Eko Astuti, S.Pd., Guru Sejarah MAN 1 Bandar Lampung
Eko Astuti, S.Pd., Guru Sejarah MAN 1 Bandar Lampung Eko Astuti, S.Pd., yang akrab disapa Ibu Eko atau Bunda Eko, dilahirkan di Teluk Betung pada tahun 1967. Sebagai anak pertama […]
Eko Astuti, S.Pd., Guru Sejarah MAN 1 Bandar Lampung

Eko Astuti, S.Pd., yang akrab disapa Ibu Eko atau Bunda Eko, dilahirkan di Teluk Betung pada tahun 1967. Sebagai anak pertama dari sepuluh bersaudara, ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang hangat dan penuh kebersamaan. Kehidupan sederhana yang dijalani memberikan fondasi yang kuat bagi Eko Astuti untuk meraih cita-citanya.
Pendidikan dasarnya dimulai di SD Inpres Kupang Teba, Bandar Lampung dari tahun 1975 hingga 1980. Di sana, ia mulai menunjukkan ketertarikan pada ilmu pengetahuan, terutama sejarah, yang kelak menjadi pilihan kariernya. Setelah lulus SD, ia melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Teluk Betung, dan kemudian ke Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri 2 Tanjung Karang, tempat ia menamatkan pendidikannya pada tahun 1986. Selama di SPG, Eko Astuti muda menunjukkan prestasi yang gemilang dengan selalu berada di jajaran tiga besar setiap pembagian rapor Cawu, dan meraih nilai NEM tertinggi kedua saat kelulusan.
Semangat belajarnya tak pernah padam, setelah lulus dari SPG, ia melanjutkan pendidikannya di FKIP Universitas Lampung (Unila) dengan mengambil jurusan IPS dan Program Studi Sejarah. Pada tahun 1992, ia berhasil meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) dan memulai kariernya sebagai seorang pendidik.
Sebelum meraih gelar sarjana, tepatnya pada tahun 1991, Bunda Eko, begitu murid-murid biasa memanggilnya, mulai mengabdi sebagai guru di SMK Satu Nusa Bandar Lampung, yang sebelumnya dikenal dengan berbagai nama seperti SMEA, SMIP, STM, dan SMA. Dalam perannya sebagai guru, ia tidak hanya mengajarkan pengetahuan tetapi juga membimbing dan mendidik karakter siswanya. Keberhasilannya dalam mendidik siswa membawanya pada posisi Wakil Kepala Sekolah di SMEA Satu Nusa Bandar Lampung dari tahun 1994 hingga 1999, sebuah pengalaman yang memperluas wawasan kepemimpinannya dalam dunia pendidikan.

Perjalanan Bunda Eko sebagai pendidik terus berlanjut. Pada tanggal 1 Maret 1998, ia diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sebagai Guru Sejarah di MAN 1 Bandar Lampung. Di sekolah ini, ia terus mengabdikan diri sebagai guru Sejarah dan juga aktif mendampingi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka dan Paskibra, yang semakin mendekatkannya dengan para siswa dan masyarakat sekitar.
Di luar dunia pendidikan formal, Bunda Eko juga aktif dalam berbagai organisasi di masyarakat. Minatnya dalam berorganisasi telah tumbuh sejak SMP, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Ia terlibat dalam berbagai organisasi sosial seperti Risma, Karang Taruna, PKK, dan majelis taklim. Pengalaman-pengalaman ini memperkaya jiwa sosialnya dan mengajarkan pentingnya kebersamaan serta kontribusi terhadap perkembangan komunitas.
Meski sudah berpuluh tahun berlalu, kenangan indah masa kecil selalu melekat dalam ingatan Bunda Eko, salah satunya adalah perjalanan bersekolah yang penuh cerita. Setiap pagi, ia dan lima teman sekelompoknya berangkat sekolah bersama-sama menggunakan angkot. Namun, perjalanan pulang yang lebih berkesan adalah ketika mereka harus berjalan kaki menempuh jarak yang cukup jauh. Meskipun melelahkan, kebersamaan dan kegembiraan membuat perjalanan tersebut terasa singkat dan penuh kenangan manis. Pengalaman ini berlangsung selama enam tahun, baik saat SMP maupun SPG, dan menjadi salah satu kenangan yang tak terlupakan.
Bunda Eko adalah sosok yang memiliki dedikasi tinggi dalam dunia pendidikan, seorang ibu, dan anggota masyarakat yang penuh semangat. Meskipun menghadapi berbagai tantangan dalam hidup, ia selalu mampu menjaga semangatnya dan terus memberikan yang terbaik untuk keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan perjalanan panjang yang penuh pengabdian, Bunda Eko kini dikenal bukan hanya sebagai seorang guru, tetapi juga sebagai inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya.