanian untuk menyuarakan kebenaran dan menolak praktik-praktik politik kotor yang tidak sesuai dengan nilai-nilai demokrasi.
  • Menghargai: Peserta didik belajar untuk menghargai proses demokrasi dan hak suara orang lain, bahkan jika pilihannya berbeda.
  • Keadilan: Peserta didik memahami bahwa memilih dengan bijak adalah upaya untuk menegakkan keadilan dan memastikan bahwa pemimpin yang terpilih akan memperjuangkan kepentingan seluruh rakyat.
CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) NOMOR : 32 TAHUN 2024 Pada fase ini, peserta didik mendeskripsikan rumusan dan keterkaitan sila-sila dalam Pancasila, kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara, identitas nasional, serta peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan global; menganalisis periodisasi pemberlakuan undang-undang dasar di Indonesia dan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; menunjukkan sikap demokratis berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam era keterbukaan informasi; menganalisis dan merumuskan solusi kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara; menganalisis potensi konflik dan bersama-sama memberi solusi yang berkeadilan terhadap permasalahan keberagaman di masyarakat; menginisiasi kegiatan bersama dengan prinsip gotong royong dalam praktik hidup seharihari; mendemonstrasikan praktik demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; menganalisis dan merumuskan solusi terkait ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG); menganalisis bentuk negara, bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan Indonesia, dan peran lembaga-lembaga negara dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan.
LINTAS DISIPLIN ILMU
  • Sejarah Indonesia: Memahami sejarah demokrasi di Indonesia, peran pemuda dalam perubahan sosial-politik.
  • Sosiologi: Analisis partisipasi politik masyarakat, pengaruh kelompok sosial terhadap pilihan politik.
  • Ekonomi: Dampak kebijakan politik terhadap perekonomian, peran pemerintah dalam kesejahteraan rakyat.
  • Bahasa Indonesia: Kemampuan menelaah teks informasi politik, menyusun argumen, dan membuat konten edukasi yang efektif.
  • Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK): Pemanfaatan media digital untuk kampanye edukasi dan mencari informasi yang akurat.
TUJUAN PEMBELAJARAN Pertemuan 1 (2 x 45 menit): Memahami Peran Pemilih Pemula dalam Demokrasi

  • Menjelaskan konsep demokrasi, pemilihan umum, serta hak dan kewajiban warga negara sebagai pemilih pemula dengan tepat, melalui studi literatur dan diskusi interaktif, sehingga memiliki pemahaman dasar yang kuat.
  • Menganalisis urgensi dan dampak partisipasi aktif pemilih pemula dalam menentukan arah kebijakan publik dengan kritis, melalui studi kasus simulasi pemilihan dan identifikasi isu-isu lokal, sehingga menumbuhkan kesadaran akan tanggung jawab.
  • Mengidentifikasi potensi tantangan dan hoaks yang dihadapi pemilih pemula serta cara mengatasinya dengan bijak, melalui analisis contoh berita dan diskusi kelompok, sehingga mampu mengembangkan penalaran kritis.

