Perencanaan Pembelajraan Pendidikan Pancasila 4 : Menjaga Keutuhan NKRI
Perencanaan Pembelajraan Pendidikan Pancasila 4 : Menjaga Keutuhan NKRI Nama Penyusun Dewi Kusumawari, M.Pd Sekolah MAN 1 Bandar Lampung Tahun Ajaran/Semester 2025-2026/1 Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila Jenjang Madrasah Aliyah Kelas […]

Perencanaan Pembelajraan Pendidikan Pancasila 4 : Menjaga Keutuhan NKRI | |
Nama Penyusun | Dewi Kusumawari, M.Pd |
Sekolah | MAN 1 Bandar Lampung |
Tahun Ajaran/Semester | 2025-2026/1 |
Mata Pelajaran | Pendidikan Pancasila |
Jenjang | Madrasah Aliyah |
Kelas | XI |
Alokasi Waktu | 6 Jam Pelajaran (3 Pertemuan @ 2 JP) |
Tahapan | Fase F |
Konten Utama | Menjaga Keutuhan NKRI |
Identifikasi Kesiapan Peserta Didik | Peserta didik pada umumnya memiliki pengetahuan dasar tentang NKRI dan Pancasila dari jenjang pendidikan sebelumnya, namun pemahaman mendalam tentang ancaman dan strategi menjaga keutuhan NKRI mungkin masih terbatas. Minat terhadap isu-isu kebangsaan bervariasi; beberapa mungkin aktif mengikuti berita politik dan sosial, sementara yang lain mungkin merasa materi ini terlalu teoritis. Latar belakang sosial, budaya, dan geografis peserta didik akan memengaruhi perspektif mereka tentang persatuan dan ancaman disintegrasi. Kebutuhan belajar yang teridentifikasi meliputi penguatan kesadaran akan pentingnya keutuhan NKRI, pengembangan kemampuan berpikir kritis terhadap isu-isu disintegrasi, serta peningkatan partisipasi aktif dalam menjaga persatuan. |
Karakteristik Materi Pelajaran | Materi pelajaran ini mencakup pengetahuan konseptual (konsep keutuhan NKRI, ancaman disintegrasi, peran serta masyarakat), pengetahuan prosedural (strategi menjaga keutuhan, analisis kasus), dan pengetahuan metakognitif (merefleksikan peran diri dalam menjaga keutuhan). Relevansi dengan kehidupan nyata sangat tinggi karena berkaitan langsung dengan stabilitas negara, keamanan, dan kesejahteraan masyarakat. Tingkat kesulitan materi moderat, dengan tantangan utama pada aspek analisis isu-isu kompleks dan perumusan solusi konkret. Struktur materi dimulai dari pemahaman konsep, identifikasi ancaman, perumusan strategi, hingga implementasi peran serta. Integrasi nilai dan karakter akan ditekankan pada cinta tanah air, persatuan dan kesatuan, rela berkorban, gotong royong, toleransi, dan tanggung jawab |
Dimensi Profil Lulusan | Berdasarkan tujuan pembelajaran dan karakteristik materi, dimensi lulusan yang akan dicapai adalah:
|
Dimensi Kurikulum Berbasis Cinta |
|
Dimensi pendidikan anti korupsi |
|
Capaian Pembelajaran | Pada fase ini, peserta didik menganalisis cara pandang para pendiri negara, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup, dan ideologi negara; merumuskan gagasan solutif untuk mengatasi perilaku yang bertentangan dengan nilai Pancasila; menerapkan perilaku taat hukum berdasarkan peraturan yang berlaku; menganalisis tataurutan peraturan perundang-undangan di Indonesia; menyajikan asal usul dan makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai modal sosial, membangun harmoni dalam keberagaman; dan mengenal gotong royong sebagai perwujudan sistem ekonomi Pancasila yang inklusif dan berkeadilan; menerapkan perilaku, peran dan kedudukan sesuai dengan hak dan kewajiban; memahami sistem pertahanan dan keamanan negara serta peran Indonesia dalam hubungan antarbangsa dan negara; menguraikan nilai-nilai Pancasila yang harus diwujudkan dalam pembangunan nasional.Capaian Pembelajaran setiap elemen mata pelajaran Pendidikan Pancasila adalah sebagai berikut. |
Lintas Disiplin Ilmu Yang Relevan | Pertemuan 1-2: Memahami Makna dan Pentingnya Keutuhan NKRI (Mindful Learning)● Melalui kajian literatur dan diskusi, peserta didik mampu menjelaskan makna keutuhan NKRI dan mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila yang mendasarinya.
● Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menjelaskan pentingnya menjaga keutuhan NKRI sebagai fondasi persatuan dan pembangunan bangsa. Pertemuan 3-4: Menganalisis Ancaman dan Tantangan terhadap Keutuhan NKRI (Meaningful Learning) ● Dengan menganalisis berbagai kasus nyata dan berita, peserta didik mampu mengidentifikasi berbagai bentuk ancaman dan tantangan terhadap keutuhan NKRI (internal dan eksternal) secara kritis. ● Peserta didik mampu mengklasifikasikan jenis-jenis ancaman dan tantangan serta menjelaskan dampaknya terhadap persatuan dan kesatuan bangsa. Pertemuan 5-6: Merumuskan Strategi dan Peran Serta Menjaga Keutuhan NKRI (Joyful Learning) ● Melalui diskusi kelompok dan simulasi, peserta didik mampu merumuskan strategi pencegahan dan penanggulangan ancaman terhadap keutuhan NKRI berdasarkan nilai-nilai Pancasila. ● Peserta didik mampu mengidentifikasi dan merencanakan bentuk partisipasi aktif mereka sebagai warga negara dalam menjaga keutuhan NKRI di lingkungan sekitar. |
Kerangka Pembelajaran | Praktik Pedagogik● Model Pembelajaran: Problem-Based Learning (PBL), Project-Based Learning (PBL).
● Strategi Pembelajaran: Kooperatif (diskusi kelompok, studi kasus), Berbasis Masalah, Reflektif. ● Metode Pembelajaran: Diskusi, Analisis Kasus, Curah Pendapat, Simulasi, Pembuatan Kampanye/Poster Digital, Presentasi. ● Pendekatan Deep Learning: ■ Mindful Learning: Melalui analisis kasus, diskusi, dan observasi isu terkini, peserta didik diajak untuk fokus dan menyadari setiap detail serta kompleksitas masalah keutuhan NKRI. ■ Meaningful Learning: Peserta didik menghubungkan materi keutuhan NKRI dengan isu-isu aktual yang terjadi di masyarakat, menjadikan pembelajaran lebih relevan, kontekstual, dan bermakna. ■ Joyful Learning: Proses pemecahan masalah, simulasi peran, dan pembuatan proyek kreatif (misal: kampanye digital) yang interaktif diharapkan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan memotivasi untuk berpartisipasi aktif. |
Kemitraan Pembelajaran: | Kemitraan Pembelajaran:● Lingkungan Sekolah: Kolaborasi dengan guru mata pelajaran Sejarah untuk mendalami konteks historis, guru Sosiologi/Antropologi untuk isu keberagaman, atau guru Teknologi Informasi untuk aspek keamanan siber.
● Lingkungan Luar Sekolah/Masyarakat: Mengundang narasumber dari kepolisian/TNI, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), tokoh masyarakat, atau aktivis perdamaian untuk berbagi pengalaman dan perspektif mengenai upaya menjaga keutuhan NKRI. Mengadakan kunjungan ke museum perjuangan atau pusat informasi kebangsaan. |
Lingkungan Belajar: | ● Ruang Fisik: Kelas yang fleksibel dengan pengaturan tempat duduk yang mendukung diskusi kelompok, area pajangan untuk materi poster/kampanye, dan akses ke fasilitas presentasi.● Ruang Virtual: Platform Google Classroom untuk berbagi materi, mengunggah tugas, dan forum diskusi daring. Pemanfaatan media sosial (dengan pengawasan guru) untuk menyebarkan kampanye positif.
