Drs. Mangarahon, Guru Biologi MAN 1 Bandar Lampung
Drs. Mangarahon, Guru Biologi MAN 1 Bandar Lampung Drs. Mangarahon, yang akrab disapa Pak Aon atau Pak Ahon oleh murid-murid dan rekan-rekannya, lahir di Tanjung Karang pada tahun 1966. Sejak […]

Drs. Mangarahon, Guru Biologi MAN 1 Bandar Lampung

Drs. Mangarahon, yang akrab disapa Pak Aon atau Pak Ahon oleh murid-murid dan rekan-rekannya, lahir di Tanjung Karang pada tahun 1966. Sejak kecil, ia telah menunjukkan kecintaan pada ilmu pengetahuan dan ketekunan dalam belajar. Masa kecilnya diwarnai dengan semangat juang yang tinggi, yang kelak membentuk fondasi kesuksesannya di dunia pendidikan.
Ia mengawali pendidikan formal di SD Negeri Surabaya, Kedaton, Bandar Lampung, dan berhasil menamatkannya pada tahun 1980 dengan predikat juara umum, menempati peringkat pertama di sekolah. Prestasi gemilang ini membawanya mendapatkan beasiswa Supersemar, sebuah penghargaan bergengsi pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Ia melanjutkan ke SMP Budi Mulia, Bandar Lampung, dan kembali menunjukkan prestasi membanggakan dengan meraih peringkat ketiga dari total 246 siswa. Pendidikan menengah atas ia tempuh di SMAN 2 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 1986.
Cinta terhadap dunia sains, khususnya Biologi, membawanya melanjutkan studi ke Universitas Lampung di bawah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), program studi MIPA Biologi. Semasa kuliah, ia tidak hanya aktif belajar tetapi juga dipercaya oleh ketua program studi untuk menjadi asisten dosen dalam mata kuliah Biologi Dasar, Histologi, dan Ekologi. Selain itu, ia juga sempat mengenyam pengalaman sebagai santri kalong di Pondok Pesantren Mahasiswa Daarul Hikmah, Gedung Meneng, Bandar Lampung—sebuah pengalaman spiritual yang memperkaya kehidupan akademiknya.
Ia menyelesaikan studi sarjananya pada tahun 1991. Bahkan sebelum lulus, Aon muda sudah mulai aktif mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik. Ia bekerja di bimbingan belajar Al-Qolam yang berafiliasi dengan Bimbel Nurul Fikri, Jakarta. Di samping itu, ia juga menjadi guru honorer di beberapa sekolah, di antaranya SMA Utama, SMA Sriwijaya, SMAN 12 Bandar Lampung, dan SMA Al-Kautsar Bandar Lampung.

Pada awal karier sebagai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Agama yang dimulai tahun 1993, ia diperbantukan di SMA Al-Kautsar. Saat itu pula, ia diminta oleh Universitas Malahayati dan Politeknik Kesehatan (Poltekes) untuk membantu sebagai dosen mata kuliah Agama Islam dalam program mentoring, yang ia jalani selama kurang lebih tiga tahun.
Tahun 1996, ia dipindahkan ke MAN Pekalongan Metro. Namun, belum genap setahun, ia dimutasi ke MAN 1 Bandar Lampung, tempatnya mengajar dan mengabdi hingga kini. Di madrasah ini, Pak Guru Aon mengajar mata pelajaran Biologi dan dipercaya sebagai Kepala Laboratorium Biologi. Kompetensi dan dedikasinya di dunia pendidikan mendapatkan pengakuan dari Kementerian Agama Republik Indonesia dengan menunjuknya sebagai Fasilitator Provinsi untuk bidang studi Biologi—peran strategis yang ia emban demi meningkatkan mutu pembelajaran di madrasah.
Atas pengabdiannya yang panjang dan penuh komitmen, Pak Guru Aon menerima penghargaan Satya Lencana Karya Satya XX Tahun dan XXX Tahun dari Presiden Republik Indonesia, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusinya di bidang pendidikan.
Meski telah banyak menorehkan prestasi, semangatnya untuk terus belajar tidak pernah padam. Ia sempat mendaftar program S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB) yang diadakan oleh Kementerian Agama Pusat untuk guru madrasah. Sayangnya, ia tidak lolos seleksi administrasi karena telah melewati batas usia yang disyaratkan. Meski begitu, hal tersebut tak mengurangi semangat dan ketulusan pengabdiannya dalam dunia pendidikan.
Dalam kehidupan pribadi, Pak Aon dikaruniai empat orang anak: satu putri dan tiga putra, yang menjadi sumber kebahagiaan sekaligus inspirasi dalam menjalani kehidupan dan pengabdiannya.