Pertemuan 2 (2 x 45 menit): Menjadi Pelopor Pemilih Pemula

  • Merumuskan strategi kampanye edukasi yang kreatif dan persuasif untuk mengajak pemilih pemula lainnya berpartisipasi dalam Pemilu dengan inovatif, melalui brainstorming dan perancangan proyek, sehingga mampu berpikir di luar kebiasaan.
  • Mendesain produk media kampanye (misal: infografis, poster digital, video singkat) yang menarik dan informatif untuk pemilih pemula dengan kolaboratif, melalui kerja kelompok dan pemanfaatan alat digital, sehingga menunjukkan keterampilan praktis.
  • Menyajikan ide kampanye dan produk media kepada publik mini (kelas/sekolah) dengan percaya diri dan efektif, sehingga mampu mengomunikasikan gagasan secara persuasif dan menjadi agen perubahan.
TOPIK PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
  • Pentingnya satu suara bagi masa depan bangsa.
  • Bagaimana membedakan informasi Pemilu yang benar dari hoaks/misinformasi.
  • Peran generasi muda dalam mengawal demokrasi.
  • Studi kasus Pemilu di tingkat lokal (Pemilihan Kepala Daerah, Pemilihan Ketua OSIS) sebagai gambaran proses demokrasi.
  • Debat kandidat dan pentingnya memahami visi-misi calon.
KERANGKA PEMBELAJARAN
  • Praktik Pedagogik:
    • Model Pembelajaran: Project-Based Learning (melalui proyek gotong royong), Problem-Based Learning (mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah bersama), Discovery Learning (menemukan esensi gotong royong).
    • Strategi Pembelajaran: Kolaboratif (diskusi kelompok, kerja sama proyek), Inkuiri (mencari informasi), Reflektif (evaluasi diri dan kelompok).
    • Metode Pembelajaran: Diskusi kelompok, Studi Kasus, Brainstorming, Kunjungan Lapangan (jika memungkinkan), Simulasi, Presentasi, Penulisan Jurnal Refleksi.

    Kemitraan Pembelajaran:

    • Lingkungan Sekolah: Bekerja sama dengan OSIS/MPK, guru lain (misalnya guru BK untuk proyek sosial), atau staf sekolah untuk proyek gotong royong di lingkungan sekolah.
    • Lingkungan Luar Sekolah: Berkolaborasi dengan RT/RW setempat, karang taruna, lembaga swadaya masyarakat (LSM), atau tokoh masyarakat untuk proyek gotong royong di luar sekolah. Mengundang narasumber dari komunitas lokal yang aktif dalam gotong royong.
    • Masyarakat: Mengamati atau berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong di lingkungan tempat tinggal (misalnya kerja bakti, penggalangan dana, kegiatan sosial).

    Lingkungan Belajar:

    • Ruang Fisik: Kelas yang dapat diatur untuk diskusi kelompok dan presentasi. Area yang relevan di sekolah atau masyarakat untuk pelaksanaan proyek gotong royong.
    • Ruang Virtual: Google Classroom untuk berbagi materi (artikel, video, contoh proyek), mengunggah laporan, dan forum diskusi daring. Platform kolaborasi daring (misalnya Google Docs/Slides) untuk perencanaan proyek.
    • Budaya Belajar: Budaya saling menghargai, kepedulian sosial, inisiatif, bertanggung jawab, mampu bekerja sama, dan semangat untuk berkontribusi positif bagi lingkungan.

    Pemanfaatan Digital:

    • Perpustakaan Digital/Internet: Mencari informasi tentang bentuk-bentuk gotong royong di berbagai daerah, berita atau studi kasus tentang gotong royong.
    • YouTube/Platform Video: Menonton video dokumenter tentang praktik gotong royong atau kampanye sosial yang relevan.
    • Google Docs/Slides/Forms: Untuk perencanaan proyek, penyusunan laporan, atau survei kebutuhan masyarakat.
    • Media Sosial: Jika relevan, digunakan untuk kampanye kesadaran atau dokumentasi proyek (dengan pengawasan guru).
    • Aplikasi Perekam Video/Foto: Untuk mendokumentasikan proses dan hasil proyek gotong royong.
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
  1. Pertemuan 1: Memahami Peran Pemilih Pemula dalam DemokrasiKegiatan Pendahuluan (15 menit)

    Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning):

    • Guru memulai dengan sapaan dan ice breaking “Jika Saya Jadi…” (misal: “Jika saya jadi Presiden/Gubernur/Walikota, hal pertama yang akan saya lakukan adalah…”). Minta beberapa peserta didik untuk berbagi secara singkat, lalu kaitkan dengan pentingnya pemimpin dan pilihan rakyat.
    • Guru mengajak peserta didik untuk merenungkan: “Apa yang membuat saya merasa peduli atau tidak peduli dengan kondisi negara ini?” Minta mereka menuliskan satu kata/frasa di sticky note tanpa nama.

    Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning):

    • Guru mengumpulkan sticky note dan membaca beberapa di antaranya. Kaitkan dengan pentingnya peran warga negara, terutama pemilih pemula, dalam demokrasi.
    • Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini.

    Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning):

    • Guru memutarkan video klip singkat (1-2 menit) tentang suasana Pemilu yang meriah atau campaign Pemilu yang inspiratif.
    • Guru mengajukan pertanyaan “Apa yang kamu rasakan atau pikirkan saat melihat video ini?” dan meminta peserta didik berbagi kesan singkat.

     

    Kegiatan Inti (60 menit)

    Memahami (Understanding) – Diferensiasi Konten:

    • Guru menyajikan materi tentang pengertian demokrasi (secara umum dan di Indonesia), prinsip-prinsip Pemilu Luber Jurdil, serta hak dan kewajiban warga negara sebagai pemilih (menggunakan presentasi visual, infografis, atau handout ringkas). (Diferensiasi: Guru dapat menyediakan tautan ke video animasi explain tentang demokrasi atau artikel ilmiah singkat untuk peserta didik yang ingin mendalami).
    • Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok. Setiap kelompok diberikan topik berbeda: “Hak Pemilih,” “Kewajiban Pemilih,” “Prinsip Luber Jurdil,” “Tantangan Pemilih Pemula.”
    • Setiap kelompok melakukan kajian singkat dari buku siswa atau sumber digital yang disediakan.

    Mengaplikasi (Applying) – Diferensiasi Proses:

    • Guru menampilkan beberapa skenario atau studi kasus (misal: “Seorang teman mengajak golput,” “Mendapat berita hoaks tentang salah satu calon,” “Bingung memilih karena semua calon terlihat sama”).
    • Setiap kelompok memilih satu skenario dan berdiskusi:
      • “Bagaimana kalian menganalisis skenario ini berdasarkan konsep demokrasi dan hak/kewajiban pemilih?”
      • “Apa dampak dari tindakan yang diambil dalam skenario tersebut?”
      • “Bagaimana kalian akan mengatasi tantangan atau hoaks dalam skenario ini?” (Diferensiasi: Guru dapat menyediakan lembar kerja dengan pertanyaan pemantik yang disesuaikan dengan tingkat kompleksitas kasus).
    • Guru membimbing diskusi, mendorong penalaran kritis, dan memberikan contoh nyata dari pengalaman Pemilu sebelumnya.

    Merefleksi (Reflecting) – Diferensiasi Produk:

    • Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisis skenario dan solusi yang mereka rumuskan.
    • Setelah presentasi, guru memfasilitasi sesi feedback dari kelompok lain.
    • Guru memandu refleksi kelas: “Apa peran paling penting yang bisa saya lakukan sebagai pemilih pemula?” “Bagaimana saya bisa memastikan suara saya berarti?”

     

    Kegiatan Penutup (15 menit)

    Umpan Balik Konstruktif:

    • Guru memberikan umpan balik umum terhadap diskusi dan presentasi, mengapresiasi partisipasi dan analisis kritis peserta didik.
    • Guru menguatkan pemahaman tentang pentingnya partisipasi aktif dan bertanggung jawab sebagai pemilih pemula.

    Menyimpulkan Pembelajaran:

    • Guru bersama peserta didik menyimpulkan poin-poin penting tentang urgensi partisipasi pemilih pemula dan cara mengatasi tantangan di era digital.
    • Guru menekankan bahwa “satu suara menentukan masa depan.”

    Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya:

    • Guru memberikan tugas rumah untuk mencari contoh-contoh kampanye Pemilu yang menarik (baik yang positif maupun yang perlu dikritisi).
    • Guru menginformasikan tentang proyek kelompok untuk pertemuan berikutnya: “Membuat Kampanye Edukasi Pemilih Pemula.”