● Budaya Belajar: Mendorong budaya toleransi, saling menghargai perbedaan, berani berpendapat dengan santun, kritis namun konstruktif, serta partisipatif dalam menjaga persatuan. |
Pemanfaatan Digital: | ● Perpustakaan Digital: Mengakses artikel berita, jurnal ilmiah, dan dokumen resmi terkait isu keutuhan NKRI.○ Forum Diskusi Daring (Google Classroom/WhatsApp Group): Untuk bertukar informasi, membahas studi kasus, dan berkolaborasi dalam proyek.
● Kahoot/Mentimeter: Untuk melakukan kuis interaktif, survei pendapat awal, atau evaluasi pemahaman. ● Google Docs/Slides: Untuk kolaborasi dalam menyusun laporan studi kasus atau materi presentasi. ● Platform Media Sosial (Opsional, dengan bimbingan): Untuk mendesain dan menyebarkan kampanye digital anti-hoaks atau ajakan menjaga persatuan. |
Langkah-Langkah Pembelajaran Berdiferensiasi | Kegiatan Pendahuluan (15 menit per pertemuan)Mindful Learning:
● Guru menyapa peserta didik, membangun rapport, dan memeriksa kesiapan belajar. ● Meminta peserta didik untuk sejenak fokus pada mindfulness (misalnya, mengamati lingkungan kelas atau merasakan napas) untuk menenangkan pikiran dan mempersiapkan diri. ● Melakukan apersepsi dengan mengaitkan materi sebelumnya atau isu aktual yang relevan dengan topik “Menjaga Keutuhan NKRI”. Meaningful Learning: ● Menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan relevansi materi dengan kehidupan nyata (misalnya, mengapa keutuhan NKRI penting bagi masa depan mereka). ● Melakukan asesmen diagnostik non-kognitif singkat (misalnya, menanyakan apa yang terlintas di benak mereka saat mendengar “NKRI”, atau harapan mereka terhadap materi ini) untuk memahami minat dan latar belakang. Joyful Learning: ● Menampilkan klip berita singkat atau video dokumenter inspiratif tentang keberagaman Indonesia atau upaya menjaga persatuan. ● Mengajukan pertanyaan pemantik yang provokatif dan menggugah diskusi (misalnya, “Apa yang akan terjadi jika NKRI terpecah belah?”). . Kegiatan Inti (60-70 Menit Per Pertemuan) Prinsip Memahami (Pertemuan 1-2): Diferensiasi Konten: ● Menyediakan bahan bacaan (teks, infografis, video) tentang makna dan nilai keutuhan NKRI dengan tingkat kompleksitas dan gaya bahasa yang bervariasi. ● Menyediakan kamus istilah atau glosarium untuk membantu peserta didik yang kesulitan memahami konsep-konsep kunci. ○ Diferensiasi Proses: ● Diskusi Kelompok: Peserta didik dibagi ke dalam kelompok untuk menganalisis teks atau video tentang makna keutuhan NKRI. Guru memfasilitasi diskusi dan memberikan bimbingan. ● Jigsaw Reading: Setiap kelompok bertanggung jawab untuk memahami satu aspek makna keutuhan NKRI, lalu berbagi pengetahuan dengan kelompok lain. ● Presentasi Singkat: Setiap kelompok mempresentasikan pemahaman mereka tentang makna keutuhan NKRI dan nilai-nilai Pancasila yang relevan. ● Refleksi: Peserta didik menuliskan pemahaman baru mereka tentang keutuhan NKRI dan mengapa itu penting bagi mereka pribadi. Prinsip Mengaplikasi (Pertemuan 3-4): ○ Diferensiasi Konten: ● Menyediakan beragam studi kasus atau berita aktual (cetak dan digital) tentang ancaman terhadap NKRI (misal: hoaks, radikalisme, konflik sosial) dengan tingkat kesulitan dan fokus yang berbeda. ● Menyediakan daftar pertanyaan panduan untuk analisis kasus bagi peserta didik yang membutuhkan struktur. Diferensiasi Proses: ● Analisis Kasus Kelompok: Peserta didik