Profil Guru MAN 1 Bandar Lampung
Profil Guru MAN 1 Bandar Lampung

Profil Guru
MAN 1 Bandar Lampung
Kepala MAN 1 Bandar Lampung |
|
![]() Kepala MAN 1 Bandar Lampung | Lukman Hakim, usually called Lukman by his colleagues or Pak Kamad (Mr. Headmaster) by his subordinates, was born in Gading Rejo, in 1970. He is the 2nd child of 6 children from the couple of H. Syamsul Hadi, father, and Hj Zainab, mother. He grew up in Waykanan, a district area located in the province of Lampung, where he spent his childhood very joyfully with his little friends. After graduating from public elementary school, SD Negeri Mojokerto Waykanan, in 1984, he continued his study to public junior high school, SMP Negeri 1 Banjit, and finished in 1987. At the same year, he was admitted as a student at SMA Negeri 1 Bukit Read More .... |
Wakil Kepala MAN 1 Bandar Lampung |
|
![]() Waka Bidang Kurikulum | 1. Ahmad Gumrowi, M.P.Fis., yang akrab disapa “Pak Gum,” lahir di Kebumen pada tahun 1970. Beliau menempuh pendidikan formalnya dimulai dari SDN 01 Sukarame, Bandar Lampung, yang lulus pada tahun 1983, kemudian MTsN Kebumen, Jawa Tengah, lulus pada tahun 1986, dan SMAN Way Halim, Bandar Lampung (sekarang SMAN 5) yang diselesaikannya pada tahun 1989. Pendidikan tinggi jenjang S1 diraih Pak Gum dari Universitas Lampung (Unila) dengan mengambil Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, program studi Baca Selengkapnya .... |
![]() Waka Bidang Kesiswaan | 2. Joko Dwi Surawu, S.Pd.,M.Si., lahir di kota Solo, Jawa Tengah, pada tahun 1973. Ia merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari Bapak Pairan Wiknyo Sugianto dan Ibu Karni. Nama lengkapnya adalah pemberian sang kakek yang sangat mendambakan kelahiran seorang cucu laki-laki. Di lingkungan MAN 1 Bandar Lampung, sapaan akrab "Pak JO" atau "Mas JO" sudah sangat familiar di kalangan siswa, guru, maupun tenaga kependidikan. Sejak awal Agustus 2021 hingga saat ini, beliau mengemban amanah sebagai wakil kepala Baca Selengkapnya ... |
![]() Waka Bidang Sarana & Prasarana | 3. Drs. H. Tri Sutanto, yang akrab disapa Pak Tri, lahir di Klaten pada tahun 1965. Ia merupakan seorang pendidik yang telah lama mengabdi di dunia pendidikan, yaitu di bidang studi Matematika. Selain mengajar, ia juga dipercaya menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah Bidang Sarana dan Prasarana di MAN 1 Bandar Lampung. Pak Tri menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Bero 1 Trucuk, Klaten, Jawa Tengah. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Cawas, kemudian ke SMA Negeri 1 Cawas, masih di Baca Selengkapnya .... |
![]() Waka Bidang Humas | 4. Dra. Yuniarti, yang akrab dipanggil “ Bu Yuni” dilahirkan pada tahun 1967 oleh pasangan suami istri yang berprofesi sebagai petani kecil di sebuah desa di kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Sebagai anak ke-11 dari sebelas bersaudara, sejak kecil ia selalu dibimbing oleh kakak-kakaknya baik dalam bermain maupun dalam belajar. Wal hasil di setiap jenjang sekolahnya, dia selalu menjadi juara, baik di tingkat SD, SMP bahkan di SMA-nya. Pada usia 5 tahun, Yuni kecil telah kehilangan ayahanda tercinta. Sejak saat itu, tinggallah Baca Selengkapnya .... |
1. Guru Alqur'an Hadis |
|
![]() | 1. Ahmad Taufik Fajar, S.Ag, M.Pd, adalah guru Alqur'an Hadis di MAN 1 Bandar Lampung, namun ia juga gemar dengan pembelajaran berbasis ICT, dari sikap diamnya ia telah banyak menghasilkan berbagai macam karya terutama dalam bidang produk Multimedia Presentasi, dari video pembelajaran, Multimedia interaktif, dan pernah predikat juara 2 Nasional ia raih tepatnya di tahun 2010, dalam pembuatan Media Pembelajaran berbasis ICT di Jakarta. Untuk tingkat Provinsi Lampung ia juga mendapat predikat juara 1 Tk Provinsi di bidang Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Poppy Novitasari, M.Pd., merupakan guru AL qur’an Hadis MAN 1 Bandarlampung yang lahir di Tasikmalaya pada tahun 1974. Neng Poppy, begitu ia biasa dipanggil, menjalani hari-harinya dengan keceriaan, mudah berteman dengan siapa saja, dan telah dididik untuk disiplin sejak kecil oleh ayahnya, yang seorang PNS, serta ibunya, yang merupakan ibu rumah tangga. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan keberanian. Saat masih di TK, tanpa ragu ia mendaftarkan dirinya sendiri untuk tampil di panggung acara malam 17 Agustusan di kampungnya. Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Sa’adatul Abadiyah, merupakan Guru Al-Qur’an Hadis MAN 1 Bandarlampung yang lahir di Sidoarjo, Jawa Timur. Terkadang dipanggil Diyah, Dhy, atau Sa’adah. Di usia 4 tahun, Ayahnya bertugas di Anyer, Banten. Sehingga ia mengenyam pendidikan TK di sana. Sedangkan pendidikan SD ia arungi di 3 provinsi yang berbeda. Satu tahun pertamanya ditempuh di SDN 1 Labuan, Pandeglang, Banten. Kemudian, 1 cawu di awal tahun keduanya ia lanjutkan di TPI Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Sementara sisa masa SD nya Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Yuyun Yuniati adalah nama pemberian sayang dari ayahnya. Ia biasa disapa dengan nama Yuyun. Ia lahir sebagai anak pertama dari tiga bersaudara. Ia dilahirkan dari seorang ibu bernama Iryanti dan bapak bernama M. Sugianto. Tanpa doa, restu, dan dukungan dari kedua orang tua, seorang anak bukanlah siapa-siapa. Ia dididik dengan penuh kesederhanaan dan kemandirian, dengan prinsip bahwa jika kita menginginkan sesuatu, maka berusahalah dengan sungguh-sungguh dan diri sendiri yang harus Baca Selengkapnya .... |
![]() | 5. Dikenal akrab oleh siswa-siswi MAN 1 Bandar Lampung dengan sapaan Bu Rafika, Umi Rafika, atau Miss Rafika, Rafika Lia S.Pd. adalah seorang guru yang memiliki semangat tinggi dalam mendidik dan membentuk karakter siswa. Lahir di Bandar Lampung pada tahun 1998, anak pertama dari tiga bersaudara ini tumbuh dengan nilai-nilai kemandirian dan ketangguhan yang tertanam sejak kecil. Beliau meyakini bahwa menjadi seorang guru adalah panggilan jiwa, yang berarti lebih dari sekadar menyampaikan ilmu Baca Selengkapnya .... |
2. Guru Aqidah Akhlak |
|
![]() | 1. Mengawali kehidupannya di Sumber Agung, sebuah dusun di pekon Margodadi, Tanggamus, pada tahun 1978, Rohmah Etikawati menempuh jenjang pendidikan tinggi di UIN Radin Intan Lampung. Di sana, ia mendalami ilmu agama dan berhasil meraih gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) pada tahun 2002. Perjalanan kariernya di dunia pendidikan dimulai dengan pengabdian selama 15 tahun di SD Tunas Mekar Indonesia. Dedikasi dan pengalamannya inilah yang kemudian membawanya untuk bertugas Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Indah Agung Suprapti, M.Pd., yang akrab disapa Bu Indah, merupakan salah satu guru mata pelajaran Akidah Akhlak di MAN 1 Bandar Lampung. Ia lahir pada tahun 1983 di Bumi Jawa, Sukadana, Lampung Timur, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara. Terlahir dari keluarga petani tidak membuatnya berkecil hati atau merasa minder. Justru latar belakang tersebut menjadi penyemangat bagi Indah untuk belajar lebih giat dan meraih prestasi, demi membanggakan orang tua dan keluarganya. Ayahnya, Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Marselyna Atalanta, S.Pd., yang akrab disapa Sely, lahir di Bandar Lampung pada 16 Juli 1992. Sebagai anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Hi. Marwan Aziz, S.E., M.M., dan Ibu Hj. Ir. Septirawati, Sely dikenal sebagai pribadi yang mudah bergaul, humoris, suka bercanda, dan mampu menciptakan suasana ramai dan menyenangkan. Ia dibesarkan dalam keluarga hangat dan harmonis, di mana ayahnya berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil dan ibunya sebagai Ibu Rumah Tangga. Sosok ayah yang Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Arfani Labib, akrab disapa Labib, adalah guru mata pelajaran Akidah Akhlak sekaligus Pembina Ekstrakurikuler Seni Budaya Islami di MAN 1 Bandar Lampung. Lahir di Gadingrejo, Pringsewu pada 13 September 1998, Labib merupakan anak kedua dari Bapak Sudarmaji dan Ibu Veni. Ia memiliki hobi futsal, fotografi, dan menyanyi. Riwayat pendidikannya meliputi TK Aisyiyah Bustanul Athfal III Tambahsari, SD Negeri 1 Tambahrejo, SMP Negeri 1 Gadingrejo, Pondok Modern Darussalam Gontor 7 Lampung Baca Selengkapnya .... |