    Pertemuan 2:

    Menjadi Pelopor Pemilih Pemula

    Kegiatan Pendahuluan (15 menit)

    Pembelajaran Berkesadaran (Mindful Learning):

    • Guru memulai dengan salam dan doa.
    • Guru menampilkan beberapa quotes atau video pendek inspiratif tentang “agent of change” atau “suara anak muda.”
    • Guru bertanya: “Bagaimana perasaan kalian jika kalian bisa menjadi bagian dari perubahan positif di lingkungan atau negara ini?” Ajak peserta didik untuk menuliskan satu kalimat harapan.

    Pembelajaran Bermakna (Meaningful Learning):

    • Guru mengaitkan harapan peserta didik dengan peran mereka sebagai pelopor pemilih pemula yang dapat memengaruhi lingkungan sekitar.
    • Guru me-review singkat hasil diskusi pertemuan sebelumnya dan menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini, yaitu merancang kampanye edukasi.

    Pembelajaran Menggembirakan (Joyful Learning):

    • Guru memutarkan jingle atau lagu bertema nasionalisme atau Pemilu yang membangkitkan semangat.
    • Guru melakukan quick survey menggunakan Mentimeter: “Menurutmu, metode kampanye apa yang paling efektif untuk remaja sepertimu?” (Pilihan: Poster, Video, Diskusi, Media Sosial, dll.). Hasilnya digunakan untuk memantik diskusi tentang ide kampanye.

     

    Kegiatan Inti (60 menit)

    Memahami (Understanding) – Diferensiasi Konten:

    • Guru menyediakan contoh-contoh media kampanye Pemilu yang baik dan kurang baik (misal: poster yang informatif vs. provokatif, video edukasi vs. hoaks).
    • Guru menjelaskan karakteristik kampanye edukasi yang efektif dan etis, serta pentingnya validitas informasi. (Diferensiasi: Guru dapat menyediakan checklist kriteria kampanye yang baik untuk kelompok).

    Mengaplikasi (Applying) – Diferensiasi Proses:

    • Peserta didik bekerja dalam kelompok yang sama dari pertemuan sebelumnya. Setiap kelompok diberikan tugas proyek untuk merancang “Kampanye Edukasi Pemilih Pemula.”
    • Kelompok mendiskusikan:
    • Target audiens (misal: teman sebaya di sekolah, adik kelas, komunitas).
    • Pesan utama yang ingin disampaikan.
    • Bentuk media kampanye (infografis, poster digital, video singkat, jingle, podcast mini, drama pendek, dll.).
    • Strategi penyebaran (di kelas, mading sekolah, media sosial).
    • Guru berperan sebagai fasilitator dan mentor, memberikan panduan teknis dan substantif. (Diferensiasi: Guru memberikan dukungan lebih intensif kepada kelompok yang membutuhkan bantuan dalam penggunaan alat digital atau pengembangan ide).

    Merefleksi (Reflecting) – Diferensiasi Produk:

    • Setiap kelompok mempresentasikan ide kampanye dan produk media awal mereka (dapat berupa mock-up, storyboard, atau draf kasar).
    • Sesi peer review dan feedback antar kelompok. Minta setiap kelompok memberikan dua pujian dan satu saran perbaikan kepada kelompok lain.
    • Guru memandu refleksi: “Apa yang paling menantang dalam merancang kampanye ini?” “Bagaimana kampanye ini dapat memengaruhi pemilih pemula lainnya?”

     

    Kegiatan Penutup (15 menit)

    Umpan Balik Konstruktif:

    • Guru memberikan umpan balik menyeluruh terhadap kreativitas, kolaborasi, dan potensi dampak dari ide-ide kampanye.
    • Guru memberikan apresiasi atas semangat peserta didik menjadi pelopor.

