Arina Khuzaniar Rosadyyah, S.Pd., Guru Tahfiz MAN 1 Bandar Lampung
Arina Khuzaniar Rosadyyah, S.Pd., Guru Tahfiz MAN 1 Bandar Lampung Arina Khuzaniar Rosadyyah, lahir di Gisting, 18 Mei 1999. Saat ini, ia bekerja di MAN 1 Bandar Lampung sebagai Pembina […]
Arina Khuzaniar Rosadyyah, S.Pd., Guru Tahfiz MAN 1 Bandar Lampung

Arina Khuzaniar Rosadyyah, lahir di Gisting, 18 Mei 1999. Saat ini, ia bekerja di MAN 1 Bandar Lampung sebagai Pembina Asrama Putri di Asrama yg juga mengajar kelas tutor bahasa inggris dan guru Tahfidz Qur’an di madrasah. Sejak lahir, hidup dan besar di Desa Landbaw, Kecamatan Gisting, Tanggamus, daerah paling dingin se-kecamatan Gisting karena di bawah gunung. Arina bersekolah di MI Mathlaul Anwar dan lulus di tahun 2010. Kemudian melanjutkan SMPnya di SMPN 1 Gisting. Di SMP dulu, Arina aktif ikut beberapa ekskul seperti English Club dan Olimpiade Astronomi. Walaupun belum pernah diberi kesempatan untuk menjajal perlombaannya, Alhamdulillah, hikmahnya adalah tahu ‘passion’ dan hobi diri sendiri. Pernah juga ikut lomba menulis tingkat kabupaten, tapi gagal menang karena kehabisan waktu. Karena jurinya waktu itu suka dengan ceritanya walau belum selesai semua, maka diberilah uang “apresiasi” sebesar Rp.60.000 yg mana cukup besar untuk anak SMP. Saat itu, rasa bahagianya sama dengan yg juara.
Sejak saat itu, apa yg dicita-citakan Arina jadi banyak sekali. Ingin menjadi penulis, tiba-tiba ingin jadi scientist, tiba-tiba ingin jadi penerjemah bahasa inggris, tiba-tiba ingin jadi guru, bahkan ingin juga jadi tukang gambar animasi, karena hobby gambar juga. Kemudian, waktu lulus SMP di tahun 2013, Arina sempat diajak kawan untuk melanjutkan di SMA favorit seperti SMAN 1 Pringsewu, SMAN 1 Sumberejo, bahkan MAN 1 Bandar Lampung juga. Namun, karena orang tua belum berkehendak untuk Arina sekolah yg jauh-jauh, jadi dianjurkan untuk sekolah yg dekat-dekat rumah saja. Alasannya agar “ngajinya nggak ketinggalan”.
Arina sejak SD memang sudah ngaji di TPQ Majelis Talim Al-Ishlah rutin tiap hari dari jam setengah 4 sore sampai maghrib. Karena nurut orang tua, Arina akhirnya bersekolah di SMA Muhammadiyah Gisting yg jaraknya hanya 500 meter dari rumah. Waktu masuk SMA, jadwal ngajinya jadi bertambah dan berpindah tempat di Ponpes Salafiyah Darurrahmah Landbaw menjadi “santri kalong” dari bada maghrib sampai setengah 9 malam. Bahasan ngajinya sudah mulai ke kitab-kitab, Kyainya tegas dan kalau santrinya keliatan ngantuk sedikit, penggaris kayu langsung dipukul ke papan tulis.
Sewaktu SMA, Kebetulan di sekolah ini ada ekskul English Club juga jadi hobby masih bisa tersalurkan. Arina mulai aktif ikut lomba-lomba bahasa inggris dari Speech Contest, News Casting dan Presentation. Arina juga aktif ikut kegiatan PMR (Palang Merah Remaja) yg kegiatannya 180° berbeda dengan English Club. Di PMR inilah, Arina juga merasakan juga perjuangan mendapatkan badge madya ke wira ala militer, kemah, latihan gabungan dengan sekolah lain, menolong korban-korban kecelakaan dan bencana dan lomba-lomba PMR juga. Di SMA juga, Arina mendapatkan prestasi akademik dan menjadi juara kelas setidaknya dua besar setiap semester. Oleh karenanya, Arina bisa bersekolah tanpa bayar SPP. Masa SMA memang masa-masa terbaik, segala perjuangan, pengalaman serta prestasi yang didapatkan menjadi kenang-kenangan terindah untuk masa depan. Rasanya bangga hingga sekarang jika melihat sertifikat-sertifikat penghargaan masa itu.