![]() | 5. Rahma Zakia Al Erza, M.Pd., yang akrab disapa Bu Zakia atau Miss Zakia oleh siswa-siswi MAN 1 Bandar Lampung, lahir pada Januari 1999. Mengajar baginya lebih dari sekadar pekerjaan; ini adalah panggilan jiwa yang telah ia rasakan sejak remaja. Dedikasinya dalam dunia pendidikan terwujud dalam upayanya memastikan setiap murid tidak hanya menguasai materi pelajaran, tetapi juga menghayati makna dan mengaplikasikan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman di Pondok Modern Baca Selengkapnya .... |
3. Guru Fiqih |
|
![]() | 1. Dra. Par’aini lahir pada tahun 1966 di Desa Padang Cermin, Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah. Sejak muda, ia dikenal sebagai pribadi yang tekun dan sederhana. Meskipun demikian, pada masa kecilnya, Par’aini sebenarnya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang guru. Dunia pendidikan bukanlah sesuatu yang secara khusus menarik perhatiannya saat itu. Ia justru lebih tertarik pada profesi lain yang menurut pandangannya lebih bergengsi, seperti bekerja di kantor atau menjadi pengusaha. Namun, perjalanan Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Imas Masruroh, nama yang berarti "seorang perempuan yang menggembirakan," diberikan oleh orang tuanya dengan harapan anak keempat mereka ini akan membawa banyak kebahagiaan bagi keluarga. Ia dilahirkan di Malingping, sebuah kota kecil di Lebak, Banten, yang dikelilingi keindahan Pantai Selatan yang masih alami. Di sana, membentang pantai biru dengan debur ombak yang menggetarkan jiwa, hamparan pasir putih yang bersih, dan karang-karang yang menjulang Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Anggi Dwi Putra lahir di Kota Bandar Lampung pada tahun 1995. Ia merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ayahnya adalah seorang purnawirawan POLRI, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang tangguh dan penuh kasih. Perjalanan pendidikannya dimulai dari tingkat dasar di Sekolah Dasar Taman Siswa Bandar Lampung, dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Taman Siswa juga. Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat SMP, ia melanjutkan ke SMA Negeri 4 Bandar Lampung. Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Apriatin adalah guru pengampu mata pelajaran Fiqih di MAN 1 Bandar Lampung. Di lingkungan madrasah, ia akrab disapa Miss Apri atau Ibu Apri. Ia lahir dan dibesarkan di Desa Sidorejo, Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah, dari pasangan Ayahanda Maspur dan Ibunda Suliyah. Sejak kecil, Apriatin tinggal bersama paman dan bibinya, Bapak Lasno dan Ibu Musringah, yang telah ia anggap sebagai orang tua sendiri. Ia merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Pendidikan formalnya dimulai Baca Selengkapnya .... |
4. Guru Sejarah Kebudayaan Islam |
|
![]() | 1. Zulyan Purba adalah guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MAN 1 Bandar Lampung. Ia lahir di Gunung Sugih pada tahun 1985, yang saat itu masih termasuk wilayah Kabupaten Lampung Selatan sebelum terbentuknya Kabupaten Pesawaran. Zulyan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Pendidikan dasarnya ia tempuh di SD Negeri 5 Gunung Sugih, Kecamatan Kedondong. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan ke MTs Negeri 1 Kedondong selama tiga tahun. Wajib belajar 12 tahunnya diselesaikan di Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Betapa simple-nya nama Ulfah, begitu singkat dan melekat di ingatan. Padahal, saat dilahirkan di Teluk Betung pada tahun 1982, nama lengkapnya adalah Mariya Ulfah. Cerita menarik di balik singkatnya nama ini adalah ketika ia lulus SD; ijazahnya tertulis "Ulfah" saja. Sayangnya, ketidaksempatan orang tua untuk mengurus kekeliruan tersebut membuat nama "Ulfah" bertahan hingga kini. Pendidikan formalnya pertama kali ia rasakan di MIS Mathlaul Anwar Sinar Laut pada tahun 1988. Berikutnya ia melanjutkan Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Mazaya Linda Shilmina lahir di Bandar Lampung pada 18 April 1996. Ia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Di lingkungan keluarga, ia akrab disapa Linda, namun sejak sekolah, teman-teman dan gurunya lebih sering memanggilnya Mazaya. Sapaan itu terus melekat hingga ia menjadi guru, dikenal dengan panggilan “Bu Mazaya”. Mazaya menempuh pendidikan dasar di SD Kartika II-5 Bandar Lampung (SD Persit), lalu melanjutkan ke SMP IT International Ar-Raihan Bandar Lampung. Baca Selengkapnya .... |
5. Guru Tahfidzul Qur'an |
|
![]() | 1. Amria Firlina lahir di Lampung Barat pada tahun 1994. Dikenal dengan sapaan akrab Amria atau Am, ia merupakan anak kedua dari empat bersaudara dalam keluarga Bapak Azamir dan Ibu Elli Warti. Kini, ia bertugas sebagai guru mata pelajaran Tahfidzul Qur’an di MAN 1 Bandar Lampung. Semangat belajar Amria telah terlihat sejak menempuh pendidikan dasar di SDN 01 Pekon Balak. Ia lulus pada tahun 2007. Ia kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama dan atas di Pondok Pesantren Modern Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Lahir di sebuah desa sederhana, Iso Rejo, Lampung Utara, pada tahun 1998, Irham Maghfuri tumbuh dalam keluarga yang sederhana namun penuh dedikasi terhadap pendidikan agama. Setahun setelah kelahirannya, pada tahun 1999, keluarganya hijrah ke Desa Dabuk Rejo, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, di mana akar perjuangan Irham mulai bersemi. Kedua orang tuanya, yang merupakan pejuang pendidikan agama, mendirikan TPA dan TPQ Sabilul Hasanah pada tahun 2001. Lembaga yang Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Khoti Isnaeni lahir di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan, pada tahun 1997. Ia merupakan anak kedua dari empat bersaudara, buah hati pasangan Bapak Waryitno dan almarhumah Ibu Saamah. Pada usia tujuh tahun, Khoti memulai pendidikan dasarnya di MI MA Rawa Selapan, dari tahun 2004 hingga 2010. Ia kemudian melanjutkan ke jenjang MTs di sekolah yang sama hingga tahun 2013. Sebuah pencapaian membanggakan baginya adalah ketika ia berhasil menjadi alumni MAN 1 Bandar Lampung pada tahun 2016. Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Arina Khuzaniar Rosadyyah lahir di Gisting pada tahun 1999. Saat ini, ia mengabdikan diri di MAN 1 Bandar Lampung sebagai Pembina Asrama Putri, tutor Bahasa Inggris serta guru Tahfidz Qur’an. Sejak kelahirannya, Arina tumbuh dan besar di Desa Landbaw, Kecamatan Gisting, Tanggamus, sebuah daerah yang dikenal sebagai wilayah terdingin di kecamatan tersebut karena letaknya di bawah kaki gunung. Perjalanan pendidikannya dimulai di MI Mathlaul Anwar, di mana ia lulus pada tahun 2010. Kemudian, ia Baca Selengkapnya .... |
![]() | 5. Lahir di Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, pada tahun 1997, Arizka Agustina tumbuh dalam keluarga yang menjunjung tinggi nilai keilmuan dan spiritualitas. Kini, ia dikenal sebagai seorang pendidik dan pembina yang berdedikasi di dunia pendidikan Islam, terutama dalam bidang bahasa Arab dan pembinaan Al-Qur’an. Pendidikan formal Arizka diawali di TK Dharma Wanita (2002–2003) dan berlanjut di SDN 3 Pratama Mandira (2003–2009). Pada jenjang SMP (2009–2012), ia memilih untuk Baca Selengkapnya .... |
![]() | 6. M. Rafda Abdatama, yang akrab disapa Rafda, lahir di Bandar Lampung pada tahun 1999. Ia merupakan anak kedua sekaligus anak bungsu dari pasangan Bapak Marzuki dan Ibu Novita Wulansari. Tumbuh dalam keluarga yang peduli terhadap pendidikan dan memiliki nilai-nilai keagamaan yang kuat, Rafda sejak kecil telah belajar untuk menjaga sikap dan pergaulan, meskipun masa kanak-kanak umumnya identik dengan kebebasan dan dan keceriaan. Riwayat pendidikan Rafda dimulai dari TK Permata Biru, kemudian Baca Selengkapnya .... |
![]() | 7. Lahir di desa Srikaton, kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung pada tahun 2000, Ahmad Harun Asrori, atau yang lebih dikenal dengan nama Harun, merupakan guru mata pelajaran Tahfidzul Al-Qur’an sekaligus pembina Asrama Luqman El-Hakim di MAN 1 Bandar Lampung. Ia adalah putra ketiga dari pasangan Supriyadi dan Khoiriyah, yang berprofesi sebagai petani. Ahmad Harun Asrori memulai pendidikan formalnya di Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Mubtadiin desa Srikataon pada tahun Baca Selengkapnya .... |
![]() | 8. Syaifudin lahir di Bandar Lampung pada tahun 1997. Syaifudin ialah anak ketiga dari tiga bersaudara. Lahir sebagai anak bungsu tidak menjadikannya kemudian menjadi anak yang manja. Saat masuk ke sekolah dasar dia mengenyam pendidikan di SDN 1 Kali Balau Kencana, kemudian meneruskan ke MTs N 2 Bandar Lampung. Awal perjalanan pendidikan yang sangat mengesankan baginya adalah saat SMA. Dia menempuh pendidikan SMA jauh dari rumahnya, itulah awal ia berpisah dengan orang tuanya. Baca Selengkapnya .... |
6. Guru Bahasa Indonesia |
|
![]() | 1. Pada Ahad dini hari di tahun 1966, seorang anak laki-laki dilahirkan di sebuah desa di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Ia lahir dari pasangan petani yang mengajarkannya nilai kerja keras dan keteguhan hidup sejak mula. Setelah menamatkan pendidikan dasar di kampung halamannya, ia melanjutkan langkahnya ke timur, menimba ilmu di Pondok Modern Gontor, Jawa Timur. Hidup di perantauan mengajarkannya makna kesederhanaan dan perjuangan. Di tengah gelombang kehidupan Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Pada tahun 1966, di sebuah kota kecil yang bernama Tanjung Sani di pinggiran Danau Maninjau, Sumatera Barat, hadir ke dunia seorang bayi mungil dari rahim seorang ibu bernama Hanifah. Terlahir sebagai anak pertama dari dua bersaudara, dengan ayah bernama Muhammad Said Karim, bayi kecil dari pasangan ini tumbuh menjadi anak yang lucu dan ia diberi nama Meriati Said, tetapi lebih akrab dipanggil dengan nama Ati. Ati kecil menempuh pendidikan dasar di tanah kelahiran hingga kelas V SD. Perjalanan hidup Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. |
![]() | 4. Asih Wiyasti lahir di Tanjung Karang pada tahun 1968. Ia bukan hanya seorang pendidik, tetapi juga sumber inspirasi bagi para siswanya. Perjalanannya di dunia pendidikan berakar dari studinya di IAIN Raden Intan (kini UIN Raden Intan Lampung) dan Universitas Lampung, dua institusi yang memupuk kecintaannya pada bahasa dan pengajaran. Kini, Bu Asih—sapaan akrabnya—mengabdikan diri sebagai guru Bahasa Indonesia di MAN 1 Bandar Lampung. Di mata para siswa, ia lebih dari sekadar pengajar Baca Selengkapnya .... |
![]() | 5. Sri Rejeki, S.Pd. pendidik yang selalu tampil sederhana namun selalu hangat dengan muridnya. Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Lampung dipilihnya barawal dari hobi yang dimilikinya yaitu menulis cerita dan puisi sejak di Sekolah Menengah Pertama. Umi Sri (panggilan sayang dari murid-muridnya) mengajar di MAN 1 Bandar Lampung sejak bulan Januari tahun 1991 yang diawali dengan mengajar mata pelajaran Bahasa Jerman sampai tahun 1995. Terkait dengan adanya peraturan bahwa Baca Selengkapnya .... |
![]() | 6. Saya adalah wanita tangguh dan kontras dengan perpaduan unik antara kebaikan dan keberanian yang dilahirkan di Semarang pada tahun 1969. Saya tumbuh di lingkungan yang membentuk karakter kuat. Jadi, jangan heran jika saya cenderung berpikir praktis dan realistis dalam menghadapi masalah. Rasa syukur adalah pemandu saya yang konstan. Berbicara mengenai pendidikan, saya adalah salah satu alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) FKIP Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Baca Selengkapnya .... |
![]() | 7. Eni Hastuti, M.Pd., adalah seorang pembelajar yang tak pernah berhenti, bergerak dalam kesunyian namun menebarkan makna melalui kata dan tindakan. Baginya, mengajar bukan sekadar profesi, melainkan cara jiwanya berkomunikasi tentang harapan, masa depan, dan cinta yang abadi. Setiap pagi menjelang, ia menanamkan benih harapan di hati para generasi penerus bangsa, membangun jembatan menuju masa depan dengan tinta dan suara. Dibesarkan oleh seorang ibu dan bimbingan seorang ayah yang Baca Selengkapnya .... |
![]() | 8. Ria Novita Wati, M.Pd., lahir di Tanjung Karang pada tahun 1975. Ia adalah anak keempat dari sebelas bersaudara, putri dari pasangan Purnawirawan Polisi Achmad Ismail dan Ibu Hj. Mashetfi. Ria memulai pendidikan di TK Xaverius Tanjung Karang pada tahun 1981, kemudian melanjutkan ke SD Xaverius Tanjung Karang. Pada tahun yang sama, ia harus menerima kenyataan pahit ditinggalkan oleh sang mama untuk selama-lamanya. Pada tahun 1987 hingga 1990, Ria menempuh pendidikan di SMP Negeri 1 Tanjung Karang, Baca Selengkapnya .... |
![]() | 9. Belajar Bahasa Indonesia dengan suasana yang seru dan menyenangkan bersama Bu Riya. Riya Septiyana atau yang akrab disapa Bu Riya ini merupakan salah satu guru Bahasa Indonesia di MAN 1 Bandar Lampung. Bu Riya lahir di Bandar Lampung pada tahun 1984. Bu Riya menyelesaikan pendidikan strata satunya di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di STKIP PGRI Bandar Lampung pada tahun 2006 dan menyelesaikan pendidikan magister di perguruan tinggi yang sama pada tahun 2022. Baca Selengkapnya .... |
![]() | 10. Secangkir teh menemaniku sore ini. Hal yang sudah biasa kulakukan, duduk di depan laptopku yang tentunya bukan laptop model terbaru, seperti kebanyakan orang yang mungkin sudah memilikinya. Aku memandangi gadis kecil yang sedang tertidur pulas di sampingku. Gadis itu begitu setia menemaniku, menungguku pulang setiap sore. Walaupun di tengah penantiannya menungguku terkadang ia tertidur juga. Wajah anakku mengingatkan ku pada masa kecilku. Agnes Afrilia nama yang diberikan oleh Baca Selengkapnya .... |
7. Guru Bahasa Arab |
|
![]() | 1. Ahmad Zulfa lahir di Kota Metro pada tahun 1965. Ia merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Ayahnya, M. Djuaini Zubair, adalah seorang Pegawai Negeri Sipil yang mengabdi sebagai dosen di IAIN Raden Intan Lampung, sementara ibunya, Yunaini, adalah seorang ibu rumah tangga. Pendidikan dasar ditempuh Ahmad Zulfa di SD Tauladan Metro. Setelah lulus, ia melanjutkan ke MTsN Metro, yang lokasinya tidak jauh dari sekolah dasarnya. Pendidikan menengah atas ia lanjutkan di MAN Metro dengan Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Hudri, S.Ag. lahir pada tahun 1968 di sebuah desa terpencil bernama Sabah Balau, yang saat itu masuk wilayah Kecamatan Kedaton—sebelum adanya pemekaran wilayah. Saat ini, desa tersebut berada di Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan. Ia merupakan anak ketiga dari sepuluh bersaudara dan tumbuh dalam keluarga petani yang sederhana. Sejak kecil, Hudri dikenal sebagai anak yang ceria, mudah bergaul, dan aktif berbicara. Namun, seiring berjalannya waktu, kini ia dikenal sebagai pribadi yang lebih Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Arimbi, S.Ag, M.Pd.I, adalah guru mata pelajaran Bahasa Arab di MAN 1 Bandar Lampung. Ia telah mengabdikan diri di madrasah tersebut sejak 3 Januari 2005. Dikenal dengan sapaan Abi Arimbi atau Abi Chusyairi, ia lahir di Kaliawi, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung, pada tahun 1970. Arimbi merupakan anak sulung dari sepuluh bersaudara, buah kasih dari pasangan Bapak Zakaria (alm) dan Ibu Aminah (almrhumah). Masa pendidikan dasar Arimbi dimulai di Madrasah Ibtidaiyyah al-Khairiyyah Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Hasanah, M.Pd. adalah guru Bahasa Arab di MAN 1 Bandar Lampung. Ia lahir di Teluk Betung, Bandar Lampung, pada tahun 1975. Setelah menamatkan pendidikan dasar dan menengah di kota kelahirannya, Hasanah melanjutkan studi S1 pada prodi Pendidikan Bahasa Arab di IAIN Raden Intan Lampung dan berhasil meraih gelar sarjana pada tahun 2000. Setelah lulus, Hasanah memulai kariernya sebagai pendidik. Pengabdiannya sebagai guru Bahasa Arab ditandai dengan semangat mengajar yang tinggi dan komitmen untuk Baca Selengkapnya .... |
![]() | 5. |
8. Guru Bahasa Inggris |
|