    Menyimpulkan Pembelajaran:

    • Guru bersama peserta didik menyimpulkan pentingnya peran aktif, kritis, dan kolaboratif pemilih pemula dalam menjaga dan memajukan demokrasi Indonesia.
    • Guru menekankan bahwa menjadi pelopor berarti memberikan contoh dan inspirasi positif.

    Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya:

    • Guru memberikan tugas lanjutan untuk menyempurnakan proyek kampanye edukasi mereka di luar jam pelajaran, dengan target untuk disajikan pada acara sekolah (misal: mading digital, sosial media sekolah) atau pada pertemuan berikutnya.
    • Guru mendorong peserta didik untuk benar-benar mengaplikasikan ide kampanye mereka di lingkungan terdekat.
    • Guru menutup pembelajaran dengan doa dan motivasi untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
 ASESMEN PEMBELAJARAN
  1. Asesmen Awal Pembelajaran (Diagnostik)
  • Format Asesmen: Ice breaking “Jika Saya Jadi…”, sticky note “Apa yang membuat saya peduli/tidak peduli…”, quick survey
  • Pertanyaan/Tugas:
    • Ice breaking lisan: “Jika saya jadi Presiden/Gubernur/Walikota, hal pertama yang akan saya lakukan adalah…”
    • Sticky note: “Apa yang kamu rasakan/pikirkan tentang kondisi negara ini?”
    • Mentimeter: “Menurutmu, metode kampanye apa yang paling efektif untuk remaja?”
  • Tujuan: Mengidentifikasi pengetahuan awal, gap pemahaman, minat, dan pandangan awal peserta didik terhadap isu demokrasi dan Pemilu.

 

  1. Asesmen Proses Pembelajaran (Formatif)
  • Format Asesmen: Observasi partisipasi aktif dalam diskusi kelompok, kualitas analisis studi kasus, kemampuan kolaborasi, dan kemandirian dalam merumuskan solusi. Penilaian draf/ide proyek kampanye.
  • Pertanyaan/Tugas:
    • Observasi: Guru menggunakan lembar observasi untuk mencatat:
      1. “Apakah peserta didik aktif bertanya, berpendapat, dan mendengarkan dalam diskusi kelompok?”
      2. “Apakah peserta didik mampu menganalisis skenario dengan kritis dan logis?”
      3. “Apakah peserta didik berkontribusi aktif dalam merancang ide kampanye?”
    • Penilaian Draf/Ide Proyek: Rubrik penilaian untuk ide kampanye (misal: kejelasan pesan, relevansi dengan audiens, potensi dampak, kreativitas).
  • Tujuan: Memantau kemajuan belajar peserta didik, memberikan umpan balik secara berkelanjutan, dan memandu mereka dalam mengembangkan gagasan.

 

  1. Asesmen Akhir Pembelajaran (Sumatif)
  • Format Asesmen: Presentasi kelompok proyek “Kampanye Edukasi Pemilih Pemula” (penilaian produk media dan presentasi).
  • Pertanyaan/Tugas:
    • Presentasi Kelompok:
      1. “Presentasikan media kampanye yang telah kelompok Anda buat (infografis/poster/video/dll.)!”
      2. “Jelaskan mengapa Anda memilih pesan dan format kampanye ini!”
      3. “Bagaimana kampanye ini dapat mendorong pemilih pemula untuk berpartisipasi aktif dan bertanggung jawab?”
      4. “Tantangan apa yang kalian hadapi dalam proses pengerjaan proyek ini dan bagaimana kalian mengatasinya?”
    • Tujuan: Mengukur pencapaian tujuan pembelajaran secara menyeluruh, terutama kemampuan peserta didik dalam menganalisis, merancang, mengomunikasikan, dan berkolaborasi sebagai pelopor demokrasi.

Previously

Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Pancasila Kelas XII BAB VI

Next

Rencana Pembelajaran Kimia II : Teori Atom dan Notasi Unsur

MDC

MDC