Tibalah kelulusan SMA 2016, Arina mulai harus menentukan ingin kuliah dimana dan jurusan apa. Sayang sekali, SMA kami diblacklist untuk ikut SNMPTN, jadi Arina hanya mengikuti SBMPTN dan SPAN-PTKIN. Alhamdulillah, SPAN-PTKIN lolos di UIN Raden Intan Lampung jurusan PBI. Walaupun sudah lolos SPAN, tetap harus mencoba peruntungan di SBMPTN, karena dari awal ingin masuk jurusan Hubungan Internasional atau Kimia dan sudah belajar dengan giat juga. Waktu sudah tiba pengumuman SBMPTN, yg mana bertepatan dengan 2 hari sebelum terakhir daftar ulang SPAN, Alhamdulillah Arina lolos di jurusan Kimia. Rasanya bahagia sekali. Namun, karena mendapatkan UKT yg tinggi walaupun sudah banding dua kali, Arina harus segera memutuskan untuk memilih salah satu, PBI di UIN (waktu itu masih IAIN) atau Kimia di UNILA. Setelah berdiskusi panjang dengan orang tua, Arina memutuskan untuk berkuliah di UIN jurusan PBI. Walaupun berat harus melepaskan Kimia yg didapatkan dengan susah payah, namun karena terkendala biaya dan lain-lain, PBI juga bukan pilihan yang buruk, apalagi sesuai dengan passion sejak SMP.
September 2016, Arina mulai berkuliah di UIN Raden Intan Lampung. Mata kuliah di semester awal masih bercampur dengan teori-teori keislaman. Mulai semester 2, mata kuliahnya mulai full bahasa inggris, dari buku hingga penyampaian dosennya, semuanya full bahasa inggris. Hari-hari yang sangat menantang dan penuh deadline tugas hingga ada beberapa dari kami yg tidak kuat akhirnya pindah jurusan. Namun, ditengah rumor sulitnya mendapatkan IP diatas 3,5 untuk mahasiswa PBI, Alhamdulillah, Arina konsisten mendapat IP 3,80 tiap semester. Kuncinya hanya satu, bukan pintar, tapi rajin.
Tidak hanya di SMA, Arina juga mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kampus. Yaitu UKM Bahasa. Di organisasi ini, Arina seperti mendapatkan penyegaran dari seharian suntuk berkuliah dan mengerjakan tugas. Arina bertemu dengan orang-orang hebat dengan skill yg luar biasa di bidang Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. 3 tahun bergabung dengan organisasi ini, Arina mengikuti banyak kegiatan dan perlombaan. Pencapaian terbesar di perlombaan ini adalah ketika mendapatkan Juara 1 lomba Story Telling selama 2 tahun berturut-turut di ESA English Contest tahun 2017 & 2018 dan mendapatkan hadiah berupa beasiswa kursus bahasa inggris selama 3 bulan.
Di UKM Bahasa juga, Arina terpilih menjadi Ketua Umum selama 2 tahun di tahun 2018 & 2019. Awalnya shock karena tadinya mau vakum organisasi dan fokus ke kuliah. Namun, dari sinilah kesempatan-kesempatan lain dibuka. Arina mendapatkan tawaran untuk mengajar les privat dan bergabung menjadi team penerjemah bahasa inggris di Jurnal Al-Bayan UIN Raden Intan Lampung. Rasanya bahagia sekali, walaupun masih freelance, tapi setidaknya bisa menghasilkan uang jajan sendiri. Pensiun dari UKM, Arina mulai fokus ke dunia penerjemahan. Di setiap waktu luang, Arina mengerjakan penerjemahan jurnal-jurnal dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Inggris, kadang melakukan proofreading juga. Rasanya sangat terhormat karena diamanahkan untuk menerjemahkan jurnal akademik dari beberapa dosen-dosen dan praktisi yg hebat. Kebahagiaan Arina tidak sampai disitu, Arina terpilih menjadi kandidat untuk Pertukaran Pemuda di AYIMUN (Asian Youth International Model United Nation) Malaysia di akhir tahun 2019.