![]() | 1. Tarmadi, M.Pd. was born 58 years ago in a small village called Gandri, located in Pangkur Subdistrict, Ngawi Regency, East Java Province. He is the second of four siblings and the only son in the family. His childhood was spent in his hometown, living a simple village life. Like many children in the countryside, after school he would spend his time playing and herding livestock such as goats and cows. From a young age, he was accustomed to foraging for grass to feed the family’s animals. In the evenings, he would attend Qur’an Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Iis Sholihah is an ASN (civil servant) teacher at the ministry of religion who has been in charge of teaching English at Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandar Lampung since 2000 until now. As the second daughter of eight children of Mr. Ahmad Suhandi.HD and Mrs. Santunah Mulud who have professional backgrounds as administrators and teachers at a family-owned Islamic education foundation. Iis Sholihah has been involved in teaching activities since she was a student at the Aliyah level. Read More .... |
![]() | 3. Heny Astuti , usually called Ms. Heny by her English students, 老师 (Lǎoshī) by her Mandarin Chinese students, Heny by her friends or just Ni by Mr. Hendrawan (head of administration affairs of MAN 1 Bandar Lampung), was born in a small village in Central Lampung names Sendang Asri in 1977. She grew up very happily there. She had a lot of childhood friends who created so many beautiful memories in her life. She went to an elementary school in 1984. It’s SDN 1 Sendang Asri which became her first school. She graduated from the memorable school in 1990. Read More .... |
![]() | 4. Hera Suzana, biasa dipanggil Hera oleh kawan-kawannya, Yaya oleh adik-adiknya dan Mrs. Hera oleh murid-muridnya. Dia lahir di Bukit Kemuning, sebuah desa yang sangat indah yang dikelilingi dua sungai (Sungai Abung dan Sungai Sekipi). Menikah dengan seorang dosen Fakultas Hukum Unila, Dr. Yusdiyanto, Hera dan suami dikaruniai oleh Allah, SWT, 2 putra dan seorang putri “ABaTa”. Hera adalah alumni FKIP Unila jurusan Bahasa Inggris Tahun 2002, dengan masa tempuh pendidikan 4 tahun dan Baca Selengkapnya .... |
![]() | 5. Sisca Novalia, fondly known as "Ika" at home, "Sisca" among friends, and "Miss Sisca" by her students, was born in 1981 in Jakarta's Kayu Putu area. She is the daughter of Obur Setiawan and the late Siti Aisyah. Growing up in Kayu Putu alongside her sisters, Sisca enjoyed a happy childhood filled with cherished memories. Her educational journey began in 1987 at SDN 23 Manna, South Bengkulu. These early school years were marked by both joyful moments and challenges, during which she forged strong bonds with her classmates Merlin and Ferly. Read More .... |
![]() | 6. Khusnul Khoiriyah is an English teacher at MAN 1 Bandar Lampung. Usually, the students call her Ms. Khoir, but her close friends and family always call her Unul. She was born in 1992 in Nambah Dadi, Central Lampung. She went to an elementary school at SD N 1 Nambah Dadi which is located in her village. It just took five minutes from her home, so she always arrived at school earlier than the other students. After graduating from the elementary school in 2004, she continued to SMP N 1 Terbanggi Besar. She just remembered the first time Read More .... |
![]() | 7. Khusnun Afifah or Miss Afifah, one of the English teachers at MAN 1 Bandar Lampung. The youngest of 5 siblings was born in 1997 in Seputih Banyak, Central Lampung. Born and raised in a small village called “Sumber Bahagia Village” really made her grow and become a teenager with an abundance of happiness. The village is full of sweet memories especially with her parents and beloved family. Fifi, usually her family call her, studied at SDN 2 Sumber Bahagia and graduated in 2011. After that, she continued to Read More .... |
9. Guru Bahasa Jerman |
|
![]() | Tahun 1999, seorang calon mahasiswa yang berasal dari sebuah desa kecil di ujung Pulau Sumatra memberanikan diri merantau ke Yogyakarta. Dengan tekad kuat, ia meninggalkan keluarga tercinta demi mengejar cita-cita dan mengukir sepenggal kisah hidupnya. Calon mahasiswa itu bernama Fitria Agustina. Ia dilahirkan ditengah-tengah keluarga pendidik. Ayah dan kakak perempuannya lebih dulu mengabdikan dirinya untuk mengajar dan medidik anak bangsa. Berkuliah di Jogja adalah impian beribu pelajar Baca Selengkapnya .... |
10. Guru Bahasa Mandarin |
|
![]() | Heny Astuti , usually called Ms. Heny by her English students, 老师 (Lǎoshī) by her Mandarin Chinese students, Heny by her friends or just Ni by Mr. Hendrawan (head of administration affairs of MAN 1 Bandar Lampung), was born in a small village in Central Lampung names Sendang Asri in 1977. She grew up very happily there. She had a lot of childhood friends who created so many beautiful memories in her life. She went to an elementary school in 1984. It’s SDN 1 Sendang Asri which became her first school. She graduated from the memorable school in 1990. Read More .... |
11. Guru Matematika |
|
![]() | 1. Drs. H. Tri Sutanto, yang akrab disapa Pak Tri, lahir di Klaten pada tahun 1965. Ia merupakan seorang pendidik yang telah lama mengabdi di dunia pendidikan, yaitu di bidang studi Matematika. Selain mengajar, ia juga dipercaya menjabat sebagai Wakil Kepala Madrasah Bidang Sarana dan Prasarana di MAN 1 Bandar Lampung. Pak Tri menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Bero 1 Trucuk, Klaten, Jawa Tengah. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Cawas, kemudian ke SMA Negeri 1 Cawas, masih di Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Dra. Adiati Kusumo Sudani atau yang akrab dipanggil Bu Adi, lahir pada tahun 1969 di Desa Kutoarjo, Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung—yang pada saat itu masih menjadi bagian dari Kabupaten Lampung Selatan. Ia mengawali pendidikan dasarnya di SD Negeri Kutoarjo, Gedong Tataan, yang ditempuh dari tahun 1975 hingga 1981. Masa sekolah dasar menjadi periode penting dalam hidupnya, karena pada masa inilah ketertarikannya terhadap dunia pendidikan mulai tumbuh. Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Samsurizal, S.Pd., M.Si. lahir di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara pada tahun 1968 dari pasangan Ayah Raffiudin yang berasal dari Kota Pariaman Sumatera Barat dan Ibu dari Kota Ciamis Jawa Barat. Merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Samsurizal berasal dari kata “Syam” yang memiliki arti Matahari dan “Rizal” yang berarti Lelaki. Harapan orang tua dengan nama tersebut Samsurizal kelak dapat menjadi “Lelaki yang dapat bersinar bermanfaat bagi kehidupan”. Di awal pertumbuhan, Rizal nama panggilannya Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Dwianti Marthalena, M.Si., adalah pendidik yang berdedikasi dengan latar belakang pendidikan yang kuat di bidang Matematika Terapan. Terinspirasi oleh kedua orang tuanya yang juga guru, Dwianti menanamkan nilai-nilai penting tentang ketekunan, kejujuran, dan pentingnya ilmu pengetahuan. Dengan pengalaman mengajar yang luas dari tingkat sekolah menengah hingga perguruan tinggi, Dwianti telah memainkan peran penting dalam membentuk generasi muda. Sebagai seorang fasilitator provinsi Baca Selengkapnya .... |
![]() | 5. Joko Dwi Surawu, S.Pd.,M.Si., lahir di kota Solo, Jawa Tengah, pada tahun 1973. Ia merupakan anak pertama dari lima bersaudara dari Bapak Pairan Wiknyo Sugianto dan Ibu Karni. Nama lengkapnya adalah pemberian sang kakek yang sangat mendambakan kelahiran seorang cucu laki-laki. Di lingkungan MAN 1 Bandar Lampung, sapaan akrab "Pak JO" atau "Mas JO" sudah sangat familiar di kalangan siswa, guru, maupun tenaga kependidikan. Sejak awal Agustus 2021 hingga saat ini, beliau mengemban amanah sebagai wakil kepala Baca Selengkapnya ... |
![]() | 6. Agus Sahendra, M.Pd. adalah seorang guru Matematika di MAN 1 Bandar Lampung yang lahir di Bandar Lampung pada bulan Agustus 1987, bulan di mana bangsa Indonesia memperingati hari kemerdekaannya. Agus menyelesaikan pendidikan sekolah dasarnya di SD Negeri 2 Kampung Baru pada tahun 1994. Ia melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung, di mana ia menumbuhkan minatnya dalam bidang sains dan matematika. Agus menyelesaikan jenjang menengah atas di sekolah Baca Selengkapnya .... |