memilih satu studi kasus atau berita, menganalisis jenis ancamannya, dampaknya, dan potensi solusinya. ● Debat Terbimbing: Mengadakan debat kecil tentang dampak atau penanganan ancaman tertentu, dengan peran yang ditentukan (pro/kontra). ● Peta Pikiran (Mind Map): Peserta didik membuat peta pikiran untuk memvisualisasikan berbagai ancaman dan tantangan terhadap NKRI. ● Simulasi Situasi: Mengadakan simulasi singkat tentang bagaimana menghadapi situasi yang mengancam persatuan di lingkungan sekolah atau masyarakat. ● Refleksi: Peserta didik mempresentasikan hasil analisis kasus mereka dan menjelaskan mengapa ancaman tersebut berbahaya bagi NKRI. Prinsip Merefleksi (Pertemuan 5-6): Diferensiasi Produk: ● Peserta didik dapat memilih format proyek: kampanye digital (poster/video singkat di media sosial), artikel opini, cerpen inspiratif, komik edukasi, atau presentasi interaktif tentang peran menjaga keutuhan NKRI. ● Bagi yang belum percaya diri, dapat membuat rencana aksi pribadi yang detail. Diferensiasi Proses: ● Workshop Proyek: Guru memfasilitasi sesi kerja kelompok untuk mengembangkan proyek, memberikan bimbingan individual dan umpan balik. ● “Pitching” Ide Proyek: Peserta didik mempresentasikan ide proyek mereka kepada kelas untuk mendapatkan masukan. ● Pameran Mini (Gallery Walk): Hasil proyek dipajang, peserta didik berkeliling dan memberikan komentar/apresiasi. ● Konferensi Guru-Murid: Guru memberikan umpan balik personal terhadap proyek siswa, membahas kekuatan dan area yang perlu dikembangkan. ● Refleksi Akhir: Peserta didik menuliskan apa yang mereka rasakan saat membuat proyek, pembelajaran yang didapat, dan komitmen mereka untuk menjaga keutuhan NKRI. ○ Refleksi: Peserta didik secara individu menuliskan peran yang bisa mereka ambil dalam menjaga keutuhan NKRI dan rencana konkret untuk mewujudkannya. . Kegiatan Penutup (15 menit per pertemuan) Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif: ● Guru memberikan apresiasi atas partisipasi dan kreativitas peserta didik. ● Guru memberikan umpan balik umum mengenai kemajuan kelas dalam memahami isu keutuhan NKRI dan merumuskan solusi, menyoroti poin-poin kuat dan area yang perlu ditingkatkan. ● Guru dapat memilih beberapa hasil proyek terbaik untuk ditampilkan atau dibagikan sebagai inspirasi. Menyimpulkan Pembelajaran: ● Bersama-sama dengan peserta didik, guru membuat rangkuman poin-poin penting yang telah dipelajari mengenai pentingnya keutuhan NKRI, ancamannya, dan peran serta masyarakat. ● Menekankan kembali nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam menjaga keutuhan. Melibatkan Siswa dalam Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya: ● Mengajukan pertanyaan seperti: “Apa hal yang paling menginspirasi kalian dari pembelajaran ini?”, “Bagian mana yang menurut kalian paling menantang dan mengapa?”, “Bagaimana kalian akan menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari?”. ● Memberikan tugas rumah (misalnya, mencari berita terbaru tentang upaya menjaga keutuhan NKRI, berdiskusi dengan orang tua tentang isu ini) sebagai penguatan. ● Mengucapkan salam penutup dan memberikan motivasi untuk menjadi agen penjaga keutuhan NKRI. |
Asesmen Pembelajaran | Asesmen Awal Pembelajaran (Diagnostik)● Tujuan: Mengidentifikasi pengetahuan awal, pemahaman konseptual, dan minat peserta didik terkait keutuhan NKRI dan isu-isu kebangsaan.