Namun, akhir tahun 2019 sampai 2021 adalah tahun terberat bagi Arina. Hari ‘apes’ memang tidak ada di kalender, karena saat itu ditengah sedang bahagia-bahagianya berjuang, tiba-tiba muncul pandemi COVID-19. Sehingga planning untuk ke Malaysia gagal seluruhnya. Bimbingan dan penelitian skripsi pun menjadi sangat terbatas dan kampus juga di tutup, sehingga gagal juga untuk cumlaude karena lulusnya tidak tepat 4 tahun, melainkan 4 tahun lebih 4 bulan walaupun IPKnya sudah sesuai kriteria. Namun ditengah-tengah musibah ini, sembari menunggu wisuda dan ijazah, Alhamdulillah Arina masih mendapatkan tawaran untuk menjadi Instruktur Bahasa Inggris di Balai Latihan Kerja (BLK) di Sabilil Muttaqin Tanggamus. Kelas ini merupakan program dari Kemnaker yg diperuntukkan bagi calon pekerja (frontliner) untuk menguasai bahasa inggris. Sekitar 7 bulan Arina mengajar di sana, sambil mencari-cari lowongan pekerjaan lain. Mencari lowongan saat pandemi juga seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Kadang sudah sampai tahap interview, karena domisili diluar kota perusahaan bisa digagalkan. Sudah belasan perusahaan Arina lamar, semuanya gagal karena domisili.
Kemudian di pertengahan tahun 2021, Arina mendapatkan undangan interview untuk posisi Finance Administrator di Restoran Sederhana. Karena sulitnya mencari pekerjaan, walaupun tidak linear sama sekali dengan jurusan saat kuliah, Arina tetap menghadiri interview tersebut dan berhasil direkrut. Awal-awal bekerja masih dibimbing oleh pegawai lama. Arina belajar bagaimana cara membuat laporan keuangan, laporan belanja, laporan omset harian dsb. Rasa ingin menyerah tentu terus muncul setiap menemukan kesulitan, karena rasanya seperti mengerjakan sesuatu yg tidak kepikiran sama sekali. “Kok bisa lulusan bahasa inggris jadi admin disini?” Begitulah pertanyaan orang setiap hari. Namun, seperti pepatah “Experience is the best teacher”, pengalaman adalah guru terbaik adalah benar. Arina belajar tentang bagaimana bernegosiasi, problem solving, berkomunikasi dengan orang dengan berbagai sifat dan karakter, dsb. Bahkan kadang ada pelanggan dari mancanegara, disitulah setidaknya skill bahasa inggris Arina digunakan. Tentu hal ini tidak akan didapatkan di bangku perkuliahan atau organisasi saja. Bekerja dari pagi hingga malam tentu lelah, namun tidak terasa ternyata sudah 1 tahun 8 bulan. Terbiasa bukan berarti tidak pernah ada harapan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Arina tidak henti-hentinya berdoa agar setidaknya bisa bekerja sesuai dengan title ijazahnya dan passionnya.
Pada awal tahun 2023, Arina resign dari pekerjaannya dan mendaftar ke MAN 1 Bandar Lampung yang saat itu ada lowongan menjadi pembina asrama dan tutor bahasa inggris. Hingga pada akhirnya, Arina resmi menjadi bagian dari MAN 1 Bandar Lampung pada Januari 2023 hingga sekarang.
Menjadi “specialist” memang keren, tapi menjadi “generalist” juga nggak kalah keren.