![]() | 7. Septian Dicky Chandra lahir pada tahun 1985 di Punggur, Lampung Tengah, dan dibesarkan di Bandar Lampung, menempuh pendidikan dari TK hingga S2—terakhir meraih gelar Magister Teknik Informatika dari IBI Darmajaya. Meski hidup tanpa privilese, ia gigih mengejar cita-cita berbekal usaha dan doa. Tahun 2019 menjadi titik terang perjuangannya. Kini, ia mengabdi sebagai guru Matematika di MAN 1 Bandar Lampung, telah menikah, dan memiliki empat anak yang menjadi pusat harapan dan impiannya. Baca Selengkapnya .... |
![]() | 8. Pada tahun 1985, di sebuah desa yang asri bernama Way Huwi, lahirlah seorang perempuan bernama Endri Yeni. Ia tumbuh besar dalam keluarga sederhana sebagai anak bungsu, dengan seorang kakak laki-laki yang selalu menjaganya. Masa kecilnya yang penuh tawa dan cerita terukir di sebuah rumah di desa kelahirannya, Way Hui, Lampung Selatan, tempat di mana banyak kenangan manis bermula. Langkah pertamanya dalam dunia pendidikan dimulai pada usia lima tahun, ketika ia masuk TK Dharma Wanita Korpri. Baca Selengkapnya .... |
![]() | 9. Katanya; langit tak perlu menjelaskan bahwa dia tinggi, tapi aku bukan langit, dan aku juga tak tinggi, sehingga setidaknya aku perlu menjelaskan sebagian dari diriku, Terlahir di Jakarta, pada tahun 1983, diberi nama Maria Hotdiana Saragih Sumbayak, 2 kata terakhir dari nama itu adalah boru, boruni Simalungun. Setelah berusia sekitar hampir 6 tahun, Bapak pindah tugas ke Siantar – Simalungun (Sumatera Utara) yang juga merupakan kampung halaman kedua orangtuaku. Bersekolah di dekat rumah Baca Selengkapnya .... |
![]() | 10. Miskiah lahir pada tahun 1986 sebagai anak kelima dari enam bersaudara, dari pasangan Syamsul Anwar (alm.) dan Muslimah. Sejak kecil, Perjalanan pendidikannya dimulai di SD Negeri 1 Pulau Panggung. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia melanjutkan ke SMP Negeri 1 Abung Tinggi, lalu ke jenjang SMA di SMAN 1 Abung Barat. Semangat belajarnya yang tinggi membawanya melanjutkan pendidikan tinggi di STKIP Muhammadiyah Kotabumi—yang kini dikenal sebagai Universitas Muhammadiyah Baca Selengkapnya .... |
12. Guru Fisika |
|
![]() | 1. Drs. Madiyo dilahirkan 58 tahun silam, yaitu pada tahun 1967, di desa terpencil Sritejokencono, Kecamatan Punggur, Kabupaten Lampung Tengah. Ia berasal dari keluarga petani sederhana, putra dari pasangan Bapak Diro Utomo dan Ibu Manis. Pak Madiyo atau Kakang Prabu, begitu sapaan akrabnya, merupakan anak ketiga dari tujuh bersaudara, yang terdiri dari dua laki-laki dan lima perempuan. Perjalanan pendidikannya dimulai di SD N 1 Sritejokencono, di mana ia lulus pada tahun 1978. Kemudian, ia melanjutkan ke Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Ahmad Gumrowi, M.P.Fis., yang akrab disapa “Pak Gum,” lahir di Kebumen pada tahun 1970. Beliau menempuh pendidikan formalnya dimulai dari SDN 01 Sukarame, Bandar Lampung, yang lulus pada tahun 1983, kemudian MTsN Kebumen, Jawa Tengah, lulus pada tahun 1986, dan SMAN Way Halim, Bandar Lampung (sekarang SMAN 5) yang diselesaikannya pada tahun 1989. Pendidikan tinggi jenjang S1 diraih Pak Gum dari Universitas Lampung (Unila) dengan mengambil Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada tahun Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Di sudut bumi yang jarang disebut dalam peta, tersembunyi sebuah jorong—sebutan untuk alamat kecil di Sumatera Barat—bernama Tambun Ijuk. Hamparan sawah hijau terbentang bak permadani yang disulam langit, sementara satu dua rumah adat berbentuk kepala kerbau berdiri anggun, diiringi sapaan ramah penduduk yang terdengar di sana-sini. Di sinilah seorang anak perempuan lahir pada tahun 1996, seorang milenial. Namanya Aisyah Mardini—nama yang panjang untuk seorang perempuan yang kelak tumbuh Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Intan Permata Sari lahir di Lhokseumawe pada tahun 1992. Ia merupakan seorang guru Fisika di MAN 1 Bandar Lampung. Intan menyelesaikan pendidikan S1 di Program Studi Fisika, FKIP Universitas Sriwijaya, pada tahun 2014, setelah memulai studinya pada tahun 2010. Kariernya di dunia pendidikan dimulai pada tahun 2015 sebagai guru IPA di salah satu yayasan swasta di Kota Palembang. Pada Juli 2017, ia melanjutkan kariernya di sebuah sekolah Islam terpadu berasrama (boarding) di Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Baca Selengkapnya .... |
13. Guru Kimia |
|
![]() | 1. Dra. Sainupariah merupakan guru kimia di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandar Lampung. Ia dilahirkan di Tanjungkarang pada tahun 1966. Pendidikan dasarnya diselesaikan pada tahun 1979 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 7 Teluk Betung. Kemudian, ia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Tanjungkarang (yang saat ini dikenal sebagai SMPN 4 Bandar Lampung) dan lulus pada tahun 1982. Setelah itu, ia menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Dra. Efriyenti merupakan salah satu guru Kimia di MAN 1 Bandar Lampung. Ia dilahirkan pada tahun 1968 sebagai anak bungsu dari empat bersaudara di sebuah kampung kecil bernama Padang Tae, yang terletak di Kenagarian Amping Parak, Kecamatan Batang Kapas. Kini, wilayah tersebut telah dimekarkan menjadi Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Kampung halamannya berada dekat dengan pantai yang sangat indah. Pesisirnya berpasir putih, air lautnya jernih berwarna biru, dengan ombak Baca Selengkapnya |
![]() | 3. Arif Fadhilah, M.Ed. merupakan salah satu guru Kimia di MAN 1 Bandar Lampung. Ia lahir pada tahun 1968 di Desa Siboto, Kecamatan Kalijambe, sekitar 2 km dari Situs Purbakala Sangiran, Jawa Tengah. Pendidikan sekolah dasarnya diselesaikan di SD Muhammadiyah Siboto pada tahun 1981. Pendidikan tingkat menengah pertama ditempuh di dua sekolah, dimulai di SMPN 1 Gemolong yang hanya diikuti selama satu semester. Pada semester kedua, ia pindah ke SMPN 6 Tanjung Karang karena mengikuti orang tuanya yang Baca Selengkapnya |
![]() | 4. Mega Binziria lahir di Tanjung Karang pada tahun 1970 dari pasangan Abati Nadirsyah Anoem dan Ummi Mas A’ini. Ia memiliki tiga orang kakak dan satu orang adik, yang semuanya tinggal di kota tercinta, Bandar Lampung. Mega menjalani hidup dengan penuh kebahagiaan dan kerukunan bersama saudara-saudaranya. Banyak kenangan indah dari masa kecilnya yang tak terlupakan. Mega kecil sering mengikuti kakak laki-lakinya bermain—mulai dari bermain kelereng, adu buah kedondong, hingga bermain layangan. Baca Selengkapnya .... |
![]() | 5. Emma Hermawati, biasa dipanggil Ibu Emma oleh peserta didik MAN 1 Bandar Lampung. berdarah Sunda lahir di Serang, pada tahun 1973. Lahir dari ayah, Hi Eddy Supardi seorang pegawai negeri sipil (PNS) dan Ibu H. I. Sulasiah adalah seorang ibu rumah tangga. Pendidikan dasar dan menengah sebagian besar ditempuhnya di Jawa Barat. SDN VI Cianjur, SMPN 1 Majalengka dan SMAKBo (Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor), barulah ketika memasuki perguruan tinggi di tahun 1994, memutuskan untuk memilih Baca Selengkapnya .... |
![]() | 6. Di sebuah sudut Kota Medan, pada tahun 1994, lahirlah seorang anak laki-laki yang kelak menapaki hidup dengan penuh keyakinan. Ia diberi nama Doni Oka Syahriza, putra pertama dari pasangan Ibu Elvina Susilawati Nasution dan Bapak M. Arifin. Dunia kini mengenalnya dengan sapaan akrab: Pak Oka—sebuah nama yang kini akrab terdengar di ruang-ruang kelas, menjadi suara yang menuntun murid-murid pada ilmu dan harapan. Masa kecil Doni dipenuhi dengan kisah perpindahan dan pencarian. Ia memulai Baca Selengkapnya .... |
14. Guru Biologi |
|