● Format: ○ Kuesioner Singkat: Pertanyaan tentang pemahaman dasar NKRI, Pancasila, dan contoh-contoh ancaman yang mereka ketahui. (Tes Tertulis) ○ Diskusi Awal: Guru memancing diskusi singkat tentang apa yang mereka pahami tentang “Menjaga Keutuhan NKRI”. (Lisan/Observasi) ○ Polling/Survei Kilat (menggunakan Mentimeter/Kahoot): Untuk mengukur persepsi awal atau tingkat kekhawatiran mereka terhadap isu-isu disintegrasi. (Tes Tertulis) |
Asesmen Proses Pembelajaran (Formatif) | ● Tujuan: Memantau kemajuan belajar peserta didik, memberikan umpan balik berkelanjutan, dan menyesuaikan strategi pengajaran.● Format:
○ Observasi Partisipasi Diskusi Kelompok: Guru mengamati keaktifan, kualitas argumen, dan kerja sama peserta didik dalam diskusi dan analisis kasus. (Observasi) ○ Penilaian Lembar Kerja Analisis Kasus: Mengevaluasi ketepatan identifikasi ancaman, analisis dampak, dan perumusan solusi. (Produk) ○ Umpan Balik Teman Sebaya (Peer-Feedback): Peserta didik saling memberikan masukan terhadap ide proyek atau konsep strategi. (Penilaian Produk) ○ Jurnal Reflektif Singkat: Peserta didik menuliskan pemahaman mereka, tantangan yang dihadapi, dan pembelajaran yang didapat setelah setiap sub-materi. (Produk) ○ Presentasi Analisis Kasus Singkat: Setiap kelompok mempresentasikan hasil analisis kasus mereka. (Presentasi) |
Asesmen Akhir Pembelajaran (Sumatif) | ● Tujuan: Mengukur pencapaian kompetensi peserta didik terhadap tujuan pembelajaran di akhir bab.● Format:
○ Penilaian Proyek: Kampanye “NKRI Anti-Disintegrasi” (Produk & Presentasi). ■ Tugas: Buatlah sebuah kampanye digital (berupa poster digital, video singkat, atau infografis) ATAU sebuah proposal rencana aksi nyata di lingkungan sekolah/masyarakat, yang berisi pesan/ajakan untuk menjaga keutuhan NKRI dan menangkal ancaman disintegrasi (khususnya di era digital). Presentasikan hasil proyek Anda di depan kelas. ■ Rubrik Penilaian Proyek (Produk): ■ Kesesuaian Tema dan Pesan: Sejauh mana proyek mencerminkan pemahaman tentang keutuhan NKRI dan ancaman disintegrasi, serta pesan yang kuat dan inspiratif. (Bobot 30%) ■ Kreativitas dan Orisinalitas: Keunikan ide, desain, atau penyampaian dalam proyek. (Bobot 25%) ■ Kualitas Konten/Informasi: Akurasi, relevansi, dan kelengkapan informasi yang disampaikan. (Bobot 25%) ■ Efektivitas/Daya Tarik Komunikasi: Seberapa efektif proyek tersebut dapat menarik perhatian dan mengajak orang lain untuk bertindak. (Bobot 20%) ■ Rubrik Penilaian Presentasi Proyek (Lisan): ■ Kejelasan dan Kelancaran Presentasi: Kemampuan menyampaikan ide dengan jelas dan mudah dipahami. (Bobot 40%) ■ Penguasaan Materi: Kedalaman pemahaman presenter terhadap isi proyek dan jawaban atas pertanyaan. (Bobot 30%) ■ Sikap dan Percaya Diri: Kemampuan menyampaikan pesan dengan antusiasme dan meyakinkan. (Bobot 30%) ○ Tes Tertulis (Esai Analitis): ■ Tugas: Jelaskan minimal tiga ancaman nyata yang paling berpotensi mengganggu keutuhan NKRI di era sekarang. Analisislah dampaknya dan rumuskan minimal dua strategi konkret yang dapat dilakukan oleh generasi muda untuk menangkal ancaman tersebut berdasarkan nilai-nilai Pancasila. ■ Rubrik Penilaian: ■ Kedalaman Analisis Ancaman: Ketepatan identifikasi, penjelasan dampak, dan relevansi contoh ancaman. (Bobot 40%) ■ Ketepatan Rumusan Strategi: Kejelasan, relevansi, dan kelayakan strategi yang diusulkan. (Bobot 30%) ■ Keterkaitan dengan Pancasila: Sejauh mana strategi yang dirumuskan mendasarkan pada nilai-nilai Pancasila. (Bobot 20%) ■ Struktur dan Kebahasaan: Kerapian penulisan, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. (Bobot 10%) |