![]() | 1. Drs. Mangarahon, yang akrab disapa Pak Aon atau Pak Ahon oleh murid-murid dan rekan-rekannya, lahir di Tanjung Karang pada tahun 1966. Sejak kecil, ia telah menunjukkan kecintaan pada ilmu pengetahuan dan ketekunan dalam belajar. Masa kecilnya diwarnai dengan semangat juang yang tinggi, yang kelak membentuk fondasi kesuksesannya di dunia pendidikan. Ia mengawali pendidikan formal di SD Negeri Surabaya, Kedaton, Bandar Lampung, dan berhasil menamatkannya pada tahun 1980 dengan predikat juara umum, menempati Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Dra. Yuniarti, yang akrab dipanggil “ Bu Yuni” dilahirkan pada tahun 1967 oleh pasangan suami istri yang berprofesi sebagai petani kecil di sebuah desa di kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Sebagai anak ke-11 dari sebelas bersaudara, sejak kecil ia selalu dibimbing oleh kakak-kakaknya baik dalam bermain maupun dalam belajar. Wal hasil di setiap jenjang sekolahnya, dia selalu menjadi juara, baik di tingkat SD, SMP bahkan di SMA-nya. Pada usia 5 tahun, Yuni kecil telah kehilangan ayahanda tercinta. Sejak saat itu, tinggallah Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Dra. Adelarina, sosok yang kini dikenal dengan sapaan hangat Bu Ade di kalangan siswa MAN 1 Bandar Lampung, menyimpan kisah hidup yang sarat makna dari perjalanan panjangnya di dunia pendidikan. Ia lahir di Ogan Komering Ilir, tepatnya di Kayu Agung, Sumatera Selatan, dan diberi nama kecil Rina oleh orang tuanya. Nama itu begitu lekat dengan masa kecilnya, meski kini hanya segelintir orang terdekat—seperti Minan dan Jeng Durul, dua sahabat lamanya—yang masih menyapanya dengan nama penuh keakraban itu. Masa kecil Rina tidaklah sederhana. Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Rina Indra Sari lahir di Bandar Lampung pada tahun 1983. Sebagai anak keempat dari tujuh bersaudara, ia tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tidak manja. Hal ini tak lepas dari pengalamannya diasuh oleh kakek dan neneknya sejak kecil di Desa Kedondong, Kabupaten Pesawaran, yang lokasinya cukup jauh dari tempat tinggal kedua orang tuanya. Kehidupan di desa tersebut juga menumbuhkan kedekatannya dengan alam serta pemahamannya akan suka duka kehidupan seorang cucu petani. Sejak kecil, ketika ditanya tentang Baca Selengkapnya .... |
![]() | 5. Lahir di Bandar Lampung pada 1995, Nina Nabilah telah jatuh cinta pada Biologi sejak masih duduk di bangku MAN 1 Bandar Lampung sebagai siswi angkatan 2010. Saat itu, di laboratorium sekolahnya, ia pertama kali terpesona menyaksikan gerak sitoplasma dalam sel daun Hydrilla dan terpana oleh mekanisme fotosintesis yang sempurna. Kecintaan ini terus berkembang hingga memandunya meraih gelar S1 Pendidikan Biologi dari Universitas Lampung, di mana ia sempat menjadi asisten praktikum Anatomi Baca Selengkapnya .... |
15. Guru Ekonomi |
|
![]() | 1. Di balik prestasi gemilang siswa-siswi MAN 1 Bandar Lampung pada mata pelajaran Ekonomi, ada satu sosok guru yang selalu hadir membimbing para siswa-siswinya dengan telaten: Yemmi Makla, M.Pd.. Lahir di Tanjung Karang pada tahun 1973, Bu Yemmi—begitu ia akrab disapa—adalah anak keenam dari tujuh bersaudara. Ia tumbuh dalam keluarga yang penuh dengan dukungan terhadap pendidikan. Sejak kecil, ia dikenal tekun dan rajin, dua sifat yang kelak membentuk jalan hidupnya sebagai pendidik. Perjalanan pendidikannya dimulai Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Ida Yulianti lahir di Tanjung Karang pada tahun 1974, sebagai anak kelima dari enam bersaudara. Dibesarkan sebagai anak seorang prajurit TNI, ia dididik untuk memiliki mental yang kuat dalam menghadapi kehidupan. Pengalaman ditinggal ayahnya bertugas selama tiga tahun di Irian Jaya (Papua) sempat menumbuhkan cita-citanya untuk menjadi anggota Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad). Namun, ibunya lebih merestui Ida dan saudara-saudara perempuannya untuk berprofesi sebagai guru. Perjalanan pendidikan Ida Baca Selengkapnya .... |
![]() | |
![]() | 3. Novia Uswatun Hasanah, dilahirkan di Lamongan Jawa Timur tepatnya pada bulan November. Novia terlahir sebagai anak pertama dari pasangan aba M. Luthfie Aziz dan ibu Muthmainnah. Nama Novia diberikan oleh kepala sekolah saat sang aba bekerja, karena pada saat itu ibunda melahirkannya di Jawa sedangkan aba bekerja di Lampung. Karena belum adanya telepon ataupun Handphone maka melalui surat telegram ibu memberikan kabar bahwa telah melahirkan anak pertamanya berjenis kelamin perempuan. Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Azka Nahdhiana, akrab disapa Azka, lahir di sebuah dusun kecil di Kota Gajah, Lampung Tengah. Masa kecilnya diwarnai dengan perpindahan tempat tinggal mengikuti pekerjaan orang tuanya, hingga akhirnya ia menetap di Kota Metro. Di kota kecil inilah berbagai kisahnya bermula. Metro, meski kecil, menyimpan segudang cerita. Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, Azka memiliki jarak usia yang cukup jauh dengan adik keduanya, yaitu sembilan tahun. Hal ini memberikannya kesempatan untuk mendapatkan Baca Selengkapnya .... |
16. Guru Geografi |
|
![]() | 1. Irma Dahlia merupakan salah satu guru Geografi di MAN 1 Bandarlampung sejak Juli tahun 2003. Menjadi seorang guru bukanlah impiannya, namun karena kedua orang tuanya menginginkan Irma menjadi seorang guru, akhirnya dengan berat hati Irma mengikuti keinginan kedua orang tuanya. Awal mula menjadi seorang guru begitu berat ia rasakan. Namun dengan berjalannya waktu, Irma banyak berinteraksi dengan peserta didik, ia merasakan sesuatu yang berbeda dengan begitu banyak suka dan duka yang Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Fahmi Astathi lahir di Pringsewu pada tahun 1995. Ia menamatkan studi di Universitas Lampung dengan prestasi cumlaude Program Studi Pendidikan Geografi tahun 2017. Kiprahnya di dunia pendidikan dimulai dari guru honorer hingga diterima sebagai CPNS di MAN 1 Pesisir Barat. Ia meraih sejumlah penghargaan nasional, termasuk juara e-modul 2020, menjadi Instruktur Nasional tindak lanjut hasil AKMI, dan menembus 100 besar penulis karya ilmiah Kemenag dalam ajang Guru Madrasah Menulis. Ia juga meraih Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Mengawali karier sebagai guru Geografi di MAN 1 Bandar Lampung pada tahun 2018, Putri Nadia, M.Pd., memiliki latar belakang pendidikan yang kuat di bidangnya. Setelah lulus cum laude dari Pendidikan Geografi Universitas Lampung pada tahun 2018, ia terus mengembangkan diri dengan meraih gelar S2 di Manajemen Pendidikan Islam dari Universitas Raden Intan Lampung (2022-2023). Terinspirasi oleh kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai guru dan dosen, Nadia berupaya menanamkan nilai-nilai luhur Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Raudatul Jannah lahir di Kota Bumi, Lampung Utara, sebagai anak ketiga dari tiga bersaudara yang kesemuanya adalah perempuan. Marwah, begitulah orang tua dan kakak-kakaknya memanggilnya. Dahulu sewaktu kecil Rauda seringkali sakit setiap bulannya, sampai akhirnya para ‘tetua’ dalam keluarga menyarankan untuk mengubah namanya. Saat itu beberapa kali sang ibunda sholat tahajjud dan istikhoroh untuk memohon petunjuk dari Allah, sampai akhirnya suatu malam beliau bermimpi sedang sa’i dari bukit Baca Selengkapnya .... |
17. Guru Sejarah |
|
![]() | 1. Eko Astuti, S.Pd., yang akrab disapa Ibu Eko atau Bunda Eko, dilahirkan di Teluk Betung pada tahun 1967. Sebagai anak pertama dari sepuluh bersaudara, ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang hangat dan penuh kebersamaan. Kehidupan sederhana yang dijalani memberikan fondasi yang kuat bagi Eko Astuti untuk meraih cita-citanya. Pendidikan dasarnya dimulai di SD Inpres Kupang Teba, Bandar Lampung dari tahun 1975 hingga 1980. Di sana, ia mulai menunjukkan ketertarikan pada ilmu pengetahuan, Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Rosita, S.Pd. adalah sosok yang dikenal tidak hanya karena perannya sebagai guru, tetapi juga karena cintanya terhadap dunia pendidikan. Ia tumbuh dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih dari pasangan H. Ahmad Zubaidi Ralil dan Hj. Ramlah. Sejak kecil, Bu Rosita, demikian ia biasa dipanggil oleh rekan-rekan dan murid-muridnya, telah menunjukkan ketekunan dan semangat dalam menuntut ilmu. Masa sekolah dasar menjadi titik awal ketertarikannya terhadap dunia belajar-mengajar. Setiap pagi, ia pergi Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Emaliya adalah seorang guru profesional yang mengabdikan dirinya di Madrasah Aliyah Negeri 1 (MAN 1) Bandar Lampung, sebuah sekolah menengah atas negeri yang terletak di Jalan Letkol H. Endro Suratmin, Sukarame, Bandar Lampung. Lahir pada tanggal pada tahun 1970, Emaliya mengajar mata pelajaran Sejarah Indonesia di MAN 1 Bandar Lampung, yang dikenal dengan akreditasi A dan komitmennya dalam mencetak generasi berkarakter unggul dan berprestasi. Sebagai bagian dari tenaga pendidik di Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Sri Lisdayeni, M.Pd. yang akrab disapa “Bu Lisda,” lahir di Teluk Betung pada tahun 1973. Beliau menempuh pendidikan formalnya dimulai dari SDN 01 Labuhan Ratu Kedaton, Bandar Lampung, yang lulus pada tahun 1985. Kemudian SMP Negeri 8 Labuhan Ratu Bandar Lampung lulus pada tahun 1988. Melanjutkan pendidikan di SMAN Way Halim Bandar Lampung (sekarang SMAN 5) yang diselesaikannya pada tahun 1991. Pendidikan tinggi jenjang S1 diraih Bu Lisda dari Universitas Lampung (Unila) dengan mengambil Baca Selengkapnya .... |
![]() | 5. Leni Herlina, S.Pd., atau biasa dipanggil Leni, lahir di Bandar Lampung pada tahun 1975. Dengan tinggi badan 160 cm, Leni dikenal sebagai pribadi yang tegas. Leni mengenyam pendidikan di Universitas Lampung (UNILA), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan IPS Program Studi Sejarah. Walaupun saat itu dunia pendidikan bukanlah pilihan utama baginya, kecintaan terhadap sejarah dan interaksi dengan anak muda akhirnya membawa Leni mencintai profesinya sebagai seorang guru. Leni punya perjalanan yang Baca Selengkapnya .... |
![]() | 6. Ithfa Harum Eka Pratiwi, yang akrab disapa Tiwi, lahir di Bandar Lampung pada tahun 1994. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dan dikenal sebagai pribadi yang ceria serta penyayang, meskipun hidup tak selalu berjalan mulus seperti yang diharapkan. Tiwi dibesarkan dalam keluarga sederhana, dengan kedua orang tua yang berprofesi sebagai guru. Pendidikan awalnya dimulai dari TK hingga SD di TK-SD Persit (SD II-5 Bandar Lampung), kemudian dilanjutkan ke MTsN 1 Bandar Lampung dan MAN 1 Bandar Baca Selengkapnya .... |
18. Guru Sosiologi |
|
![]() | 1. Rohmah adalah sapaan dari keluarga dan teman-temannya di masa kecil. Namun belakangan sering dipanggil Fathur sejak menjalani studi di perkuliahan. Alasannya sederhana, di saat masa pra OSPEK, dia berkenalan dengan mahasiswa baru lainnya. Baru sebentar dia berkenalan, dia sudah menemukan empat orang dengan nama panggilan yang sama “Rohmah” dari 4 jurusan berbeda, padahal saat itu di fakultas ada 7 jurusan. Ingin tampil beda, ia pun mulai mengubah panggilannya saat berkenalan. Rupanya nama Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Kherliati, biasa dipanggil Lili oleh kawan-kawan dan rekan sekerjanya dan Bu Lili oleh murid-muridnya, lahir di Jakarta, tepatnya di Tubagus Angke, sebuah wilayah di Jakarta Barat yang sangat padat penduduknya, pada tahun 1975. Demi mencari ketenangan dan menjauhkan anak-anak dari kepadatan ibu kota, orang tua Lili memutuskan untuk pindah ke Pulogebang, Jakarta Timur, saat Lili berusia 5 tahun. Kala itu, Pulogebang masih berupa kawasan asri dengan pepohonan rindang dan populasi yang tidak Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Rahmadiah Suciati, also known as Uci, Cay, or Ucis, is a teacher at her former high school, MAN 1 Bandar Lampung, where she was once a student. She has two years of experience as a Sociology teacher at a public high school. In her classes, she creates a fun and friendly learning environment. She makes lessons that help students think deeply and understand social issues. Rahmadiah wants her students to feel confident, informed, and ready to take part in their communities. She believes that learning should help students Read More .... |
19. Guru Antropologi |
|
![]() | Ithfa Harum Eka Pratiwi, yang akrab disapa Tiwi, lahir di Bandar Lampung pada tahun 1994. Ia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dan dikenal sebagai pribadi yang ceria serta penyayang, meskipun hidup tak selalu berjalan mulus seperti yang diharapkan. Tiwi dibesarkan dalam keluarga sederhana, dengan kedua orang tua yang berprofesi sebagai guru. Pendidikan awalnya dimulai dari TK hingga SD di TK-SD Persit (SD II-5 Bandar Lampung), kemudian dilanjutkan ke MTsN 1 Bandar Lampung dan MAN 1 Bandar Baca Selengkapnya .... |
20. Guru Pendidikan Pancasila |
|
![]() | 1. Drs. Solahuddin Harahap adalah guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang telah mengabdi di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandar Lampung sejak 1 Maret 1993. Ia dikenal dengan berbagai panggilan akrab seperti Pak Sol, Pak Solah, atau Pak Salahuddin. Solahuddin lahir dan dibesarkan di Desa Kampung Huta Gunung Intan, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatra Utara, pada tahun 1965. Ia merupakan anak ketujuh dari sepuluh bersaudara, putra dari Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Rizyanti Andeswaybel lahir di Belalau pada tahun 1976 tepatnya di Pekon Waysemangka. Belalau merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lampung Barat, sedangkan pekon Waysemangka adalah satu desa yang indah dan dikenal dengan pekon berkelok yang merupakan salah satu kampung semi modern. Terlahir dari pasangan ayahnda Maulana Muslini dan Ibunda Rodiah binti Abdurrahman, dia menghabiskan masa kecilnya bersama keluarga dan anak-anak sebayanya sampai usia 15 tahun yakni hanya Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Mulyanti yang lahir di Bandar Lampung pada bulan September 1997. Ia terlahir sebagai anak ke empat dari empat bersaudara. Ia lahir dari keluarga yang sederhana, oleh karna itu sejak kecil ia dituntut untuk menjadi seorang anak yang mandiri. Ia memiliki mimpi suatu saat ingin bekerja di BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) yaitu di bidang perpajakan, saat itu dirinya terinspirasi oleh salah satu teman kakaknya yang sedang bermain ke rumahnya, karena ia terlihat begitu berkecukupan dari segi materi Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Yosi Nurillahi Brillianti, S.Pd., atau yang akrab disapa Miss Yosi, adalah seorang guru muda yang lahir di Bandar Lampung pada tahun 2002. Selama menempuh studi di Universitas Pendidikan Indonesia, Miss Yosi aktif dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Himpunan Mahasiswa Civic Hukum dan memperluas jaringan serta kemampuan organisasinya sebagai Liaison Officer (LO) pada kegiatan lomba kabaret sopan kaluhur-5 tingkat Jawa Barat, merupakan kegiatan perlombaan kebudayaan melalui seni teater. Baca Selengkapnya .... |
21. Guru Seni Budaya |
|
![]() | 1. Sitta Yunita, atau akrab dipanggil De Ita oleh keluarganya, lahir di Tanjung Karang pada tahun 1983, tepat pada saat gerhana matahari total. Sebuah momen langka yang seolah memberi warna tersendiri pada perjalanan hidupnya. Sebagai anak bungsu dari 6 (enam) bersaudara, Ita dibesarkan dalam keluarga sederhana dengan orang tua yang berprofesi sebagai guru. Pengalaman tumbuh di keluarga yang penuh kasih sayang namun penuh kedisiplinan, membuatnya memiliki jiwa yang kuat dan selalu berusaha Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Yuliana, S.Pd., sosok guru yang dikenal ramah, inspiratif, dan penuh semangat dalam menjaga dan turut serta mengembangkan budaya Lampung. Lulusan Seni Tari Universitas Lampung ini telah mendedikasikan dirinya sebagai guru seni budaya yang tidak hanya mengajar di dalam kelas, tetapi juga menanamkan rasa cinta terhadap budaya kepada siswa-siswinya. Salah satu upaya konkret yang ia lakukan adalah mengenalkan Tari Bedana kepada siswa kelas 10, sebagai bentuk pelestarian budaya daerah. Berpegang pada Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Rr. Tri Arum Wulandari — atau akrab disapa Arum, lahir di Metro pada 1 Maret. Anak bungsu dari tiga bersaudara ini dikenal sebagai pribadi yang ceria, penyayang, suka bercanda, dan selalu membawa suasana positif di sekitarnya. Meskipun hidup kadang tak selalu berjalan mulus. Arum mengawali pendidikannya di SD Kartika II-5 (SD Persit), lalu melanjutkan ke SMPN 4 Bandar Lampung, SMAN 1 Bandar Lampung, dan kemudian menempuh pendidikan tinggi (S1) di Universitas Lampung, Program Studi Pendidikan Baca Selengkapnya .... |
22. Guru PJOK |
|
![]() | 1. Suseno, S.Pd., yang akrab disapa Cak No oleh rekan-rekannya atau Pak Seno oleh murid-muridnya, lahir pada tahun 1973 di sebuah desa kecil bernama Pace Kulon, Kecamatan Pace, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur—sebuah wilayah yang dikenal sebagai “Kota Angin”. Ia menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 2 Pace Kulon, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Pace. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah pertama, Suseno melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA di Kota Nganjuk. Usai menyelesaikan pendidikan Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Wahid Abdurrahman adalah seorang guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (Penjaskes) di MAN 1 Bandar Lampung. Ia lahir di Bandar Lampung pada tahun 1992. Perjalanan pendidikannya dimulai di SD Muhammadiyah 1 Bandar Lampung, tempat ia menyelesaikan sekolah dasar pada tahun 2004. Setelah itu, ia melanjutkan ke MTsN 1 Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2007. Sejak di bangku madrasah tsanawiyah, Wahid aktif dalam berbagai kegiatan olahraga, yang kelak Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Ardiansyah, yang biasa dipanggil Ardi atau Ardian, merupakan guru mata pelajaran PJOK di MAN 1 Bandar Lampung. Ia lahir pada tahun 1989 di Desa Rumbia, Lampung Tengah, dan merupakan anak satu-satunya dari Bapak Suroto dan Ibu Watini. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai petani dan masih menekuni pekerjaan tersebut hingga saat ini. Hobi berolahraga dan berpetualang di alam bebas sudah dimilikinya sejak kecil, yang dilakukannya bersama teman-teman di desa kelahirannya. Ia menempuh pendidikan Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Fenny Fitriani, yang akrab disapa Fenny, lahir di Bandar Lampung pada tahun 1996. Ia merupakan anak pertama dari dua bersaudara, putri dari pasangan Fahruzi dan almarhumah Kasni. Fenny memulai pendidikan formalnya di TK Among Putra, kemudian melanjutkan ke SDN 2 Way Halim Permai. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia bersekolah di SMPN 12 Bandar Lampung, dan meneruskan ke jenjang SMA di SMA Muhammadiyah 2 Bandar Lampung. Setelah lulus SMA, Fenny melanjutkan pendidikan tinggi di Baca Selengkapnya .... |
23. Guru Informatika |
|
![]() | 1. Lucky Ananda Saputra, yang akrab disapa Luki, lahir di Bandar Lampung pada tahun 1996. Ia merupakan anak keenam sekaligus anak bungsu dari enam bersaudara, putra dari pasangan almarhum Bapak Adni, seorang wirausahawan, dan Ibu Zuraidah, seorang ibu rumah tangga. Nama "Lucky" diberikan oleh sang ayah dengan harapan agar sang anak selalu diberkahi keberuntungan dalam hidupnya. Bagi Luki, menjadi anak bungsu bukanlah sesuatu yang selalu menyenangkan. Ia merasa kerap dimanjakan Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Bayu Adhi Prabowo, akrab dipanggil Pak Bayu, lahir di Tanjung Karang pada tahun 1997. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan dasarnya ditempuh di SD Alkautsar Bandar Lampung (2004–2010), dilanjutkan ke SMP Alkautsar (2010–2013), dan kemudian SMA Alkautsar (2013–2016). Sejak memasuki jenjang SMA, ketertarikan Bayu terhadap dunia komputer mulai tumbuh, berawal dari kegemarannya bermain game di PC. Dari sana, minatnya terhadap komponen-komponen komputer dan perkembangan Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Siska Febriani, yang akrab disapa Bu Siska atau Miss Siska oleh para siswa, merupakan seorang guru Informatika di MAN 1 Bandar Lampung. Ia lahir di Kota Bandar Lampung pada tahun 1997 sebagai anak keempat dari lima bersaudara. Ayahnya bekerja sebagai penjahit, sementara sang ibu berjualan sandal dan sepatu di salah satu pasar modern di kota tersebut. Pada usia enam tahun, Siska memulai pendidikan dasar di SDN 4 Sukajawa, kemudian melanjutkan ke SMP Perintis 1 Bandar Lampung pada tahun 2009. Setelah Baca Selengkapnya .... |
24. Guru Bimbingan & Konseling |
|
![]() | 1. Yuli Mar’ati, yang akrab disapa Uli atau Yuli, adalah guru Bimbingan dan Konseling yang mulai mengajar sejak tahun 2021. Lahir di Way Kanan pada tahun 1993, ia menempuh pendidikan S1 Psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Di luar aktivitas mengajarnya, Yuli gemar menyanyi, fotografi, bermain badminton, dan menonton film atau drama. Salah satu kenangan lucunya terjadi saat SMA, ketika ia lupa membawa bawahan mukena saat hendak salat Idul Adha di lapangan dekat rumah, dan akhirnya Baca Selengkapnya .... |
![]() | 2. Yohan Nina, saat ini adalah Guru Bimbingan Konseling di MAN 1 Bandar Lampung yang lahir di Kalianda tepatnya di Kelurahan Bumi Agung Lampung Selatan. Siswa/i nya biasa memanggilnya dengan sebutan Bu Nina. Ia tumbuh dan besar dilingkungan pedagang karena kedua orangtuanya adalah pedagang, Nina merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Kakaknya saat ini bekerja di rumah sakit umum yang ada di Kalianda sebagai tenaga medis, sedangkan adiknya bekerja di Dinas Pertanian kabupaten Lampung Selatan. Baca Selengkapnya .... |
![]() | 3. Rr. Eka Kawuri Handayani, S.Psi, lahir pada tahun 1982. Ia adalah putri dari pasangan R. Sumardiko dan Rini Sukismi. Ayahnya adalah seorang pegawai swasta dan ibunya berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara. Sejak kecil, nilai-nilai karakter yang kuat, terutama kejujuran, ditanamkan oleh kedua orang tuanya. Rr. Eka Kawuri Handayani memiliki dua adik perempuan bernama Rr. Dwi Ratih Nugraheni dan Rr. Tri Arum Wulandari. Pada usia empat tahun, ia memulai pendidikannya di TK Pertiwi Metro, Baca Selengkapnya .... |
![]() | 4. Dina Kurniasih, S.Pd.I, yang akrab disapa Dina, lahir pada tahun 1987 di sebuah desa kecil di Provinsi Sumatra Barat. Ia merupakan anak kedua dari lima bersaudara dalam keluarga yang penuh kasih, dibesarkan oleh kedua orang tuanya, Bapak Ismar dan Ibu Nur’aini. Sejak usia dini, Dina telah menunjukkan semangat dan tekad kuat untuk terus maju dan mengembangkan diri. Ia memulai jenjang pendidikannya di TK Raudhatul Athfal di Kecamatan IV Angkat Candung pada tahun 1992. Setelah menyelesaikan Baca Selengkapnya .... |
![]() | 5. Nur Afifah lahir di Titi Wangi, Lampung Selatan, pada tahun 1988 sebagai anak tunggal dari pasangan Bapak Abdul Haris dan Ibu Siti Fatimah. Masa kecilnya dihabiskan di Cintamulya, sebuah desa yang penuh keteduhan, sebelum kemudian keluarganya pindah ke Bandar Lampung ketika ia masih duduk di taman kanak-kanak, tepatnya di TK Al-Jami’. Awal masa sekolah dasar dijalani di SD Negeri 5 Sukarame hingga kelas tiga, saat keluarga mereka tinggal di Perumahan Korpri Blok C5 No. 6. Setelah itu, mereka menetap di Baca Selengkapnya .... |
![]() | 6. Muhammad Faris, yang akrab disapa Kakak Kais di lingkungan keluarga besarnya, lahir di Bandar Lampung pada tahun 1996. Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, ia tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tidak manja. Sejak kecil, Faris diasuh oleh kakek dan neneknya di Tanjung Karang Timur, yang lokasinya cukup jauh dari tempat kerja kedua orang tuanya di Desa Kaliayu, Kecamatan Tanjung Bintang. Saat itu, ayah dan ibunya bertugas sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan penempatan di Baca Selengkapnya .... |
![]() | 7. Ahmad Fajri, S.Pd. lahir pada tahun 1994 di Bandar Lampung. Ia adalah putra dari pasangan H. April Hamid dan Hj. Dra. Indriati. Ahmad Fajri memiliki dua kakak, yaitu Zulpan Armeidi, S.H., dan Lenny Apriyanti, S.Pd. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai Aparatur Sipil Negara. Sejak kecil, mereka menanamkan nilai-nilai kejujuran, kebaikan terhadap sesama, serta pentingnya ibadah kepada Allah SWT. Ahmad Fajri memulai pendidikannya di taman kanak-kanak pada usia 6 tahun, dan setahun kemudian, pada tahun 2000, ia melanjutkan ke Baca Selengkapnya .... |
